Share

Bab 231

Penulis: Hazel
Setelah memilih pakaian dalam yang tepat, langit sudah malam. Mereka pun berbaring dan tidur.

Keesokan paginya.

Tirta berbaring di tempat tidur dengan penuh kepuasan sambil memeluk pinggang ramping Melati di sebelah kiri. Kaki Melati yang putih dan lembut menekan tubuh Tirta. Wajah cantiknya memperlihatkan kepuasan yang tidak bisa disembunyikan.

Di sebelah kanan, telapak tangan Tirta menutupi bokong Ayu yang montok. Wajah lembutnya penuh dengan kelelahan, kepuasan, dan kebahagiaan yang terpancar. Jari-jarinya yang putih mulus, memegang erat lengan Tirta, seolah-olah takut tidak bisa melihat Tirta setelah bangun.

Tiba-tiba, Tirta merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya. Dengan menggunakan mata tembus pandangnya, Tirta melihat bahwa mutiara perak di dalam perutnya yang sebelumnya seukuran kuku, sekarang telah berubah menjadi sebesar buah leci.

Selain itu, aliran udara berwarna perak yang menyebar dari mutiara itu, kini menjadi lebih murni dan pekat dibandingkan sebelumnya.

Seiring
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Renaldy Cristian
tiba tiba dah selesai aja, pengem Tau cerita Tirta main sm Ayu.....pasti seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 232

    Tirta juga ingin mencoba apakah aliran udara perak itu akan memberikan efek yang sama jika dimasukkan ke tubuh Melati. Dia langsung memegang tangan Melati dan mulai menyalurkan aliran udara perak itu.Begitu memasuki tubuh Melati, aliran udara tersebut juga menghilang dalam sekejap. Tidak lama kemudian, Melati bangun dengan wajah berseri-seri, suaranya juga tidak lagi selemah kemarin. Melihat Tirta menatapnya, Melati langsung memeluk dada Tirta."Tirta, kenapa kamu lihat aku seperti itu? Kamu mau lakukan sekali lagi selagi bibimu masih tidur ya?"Usia Melati masih muda, gairahnya juga sangat besar. Dia sangat menginginkan dan menikmati kebersamaannya dengan Tirta. Saking bergairahnya, orang lain mungkin tidak akan sanggup mengimbanginya.Namun, Tirta berbeda. Semakin sering dia berhubungan intim, tubuhnya akan jadi semakin kuat. Hal ini membuat tubuh Melati sedikit kehabisan energi. Jika terus berlanjut, hal ini bisa menjadi masalah besar!"Kak Melati, bagaimanapun juga, aku ini seoran

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 233

    Tirta mengosongkan tempat di sebuah ruangan khusus yang disediakan untuk menyimpan bahan obat sebelumnya. Setelah itu, dia memasukkan lebih dari seratus set pakaian ke dalam gudang itu dan dalam waktu kurang dari sepuluh menit, semuanya sudah dipindahkan. Bahkan sebelum sempat duduk dan menikmati secangkir teh, Nabila menelepon dengan suara riang dan bertanya, "Tirta, kamu sudah bangun?""Sudah bangun, ada apa Kak Nabila?" tanya Tirta."Hmph, nggak boleh nelpon kalau nggak ada apa-apa? Kamu mulai bosan sama aku ya?" Nabila menggerutu sedikit tidak puas."Mana mungkin, aku malah kangen sama kamu," kata Tirta dengan manis. Dia tidak ingin Nabila merasa kesal."Nah begitu dong, nanti aku sama Arum mau main ke tempatmu," kata Nabila dengan senang.Meskipun tidak tidur bersama Tirta semalam, Nabila tetap memimpikannya. Jadi, pagi ini suasana hatinya sangat baik saat terbangun."Ya, datang saja. Kebetulan aku lagi senggang. Kamu lanjutkan saja baca buku kedokteranmu," jawab Tirta."Kamu masi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 234

