Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 971 - Chapter 980

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 971 - Chapter 980

1001 Chapters

Bab 971

Target pertama Tirta tidak lain adalah Susanti. Ini karena Susanti yang selalu menunjukkan kekesalannya setiap kali Tirta bertemu Agatha.Di situasi seperti ini, Susanti tentu melawan sekuat tenaga. Namun, tidak peduli bagaimana dia melawan, dia tentu bukan tandingan Tirta.Setelah diberi pelajaran oleh Tirta selama belasan menit, Susanti akhirnya menangis sambil memohon ampun.Kemudian, Tirta segera menyerang Agatha. Hanya dalam belasan menit, Agatha juga menyerah. Bagaimanapun, Tirta tidak menahan tenaganya sedikit pun. Tujuannya memang supaya kedua wanita ini tidak bertengkar setiap kali bertemu."Sekarang sudah ingat ucapanku tadi? Lain kali ketemu Kak Agatha masih berani berdebat?" tanya Tirta yang memandang Susanti dari atas dengan penuh wibawa."Ya, aku nggak akan berani lagi. Maafkan aku .... Kelak Agatha adalah sahabatku. Jangan serang aku lagi ...," pinta Susanti sambil meringkuk di tepi ranjang dengan tubuh bergetar."Huh! Bagus kalau sudah tahu kesalahanmu! Kak Agatha, gima
Read more

Bab 972

Ayu mengantar Arum dan Yanti ke luar klinik. Saat ini, hanya tersisa Ayu, Melati, dan Nia di klinik. Jadi, Nia pun punya tempat untuk tidur."Arum, kulihat kamu agak murung. Apa ada masalah?" tanya Yanti dengan curiga."Nggak kok, aku cuma capek siang tadi. Nggak ada masalah," sahut Arum yang menghela napas.Awalnya, Arum hanya ingin mencoba dengan Tirta. Dia tidak berniat untuk merebut Tirta atau bersaing dengan Ayu dan lainnya.Namun, setelah mereka benar-benar bersama, Ayu malah tidak bisa menahan kecemburuannya melihat Tirta bersama wanita lain."Masa? Aku rasa kamu agak aneh hari ini. Aku pikir kamu ditindas orang. Baguslah kalau nggak ada. Kalau ada yang berani menindasmu, bilang saja padaku. Aku suruh Zoro dan Kuro gigit mereka!" ucapYanti sambil menepuk dadanya. Namun, dia tidak begitu percaya pada ucapan Arum."Terima kasih, Bu Yanti. Oh ya, kamu datang malam-malam untuk cari Tirta karena masalah perban di dada?" Arum langsung mengalihkan topik."Kamu tahu Tirta yang membalut
Read more

Bab 973

"Bu Yanti, jangan ...." Arum ingin menghentikan, tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa mengikuti Yanti masuk ke vila."Tirta ini kaya sekali ya. Dia bukan cuma mengontrak seluruh lahan di desa untuk menanam bibit pohon buah, tapi juga membangun vila semegah ini.""Dekorasi di dalamnya mewah banget, bahkan rumahku ... ehem, bahkan rumah di kota pun kalah," ucap Yanti yang mengelilingi vila sambil mengagumi isinya."Bu Yanti, sepertinya sudah cukup, 'kan? Aku agak ngantuk, ayo kita pulang." Arum terpaksa menemani Yanti mengelilingi lantai pertama. Dia menarik ujung baju Yanti dengan erat.Untungnya, di lantai pertama tidak terdengar suara aneh. Kalau tidak, Arum benar-benar bingung harus bagaimana menjelaskan kepada Yanti."Arum, ini pertama kalinya aku datang ke sini. Kasih aku keliling sebentar. Kita belum lihat lantai dua dan tiga. Setelah itu, kita langsung pulang." Yanti tampak sangat bersemangat dan sama sekali tidak terlihat ingin pulang."Lagi pula, aku lihat lampu di lantai tig
Read more

