Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 221 - Chapter 230

961 Chapters

Bab 221

"Huh! Kamu kira aku takut? Aku justru ingin melihat sebesar apa nyalimu! Hari ini, jangan harap kamu bisa macam-macam selama kami berdua ada di sini! Minggir! Jangan mengganggu proses pembangunan!" pekik Melati.Melati sungguh murka dengan sikap Elvi. Wanita ini bukan hanya membuat onar, tetapi juga berani memaki dirinya dan Ayu."Janda, kamu nggak berhak ikut campur urusan Keluarga Hadiraja. Minggir! Jangan ganggu kami!" bentak Elvi.Ketika Elvi masih ingin memaki, Pandu tiba-tiba maju dan menampar Melati. Tamparan ini sungguh cepat dan kuat. Seketika, terlihat bekas tamparan yang jelas di wajah Melati."Kamu berani menamparku? Matilah kamu!" Melati bukan orang yang bisa ditindas. Dia pasti akan melampiaskan amarahnya sebisa mungkin.Namun, sebelum Melati sempat maju, Danang yang merupakan ayah Pandu segera menghalangi dan mengancam, "Kalau nggak takut cacat, coba saja maju."Danang yang bertubuh kekar ini adalah guru taekwondo di kota. Dalam pertarungan biasa, 3 orang dewasa bukan ta
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 222

"Minggir sana! Dasar wanita buta!" Elvi sontak mendorong Ayu. Saat berikutnya, Ayu pun terjatuh dan tangannya terluka karena batu tajam."Keterlaluan sekali! Semuanya, kita maju! Usir 3 orang gila ini dari Desa Persik!" Beberapa penduduk desa yang tidak tahan lagi hendak membantu, tetapi Boris dan Dina segera menghentikan mereka."Hei! Ngapain kalian? Ini urusan Keluarga Hadiraja! Untuk apa kalian ikut campur urusan orang?""Benar! Jangan sok pahlawan! Elvi punya batu bata! Kalian nggak takut terluka ya? Kalau kalian mati, nggak akan ada yang membalaskan dendam kalian lho!""Lagi pula, sekarang masyarakat diatur oleh hukum. Perkelahian seperti ini melanggar hukum! Kalau kalian terlibat, apa kalian bisa ganti rugi?"Setelah ditakut-takuti oleh Boris dan Dina, para penduduk desa yang hendak membantu pun mundur dan mulai merenung."Kerabat Pak Tirta ini benar-benar keterlaluan. Sebaiknya aku telepon Pak Tirta lagi," gumam Farida yang terus mengamati situasi sejak tadi. Karena situasi maki
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 223

Bentakan ini bukan hanya membuat Boris dan Dina yang menonton keseruan terkesiap, tetapi Ayu dan Melati juga bisa merasakan bahaya. Pandu sudah termasuk beruntung karena tidak mati setelah ditendang Tirta."Tirta, aku baik-baik saja. Jangan melakukan hal bodoh ya," nasihat Melati. Dia tahu betul sifat Tirta. Melati khawatir Tirta melakukan sesuatu yang berlebihan saking emosinya."Tirta, kami baik-baik saja. Jangan bertindak gegabah," nasihat Ayu juga."Aku nggak bisa terima semua ini. Mereka harus diberi pelajaran karena berani main tangan dengan kalian!" Tirta tidak peduli.Tirta telah menggunakan mata tembus pandangnya untuk memeriksa tubuh Melati. Dia melihat luka yang cukup besar di punggung Melati, bahkan banyak lebam di tubuhnya. Tubuh Ayu juga dipenuhi bekas pukulan."Dasar berengsek! Pandu kakak sepupumu! Gimana bisa kamu menyerangnya sekejam ini! Kemari! Aku akan mematahkan kedua kakimu!" hardik Danang yang hendak menyerang Tirta.Bagaimanapun, Pandu adalah satu-satunya anak
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 224