    "Kenapa kamu malah taruhan seperti itu?" tanya Arum dengan keheranan."Tapi, si Tirta bisa menguasai semuanya dalam tiga hari! Aku pikir aku nggak akan lebih bodoh darinya. Bagaimanapun, aku pasti bisa menguasainya dalam seminggu. Siapa tahu ternyata pengobatan tradisional serumit itu? Sudah seharian aku masih belum ingat sebagian kecil dari satu buku," ujar Nabila."Kamu nggak seharusnya menyetujuinya. Tapi, nggak masalah kalau sudah kalah. Kamu ini pacarnya, nggak mungkin dia akan nyalahin kamu, 'kan?" hibur Arum sambil menepuk pundak Nabila."Nggak juga sih, tapi ... kalau kalah ...." Suara Nabila semakin kecil. Tidak mungkin dia memberi tahu Arum bahwa dia harus membiarkan Tirta melakukannya dari belakang jika dia kalah."Gimana kalau kalah?" tanya Arum dengan penasaran melihat gelagat Nabila yang aneh."Nggak ... nggak apa-apa. Sebesar apa pun nyalinya, dia nggak akan berani buat apa pun padaku," jawab Nabila yang tidak ingin berkata jujur."Benar juga, mana ada cowok yang nggak s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 235

    "Nggak ada tempat tidur di sini. Sekarang vila belum selesai dibangun. Kalaupun aku beli tempat tidur lagi, nggak ada tempat untuk menaruhnya. Aku sendiri tidur di mobil. Nggak baik kalau kamu tidur di mobil denganku, 'kan?" kata Tirta sambil menggaruk kepala."Nggak ada tempat tidur? Kalau begitu, aku ikut kamu tidur di mana saja," jawab Nabila dengan tegas."Nabila, kenapa kamu harus tidur sama Tirta? Kamu merasa nggak nyaman tidur sama aku ya?" tanya Arum dengan suara ragu-ragu. Dia berpikir kehadirannya membuat Nabila tidak nyaman."Bukan begitu, aku cuma nggak terbiasa tidur tanpa Tirta. Jangan mikir yang aneh-aneh, Kak Arum," kata Nabila sambil buru-buru menjelaskan."Aku ...." Arum masih merasa dirinya agak menyusahkan."Nabila, Kak Arum baru datang beberapa hari, dia masih belum terbiasa. Temani dia tidur beberapa hari, ya. Nggak baik kalau dia tidur sendirian di tempat asing," kata Tirta mencoba membujuk.Sementara itu, Tirta juga penasaran apa yang ada di pikiran Nabila sehin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 236

    Setelah itu, pertama-tama Tirta mencari penduduk yang tinggal di dekat rumah tua dan membeli lima petak kebun dari mereka dengan mengeluarkan sejumlah uang. Dua di antaranya bisa digunakan untuk memelihara unggas. Sekarang Tirta punya uang, membeli beberapa petak kebun adalah hal yang mudah.Setelah membeli kebun, Tirta menemui Agus dan menyampaikan keinginannya untuk menyewa bendungan besar di ujung desa."Bendungan itu terlalu besar, bahkan meluas ke desa sebelah. Tempat itu sudah jadi milik dua desa," kata Agus. "Kalau kamu mau sewa, kita harus diskusi dulu sama kepala desa sebelah."Agus setuju dengan rencana Tirta untuk menyewa bendungan itu. Dia segera menelepon kepala desa sebelah, Danto, dan berkata, "Danto, ini Agus. Ada yang mau kubicarakan denganmu ....""Ada apa?" tanya Danto, "Ada orang di desamu juga yang mau nyewa bendungan untuk melihara ikan?"Sebelum Agus menjelaskan lebih jauh, Danto sudah memutuskan panggilan itu."Tirta, ada orang di desa mereka juga yang ingin men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 237

    Danto tidak mengerti, tetapi adiknya ini hanya pulang ke rumah sekali dalam belasan tahun dan hanya memiliki satu keinginan. Danto tidak bisa menolak untuk membantunya. Lagi pula, untuk urusan kecil seperti menjaga bendungan di desa sendiri, dia masih bisa menanganinya.....Sementara itu, Joko dan pemuda asing itu berkeliling di sekitar desa dengan menghindari warga desa lainnya. Mereka berjalan menuju bendungan di ujung desa. Setelah meninggalkan rumah Danto, pemuda asing itu terus-menerus mengerutkan alis. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya dengan bahasa lokal yang kurang lancar."Joko, apa rahasia di bendungan air sudah terbongkar? Kenapa ada orang yang menyewa bendungan air?""Jack, ini nggak mungkin! Kita terus bersama, aku juga nggak bilang rahasia bendungan air itu sama kakakku. Selain itu, yang mau nyewa bendungan air ini adalah orang dari desa sebelah.""Paling-paling cuma orang kampungan yang nggak tahu apa-apa. Mungkin mereka cuma mau pakai bendungannya un

