Tous les chapitres de : Chapitre 11 - Chapitre 20

192

Bab 11

"Sudah menerima sebagian bayarannya?" Raka memperjelas maksud Salsa yang dijawab anggukan kepala oleh gadis itu.Sebab, memang masih ada bayaran yang akan didapatkannya sampai akhirnya kontrak kerja sama mereka selesai. Lama Raka melihat wajah Salsa yang tampak begitu gelisah. Mungkin ... karena terlalu takut padanya?Hal ini membuat Raka menghela napas--merasa kasihan pada Salsa.Lagi-lagi, dia teringat kesalahannya sebelumnya. "Apa kau tidak ingin menyelesaikan skripsimu?" tanya Raka tiba-tiba.Mata Salsa membelalak--terkejut mendengar pertanyaan Raka.Dia merasa tidak pernah bercerita tentang perkuliahannya. Bahkan pada Indri sekalipun!Lantas Raka tahu dari mana? Sungguh menimbulkan pertanyaan besar di benaknya. Namun, Salsa tak berani mengutarakannya."Sebagai ucapan maaf, kau boleh melanjutkan kuliahmu," ungkap Raka. Salsa masih diam dalam pikirannya, tepatnya gadis itu masih bingung dengan apa yang dia dengar. "Kenapa hanya diam? Kau tidak mau?" tanya Raka yang m
last updateDernière mise à jour : 2024-06-25
Read More

Bab 12

Salsa sendiri berusaha berkonsentrasi dengan pekerjaannya.Namun saat sibuk mencuci piring, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Salsa pun sejenak menghentikan aktivitasnya dan mengambil ponselnya yang tergeletak asal di atas meja. Dia menerima pesan tapi dari nomor yang tidak dikenal. [Tolong antarkan kopi] Salsa pun mencoba untuk melihat wajah yang ada di profil aplikasi hijau tersebut.Terpampang pria yang mengenakan kemeja putih di sana.Wajahnya begitu tampan.Tunggu... Pak Raka? Membuat Salsa pun semakin melihat dengan jelas agar tak salah dalam melihat orang. Saat itu untuk sejenak Salsa terdiam mematung memandangi pahatan wajah Raka yang sempurnan. Alis tebal, hidung mancung, dan rahang tegas. "Salsa?" panggil Bik Iyem. Seketika membuat Salsa pun terkejut bukan main. "Ya ampun, kamu sampai kaget begitu, maaf," ujar Bik Iyem merasa bersalah.Sedangkan Salsa menelan ludah dengan susah payah karena barusan dikejutkan dengan pesan dari Raka, serta kedatangan Bik
last updateDernière mise à jour : 2024-06-29
Read More

Bab 13

Mata Salsa terbelalak melihat pintu yang tertutup rapat. Dengan refleks dia pun melihat Raka. Tampan benar tampan, tapi juga sangat menyeramkan di mata Salsa. Membuat peluhnya pun mulai bercucuran menahan rasa takut yang terlintas di benaknya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Salsa bertanya-tanya dalam benaknya. "Apakah saya terlalu menakutkan?" tanya Raka tiba-tiba.Pria itu bertanya demikian karena ketakutan Salsa begitu berlebihan saat melihat wajahnya. Bukankah seharusnya Salsa tidak perlu lagi takut begini setelah pertemuan mereka tadi siang? Penasaran, Raka menatap dalam mata Salsa. "Jawab!" titah pria itu dengan suara beratnya. Salsa meneguk saliva mendengar pertanyaan Raka. Dia bingung harus menjawab apa. Mungkinkah Raka main tangan padanya setelah menjawab jujur? Salsa takut dengan segala pikirannya yang benar-benar sangat menyiksanya. "Hey, kenapa hanya diam? Saya bertanya Salsa?" tanya Raka untuk yang ketiga kalinya, karena sampai saat inipun
last updateDernière mise à jour : 2024-06-30
Read More

