Share

Bab 223

Penulis: Hazel
Bentakan ini bukan hanya membuat Boris dan Dina yang menonton keseruan terkesiap, tetapi Ayu dan Melati juga bisa merasakan bahaya. Pandu sudah termasuk beruntung karena tidak mati setelah ditendang Tirta.

"Tirta, aku baik-baik saja. Jangan melakukan hal bodoh ya," nasihat Melati. Dia tahu betul sifat Tirta. Melati khawatir Tirta melakukan sesuatu yang berlebihan saking emosinya.

"Tirta, kami baik-baik saja. Jangan bertindak gegabah," nasihat Ayu juga.

"Aku nggak bisa terima semua ini. Mereka harus diberi pelajaran karena berani main tangan dengan kalian!" Tirta tidak peduli.

Tirta telah menggunakan mata tembus pandangnya untuk memeriksa tubuh Melati. Dia melihat luka yang cukup besar di punggung Melati, bahkan banyak lebam di tubuhnya. Tubuh Ayu juga dipenuhi bekas pukulan.

"Dasar berengsek! Pandu kakak sepupumu! Gimana bisa kamu menyerangnya sekejam ini! Kemari! Aku akan mematahkan kedua kakimu!" hardik Danang yang hendak menyerang Tirta.

Bagaimanapun, Pandu adalah satu-satunya anak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 224

    "Hahaha! Memangnya kalian pantas menjadi keluargaku? Kalian cuma mau uangku, 'kan?" Tirta tergelak saking kesalnya. Amarah masih berkecamuk hebat dalam hatinya."Ya. Karena semua sudah jelas di sini, aku akan terus terang saja! Aku awalnya cuma ingin minta 6 miliar dan kamu bisa lanjut membangun rumah. Tapi, karena kamu melukai Pandu dan Danang, kamu harus membayar 20 miliar! Kalau nggak, jangan harap masalah ini bisa berakhir!" ancam Elvi."Dua puluh miliar? Kamu pergi rampok bank saja. Kamu kira nyawa kalian bertiga begitu berharga? Nggak tahu malu sekali!" bentak Melati sambil menunjuk Elvi dengan berang."Janda, ini bukan urusanmu! Minggir sana! Jangan sampai aku memukulmu lagi!" ancam Elvi sambil mengangkat batu bata di tangannya. Terlihat noda darah di atas batu itu.Tirta yang tidak tahan lagi akhirnya meledakkan energinya. Seketika, batu bata itu hancur berkeping-keping. Dia mengancam balik, "Kalau kamu berani memaki Kak Melati lagi, aku bisa membuatmu berakhir seperti batu bat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 225

    "Kenapa bisa ada orang yang begitu nggak tahu malu sepertimu di dunia ini? Tirta sudah berniat melepaskanmu, tapi kamu malah terus menantangnya," ujar Melati yang amarahnya masih belum mereda. Dadanya sampai bergerak cepat karena napasnya yang memburu."Jangan bicara omong kosong! Kalau nggak memberiku uang itu, aku akan menuntut kalian!" teriak Elvi yang terkapar di tanah."Tuntut saja kalau kamu berani," ucap Tirta dengan dingin."Benar! Tuntut saja kalau kamu nggak takut ditangkap!" sahut Agus."Pak, temanku seorang pengacara. Aku pernah melihat kasus serupa sebelumnya. Kita akan menang kalau menuntut mereka, bahkan mereka harus bayar ganti rugi. Kalau butuh, telepon saja temanku," kata Farida sambil mengeluarkan ponselnya."Elvi, kamu ingin menuntut Tirta, 'kan? Kami sudah punya pengacara, kamu sudah boleh mulai cari pengacara. Kalian pasti akan kalah!" Sebelum Tirta berbicara, Melati sudah menakut-nakuti Elvi."A ... aku pasti akan menuntut kalian! Kalian kira aku takut? Kalian tu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 226

    "Sialan. Lemah sekali Elvi ini. Masa gagal menyulitkan bocah itu? Dasar nggak berguna! Tirta pasti makin sombong setelah masalah ini." Ketika Tirta hendak pergi, dia tiba-tiba mendengar suara Boris dan Dina yang memaki di kerumunan.Tirta sontak menghentikan langkah kakinya dan bertanya, "Apa yang kalian katakan? Kalau berani, bicara di depanku. Ayo, kemari."Boris dan Dina tahu kehebatan Tirta sehingga tidak mungkin berani memakinya secara langsung. Jadi, kedua orang itu pun membalas, "Kami nggak mengatakan apa pun."Usai berbicara, mereka berdua segera berbalik dan pergi. Tirta pun tidak ingin bersikap perhitungan kepada mereka. Namun, Agus tiba-tiba berkata, "Tirta, jangan biarkan mereka pergi. Tadi penduduk desa ingin maju untuk membantu, tapi mereka berdua menghalangi!""Benar! Tirta, kamu harus menghajar mereka! Beri mereka pelajaran supaya nggak berani macam-macam lagi! Kalau nggak, aku nggak akan puas!" Melati turut bersuara."Sialan. Sepertinya aku nggak mengusik kalian, 'kan?

