Share

Bab 989

Penulis: Hazel
Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di ibu kota provinsi. Tampak banyak gedung tinggi dan jalanan dipadati mobil. Pemandangannya sangat indah.

Namun, Ayu tidak berminat untuk menikmati pemandangannya. Dia malah berpesan kepada Tirta dengan ekspresi cemas, "Tirta, lain kali kita abaikan saja kalau menghadapi masalah seperti ini lagi. Anggap saja kita nggak dengar omongan mereka. Aku takut kamu gegabah dan melakukan hal yang akibatnya fatal."

Tirta menimpali, "Bibi, aku paham maksudmu. Aku juga nggak ingin memukul orang. Tapi, bukan kita yang cari masalah. Kita juga nggak bisa menghindari masalah yang tiba-tiba muncul."

Tirta melanjutkan, "Kalau kita mengalah, orang lain akan merasa kita gampang ditindas. Tindakan mereka juga makin keterlaluan. Bibi, coba kamu pikirkan. Bukannya Elvi dan keluarganya juga begitu?"

Tirta meneruskan, "Kita melawan orang yang menindas kita agar ke depannya kita nggak ditindas lagi. Sekarang aku baru paham terkadang kita harus melawan terlebih dulu s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Danny Kaurow
betul lama nunggunya...
goodnovel comment avatar
Syachrani
terlalu lama..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 990

    Bella berkata dengan antusias, "Nggak usah. Ayahku sudah utus bawahannya untuk menunggumu di setiap pintu keluar tol. Kamu langsung bilang kamu keluar dari tol mana, biar aku suruh orang untuk jemput kalian."Tirta menyahut, "Bu Bella, aku keluar dari tol di kota bagian timur.""Oke, kamu tunggu sebentar. Kamu cari tempat untuk hentikan mobilmu dulu. Aku segera suruh bawahan jemput kamu," timpal Bella.Selesai bicara, Bella langsung mengakhiri panggilan telepon. Sementara itu, Tirta menghentikan mobilnya di tepi jalan.Beberapa menit kemudian, belasan mobil Rolls-Royce berwarna hitam berhenti di depan mobil Tirta. Sekumpulan mobil mewah ini menarik perhatian orang-orang.Pintu mobil Rolls-Royce yang berada di paling depan dibuka. Seorang pria paruh baya yang parasnya mirip dengan Darwan turun dari mobil. Dia menghampiri Tirta dan bertanya, "Apa kamu ini Pak Tirta?"Tirta turun dari mobil, lalu menyahut seraya tersenyum, "Benar, aku Tirta. Apa kamu diutus Keluarga Purnomo?"Fakhri mempe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 991

    Melihat respons Tirta dan Ayu, Fakhri menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Aku kira Pak Tirta sudah tahu. Mungkin Bella nggak beri tahu kalian karena ada alasannya. Nanti setelah sampai di kediaman Keluarga Purnomo, Pak Tirta langsung tanya Bella saja.""Oke. Nanti aku tanya Bu Bella alasannya setelah sampai di kediaman Keluarga Purnomo," timpal Tirta.Sebenarnya Tirta merasa gelisah. Dia bukan tidak ingin bertunangan dengan Bella, tetapi hal ini terlalu mendadak. Jadi, Tirta tidak bisa menerimanya.Bahkan, Tirta berpikir kemungkinan Bella menghadapi masalah sehingga dia buru-buru ingin bertunangan dengannya. Itulah sebabnya Bella tidak memberi tahu Tirta masalah tunangan terlebih dahulu.Sementara itu, Ayu yang mendengar kabar pertunangan Tirta merasa kalut. Dia tidak tahu harus merasa senang atau sedih. Ayu tidak banyak bicara di sepanjang perjalanan.....Tak lama setelah Tirta dan lainnya pergi, mobil Diego yang rusak baru keluar dari jalan tol dengan perlahan. Sepertinya mesin mo

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 992

    Kaki Diego gemetaran saking kagetnya. Setelah tersadar, dia mengepalkan tangannya dengan erat dan berteriak kepada sopir, "Kamu buta, ya? Apa kamu bisa menyetir? Kamu nggak lihat ada orang di depan?"Namun, sopir itu mengabaikan Diego. Dia malah berkata kepada pria dan wanita muda di kursi belakang dengan ekspresi panik, "Tuan Simon, Nona Camila, orang ini yang tiba-tiba keluar dari mobil. Aku nggak sengaja buat kalian kaget ...."Camila menyergah, "Kalau dia tiba-tiba keluar dari mobil, kamu langsung tabrak dia saja! Kalau Simon terluka, kamu nggak akan mampu menebus kesalahanmu!"Camila memang memiliki paras yang cantik dan postur tubuh yang bagus, tetapi ternyata dia sangat galak. Bahkan, dia hanya melirik Diego dengan dingin. Sikapnya benar-benar arogan.Sopir tidak berani melawan. Dia segera berucap sembari menunduk, "Iya, Nona Camila. Aku memang salah. Kalau lain kali ada kejadian seperti ini lagi, aku pasti langsung tabrak orangnya."Sikap Camila langsung berubah begitu melihat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 993