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 238

    "Daripada sewakan ke dia, lebih baik sewakan ke aku!" timpal Agus dengan kesal. Bagaimanapun, Agus cukup dekat dengan Danto. Namun, sekarang Danto malah lebih membantu orang asing. Ditolak di hadapan Tirta seperti ini membuat Agus merasa malu."Kenapa kamu cerewet sekali? Pokoknya sudah kubilang nggak akan sewakan ke kalian! Kalian pulang saja!" bentak Danto dengan kesal."Oke, bendungan ini adalah milik kedua desa. Kalau kamu nggak mau sewakan untukku, kalian juga nggak usah harap bisa sewa yang di desa kami. Kita urus bagian masing-masing saja!" balas Agus."Terserah kamu saja!" Danto juga tidak pernah berpikir menginginkan bendungan air di desa sebelah. Dia langsung berbalik dan masuk ke rumah sambil membanting pintu."Danto, tunggu saja! Aku nggak percaya kamu nggak akan pernah memohon padaku!" Agus benar-benar kesal hingga mengentakkan kakinya."Nggak apa-apa, Ayah. Bendungan air itu besar sekali. Kita pakai yang di Desa Persik saja, jangan marah-marah," bujuk Nabila."Nabila, kam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 239

    "Pak Agus, apa benar-benar nggak usah bujuk Bibi?" Tirta merasa tidak nyaman. Bagaimanapun, hasilnya tetap akan sia-sia saja jika Betari ke sana."Biarkan saja. Padahal cuma wanita, tapi malah banyak ikut campur. Setelah dimaki orang nanti dia bakal balik sendiri," pungkas Agus dengan kesal. Jelas sekali Betari pasti sudah banyak ikut campur sebelumnya."Ayah, itu ibuku. Kenapa kamu bicara begini?" keluh Nabila.Namun jika dipikir-pikir, Betari selalu saja keluar untuk bermain kartu, sedangkan semua pekerjaan rumah selalu dilakukan oleh Agus seorang diri. Membiarkan Betari mengalami kegagalan mungkin akan mengajarkannya sesuatu.Selain itu, dari Desa Persik ke Desa Wonogiro membutuhkan waktu minimal satu jam dengan berjalan kaki. Dinilai dari sifat Betari, kemungkinan dia akan lelah dan kembali sebelum sampai di Desa Wonogiro!"Sudahlah, Tirta. Jangan khawatirkan ibuku. Gimana kalau kita makan siang di rumahku?" tanya Nabila."Oke, aku telepon Bibi dulu supaya dia nggak khawatir," kata

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1005

    Sebagian besar tamu yang hadir tidak tahu bahwa sebelumnya ada konflik antara Diego dan Tirta. Ketika melihat Diego maju dan memarahi Tirta di depan umum, mereka mengira dia ingin menyenangkan hati Simon.Menyadari hal ini, beberapa tuan muda yang tidak menyukai Tirta dan ingin mengambil hati Simon pun ikut maju dan memarahi Tirta."Pak Diego benar! Untuk membereskan anjing kampung ini, Pak Simon nggak perlu turun tangan sendiri.""Kalau kamu nggak ingin mati, sebaiknya segera minta maaf kepada Pak Simon dan Bu Camila!""Kalau nggak, kami saja sudah cukup untuk memastikan kamu akan mati di sini hari ini!"Di antara mereka, Wirya yang paling berani. Dia bahkan berjalan mendekati Tirta dan mencoba mencengkeram kerah bajunya sambil mengancam, "Kamu nggak dengar itu? Cepat berlutut dan minta maaf!""Kamu benaran berpikir Keluarga Purnomo akan melawan Keluarga Unais demi melindungimu? Jangan mimpi, dasar bodoh!""Dalam situasi seperti ini, Pak Darwan cuma nggak ingin mempermalukan keluargan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1004

    "Aku bukan ingin menjadi musuhmu. Aku cuma merasa ini hanya masalah kecil dan kamu nggak perlu terlalu mempersoalkannya," sahut Darwan dengan tenang."Masalah kecil? Pak Darwan, Anda benar-benar pintar bercanda! Wanitaku dipermalukan di depan umum dan kamu menyebutnya masalah kecil?""Walaupun kejadian ini memang dimulai oleh Camila dan aku akui dia bertindak berlebihan, dia tetap pacarku yang suatu hari nanti akan menjadi bagian dari Keluarga Unais.""Bukan cuma anjing kampung ini, bahkan kamu juga nggak berhak menyentuhnya. Jangan salahkan aku kalau aku mengingatkanmu. Aku akan memberi anjing kampung pelajaran. Kalau kamu berani menghalangi, Keluarga Purnomo harus menanggung akibatnya!" ancam Simon dengan ekspresi dingin."Pak Darwan ... sebaiknya kita nggak ikut campur masalah ini ....""Pikirkan matang-matang. Kamu harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak!"Beberapa anggota inti Keluarga Purnomo segera maju dan membujuk agar Darwan tidak lagi melindungi Tirta setelah melihat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1003