Bab 974

"Aku akan menghajar pria berengsek itu untukmu! Setelah berhubungan denganmu, dia malah bermain dengan wanita lain? Benar-benar sampah masyarakat!" Mendengar itu, Yanti langsung merasa tidak adil untuk Arum. Dia pun mengomel dengan marah."Bu Yanti, nggak usah. Semua ini kehendakku. Aku sudah tahu Tirta dikelilingi banyak wanita. Aku nggak menyalahkannya dan cuma merasa agak sedih. Setelah istirahat, aku akan baik-baik saja. Jangan marah pada Tirta ya?" Arum buru-buru menghalangi di depan Yanti."Eee ... Arum, apa bagusnya pemuda seperti Tirta? Apa dia pantas untuk kamu bela seperti ini?" Yanti mengernyit dan tampak bingung. "Jangan-jangan dia kasih kamu uang? Kamu simpanannya?""Bukan begitu, aku cuma merasa Tirta orang yang sangat baik. Aku tanpa sadar tertarik padanya," sahut Arum menghela napas."Apa? Kamu nggak diberi uang, tapi sudah berhubungan intim dengannya? Sebenarnya kamu menginginkan apa dari dia? Jangan-jangan cuma karena punya dia besar?" Saat teringat pada adegan Tirta
Read more

Bab 975

"Serius, Ayah? Kamu nggak bercanda, 'kan?" Mendengar itu, ekspresi Bella langsung berubah dari khawatir menjadi senang. Dia bertanya dengan tidak percaya.Selama berada di rumah sakit, Bella sangat merindukan Tirta. Sejak berpisah dengan Tirta, dia merasa seperti ada sesuatu yang penting hilang dalam hidupnya.Sayangnya, Darwan menyuruh orang untuk menyita ponsel Bella agar dia fokus dengan pemulihan. Jika tidak, Bella pasti sudah menelepon Tirta."Tentu saja. Kamu putriku, kapan Ayah pernah menipumu?" Darwan tersenyum tulus."Hore! Besok pagi, Ayah datang ya. Temani aku untuk urus prosedur keluar rumah sakit! Oh ya, jangan lupa bawa ponselku!" ucap Bella dengan ceria seperti gadis kecil."Haha. Oke, kamu istirahat dulu malam ini. Ayah akan kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa urusan dulu. Besok pagi Ayah datang lagi.""Omong-omong, ada satu hal yang harus Ayah beri tahu lebih dulu. Nanti kamu harus minta Tirta bantu satu hal ...."....Tengah malam, bulan bersinar terang. Di
Read more

Bab 976

Tirta menggendong Agatha dan membawanya kembali ke klinik. Saat ini, Arum sudah kembali dari rumah Yanti dan sedang menyiapkan sarapan."Tirta, Agatha, kalian pulang tepat waktu. Cepat cuci tangan, kita makan bersama." Arum membawa sarapan dari dapur dan tersenyum kepada mereka berdua."Agatha nggak enak badan, biarkan dia istirahat sebentar. Kita makan dulu. Omong-omong, Bibi Ayu dan Kak Nia di mana?" tanya Tirta setelah melihat ke dalam klinik."Mereka pergi ke waduk untuk memeriksa bibit pohon buah, mungkin sebentar lagi kembali. Atau kalau kamu mau, aku bisa panggil Bibi Ayu pulang?" sahut Arum."Oh, nggak perlu. Kita tunggu sebentar sampai mereka kembali," ujar Tirta sambil mengangguk.Saat berikutnya, terdengar suara mesin mobil dari luar klinik. Itu adalah beberapa pemegang saham dari Farmasi Santika. Sesuai dengan instruksi Agatha, mereka mengantarkan uang 20 miliar serta bibit tanaman obat yang dibutuhkan Tirta.Tirta meminta orang untuk menurunkan bibit tanaman obat di depan
Read more

Bab 977

Mendengar suara ceria itu, Tirta langsung bisa menebak siapa wanita itu. Mereka sudah lama tidak bertemu. Sebenarnya Tirta juga merindukan Bella. Namun, ucapan Bella membuatnya merasa agak cemas."Bu Bella, aku agak sibuk belakangan ini. Aku baru mengontrak 2000 hektar tanah di desa untuk menanam pohon buah dan tanaman obat.""Apa kamu bisa tunggu sampai kerjaanku selesai? Setelah itu, aku dan bibiku akan pergi ke ibu kota provinsi." sahut Tirta."Pohon buah dan tanaman obat? Tirta, bukannya ayahku kasih kamu cek senilai 40 triliun waktu itu? Kamu nggak perlu repot-repot bekerja lagi, 'kan?""Lagi pula, dengan kemampuanmu, kamu bisa melakukan sesuatu yang lebih baik daripada menanam pohon buah dan tanaman obat.""Kita sudah lama nggak ketemu. Kamu bahkan nggak pernah meneleponku. Jangan-jangan ini cuma alasanmu untuk menghindar dariku?" tanya Bella dengan agak kesal."Bu Bella, mana mungkin aku nggak mau bertemu denganmu. Aku memimpikanmu setiap malam. Aku ganti ponsel setelah pulang,
Read more

