Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 981 - Chapter 990

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 981 - Chapter 990

1001 Chapters

Bab 981

Tirta berucap, "Iya, aku ingin makan. Kalau di kota ada jual, nanti kita beli sedikit. Tapi, kalau nggak ada, juga nggak apa-apa."Arum tersenyum dan menimpali, "Oke. Nanti aku pasti masak untukmu kalau ada kesempatan. Jadi, kamu bisa cicipi abalone buatanku. Aku berani jamin kamu pasti nggak bisa melupakannya setelah makan."Sekitar setengah jam kemudian, mereka sampai di pasar. Sayangnya, meski ada yang menjual abalone, Tirta datang terlambat. Abalone sudah habis terjual.Tirta pun menemani Arum membeli sayur lain dan minuman beralkohol. Sesudah selesai, mereka langsung kembali ke klinik.Tak lama setelah Tirta dan Arum pulang, bos penjual bibit datang mengantar pupuk. Filda juga ikut datang. Para sopir truk yang datang kemarin mengantar pupuknya. Truk dipenuhi dengan pupuk.Di depan pintu klinik, tidak ada tempat untuk meletakkan pupuk lagi. Tirta terpaksa menyuruh sopir truk mengantar pupuk ke tanah yang dikontraknya.Kemudian, Tirta membantu sopir truk menurunkan pupuk. Mereka sib
Read more

Bab 982

Farida langsung menolak, "Tirta, bukannya aku sudah bilang padamu? Total gaji pekerja ditambah biaya material itu 3,4 miliar. Aku nggak mau terima uang sebanyak ini."Tirta menjelaskan dengan ekspresi serius, "Kak Farida, uang ini memang kebanyakan, tapi anggap saja ini niat baikku. Kalian sudah bekerja keras membantuku merenovasi vila. Ke depannya pekerjaan mengurus kebun bunga juga cukup melelahkan."Tirta meneruskan, "Kak Farida, kamu terima saja uang ini dan bagikan kepada para pekerja. Anggap saja aku bayar gaji mereka terlebih dulu. Selain itu, nanti gaji Kak Farida dihitung secara terpisah."Tirta menambahkan, "Jangan tolak aku. Kalau nggak, Kak Farida bawa bawahanmu kerja di tempat lain saja.""Tirta, kamu .... Ya, sudah. Aku terima uangnya. Aku benar-benar takut padamu," timpal Farida. Kemudian, dia membagikan uang kepada para pekerja.Semua pekerja tidak pandai menyanjung Tirta, tetapi mereka sudah memutuskan untuk mengurus kebun buah Tirta dengan baik. Setelah beristirahat s
Read more

Bab 983

Saat mereka sampai di vila, Arum dan lainnya sedang sibuk di dapur. Sementara itu, tubuh Tirta kotor setelah mengurus pupuk.Setelah menyapa Arum dan lainnya, Tirta mencari baju bersih dan mandi. Farida juga membantu Tirta mengurus pupuk. Melihat Tirta hendak mandi, Farida juga ingin membersihkan tubuhnya.Hanya saja, Farida tidak membawa baju ganti. Dia juga merasa malu untuk meminjam baju.Ayu bisa menebak pemikiran Farida. Dia berucap seraya tersenyum, "Kak Farida, kalau kamu nggak keberatan, pakai bajuku dulu. Bajuku sudah dicuci bersih. Postur tubuh kita hampir sama, seharusnya kamu bisa pakai bajuku."Ayu melanjutkan, "Untuk ... pakaian dalam, sebelumnya Tirta membeli banyak pakaian dalam baru. Nanti aku ambilkan untukmu."Farida langsung membalas dengan ekspresi antusias, "Baguslah kalau begitu! Terima kasih, Ayu! Nanti aku belikan beberapa baju baru untukmu kalau ada waktu."Orang yang menyukai kebersihan seperti Farida pasti tidak tahan jika tidak bisa membersihkan tubuhnya ya
Read more