    Mendengar ucapan Simon, Diego sama sekali tidak takut. Dia malah menghina Simon, "Apa? Orang sepertimu mau melenyapkan Keluarga Bazan? Bahkan, Keluarga Purnomo yang paling berkuasa di ibu kota provinsi juga nggak berani bicara seperti itu!"Diego melanjutkan, "Kamu memang pandai membual! Kamu lagi mimpi, ya? Apa perlu aku bangunkan kamu?"Camila tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia langsung membeberkan identitas Simon. Camila berbicara dengan Diego dengan ekspresi sinis, "Orang kampungan, Simon itu cucu kandung sesepuh dalam dunia pemerintahan, Yahsva Unais! Dia itu penerus dan calon pemimpin Keluarga Unais!"Camila menambahkan, "Keluarga Bazan yang kamu banggakan itu nggak ada apa-apanya bagi Simon. Kalau kamu berani macam-macam lagi, Keluarga Bazan akan didepak dari ibu kota provinsi!""Apa? Dia itu cucu kandung Pak Yahsva? Nggak mungkin! Jangan kira kalian bisa takut-takuti aku!" timpal Diego.Diego menegaskan, "Aku nggak percaya dia itu Simon Unais! Pak Simon tinggal di ibu kota n

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 994

    "Bella nggak pantas rebutan denganmu," tegas Simon sambil menepuk tangan Camila. Dengan kemampuannya, Simon bisa melakukan hal ini dengan mudah."Terima kasih, Simon. Aku ini wanita yang paling bahagia di dunia karena bisa bersamamu," balas Camila dengan ekspresi gembira. Dia bersandar di bahu Simon.Camila membatin, 'Bella, sekarang Simon ini pacarku. Apa kamu bisa menandingiku? Nantinya kamu akan kupermalukan! Sudah saatnya aku membuat perhitungan atas penderitaan yang kualami selama ini.'....Setelah mobil Simon melaju pergi, Diego menghela napas dan bergumam, "Sialan! Ternyata dia itu cucu kandung Pak Yahsva, untung saja dia meremehkanku. Kalau nggak, aku bukan cuma celakai diri sendiri. Tapi, aku akan mencelakai Keluarga Bazan."Diego melanjutkan, "Ternyata wanita di samping Simon itu saudara sepupu Bella. Sepertinya dia mau membawa Simon untuk mempermalukan Bella. Kalau Simon bisa menakuti tunangan Bella, mungkin aku punya kesempatan untuk mengejar Bella. Aku harus segera pergi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 995

    Saat Fakhri membawa Tirta dan Ayu masuk ke vila Keluarga Purnomo, seorang bawahan berlari ke aula yang paling luas dan mewah. Dia menghampiri Darwan yang sedang berbincang dengan para tokoh hebat.Bawahan itu melapor, "Pak Darwan, Pak Fakhri sudah membawa Pak Tirta dan Bu Ayu masuk. Apa kamu mau menyambut mereka?"Darwan mengangguk dan menimpali, "Mereka sudah sampai? Oke, aku ke sana sekarang."Darwan berkata kepada para tamu, "Maaf, aku harus pergi sebentar. Aku mau menyambut 2 tamu yang sangat penting. Aku akan segera kembali."Selesai bicara, Darwan merapikan pakaiannya. Dia membawa anggota Keluarga Purnomo untuk menyambut Tirta dan Ayu.Respons Darwan dan anggota Keluarga Purnomo membuat para tamu terkejut. Hal ini karena mereka tidak pernah melihat Darwan begitu menghormati seseorang. Jadi, para tamu langsung berkomentar begitu Darwan dan lainnya pergi."Apa kehebatan tunangan Bu Bella?""Bahkan, Kepala Keluarga Purnomo merendahkan dirinya untuk menyambut pria itu.""Aku nggak ta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 996

