Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 601 - Chapter 610

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 601 - Chapter 610

949 Chapters

Bab 601

"Kenapa? Ada masalah apa?" tanya Riza sambil mengernyit."Pak Riza, perusahaan kita nggak kekurangan uang. Kenapa kamu malah memilih ngasih uang ke Pak Kangga daripada melunasi upah pekerja? Padahal jelas-jelas upah ini adalah hak mereka. Selain itu, kalau masalahnya jadi besar, nggak ada untungnya bagi perusahaan kita ...," ucap sekretaris itu dengan heran."Kamu yang bos atau aku? Memangnya aku nggak boleh nikmati sendiri uangnya kalau nggak kekurangan uang?""Lagian, bukan cuma aku seorang yang nunggak pembayaran upah! Pokoknya lakukan saja yang kuperintahkan, nggak usah banyak omong kosong! Keluar sana!" maki Riza sambil memukul mejanya.....Sekitar setengah jam kemudian, Tirta melihat papan nama bertuliskan "Grup Polar" dari kejauhan. Di depannya telah dikerumuni sekumpulan orang. Mereka adalah Farida dan 30 orang pekerja di bawahnya.Selain itu, ada juga beberapa pria tua dan muda yang mengenakan seragam sedang mengadang di pintu masuk. Kemungkinan besar, mereka adalah orang dar
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 602

Mendengar hal itu, ekspresi para pria berseragam itu langsung menjadi muram."Kalian ngomong sembarangan apaan? Bos sudah jelaskan, belakangan ini perputaran dananya nggak bagus. Jadi, dia minta kalian untuk datang menagihnya setengah tahun lagi.""Sekalipun kalian terburu-buru, tetap saja harus menunggu sampai dia punya uang, 'kan? Masalahnya, kalian nggak mau dan malah memblokir pintu masuk perusahaan. Mau gimana perusahaannya bisa berjalan? Apa tindakan kalian ini bukan buat onar namanya?""Kami nggak langsung menahan kalian saja sudah termasuk menoleransi kalian. Kalian malah marah-marah sama kami. Dasar nggak tahu diri!" bentak salah seorang pria botak.Di lencana dadanya tertulis dengan huruf kecil, "Wakil Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan, Kangga".Tiba-tiba, terdengar suara pesan masuk di ponsel Kangga. Dia segera membalikkan badan dan melihat ponselnya. Dahinya sedikit berkedut ketika dia melihat pesan itu ... ternyata satu miliar yang dijanjikan oleh Riza sudah masuk ke reken
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 603

"Kami tahu, Pak Riza punya uang. Dua hari yang lalu kami lihat sendiri dia baru beli mobil Benz seharga 4 miliar! Kalau dia nggak punya uang, apa dia sanggup beli mobil semewah itu?" tanya seorang pekerja dengan lantang."Ya, kalau Pak Riza nggak punya uang, memangnya dia bisa beli mobil mewah?" sahut pekerja lainnya."Pak Riza pasti nggak punya uang beli mobil. Mungkin kalian salah lihat. Ada banyak orang yang punya wajah mirip di dunia ini. Sebaiknya kalian cepat pulang, jangan buat onar lagi," ucap Kangga membela Riza setelah menenangkan dirinya.Melihat Kangga yang keras kepala, emosi Tirta semakin meledak. Pada akhirnya, dia berkata dengan nada mengancam, "Pak Kangga, kutanyakan satu pertanyaan terakhir.""Kalau ada orang yang transfer satu miliar untukmu dan menyuruhmu melakukan sesuatu, apa kamu akan terima uang itu padahal jelas-jelas tahu itu hal yang melanggar hukum?" tanya Tirta."Huh! Bukannya itu omong kosong? Aku adalah orang yang jujur, tentu nggak akan terima uang itu."
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 604