Bab 984

Ayu dan lainnya memuji secara bergantian."Kak Farida, ternyata kamu begitu cantik.""Kamu sangat menawan.""Sepertinya bergelut di bidang konstruksi kurang cocok untukmu. Dengan kecantikanmu, seharusnya kamu jadi artis. Kamu pasti bisa terkenal!"Farida tersenyum dan menanggapi, "Kalian jangan bercanda. Aku nggak mau jadi artis. Aku sudah cukup puas bisa menemani kalian mengurus kebun buah bersama."Saat bicara, Farida melirik Tirta sekilas. Begitu bertatapan dengan Tirta, Farida langsung mengalihkan pandangannya.Ayu berdiri, lalu berujar, "Benar juga. Ayo, kita makan bersama. Nanti sayurnya dingin."Untung saja, ruang makan di vila cukup besar. Desain meja makan juga sangat mewah. Tirta dan lainnya tidak merasa sempit.Arum menyiapkan semua makanan lezat di meja sepanjang sore. Tirta adalah satu-satunya pria yang duduk di depan meja makan. Enam wanita lainnya juga sangat cantik.Jika semua wanita itu dibandingkan, Nia yang terlihat paling biasa. Namun, sebenarnya penampilannya cukup
Read more

Bab 985

Tidak ada yang menanggapi ucapan Tirta. Dia bergumam, "Sepertinya mereka semua mabuk berat."Tirta menggendong Agatha yang kondisinya paling parah ke lantai 3. Dia meletakkannya di tempat tidur yang mereka gunakan untuk bercinta semalam.Kemudian, Tirta juga meletakkan Susanti di tempat tidur itu. Agatha dan Susanti sudah tidak sadarkan diri. Mereka tidur sambil berpelukan.Untung saja, tadi sore Ayu dan lainnya sudah memasang seprai pada tempat tidur di setiap kamar. Tirta menyelimuti Susanti dan Agatha.Saat Tirta turun ke lantai bawah lagi, dia melihat Farida berjalan sempoyongan ke kamar mandi. Tirta segera menghampiri Farida, lalu memapahnya dan bertanya, "Kak Farida, kamu mau muntah, ya?"Farida menyahut, "Nggak ... aku nggak mau muntah. Aku cuma mau buang air kecil .... Kamu nggak boleh ikut aku masuk ...."Farida yang mabuk tampak menggoda. Tirta takut Farida jatuh. Dia membalas, "Kak Farida, aku juga nggak ingin ikut kamu masuk. Tapi, sekarang kamu mabuk berat."Tirta menambah
Read more

Bab 986

Tubuh Farida lemas. Tirta memeluk Farida lebih erat sembari berucap, "Kamu tidur di kamar paling ujung di lantai 3 saja."Farida bergumam, "Nggak masalah. Kamu ... tidur di mana?"Farida bersandar di bahu Tirta. Dada Farida yang berisi menempel di lengan Tirta. Setelah berpikir sejenak, Tirta baru menyahut, "Aku tidur di kamar sebelah saja. Panggil aku kalau ada masalah."Alasan utamanya adalah kondisi Ayu dan Melati tidak separah Farida. Jadi, Tirta mengkhawatirkan Farida. Kalau tidak, sebenarnya malam ini Tirta ingin tidur bersama Ayu dan Melati.Farida merangkul lengan Tirta dan berkata seraya memejamkan mata, "Oke. Tirta, aku ingin ... menanyakan sesuatu padamu .... Aku mau tahu ... pemikiranmu ...."Tirta membalas, "Kak Farida mau tanya apa? Langsung tanya saja."Farida bergumam, "Aku mau tanya ... waktu itu kamu bilang mau bertanggung jawab padaku. Apa kamu serius? Kamu nggak bohong, 'kan?"Langkah Tirta terhenti. Dia menimpali dengan serius, "Nggak, Kak Farida. Aku serius. Aku m
Read more

Bab 987

Malam itu, Tirta dan Farida bercinta dengan intens. Farida tidak berpengalaman. Ditambah lagi, Farida harus mengurus kebun buah setelah Tirta pergi ke ibu kota provinsi. Jadi, Tirta berusaha mengendalikan dirinya.Sebelum pergi ke ibu kota provinsi, Tirta memberikan kartu bank yang diberikan Irene kepada Farida. Di dalam rekening itu ada uang sekitar 80 miliar. Uang itu cukup untuk biaya mengurus kebun buah. Sisanya adalah gaji yang diberikan Tirta untuk Farida.Awalnya, Tirta berencana turun tangan mengarahkan bawahan untuk menanam labirin obat. Namun, Tirta harus pergi ke ibu kota provinsi. Jadi, dia terpaksa menyerahkan tugas ini kepada Nia dan Farida.Untung saja, Nia mempunyai peta yang digambar Tirta dengan detail. Seharusnya dia dan Farida bisa membereskannya.....Setelah Ayu bangun, Tirta langsung membawanya ke ibu kota provinsi. Kali ini, Tirta sudah tahu jalannya karena sebelumnya dia pernah pergi.Hanya saja, entah kenapa hari ini jalanan sangat macet. Sebenarnya mereka bis
Read more