    Bahkan, lampu di luar juga dihiasi dengan giok. Semua barang-barang ini menunjukkan kekayaan Keluarga Purnomo yang luar biasa.Kala ini, perasaan Ayu campur aduk. Awalnya, dia mendengar Tirta mengatakan Bella adalah putri konglomerat di ibu kota provinsi.Sebelumnya, Ayu tidak tahu jelas bagaimana kehidupan putri konglomerat. Dia hanya menganggap mereka mempunyai banyak uang.Setelah melihat vila Keluarga Purnomo dan Darwan yang berwibawa, Ayu baru tahu ternyata Keluarga Purnomo memiliki kekayaan yang luar biasa! Orang biasa tidak mungkin bisa mencapai posisi yang telah dicapai Keluarga Purnomo.Tirta adalah anak yatim piatu yang tidak mempunyai sokongan hebat. Dia benar-benar beruntung bisa disukai putri konglomerat seperti Bella dan bertunangan dengannya. Orang biasa tidak mungkin mendapatkan kesempatan seperti ini.Namun, Tirta malah mendapatkannya. Bahkan, Kepala Keluarga Purnomo juga bersikap sungkan kepada Tirta, bukan meremehkannya.Ayu memandangi Tirta sambil membatin, 'Tirta s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 997

    Setelah melontarkan sindiran, para tamu tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap Tirta yang berpenampilan biasa sebagai bahan lelucon. Kalau bukan Darwan yang membawa Tirta masuk, mungkin mereka sudah mengusir Tirta.Ayu berucap, "Tirta, kalau tahu banyak orang kaya menghadiri acara ini, seharusnya aku bawa kamu beli baju dulu sebelum datang. Kalau kamu berpakaian rapi, mereka pasti nggak akan mentertawakanmu."Meskipun Ayu merasa kesal dan ingin mengkritik para tamu, dia lebih khawatir Tirta bersedih. Tirta memang merasa tidak senang, tetapi dia tetap tersenyum kepada Ayu dan menanggapi, "Nggak apa-apa, Bibi. Biarkan mereka mentertawakanku. Bagaimanapun, aku dan Bu Bella tetap akan tunangan."Tirta menambahkan, "Selain itu, kita nggak melakukan kesalahan apa pun. Nggak usah pedulikan omongan mereka."Mendengar ucapan Tirta, Darwan makin mengaguminya. Kemudian, dia menyipitkan matanya dan menegur para tamu, "Ini acara penting, aku nggak mungkin menjadikan reputasi putriku sebagai baha

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1033

    "Eh? Pak Darwan, aku ... aku juga harus naik?" Ayu gugup hingga menggenggam erat jarinya. Dia secara refleks menoleh ke arah Tirta berada."Tirta adalah anak yatim piatu, sementara kamu telah merawatnya dengan susah payah hingga dia tumbuh dewasa. Siapa lagi yang pantas duduk di kursi itu kalau bukan kamu? Ayo, silakan naik."Darwan menyadari Ayu tampak sangat gugup. Dia mencoba berbicara dengan nada lembut untuk menenangkannya."Bibi, naik saja," ucap Tirta yang berada di atas panggung sambil menatap Ayu dengan penuh perhatian."Jangan gugup, Bibi. Naik dan duduk saja. Gimana bisa kami bertunangan tanpa kehadiranmu sebagai saksi?" Bella tersenyum manis dan turut menyemangati Ayu."Ya sudah, aku akan naik." Meskipun masih merasa gugup, Ayu mengumpulkan keberanian untuk naik ke panggung bersama Darwan. Mereka duduk di kursi yang terbuat dari kayu cendana emas.Saat menyadari detak jantung Ayu yang sangat cepat dan napasnya yang memburu, Tirta berniat memberikan tatapan menenangkan. Namu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1032

    Bella seperti bidadari dari kayangan!"Bu Bella ... apa aku sedang bermimpi? Kita benaran akan tunangan?" Untuk sesaat, Tirta terpana dan menelan ludah, merasa dirinya seperti berada di alam mimpi. Rasanya tidak nyata."Semua orang bilang Bu Bella adalah wanita tercantik di Provinsi Narta. Sekarang, aku percaya itu!""Terlalu sempurna, seperti dewi!""Dengan kecantikan seperti ini, dia pasti mampu memikat para bangsawan di zaman kuno! Bahkan, mereka mungkin akan berperang untuk mendapatkannya!"Para tokoh besar yang hadir serta para pemuda kaya, secara spontan memberikan pujian yang tulus. Bahkan Ayu yang berada di samping Tirta tak kuasa merasa minder.Namun, Ayu segera tersadarkan dan mendorong Tirta sambil berkata, "Tirta, jangan melamun. Ini pesta pertunanganmu dengan Bu Bella! Cepat naik ke panggung, jangan cuma duduk diam!""Oh, oke, oke. Bu Bella, ayo." Tirta akhirnya sadar. Dia bangkit dan menggenggam tangan lembut Bella. Keduanya sama-sama berjalan ke panggung tinggi di tengah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1031