"Pak Kangga, apa maksudmu ini? Setelah dapat uangnya, kamu masih belum puas?" Riza sama sekali tidak menyangka akan dimarahi oleh Kangga, sehingga nada bicaranya menjadi muram."Riza, aku nggak terima uangmu. Aku sudah pakai uang itu untuk dijadikan upah para pekerja," jawab Kangga langsung dengan lantang. "Kuperingatkan sekali lagi, segera turun ke sini dan lunasi semua upah para pekerja. Kalau nggak, aku akan suruh orang untuk menahanmu!""Oke, kamu suruh mereka tunggu di bawah," jawab Riza sambil mengernyit, lalu menutup telepon itu.Riza telah beberapa kali bekerja sama dengan Kangga dan dia tidak pernah bereaksi seperti ini sama sekali. Setelah dipikirkan sejenak, Riza bisa menebak alasannya."Sepertinya bantuan yang dicari Farida kali ini bukan orang biasa. Mungkin orang yang hebat. Kalau nggak, nggak mungkin Kangga akan mengkhianatiku. Tapi, nggak semudah itu mau mendapat uang dari tanganku!"Riza melambaikan tangannya, lalu memberi perintah pada sekretaris di belakangnya, "Ambi
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 605

"Aku juga nggak tahu. Tapi, dia punya nomor pribadi Pak Saad, sebaiknya kamu serahkan uangnya dengan patuh," bisik Kangga sambil menjauhkan diri dari Riza."Hehe, cuma nomor pribadi saja sudah buat Pak Kangga setakut ini? Sepertinya posisimu ini nggak seberapa? Bocah ini kelihatannya cuma 20-an tahun. Selain itu, dia berbaur sama orang-orang kampungan begini, mana mungkin bisa kenal sama Pak Saad?""Mungkin saja cuma kebetulan tahu nomor pribadi Pak Saad dari suatu tempat. Belum tentu ada yang jawab kalau dia benar-benar meneleponnya!" ujar Riza sambil tertawa sinis.Mendengar nada cemoohan Riza, Kangga juga merasa kesal. Namun, setelah dipikir-pikir, sepertinya ucapan Riza cukup masuk akal juga.Jika Tirta benar-benar kenal dengan Saad, bukankah dia sudah memanggilnya ke sini untuk menangani masalah ini? Mana mungkin dia akan repot-repot menghabiskan waktu lagi di sini?Jika kejadiannya benar-benar seperti yang dikatakan Riza bahwa Tirta hanya kebetulan mendapatkan nomor pribadi Saad,
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 606

Dokumen yang diberikannya adalah dokumen resmi. Namun, Riza menghamburkan uang untuk mengeluarkan dokumen palsu ini. Jika tidak, orang-orang pasti bisa mendeteksi kepalsuannya.Sesuai harapan, setelah para pekerja memungut dokumen itu, mereka berkumpul untuk melihat. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa dokumen ini palsu atau pernah diperbaiki. Seketika, sekelompok orang itu ketakutan hingga gemetaran. "Ini .... Kita benaran harus ganti rugi?""Seratus miliar .... Astaga, gimana kita bisa ganti rugi sebanyak ini?"Tirta tidak menduga hal seperti ini akan terjadi. Dia segera bangkit dan bertanya kepada Farida, "Kak, kalau proyek gagal lolos pemeriksaan, kalian benaran harus bayar kompensasi?""Kami yang bertanggung jawab atas proyek ini. Kalau nggak lolos pemeriksaan, gaji kami bakal ditahan atau kami harus ganti rugi. Tapi, kami bekerja sesuai dengan sketsa yang diberikan. Nggak ada kesalahan apa pun. Bahan juga disediakan oleh Riza.""Secara logika, kami nggak mungkin gagal dalam pemeri
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 607

Kangga juga mengira Tirta hanya bicara omong kosong. Tirta pasti hanya menipu mereka supaya pengujian dilakukan ulang. Namun, Riza tidak mungkin menyetujuinya."Begini saja, aku telepon seseorang dulu. Kamu tunggu sebentar." Tanpa memberi Riza kesempatan untuk berbicara, Tirta sudah menghubungi nomor Irene."Kak Irene, aku lagi butuh uang. Tolong transfer sedikit ke nomor rekening yang kukirim. Nanti baru kujelaskan," ucap Tirta.Tirta menitipkan beberapa triliun uangnya di tempat Irene. Irene hanya membutuhkan beberapa menit untuk mentransfer 100 miliar ke rekening Tirta.Setelah panggilan berakhir, Tirta menunggu dengan sabar. Farida menatap Tirta dengan tatapan rumit dan berkaca-kaca, "Tirta, kamu benaran menyuruh Bu Irene mentransfer uang? Kamu sudah banyak membantuku. Gimana aku bisa membayarmu uang sebanyak ini?""Nggak apa-apa, Kak. Seratus miliar cuma uang kecil bagiku. Nggak usah sungkan," timpal Tirta sambil mengedikkan bahunya dengan tidak acuh."Bocah ini pintar sekali bers
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 608