"Hahaha! Memangnya kalian pantas menjadi keluargaku? Kalian cuma mau uangku, 'kan?" Tirta tergelak saking kesalnya. Amarah masih berkecamuk hebat dalam hatinya."Ya. Karena semua sudah jelas di sini, aku akan terus terang saja! Aku awalnya cuma ingin minta 6 miliar dan kamu bisa lanjut membangun rumah. Tapi, karena kamu melukai Pandu dan Danang, kamu harus membayar 20 miliar! Kalau nggak, jangan harap masalah ini bisa berakhir!" ancam Elvi."Dua puluh miliar? Kamu pergi rampok bank saja. Kamu kira nyawa kalian bertiga begitu berharga? Nggak tahu malu sekali!" bentak Melati sambil menunjuk Elvi dengan berang."Janda, ini bukan urusanmu! Minggir sana! Jangan sampai aku memukulmu lagi!" ancam Elvi sambil mengangkat batu bata di tangannya. Terlihat noda darah di atas batu itu.Tirta yang tidak tahan lagi akhirnya meledakkan energinya. Seketika, batu bata itu hancur berkeping-keping. Dia mengancam balik, "Kalau kamu berani memaki Kak Melati lagi, aku bisa membuatmu berakhir seperti batu bat
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 225

"Kenapa bisa ada orang yang begitu nggak tahu malu sepertimu di dunia ini? Tirta sudah berniat melepaskanmu, tapi kamu malah terus menantangnya," ujar Melati yang amarahnya masih belum mereda. Dadanya sampai bergerak cepat karena napasnya yang memburu."Jangan bicara omong kosong! Kalau nggak memberiku uang itu, aku akan menuntut kalian!" teriak Elvi yang terkapar di tanah."Tuntut saja kalau kamu berani," ucap Tirta dengan dingin."Benar! Tuntut saja kalau kamu nggak takut ditangkap!" sahut Agus."Pak, temanku seorang pengacara. Aku pernah melihat kasus serupa sebelumnya. Kita akan menang kalau menuntut mereka, bahkan mereka harus bayar ganti rugi. Kalau butuh, telepon saja temanku," kata Farida sambil mengeluarkan ponselnya."Elvi, kamu ingin menuntut Tirta, 'kan? Kami sudah punya pengacara, kamu sudah boleh mulai cari pengacara. Kalian pasti akan kalah!" Sebelum Tirta berbicara, Melati sudah menakut-nakuti Elvi."A ... aku pasti akan menuntut kalian! Kalian kira aku takut? Kalian tu
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 226

"Sialan. Lemah sekali Elvi ini. Masa gagal menyulitkan bocah itu? Dasar nggak berguna! Tirta pasti makin sombong setelah masalah ini." Ketika Tirta hendak pergi, dia tiba-tiba mendengar suara Boris dan Dina yang memaki di kerumunan.Tirta sontak menghentikan langkah kakinya dan bertanya, "Apa yang kalian katakan? Kalau berani, bicara di depanku. Ayo, kemari."Boris dan Dina tahu kehebatan Tirta sehingga tidak mungkin berani memakinya secara langsung. Jadi, kedua orang itu pun membalas, "Kami nggak mengatakan apa pun."Usai berbicara, mereka berdua segera berbalik dan pergi. Tirta pun tidak ingin bersikap perhitungan kepada mereka. Namun, Agus tiba-tiba berkata, "Tirta, jangan biarkan mereka pergi. Tadi penduduk desa ingin maju untuk membantu, tapi mereka berdua menghalangi!""Benar! Tirta, kamu harus menghajar mereka! Beri mereka pelajaran supaya nggak berani macam-macam lagi! Kalau nggak, aku nggak akan puas!" Melati turut bersuara."Sialan. Sepertinya aku nggak mengusik kalian, 'kan?
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 227

Tirta tidak akan berbelaskasihan pada kedua orang yang tidak tahu malu ini. Boris dan Dina tentu ketakutan karena telah melihat kekejaman Tirta. Satu tamparan dari Tirta sudah bisa membuat gigi mereka rontok!"Ja ... jangan keterlaluan ya!" ujar Boris."Lamban sekali." Tirta yang tidak bisa menunggu lagi pun maju dan menampar Boris. Boris sontak terhuyung-huyung dan berputar beberapa kali sebelum terjatuh."Ber ... berhenti! Aku bisa sendiri!" Ketika Tirta hendak menampar lagi, Boris bergegas melambaikan tangan dan mulai menampar diri sendiri."Gimana denganmu? Butuh bantuanku nggak?" tanya Tirta kepada Dina."A ... aku bisa sendiri." Dina menelan ludah, lalu mulai menampar wajah sendiri."Kak Farida, tolong awasi mereka. Aku akan pulang dulu," pesan Tirta. Kemudian, dia pergi. Dia tidak punya kesabaran untuk menunggu Boris dan Dina.....Sementara itu, Pandu sedang mengemudikan mobil untuk mengantar Danang ke rumah sakit. Pandu menggenggam kemudi dengan erat sambil berkata, "Ibu, boca
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 228