    Saat ini, Darwan benar-benar bahagia!Ini bukan hanya karena dia bisa menjalin kerja sama jangka panjang dengan para tokoh besar di lingkaran bisnis ibu kota, yang akan membawa keuntungan tak terhitung bagi Keluarga Purnomo, tetapi juga karena koneksi Tirta yang sungguh di luar dugaannya.Mereka baru tidak bertemu selama kurang dari satu bulan, tetapi sudah berkembang sampai sejauh ini. Bahkan, Darwan yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun, tidak bisa menandinginya.Apalagi, Tirta masih sangat muda. Prestasi masa depannya pasti sangat gemilang. Sosok yang luar biasa seperti ini akan segera menjadi menantunya, bagaimana mungkin Darwan tidak bahagia?Bahkan saat berbicara tadi, suara Darwan mengandung semangat dan kegembiraan yang belum pernah ada sebelumnya!"Tirta, aku ingin bicara denganmu." Tepat sebelum Darwan berbicara, Ayu yang diam sejak tadi di sudut ruangan tiba-tiba berbicara kepada Tirta yang baru saja kembali di sisinya. Ekspresinya rumit sekaligus lega.Namun, saat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1030

    "Nggak masalah, Pak Tirta. Kalau mereka nggak mau menyerahkan uang itu, aku akan menangani semuanya dengan baik," jawab Chandra dengan tegas."Um, 40 triliun ....""Pak Tirta, total kekayaan keluarga aku saja cuma sekitar 60 triliun. Kalau kamu minta kami langsung menyerahkan 40 triliun, bukannya itu sama saja dengan membunuh Keluarga Liman?""Pak Tirta, aku mohon tolong beri kelonggaran. Gimana kalau kami cuma kasih 20 triliun sebagai kompensasi?"Mendengar angka 40 triliun, ekspresi Diego dan Sofyan langsung berubah. Mereka jelas merasa sangat keberatan. Apalagi, bagi Wirya dan para pemuda dari keluarga kelas dua lainnya. Satu per satu dari mereka kembali berlutut dan memohon ampun sambil mengetuk kepala mereka ke lantai."Hmph! Tirta minta kalian bayar 40 triliun saja, kalian masih keberatan? Sungguh nggak tahu diri! Apa perlu aku bikin keluarga kalian bangkrut, baru kalian rela bayar uang itu pada Tirta?" Pada saat itu, terdengar suara dingin dari belakang.Simon yang baru selesai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1029

    Tirta membalas dengan sopan, "Um .... Baiklah, Kak Yahsva. Sebenarnya ini semua cuma kesalahpahaman. Setelah dijelaskan, semuanya beres."Melihat ketulusan Yahsva, Tirta hanya bisa mengangguk setuju. Tak lama, telepon itu kembali diberikan kepada Saba.Saba memberi tahu, "Tirta, aku benar-benar nggak tahu bahwa hari ini adalah pesta pertunanganmu. Waktu yang begitu singkat bikin aku nggak sempat ke ibu kota provinsi. Begini saja, nanti ketika kamu datang ke ibu kota, pastikan untuk membawa tunanganmu juga.""Nantinya, aku akan memberikan kompensasi khusus untuk kalian berdua. Aku harap kalian nggak menyalahkanku karena nggak hadir," ucap Saba dengan nada penuh penyesalan."Kak Saba, aku juga belum sempat memberitahumu soal ini ...." Tirta berbicara beberapa saat lagi dengan Saba sebelum akhirnya menutup telepon dan berjalan menuju aula.Simon mengejar Tirta dengan langkah cepat, lalu berbicara dengan suara pelan di sampingnya, "Kakek Tirta, nanti ketika keluar, aku akan memanggilmu Tir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1028