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 227

    Tirta tidak akan berbelaskasihan pada kedua orang yang tidak tahu malu ini. Boris dan Dina tentu ketakutan karena telah melihat kekejaman Tirta. Satu tamparan dari Tirta sudah bisa membuat gigi mereka rontok!"Ja ... jangan keterlaluan ya!" ujar Boris."Lamban sekali." Tirta yang tidak bisa menunggu lagi pun maju dan menampar Boris. Boris sontak terhuyung-huyung dan berputar beberapa kali sebelum terjatuh."Ber ... berhenti! Aku bisa sendiri!" Ketika Tirta hendak menampar lagi, Boris bergegas melambaikan tangan dan mulai menampar diri sendiri."Gimana denganmu? Butuh bantuanku nggak?" tanya Tirta kepada Dina."A ... aku bisa sendiri." Dina menelan ludah, lalu mulai menampar wajah sendiri."Kak Farida, tolong awasi mereka. Aku akan pulang dulu," pesan Tirta. Kemudian, dia pergi. Dia tidak punya kesabaran untuk menunggu Boris dan Dina.....Sementara itu, Pandu sedang mengemudikan mobil untuk mengantar Danang ke rumah sakit. Pandu menggenggam kemudi dengan erat sambil berkata, "Ibu, boca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 228

    Tirta keenakan bermesra-mesraan dengan Melati belakangan ini, sampai-sampai lupa diri. Kalau tidak, dia tidak mungkin menggoda Melati di depan Ayu.Tirta tentu panik karena dirinya hampir ketahuan. Dia takut Ayu marah besar. Saat ini, dia tidak tahu cara menjelaskan."Pintar sekali kamu berbohong. Kamu kira aku nggak mendengar apa pun tadi? Cepat jawab jujur, kejahatan apa yang kamu lakukan di belakangku?" tanya Ayu dengan ekspresi suram, seolah-olah dirinya sangat marah."Aku nggak melakukan apa pun. Serius! Jangan sembarangan bicara!" Tirta bersikeras membantah. Dahinya sampai bercucuran keringat dingin."Masih nggak mau bicara jujur? Melati sudah memberitahuku semuanya! Kamu mau merahasiakan masalah ini sampai kapan?" Ayu benar-benar murka saat melihat Tirta menolak untuk jujur. Dia pun menjewer telinga Tirta, tetapi tidak terlalu kuat."Aduh. Bi, aku sudah salah, maaf. Kita bicara baik-baik ya," mohon Tirta. Pada saat yang sama, dia menatap Melati dengan tatapan bertanya-tanya. Bag

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 229

    Tok, tok, tok! Ketika Tirta ingin bertingkah nakal, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Dia pun berteriak dengan agak kesal, "Siapa yang datang malam-malam begini?""Permisi, apa ini alamat Pak Tirta? Aku ingin mengantar pakaian yang dibelinya!" Terdengar suara seorang wanita dari luar. Itu sudah pasti Lilies. Dia datang bersama sopir."Oh? Sudah sampai ya? Tepat waktu sekali," gumam Tirta. Kemudian, dia berseru, "Ya, ini alamatku! Tunggu sebentar! Aku akan keluar!"Tirta merapikan pakaiannya, lalu bergegas bangkit. Melihat ini, Melati segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dengan tubuh Ayu dan bertanya, "Tirta, kamu beli pakaian apa? Kenapa dikirim malam-malam begini?"Keduanya awalnya masih berpakaian. Namun, sekarang mereka sudah telanjang bulat dan merasa sangat tidak nyaman karena ditinggal oleh Tirta."Tirta, apa mungkin itu penipu? Jangan tertipu!" ujar Ayu dengan cemas. Napasnya masih memburu karena sentuhan Tirta barusan."Hehe. Tenang saja, Bi. Ini buka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 230