Tirta keenakan bermesra-mesraan dengan Melati belakangan ini, sampai-sampai lupa diri. Kalau tidak, dia tidak mungkin menggoda Melati di depan Ayu.Tirta tentu panik karena dirinya hampir ketahuan. Dia takut Ayu marah besar. Saat ini, dia tidak tahu cara menjelaskan."Pintar sekali kamu berbohong. Kamu kira aku nggak mendengar apa pun tadi? Cepat jawab jujur, kejahatan apa yang kamu lakukan di belakangku?" tanya Ayu dengan ekspresi suram, seolah-olah dirinya sangat marah."Aku nggak melakukan apa pun. Serius! Jangan sembarangan bicara!" Tirta bersikeras membantah. Dahinya sampai bercucuran keringat dingin."Masih nggak mau bicara jujur? Melati sudah memberitahuku semuanya! Kamu mau merahasiakan masalah ini sampai kapan?" Ayu benar-benar murka saat melihat Tirta menolak untuk jujur. Dia pun menjewer telinga Tirta, tetapi tidak terlalu kuat."Aduh. Bi, aku sudah salah, maaf. Kita bicara baik-baik ya," mohon Tirta. Pada saat yang sama, dia menatap Melati dengan tatapan bertanya-tanya. Bag
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 229

Tok, tok, tok! Ketika Tirta ingin bertingkah nakal, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Dia pun berteriak dengan agak kesal, "Siapa yang datang malam-malam begini?""Permisi, apa ini alamat Pak Tirta? Aku ingin mengantar pakaian yang dibelinya!" Terdengar suara seorang wanita dari luar. Itu sudah pasti Lilies. Dia datang bersama sopir."Oh? Sudah sampai ya? Tepat waktu sekali," gumam Tirta. Kemudian, dia berseru, "Ya, ini alamatku! Tunggu sebentar! Aku akan keluar!"Tirta merapikan pakaiannya, lalu bergegas bangkit. Melihat ini, Melati segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dengan tubuh Ayu dan bertanya, "Tirta, kamu beli pakaian apa? Kenapa dikirim malam-malam begini?"Keduanya awalnya masih berpakaian. Namun, sekarang mereka sudah telanjang bulat dan merasa sangat tidak nyaman karena ditinggal oleh Tirta."Tirta, apa mungkin itu penipu? Jangan tertipu!" ujar Ayu dengan cemas. Napasnya masih memburu karena sentuhan Tirta barusan."Hehe. Tenang saja, Bi. Ini buka
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 230

Tirta pun menatap tumpukan pakaian dalam seksi itu sesaat, lalu memilih beberapa pasang dan membawanya masuk."Tirta, apa ini?" Melati sontak bangkit sehingga tidak ada selimut yang menutupi tubuhnya lagi. Dia tidak peduli Tirta melihat seluruh tubuhnya.Ayu tidak bisa melihat, jadi tidak tahu apa yang dibawa oleh Tirta. Dia hanya bisa menunggu jawaban Tirta."Biar kubuka." Tirta tersenyum lebar, lalu membuka salah satu bungkusan. Seketika, terlihat pakaian dalam yang sangat seksi. Terlihat bra berenda hitam dengan desain setengah tembus pandang.Baik Melati ataupun Ayu, keduanya akan terlihat sangat menggoda jika memakainya. Mereka akan membuat Tirta kehilangan akal sehat!"Astaga! Apa-apaan ini? Pakaian macam apa yang kamu beli? Mana bisa kain semacam ini menutupi tubuhku! Kamu nakal sekali!" tegur Melati.Melati tentu memahami pemikiran Tirta. Jangankan Tirta, Melati saja merasa sekujur tubuhnya menjadi sangat panas saat melihat pakaian itu.Meskipun mengeluh, Melati tetap menjulurk
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
97
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status