Bab 978

Ayu tentu tidak berharap Tirta pergi. Namun, Tirta telah berhubungan intim dengan Bella. Dia tidak mungkin menyuruh Tirta mencampakkan Bella begitu saja."Besok saja. Aku akan membantu kalian mengurus bibit pohon buah dan tanaman obat hari ini. Tenang saja, kita nggak akan lama-lama di sana. Kita akan pulang secepatnya," sahut Tirta setelah merenung sejenak."Tirta, gimana aku harus menasihatimu? Sebenarnya kamu butuh berapa banyak wanita baru bisa puas?" Ayu menghela napas dengan tidak berdaya."Bibi, aku ... aku janji nggak akan sembarangan mendekati wanita lagi. Jangan marah ya. Sekalipun ada banyak wanita di sekitarku, aku paling peduli padamu," sahut Tirta sambil menepuk tangan Ayu yang lembut."Ya sudah, bukannya kamu mau mencari Kak Farida? Pergi sana. Setelah selesai, aku temani kamu beli bahan makanan." Ayu mengelus kepala Tirta dengan lembut."Bibi, bukannya kamu bilang akan tunggu sampai Agatha dan Susanti pergi?" tanya Tirta dengan kaget."Dasar kamu ini, isi otakmu cuma it
Read more

Bab 979

"Oke, aku cicipi. Rasanya memang enak," ucap Tirta. Tentu saja dia menghargai pemberian Farida.Farida mengambil kotak makanan berwarna merah muda dengan ekspresi senang, lalu menimpali, "Baguslah kalau kamu suka. Setelah kamu kembali dari ibu kota provinsi, aku bawakan makanan untukmu setiap hari.""Mungkin agak panas. Aku bantu kamu tiup dulu. Nanti kamu baru makan setelah agak dingin," lanjut Farida.Awalnya Farida ingin langsung memberikan kotak makanannya kepada Tirta. Namun, dia melihat makanannya masih panas begitu membuka kotaknya. Jadi, dia meniup makanannya terlebih dahulu.Tirta berkomentar, "Bau mulut Kak Farida wangi sekali.""Jangan bicara sembarangan. Ini aroma makanan," balas Farida dengan wajah memerah. Kemudian, dia memberikan kotak makanan kepada Tirta dan menambahkan, "Sekarang nggak panas lagi. Cepat makan."Tirta mengambil kotak makanan, lalu makan dengan lahap sambil berujar, "Terima kasih, Kak Farida. Apa kamu nggak makan?"Melihat Tirta makan dengan lahap, Fari
Read more

Bab 980

Ayu membalas, "Oke. Melati dan Arum juga mau ikut. Kita bawa Nia. Kita pergi berlima."Tirta menimpali dengan ekspresi terkejut, "Ha? Bibi, kita cuma beli sayur. Untuk apa semuanya pergi? Kalau kita semua pergi, Kak Agatha istirahat sendirian di klinik."Tirta menambahkan, "Selain itu, ada banyak uang tunai di klinik. Nggak aman kalau nggak ada yang menjaga klinik."Tirta berniat memanfaatkan kesempatan ini untuk bermesraan dengan Ayu. Kemudian, Ayu menanggapi, "Benar juga. Kalau begitu, kamu bawa Arum beli sayur saja. Biar aku dan Melati yang menjaga bibit bahan obat dan Agatha."Mendengar ucapan Ayu, Arum melirik Tirta dengan ekspresi antusias. Tentu saja Tirta memahami maksud Arum. Dia pasti berharap Tirta menyetujuinya."Kak Arum, kamu ikut aku saja," kata Tirta seraya memandang Arum. Dia merasa Ayu seperti menolak untuk berduaan dengannya.Tirta memutuskan untuk menanyakan Ayu alasannya saat dalam perjalanan ke ibu kota provinsi besok.....Dalam perjalanan, Arum yang duduk di kur
Read more
PREV
1
...
96979899100101
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status