Tirta mengira awalnya Riza hanya menyuap Kangga, makanya tidak ingin merepotkan Saad dan ingin mengatasinya sendiri.Namun, setelah mengetahui Riza juga menyuap orang-orang dari departemen pengujian, Tirta terpaksa memanggil Saad. Bagaimanapun, sekelompok orang ini berada di bawah yurisdiksi Saad.Selain itu, jika Saad turun tangan, mereka tidak perlu menghabiskan terlalu banyak energi. Riza, Kangga, dan orang departemen pengujian tidak mungkin berani macam-macam. Gaji para bawahan Farida juga akan dibayar.Setelah membuat keputusan, Tirta langsung menelepon Saad dan menceritakan semuanya secara singkat. "Pak Saad, maaf sekali. Aku lagi-lagi merepotkanmu."Tirta merasa agak malu. Bagaimanapun, Saad adalah wali kota yang bermartabat. Namun, Saad malah terus membantu Tirta layaknya seorang pengasuh pribadi."Kenapa bicara sesungkan ini, Tirta?" Saad merasa kurang puas mendengarnya. "Kita ini teman. Kamu yang menyelamatkanku. Sudah seharusnya aku membantumu. Apalagi, uang yang kamu titipk
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 609

Setelah masuk, Riza langsung menghubungi Kepala Departemen Pengujian, Bagas. "Pak Bagas, ini aku, Riza.""Oh, rupanya Pak Riza. Aku lagi berendam dengan teman-temanku. Ada urusan apa? Katakan saja. Kalau nggak penting, aku tutup telepon," sahut Bagas dengan tidak sabar.Sebenarnya, Bagas sedang bersama wanita barunya. Dia ingin mengobrol dan mengenal wanita itu lebih dalam, tetapi malah diganggu Riza. Wajar kalau dia merasa kesal."Begitu ya. Sebelumnya aku mencarimu untuk membuat dokumen palsu, 'kan? Sekarang orang yang mengerjakan proyek merasa ada yang aneh dengan dokumennya. Dia ingin memintamu melakukan pengujian ulang.""Aku menyetujuinya. Tentunya, aku nggak bakal membuatmu bekerja sia-sia. Kamu cuma perlu bicara dengan mereka dan menunjuk beberapa tempat yang nggak sesuai kualifikasi. Aku bisa memberimu 4 miliar, oh, enam miliar deh. Gimana?" tawar Riza tanpa marah sedikit pun.Hanya dengan bicara sedikit, Bagas bisa mendapat 6 miliar. Riza yakin Bagas tidak akan menolaknya. Se
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 610

Di depan pintu perusahaan, Tirta mulai merasa bosan karena terus menunggu. Dia pun mengobrol dengan Nabila.Nabila sudah tidak bertemu Tirta selama tujuh hingga delapan hari. Tentu ada banyak hal yang ingin dibicarakannya. Ketika mengobrol, Nabila tiba-tiba mengungkit tentang Pil Kecantikan. Katanya itu adalah produk yang sangat terkenal sekarang. Harganya pun sangat mahal dan sulit didapat."Kak, kamu sudah tahu tentang Pil Kecantikan ya?" tanya Tirta dengan agak terkejut. Bagaimanapun, ketika Pil Kecantikan diluncurkan, Nabila sedang berada di luar kota. Sepertinya seluruh orang di dalam negeri akan segera tahu tentang Pil Kecantikan."Mana mungkin aku nggak tahu soal produk ajaib itu. Saat kakak sepupuku menikah, dia mempersembahkan sebutir Pil Kecantikan di hadapan semua keluarga. Kulit istrinya awalnya agak hitam. Wajahnya juga punya bekas jerawat. Tapi, setelah makan Pil Kecantikan, dia jadi makin cantik!"Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian ini. Namun, ketika mengungkitny
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more
PREV
1
...
5960616263
...
95
DMCA.com Protection Status