    Tirta pun menatap tumpukan pakaian dalam seksi itu sesaat, lalu memilih beberapa pasang dan membawanya masuk."Tirta, apa ini?" Melati sontak bangkit sehingga tidak ada selimut yang menutupi tubuhnya lagi. Dia tidak peduli Tirta melihat seluruh tubuhnya.Ayu tidak bisa melihat, jadi tidak tahu apa yang dibawa oleh Tirta. Dia hanya bisa menunggu jawaban Tirta."Biar kubuka." Tirta tersenyum lebar, lalu membuka salah satu bungkusan. Seketika, terlihat pakaian dalam yang sangat seksi. Terlihat bra berenda hitam dengan desain setengah tembus pandang.Baik Melati ataupun Ayu, keduanya akan terlihat sangat menggoda jika memakainya. Mereka akan membuat Tirta kehilangan akal sehat!"Astaga! Apa-apaan ini? Pakaian macam apa yang kamu beli? Mana bisa kain semacam ini menutupi tubuhku! Kamu nakal sekali!" tegur Melati.Melati tentu memahami pemikiran Tirta. Jangankan Tirta, Melati saja merasa sekujur tubuhnya menjadi sangat panas saat melihat pakaian itu.Meskipun mengeluh, Melati tetap menjulurk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 231

    Setelah memilih pakaian dalam yang tepat, langit sudah malam. Mereka pun berbaring dan tidur.Keesokan paginya.Tirta berbaring di tempat tidur dengan penuh kepuasan sambil memeluk pinggang ramping Melati di sebelah kiri. Kaki Melati yang putih dan lembut menekan tubuh Tirta. Wajah cantiknya memperlihatkan kepuasan yang tidak bisa disembunyikan.Di sebelah kanan, telapak tangan Tirta menutupi bokong Ayu yang montok. Wajah lembutnya penuh dengan kelelahan, kepuasan, dan kebahagiaan yang terpancar. Jari-jarinya yang putih mulus, memegang erat lengan Tirta, seolah-olah takut tidak bisa melihat Tirta setelah bangun.Tiba-tiba, Tirta merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya. Dengan menggunakan mata tembus pandangnya, Tirta melihat bahwa mutiara perak di dalam perutnya yang sebelumnya seukuran kuku, sekarang telah berubah menjadi sebesar buah leci.Selain itu, aliran udara berwarna perak yang menyebar dari mutiara itu, kini menjadi lebih murni dan pekat dibandingkan sebelumnya.Seiring

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1005

    Sebagian besar tamu yang hadir tidak tahu bahwa sebelumnya ada konflik antara Diego dan Tirta. Ketika melihat Diego maju dan memarahi Tirta di depan umum, mereka mengira dia ingin menyenangkan hati Simon.Menyadari hal ini, beberapa tuan muda yang tidak menyukai Tirta dan ingin mengambil hati Simon pun ikut maju dan memarahi Tirta."Pak Diego benar! Untuk membereskan anjing kampung ini, Pak Simon nggak perlu turun tangan sendiri.""Kalau kamu nggak ingin mati, sebaiknya segera minta maaf kepada Pak Simon dan Bu Camila!""Kalau nggak, kami saja sudah cukup untuk memastikan kamu akan mati di sini hari ini!"Di antara mereka, Wirya yang paling berani. Dia bahkan berjalan mendekati Tirta dan mencoba mencengkeram kerah bajunya sambil mengancam, "Kamu nggak dengar itu? Cepat berlutut dan minta maaf!""Kamu benaran berpikir Keluarga Purnomo akan melawan Keluarga Unais demi melindungimu? Jangan mimpi, dasar bodoh!""Dalam situasi seperti ini, Pak Darwan cuma nggak ingin mempermalukan keluargan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1004

    "Aku bukan ingin menjadi musuhmu. Aku cuma merasa ini hanya masalah kecil dan kamu nggak perlu terlalu mempersoalkannya," sahut Darwan dengan tenang."Masalah kecil? Pak Darwan, Anda benar-benar pintar bercanda! Wanitaku dipermalukan di depan umum dan kamu menyebutnya masalah kecil?""Walaupun kejadian ini memang dimulai oleh Camila dan aku akui dia bertindak berlebihan, dia tetap pacarku yang suatu hari nanti akan menjadi bagian dari Keluarga Unais.""Bukan cuma anjing kampung ini, bahkan kamu juga nggak berhak menyentuhnya. Jangan salahkan aku kalau aku mengingatkanmu. Aku akan memberi anjing kampung pelajaran. Kalau kamu berani menghalangi, Keluarga Purnomo harus menanggung akibatnya!" ancam Simon dengan ekspresi dingin."Pak Darwan ... sebaiknya kita nggak ikut campur masalah ini ....""Pikirkan matang-matang. Kamu harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak!"Beberapa anggota inti Keluarga Purnomo segera maju dan membujuk agar Darwan tidak lagi melindungi Tirta setelah melihat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1003