Bab 14

Tak mau terlalu memikirkan ucapan Mayang, Salsa pun memilih segera ke kamarnya dan tidur.Dia ingin melupakan semuanya dan beristirahat sejenak--sebelum memulai hari esok untuk berkuliah.Hanya saja, dia agak sedikit telat karena perutnya tidak nyaman.[Kamu di mana?]Begitu selesai membersihkan diri, Salsa menemukan satu pesan masuk di ponselnya. Tanpa melihat kontaknya, Salsa sudah tahu bahwa yang mengirimkan pesan padanya adalah Raka. Tapi, dia bingung.Haruskah dia membalas pesan itu atau tidak? [Salsa!] Pesan kembali masuk membuat Salsa terbelalak. Segera, dia membalasnya.[Di rumah, Tuan] [Saya tunggu di persimpangan jalan!] Sesaat kemudian Salsa pun kembali menerima pesan balasan dari Raka. [Jangan membuat saya menunggu lebih lama!] Panik, Salsa pun gegas meraih tasnya kemudian segera berlari dengan sekuat tenaga untuk sampai di persimpangan jalan seperti yang dikatakan oleh Raka. Sayangnya, Salsa tidak menemukan keberadaan Raka. "Di mana--"Grap!Tiba-tiba saja,
last updateDernière mise à jour : 2024-06-30
Read More

Bab 15

Hanya saja, Raka tak menyangka di tengah jam kerja, dirinya kembali mengingat saat Salsa sedang bersama dengan temanya yang tampak begitu akrab.Mengapa dia begitu terganggu?Bahkan, hingga pukul dua siang!Tak tahan, Raka lantas mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan. [Kamu di mana?] [Saya mau pulang, Tuan] Membaca pesan Salsa, Raka pun segera bangkit dari duduknya dan menyambar kunci mobilnya.Namun sesampainya di pintu gerbang kampus, Raka tidak melihat keberadaan gadis itu. Mungkinkah Salsa masih berasa di dalam kelasnya?[Saya ada di gerbang kampus] Sekali lagi, Raka mengirimkan pesan pada gadis itu. * * *'Hah?'Di sisi lain, Salsa terkejut setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Raka. Ia tak tahu Raka akan menjemputnya. Sedangkan, dirinya kini sudah pulang bersama dengan Evan. "Kamu kerja di mana?" tanya Evan sambil terus mengemudikan motornya.Salsa tersadar dari lamunannya dan segera menunjuk rumah besar. "Di sana."Cit!Evan pun menghentikan sepeda mot
last updateDernière mise à jour : 2024-07-02
Read More

Bab 16

Di sisi lain, Raka memejamkan mata sejenak.Wajahnya kini cukup ngilu.Jika itu orang lain, mungkin Raka sudah melemparnya dari ketinggian ini.Tapi, ini Salsa. Istri keduanya itu sudah sangat takut padanya. Menghela napas, Raka pun terpaksa menahan emosinya.Lagi."Tolong kompres wajahku," ucap Raka pada akhirnya. Mendengar itu, Salsa pun segera melakukannya."Kenapa kamu selalu ceroboh?" Pertanyaan Raka di sela proses pengompresan membuat Salsa makin merasa tak enak. "Maaf, Tuan." "Ck! Selalu saja mengatakan maaf!" gerutu Raka.Salsa gemetar.Dia pun memutuskan terus mengompres wajah Raka tanpa berbicara lagi. Hanya saja, tatapan keduanya tak sengaja bertemu.Secepat mungkin Salsa memutuskan pandangan karena itu sangat tidak nyaman. Sedangkan Raka tampak biasa saja. "Bagaimana hari ini di kampus?" tanya Raka berbasa-basi. "Apanya?" tanya Salsa bingung. "Perasaanmu seperti apa saat di kampus?" Raka pun memperjelas pertanyaannya, "Saya lihat kau tampak akrab dengan teman le
last updateDernière mise à jour : 2024-07-03
Read More

Bab 17

"Kenapa berdiri? Duduk!" Menyadari Salsa yang hanya berdiri saja, Raka pun menunjuk kursi yang berada di depannya.Hanya saja, baru beberapa menit Raka menikmati makan malamnya, sebuah suara mengaggetkan keduanya. "Kak Salsa!"Panik, Salsa pun gegas menuju kamar sang adik.Di sana, ia menemukan bahwa Dara ternyata haus dan ingin minum.Jadi, Salsa pun memberikan air mineral pada bocah itu. Setelahnya, Salsa kembali mengompresnya.Gadis itu tak menyadari jika Raka kini berdiri di depan pintu kamar--menyaksikan betapa telaten Salsa merawat sang adik.Bahkan, Salsa layaknya seorang Ibu yang begitu menyayangi anaknya. "Apa tidak sebaiknya dibawa ke rumah sakit saja?" Mendengar suara Raka, Salsa sontak menoleh. "Nggak usah, besok juga sudah lebih baik, Tuan," jawabnya, sopan. Raka tampak ingin mengatakan sesuatu. Namun, ditahannya.Dan tak lama, pria itu pun pergi dari sana.Sementara itu, Salsa kembali merawat sang adik.Cukup lama.Suasana rumah pun kembali hening. Mengira Raka t
last updateDernière mise à jour : 2024-07-03
Read More