Bab 988

Ekspresi Tirta sangat dingin. Dia turun dari mobil, lalu menghampiri Jayed dan bertanya dengan sinis, "Kalian mau buat aku nggak bisa keluar dari ibu kota provinsi selamanya?"Jayed menyahut dengan ekspresi sombong, "Benar, kamu nggak tuli, 'kan? Apa kamu tahu identitas Kak Diego? Bahkan anak gubernur juga menghormati Kak Diego.""Jayed, untuk apa kamu bicara panjang lebar dengannya? Biarpun kamu beri tahu dia identitasku, orang kampungan seperti dia nggak akan paham kehebatanku," timpal Diego dengan ekspresi sinis.Tirta sudah bosan menghadapi orang-orang yang arogan seperti ini. Dia membalas, "Kalian memang hebat! Tapi, apa kalian tahu anak gubernur sangat takut kepadaku?"Tirta menampar Jayed dengan kuat. Jayed mengerang, lalu marah-marah, "Dasar berengsek! Beraninya orang kampungan sepertimu memukulku! Kamu bosan hidup, ya?"Jayed menambahkan, "Biarpun aku menghabisimu, aku juga nggak akan dipenjara! Paling-paling aku cuma perlu bayar sedikit kompensasi."Ekspresi Jayed tampak beng
Read more

Bab 989

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di ibu kota provinsi. Tampak banyak gedung tinggi dan jalanan dipadati mobil. Pemandangannya sangat indah.Namun, Ayu tidak berminat untuk menikmati pemandangannya. Dia malah berpesan kepada Tirta dengan ekspresi cemas, "Tirta, lain kali kita abaikan saja kalau menghadapi masalah seperti ini lagi. Anggap saja kita nggak dengar omongan mereka. Aku takut kamu gegabah dan melakukan hal yang akibatnya fatal."Tirta menimpali, "Bibi, aku paham maksudmu. Aku juga nggak ingin memukul orang. Tapi, bukan kita yang cari masalah. Kita juga nggak bisa menghindari masalah yang tiba-tiba muncul."Tirta melanjutkan, "Kalau kita mengalah, orang lain akan merasa kita gampang ditindas. Tindakan mereka juga makin keterlaluan. Bibi, coba kamu pikirkan. Bukannya Elvi dan keluarganya juga begitu?"Tirta meneruskan, "Kita melawan orang yang menindas kita agar ke depannya kita nggak ditindas lagi. Sekarang aku baru paham terkadang kita harus melawan terlebih dulu s
Read more

Bab 990

Bella berkata dengan antusias, "Nggak usah. Ayahku sudah utus bawahannya untuk menunggumu di setiap pintu keluar tol. Kamu langsung bilang kamu keluar dari tol mana, biar aku suruh orang untuk jemput kalian."Tirta menyahut, "Bu Bella, aku keluar dari tol di kota bagian timur.""Oke, kamu tunggu sebentar. Kamu cari tempat untuk hentikan mobilmu dulu. Aku segera suruh bawahan jemput kamu," timpal Bella.Selesai bicara, Bella langsung mengakhiri panggilan telepon. Sementara itu, Tirta menghentikan mobilnya di tepi jalan.Beberapa menit kemudian, belasan mobil Rolls-Royce berwarna hitam berhenti di depan mobil Tirta. Sekumpulan mobil mewah ini menarik perhatian orang-orang.Pintu mobil Rolls-Royce yang berada di paling depan dibuka. Seorang pria paruh baya yang parasnya mirip dengan Darwan turun dari mobil. Dia menghampiri Tirta dan bertanya, "Apa kamu ini Pak Tirta?"Tirta turun dari mobil, lalu menyahut seraya tersenyum, "Benar, aku Tirta. Apa kamu diutus Keluarga Purnomo?"Fakhri mempe
Read more
PREV
1
...
96979899100101
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status