    "Wah, anjing kampung sepertimu ingin membuatku minta maaf dan mengakui kesalahan? Coba katakan, apa aku melakukan sesuatu yang salah?""Sekalipun aku salah, menurutmu anjing kampung sepertimu punya hak apa untuk memaksaku meminta maaf?""Semua orang di Keluarga Purnomo saja nggak berani bersuara, tapi kamu malah maju. Kamu ini benaran merasa dirimu hebat ya?"Camila yang sedang menikmati pujian dari para pengusaha besar dan kemenangan telaknya atas Bella, langsung melangkah maju dari kerumunan saat mendengar ucapan Tirta. Dia menatap Tirta dengan tatapan merendahkan sambil mencibir sinis."Aku nggak merasa aku hebat, aku hanya merasa sikap sombongmu itu sangat menjijikkan! Kamu perlu diajari dengan baik."Tirta menyeringai dingin, lalu sontak melayangkan dua tamparan keras ke wajah Camila. Wajahnya yang semula cantik langsung bengkak dan merah."Tirta, kamu ...!" Bella tidak menyangka Tirta akan bertindak kasar seperti itu demi membelanya! Hatinya terharu, tetapi di saat yang sama dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1002

    Pada saat yang sama, Camila terus menyombongkan diri kepada Bella dengan angkuh!"Wow ... ternyata dia cucu langsung dari salah satu pendiri negara!""Pantas saja junior dari Keluarga Arshad ini berani bicara sembarangan di acara Keluarga Purnomo. Ternyata karena pacarnya cucu pendiri negara!""Keluarga Purnomo memang besar. Tapi kalau dibandingkan dengan orang-orang di level seperti itu, mereka masih kalah ....""Lagi pula, dia pacar Pak Simon. Tentu saja dia punya modal untuk bersikap arogan."Setelah mengetahui identitas Simon dari Camila, para tokoh besar yang hadir di acara itu tercengang. Sesaat kemudian, semua perhatian dan pembicaraan yang tadinya terfokus pada Tirta dan Bella mulai beralih kepada Camila dan Simon."Pak Simon, kamu dan Bu Camila serasi sekali. Aku presdir dari perusahaan farmasi besar. Setelah acara ini selesai, apa aku boleh mengundangmu untuk makan bersama?""Pak Simon, Bu Camila, aku punya perusahaan properti. Apa aku punya kesempatan mengundang kalian ke ru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1001

    Camila memang datang untuk pamer dan membandingkan dirinya dengan Bella. Setelah tahu bahwa Tirta hanyalah seorang pria kampung rendahan, bagaimana mungkin dia melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Bella di depan umum?Bahkan, saat mengucapkan kata-kata itu, Camila sengaja meninggikan suaranya agar semua orang di aula bisa mendengarnya."Siapa wanita itu? Cantik, tapi mulutnya terlalu tajam!""Sepertinya dia anggota Keluarga Arshad dari Provinsi Dohe.""Dia berasal dari garis keturunan yang sama dengan ibu Bella, tapi kudengar hubungannya dengan Bella nggak baik.""Itu jelas sekali. Kalau nggak, mana mungkin dia langsung menyerang Bella dengan kata-kata seperti itu begitu masuk."Bisikan mulai terdengar di aula. Bahkan, banyak orang yang mulai mengaitkan peristiwa ini dengan spekulasi yang lebih dalam."Keluarga Arshad cuma mengirim satu anggota muda dan sikapnya seperti ini. Sepertinya, keluarga dari pihak ibu Bella juga nggak mendukung pernikahan ini.""Hehe, itu sudah jelas seka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1000