Bab 18

Salsa tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena itu.Ditambah lagi, adiknya yang sedang sakit, terus mengigau.Puncaknya, saat suhu tubuh Dara begitu panas dan mulai merasa sesak. "Kak, Dara nggak bisa napas," keluh bocah itu sambil memegang dadanya. "Ya ampun, Dara. Kita ke rumah sakit aja, ya," kata Salsa panik. Segera, Salsa mencari ponselnya untuk memesan taksi.Hanya saja, istri kedua Raka itu lupa di mana terakhir kali meletakkan ponselnya. Drrt!Untungnya, suara ponsel Salsa terdengar dari arah dapur. Ah, iya! Salsa baru ingat saat membuat nasi goreng untuk Raka ia meletakkan pada meja makan. Segera Salsa mengambilnya. Namun, dia terkejut saat menemukan bahwa Raka ternyata yang menghubunginya pagi-pagi sekali.Tidak hanya itu, ada banyak pesan di sana."Halo, Tuan?"Salsa segera mengangkat telepon dengan segera meski sejujurnya, dia ingin segera mengakhiri panggilan itu agar bisa menghubungi taksi. "Kenapa pesan saya tidak satu pun dibalas?" tanya Raka yang ternyat
last updateDernière mise à jour : 2024-07-07
Read More

Bab 19

Tak terasa, hari hampir siang.Akan tetapi, sampai saat ini belum ada makanan yang masuk ke mulut Salsa. Meski saat ini sudah tersaji makanan di atas meja, gadis itu tidak ada keinginan untuk memakannya sama sekali. "Kamu harus makan. Kalau kamu sakit, bagaimana dengan adikmu?" tanya Raka. "Kamu harus kuat untuk adik kamu, 'kan?" Salsa sontak melihat Raka. Dalam hati, ia membenarkan apa yang dikatakan oleh pria itu. Tapi, bagaimana caranya untuk menelan makanannya? Lehernya bahkan terasa tercekat saat ini memikirkan keadaan sang adik. "Ayo makan," ucap Raka sambil mengarahkan sendok berisi makanan pada mulut Salsa. Namun, gadis itu tak langsung membuka mulutnya karena dia bingung dengan sikap Raka.Menyuapi dirinya? Tapi, ucapan Raka kembali meyakinkannya, "Ayo makan, kamu nggak mau sakit, 'kan?" Salsa mengangguk.Akhirnya dengan perlahan Salsa pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari Raka. Meskipun sebenarnya ia begitu sulit untuk menelan makanannya, tapi di
last updateDernière mise à jour : 2024-07-07
Read More

Bab 20

"Sayang!"Begitu Raka tiba di rumah, Indri tersenyum sambil berhambur memeluknya. "Aku merindukanmu," bisiknya dengan manja."Aku juga," bisik Raka.Seketika itu juga, keduanya pun saling melumat.Puncak gairah seakan tak lagi dapat terbendung. Kecupan Raka perlahan berpindah pada tengkuk leher Indri menimbulkan suara desahan di kamar itu.Keduanya seolah terlarut. Terlebih, gerakan Raka juga menuntut.Pria yang cukup lama tak mendapatkan pelepasan itu, tampak sangat menginginkan Indri. Apalagi selama menikah, Indri selalu sibuk dengan pekerjaannya.Lebih sibuk dari Raka yang mengurus perusahaan, hingga pria itu kadang merasa seperti seorang duda yang tak memiliki istri. Bayangkan, sekadar dimanja oleh istri saja, sangat sulit Raka dapatkan. Ctas!Kancing dress milik Indri perlahan dibuka.Raka pun seketika melihat dada istrinya itu dan mulai mengecupnya. Tapi belum lama dia melakukannya, tiba-tiba saja Raka menghentikan aksinya. Hal ini jelas membuat Indri merasa kecewa de
last updateDernière mise à jour : 2024-07-08
Read More
Dernier
123456
...
20
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status