    Simon menimpali, "Hubungan senioritas nggak boleh dibolak-balik! Tadi, di luar banyak orang dan suasana nggak mendukung. Jadi, aku merasa nggak enak untuk memanggilmu Kakek. Tolong jangan salahkan aku atas hal ini. Kalau kamu nggak mau memaafkanku, aku nggak akan bangkit!"Meskipun Simon merasa sedikit tertekan dan malu, setelah berpikir dari sudut pandang lain, dia menyadari bahwa sekalipun tidak pernah menyinggung Tirta, berdasarkan senioritas Tirta, dia tetap harus menghormatinya dengan sujud dan memberikan salam.Pikiran ini perlahan meredakan rasa kesalnya. Terlebih lagi, permintaan untuk berlutut dan meminta maaf itu adalah perintah langsung dari kakeknya. Simon tidak berani menolak perintah tersebut.Tirta memberi tahu, "Simon, aku tahu kamu melakukan ini karena menghormati Pak Saba. Sejujurnya, aku nggak punya dendam yang dalam denganmu.""Kalau kamu nggak mempersulitku, aku juga nggak akan mempermasalahkannya. Tapi, tolong perhatikan perilaku pacarmu. Anggap saja urusan ini se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1027

    "Ayah, ayo kita segera pergi dari sini! Kita nggak mungkin bisa tetap di tempat ini lagi!" Melihat Simon merendahkan diri dan bersikap lunak terhadap Tirta, Camila meninggalkan aula dengan wajah penuh rasa malu.Sementara itu, Wirya, Diego, Sofyan, dan beberapa orang yang sebelumnya paling keras mengejek Tirta, mulai merasakan ketakutan. Mereka coba memanfaatkan keramaian untuk menyelinap keluar melalui kerumunan tanpa menarik perhatian.Hanya saja sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, Joshua yang duduk di kursi utama berdiri dan berbicara dengan nada dingin, "Berhenti di situ. Pak Sofyan, Pak Diego, Pak Wirya, kalian mau pergi ke mana? Apa kalian lupa apa yang sudah aku katakan sebelumnya?"Orang-orang di sekitar mereka segera membuka jalan. Mereka sebisa mungkin menjauh dari ketiga orang itu karena takut terseret dalam masalah. Sofyan, Diego, dan Wirya kini tidak bisa melangkah maju ataupun mundur. Mereka terdiam di tempat, bahkan tubuh mereka kaku seperti patung.Mereka sudah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1026

    "Pak Simon sudah membungkuk dan minta maaf di depan umum. Itu sudah cukup menghargaimu! Tapi, kamu masih ragu dan enggan pergi ke belakang aula bersamanya!""Kamu kira setelah menjadi saudara angkat Pak Saba, kamu langsung berubah menjadi seorang bangsawan? Padahal sejak awal, kamu cuma orang kampungan yang nggak punya nilai!"Dari kejauhan, Camila memperhatikan semuanya dengan diam-diam. Ketika melihat Tirta ragu, dia mengepalkan tinjunya sambil bergumam demikian dengan gigi terkatup.Camila memang sengaja tidak henti-hentinya menyebut Tirta sebagai orang kampungan. Tujuannya adalah untuk menonjolkan status pacarnya sebagai cucu seorang veteran, sekaligus merendahkan Bella.Namun kini, pacarnya yang begitu dibanggakannya malah membungkuk dan meminta maaf kepada Tirta di depan banyak orang. Bisa dibayangkan betapa tertekan dan geramnya Camila saat ini. Dalam situasi seperti ini, Camila hanya bisa mengutuk Tirta dalam hatinya tanpa bisa berbuat apa-apa.Di saat Tirta masih ragu apakah d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1025

    Camila tidak pernah melihat Simon mengamuk seperti ini. Mungkin karena ucapan Yahsva, Simon yang marah juga terlihat sedikit ketakutan.Camila yang dipaksa untuk menerima kenyataan berusaha menahan emosinya dan menghibur Simon, "Simon, biarpun dia itu adik angkat Kakek Saba, kamu itu cucu kandung Kakek Yahsva. Kamu nggak usah panik cuma karena masalah sepele seperti ini."Camila melanjutkan, "Paling-paling kita minta maaf kepada ... Tirta untuk menghormati Kakek Saba. Bagaimanapun, Kakek Yahsva nggak akan mempersulitmu demi orang luar."Camila takut ditendang Simon lagi, tetapi sebenarnya dia tetap menganggap Tirta sebagai orang kampungan. Camila tidak akan mengubah pandangannya karena Tirta adalah adik angkat Saba.Simon memelototi Camila sambil membentak, "Dasar tolol! Kalau memang segampang itu, aku nggak mungkin begitu marah! Kamu tahu Kakek menyuruhku minta maaf pada Tirta dengan cara apa?"Simon ingin menampar Camila. Sementara itu, Camila mulai ketakutan. Dia mundur, lalu beruca

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status