    Ayu berbalik dan melihat Bella yang memakai gaun putih. Riasan wajahnya sangat sempurna. Bella benar-benar cantik.Tubuh Bella langsing, tetapi dadanya berisi. Ayu sangat kagum melihat kecantikan Bella. Wanita biasa tidak bisa menandingi aura Bella yang menonjol.Melihat Bella yang berjalan menghampiri mereka, Tirta langsung berdiri dan berseru dengan mata berbinar-binar, "Bu Bella, akhirnya kamu datang! Hari ini ... kamu cantik sekali, seperti bidadari!"Bella memutar bola matanya, lalu memandang Tirta sembari membalas, "Benaran? Jadi, maksudmu sebelumnya aku nggak seperti bidadari?"Tirta langsung menggeleng dan menyahut, "Bukan begitu maksudku, Bu Bella. Kamu sangat cantik setiap hari. Bidadari pun kalah darimu."Bella tersenyum lebar seraya menimpali, "Dasar gombal! Jangan panggil aku 'Bu Bella' lagi. Panggil namaku saja."Ayu berkata dengan ekspresi bingung, "Ternyata kamu itu Bella. Astaga, kamu cantik sekali! Kenapa kamu bisa menyukai Tirta?"Bella tertawa, lalu duduk di samping

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 999

    Sebenarnya, pebisnis properti itu sangat berharap Tirta bertunangan dengan Bella. Dengan begitu, Bella tidak bisa menikah dengan konglomerat ibu kota negara. Jadi, status Keluarga Purnomo di ibu kota provinsi tidak akan meningkat.Bahkan, Keluarga Purnomo akan menjadi bahan tertawaan para pebisnis di ibu kota provinsi. Bagi pebisnis properti yang berbicara tadi, ini adalah hal yang bagus.Pebisnis properti itu adalah Sofyan, ayah Diego. Dia adalah Kepala Keluarga Bazan. Mereka adalah keluarga terbesar kedua setelah Keluarga Purnomo di ibu kota provinsi.Tentu saja, Sofyan cukup berpengaruh. Setelah mendengar ucapannya, para pengagum Bella tidak bersuara lagi.Mereka langsung duduk dan menunggu Bella keluar untuk meminta penjelasan kepadanya. Beberapa dari mereka menatap Tirta dengan sinis. Salah satunya berujar, "Cepat kirim pesan kepada Diego dan beri tahu dia tentang pecundang ini ...."Sementara itu, Diego yang menaiki taksi untuk datang ke kediaman Keluarga Purnomo merasa gusar set

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 998

    Para pengagum Bella lanjut menyindir Tirta."Orang kampungan ini nggak mungkin bisa menandingi mereka semua!""Bisa-bisanya Pak Darwan mengizinkan Bella yang begitu sempurna tunangan dengan orang seperti ini.""Sayang sekali kalau Bella tunangan dengan orang rendahan begini! Bukannya ini sama saja dengan mencelakai Bella?""Pak Darwan, sebenarnya apa kelebihan pria kampungan ini?"Jika Bella tunangan dengan konglomerat dari ibu kota negara, mereka bisa terima. Bagaimanapun, mereka tidak bisa menandingi konglomerat dari ibu kota negara.Namun, Tirta hanya seorang pecundang dari desa. Dibandingkan dengan pria kaya dari ibu kota provinsi, Tirta tidak ada apa-apanya. Atas dasar apa Tirta tunangan dengan Bella? Sangat disayangkan jika wanita sempurna seperti Bella dipasangkan dengan Tirta.Seorang pengagum Bella yang bernama Wirya maju. Dia adalah putra Keluarga Liman yang kaya raya di ibu kota provinsi. Wirya yang cemburu mengancam Tirta, "Hei, apa pun cara yang kamu gunakan untuk memperda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 997

    Setelah melontarkan sindiran, para tamu tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap Tirta yang berpenampilan biasa sebagai bahan lelucon. Kalau bukan Darwan yang membawa Tirta masuk, mungkin mereka sudah mengusir Tirta.Ayu berucap, "Tirta, kalau tahu banyak orang kaya menghadiri acara ini, seharusnya aku bawa kamu beli baju dulu sebelum datang. Kalau kamu berpakaian rapi, mereka pasti nggak akan mentertawakanmu."Meskipun Ayu merasa kesal dan ingin mengkritik para tamu, dia lebih khawatir Tirta bersedih. Tirta memang merasa tidak senang, tetapi dia tetap tersenyum kepada Ayu dan menanggapi, "Nggak apa-apa, Bibi. Biarkan mereka mentertawakanku. Bagaimanapun, aku dan Bu Bella tetap akan tunangan."Tirta menambahkan, "Selain itu, kita nggak melakukan kesalahan apa pun. Nggak usah pedulikan omongan mereka."Mendengar ucapan Tirta, Darwan makin mengaguminya. Kemudian, dia menyipitkan matanya dan menegur para tamu, "Ini acara penting, aku nggak mungkin menjadikan reputasi putriku sebagai baha

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status