    "Wah, anjing kampung sepertimu ingin membuatku minta maaf dan mengakui kesalahan? Coba katakan, apa aku melakukan sesuatu yang salah?""Sekalipun aku salah, menurutmu anjing kampung sepertimu punya hak apa untuk memaksaku meminta maaf?""Semua orang di Keluarga Purnomo saja nggak berani bersuara, tapi kamu malah maju. Kamu ini benaran merasa dirimu hebat ya?"Camila yang sedang menikmati pujian dari para pengusaha besar dan kemenangan telaknya atas Bella, langsung melangkah maju dari kerumunan saat mendengar ucapan Tirta. Dia menatap Tirta dengan tatapan merendahkan sambil mencibir sinis."Aku nggak merasa aku hebat, aku hanya merasa sikap sombongmu itu sangat menjijikkan! Kamu perlu diajari dengan baik."Tirta menyeringai dingin, lalu sontak melayangkan dua tamparan keras ke wajah Camila. Wajahnya yang semula cantik langsung bengkak dan merah."Tirta, kamu ...!" Bella tidak menyangka Tirta akan bertindak kasar seperti itu demi membelanya! Hatinya terharu, tetapi di saat yang sama dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1002

    Pada saat yang sama, Camila terus menyombongkan diri kepada Bella dengan angkuh!"Wow ... ternyata dia cucu langsung dari salah satu pendiri negara!""Pantas saja junior dari Keluarga Arshad ini berani bicara sembarangan di acara Keluarga Purnomo. Ternyata karena pacarnya cucu pendiri negara!""Keluarga Purnomo memang besar. Tapi kalau dibandingkan dengan orang-orang di level seperti itu, mereka masih kalah ....""Lagi pula, dia pacar Pak Simon. Tentu saja dia punya modal untuk bersikap arogan."Setelah mengetahui identitas Simon dari Camila, para tokoh besar yang hadir di acara itu tercengang. Sesaat kemudian, semua perhatian dan pembicaraan yang tadinya terfokus pada Tirta dan Bella mulai beralih kepada Camila dan Simon."Pak Simon, kamu dan Bu Camila serasi sekali. Aku presdir dari perusahaan farmasi besar. Setelah acara ini selesai, apa aku boleh mengundangmu untuk makan bersama?""Pak Simon, Bu Camila, aku punya perusahaan properti. Apa aku punya kesempatan mengundang kalian ke ru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1001

    Camila memang datang untuk pamer dan membandingkan dirinya dengan Bella. Setelah tahu bahwa Tirta hanyalah seorang pria kampung rendahan, bagaimana mungkin dia melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Bella di depan umum?Bahkan, saat mengucapkan kata-kata itu, Camila sengaja meninggikan suaranya agar semua orang di aula bisa mendengarnya."Siapa wanita itu? Cantik, tapi mulutnya terlalu tajam!""Sepertinya dia anggota Keluarga Arshad dari Provinsi Dohe.""Dia berasal dari garis keturunan yang sama dengan ibu Bella, tapi kudengar hubungannya dengan Bella nggak baik.""Itu jelas sekali. Kalau nggak, mana mungkin dia langsung menyerang Bella dengan kata-kata seperti itu begitu masuk."Bisikan mulai terdengar di aula. Bahkan, banyak orang yang mulai mengaitkan peristiwa ini dengan spekulasi yang lebih dalam."Keluarga Arshad cuma mengirim satu anggota muda dan sikapnya seperti ini. Sepertinya, keluarga dari pihak ibu Bella juga nggak mendukung pernikahan ini.""Hehe, itu sudah jelas seka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1000

    Ayu berbalik dan melihat Bella yang memakai gaun putih. Riasan wajahnya sangat sempurna. Bella benar-benar cantik.Tubuh Bella langsing, tetapi dadanya berisi. Ayu sangat kagum melihat kecantikan Bella. Wanita biasa tidak bisa menandingi aura Bella yang menonjol.Melihat Bella yang berjalan menghampiri mereka, Tirta langsung berdiri dan berseru dengan mata berbinar-binar, "Bu Bella, akhirnya kamu datang! Hari ini ... kamu cantik sekali, seperti bidadari!"Bella memutar bola matanya, lalu memandang Tirta sembari membalas, "Benaran? Jadi, maksudmu sebelumnya aku nggak seperti bidadari?"Tirta langsung menggeleng dan menyahut, "Bukan begitu maksudku, Bu Bella. Kamu sangat cantik setiap hari. Bidadari pun kalah darimu."Bella tersenyum lebar seraya menimpali, "Dasar gombal! Jangan panggil aku 'Bu Bella' lagi. Panggil namaku saja."Ayu berkata dengan ekspresi bingung, "Ternyata kamu itu Bella. Astaga, kamu cantik sekali! Kenapa kamu bisa menyukai Tirta?"Bella tertawa, lalu duduk di samping

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 999

    Sebenarnya, pebisnis properti itu sangat berharap Tirta bertunangan dengan Bella. Dengan begitu, Bella tidak bisa menikah dengan konglomerat ibu kota negara. Jadi, status Keluarga Purnomo di ibu kota provinsi tidak akan meningkat.Bahkan, Keluarga Purnomo akan menjadi bahan tertawaan para pebisnis di ibu kota provinsi. Bagi pebisnis properti yang berbicara tadi, ini adalah hal yang bagus.Pebisnis properti itu adalah Sofyan, ayah Diego. Dia adalah Kepala Keluarga Bazan. Mereka adalah keluarga terbesar kedua setelah Keluarga Purnomo di ibu kota provinsi.Tentu saja, Sofyan cukup berpengaruh. Setelah mendengar ucapannya, para pengagum Bella tidak bersuara lagi.Mereka langsung duduk dan menunggu Bella keluar untuk meminta penjelasan kepadanya. Beberapa dari mereka menatap Tirta dengan sinis. Salah satunya berujar, "Cepat kirim pesan kepada Diego dan beri tahu dia tentang pecundang ini ...."Sementara itu, Diego yang menaiki taksi untuk datang ke kediaman Keluarga Purnomo merasa gusar set

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 998

    Para pengagum Bella lanjut menyindir Tirta."Orang kampungan ini nggak mungkin bisa menandingi mereka semua!""Bisa-bisanya Pak Darwan mengizinkan Bella yang begitu sempurna tunangan dengan orang seperti ini.""Sayang sekali kalau Bella tunangan dengan orang rendahan begini! Bukannya ini sama saja dengan mencelakai Bella?""Pak Darwan, sebenarnya apa kelebihan pria kampungan ini?"Jika Bella tunangan dengan konglomerat dari ibu kota negara, mereka bisa terima. Bagaimanapun, mereka tidak bisa menandingi konglomerat dari ibu kota negara.Namun, Tirta hanya seorang pecundang dari desa. Dibandingkan dengan pria kaya dari ibu kota provinsi, Tirta tidak ada apa-apanya. Atas dasar apa Tirta tunangan dengan Bella? Sangat disayangkan jika wanita sempurna seperti Bella dipasangkan dengan Tirta.Seorang pengagum Bella yang bernama Wirya maju. Dia adalah putra Keluarga Liman yang kaya raya di ibu kota provinsi. Wirya yang cemburu mengancam Tirta, "Hei, apa pun cara yang kamu gunakan untuk memperda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 997

    Setelah melontarkan sindiran, para tamu tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap Tirta yang berpenampilan biasa sebagai bahan lelucon. Kalau bukan Darwan yang membawa Tirta masuk, mungkin mereka sudah mengusir Tirta.Ayu berucap, "Tirta, kalau tahu banyak orang kaya menghadiri acara ini, seharusnya aku bawa kamu beli baju dulu sebelum datang. Kalau kamu berpakaian rapi, mereka pasti nggak akan mentertawakanmu."Meskipun Ayu merasa kesal dan ingin mengkritik para tamu, dia lebih khawatir Tirta bersedih. Tirta memang merasa tidak senang, tetapi dia tetap tersenyum kepada Ayu dan menanggapi, "Nggak apa-apa, Bibi. Biarkan mereka mentertawakanku. Bagaimanapun, aku dan Bu Bella tetap akan tunangan."Tirta menambahkan, "Selain itu, kita nggak melakukan kesalahan apa pun. Nggak usah pedulikan omongan mereka."Mendengar ucapan Tirta, Darwan makin mengaguminya. Kemudian, dia menyipitkan matanya dan menegur para tamu, "Ini acara penting, aku nggak mungkin menjadikan reputasi putriku sebagai baha

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status