Share

Bab 237

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-04 18:00:00
Danto tidak mengerti, tetapi adiknya ini hanya pulang ke rumah sekali dalam belasan tahun dan hanya memiliki satu keinginan. Danto tidak bisa menolak untuk membantunya. Lagi pula, untuk urusan kecil seperti menjaga bendungan di desa sendiri, dia masih bisa menanganinya.

....

Sementara itu, Joko dan pemuda asing itu berkeliling di sekitar desa dengan menghindari warga desa lainnya. Mereka berjalan menuju bendungan di ujung desa. Setelah meninggalkan rumah Danto, pemuda asing itu terus-menerus mengerutkan alis. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya dengan bahasa lokal yang kurang lancar.

"Joko, apa rahasia di bendungan air sudah terbongkar? Kenapa ada orang yang menyewa bendungan air?"

"Jack, ini nggak mungkin! Kita terus bersama, aku juga nggak bilang rahasia bendungan air itu sama kakakku. Selain itu, yang mau nyewa bendungan air ini adalah orang dari desa sebelah."

"Paling-paling cuma orang kampungan yang nggak tahu apa-apa. Mungkin mereka cuma mau pakai bendungannya un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 238

    "Daripada sewakan ke dia, lebih baik sewakan ke aku!" timpal Agus dengan kesal. Bagaimanapun, Agus cukup dekat dengan Danto. Namun, sekarang Danto malah lebih membantu orang asing. Ditolak di hadapan Tirta seperti ini membuat Agus merasa malu."Kenapa kamu cerewet sekali? Pokoknya sudah kubilang nggak akan sewakan ke kalian! Kalian pulang saja!" bentak Danto dengan kesal."Oke, bendungan ini adalah milik kedua desa. Kalau kamu nggak mau sewakan untukku, kalian juga nggak usah harap bisa sewa yang di desa kami. Kita urus bagian masing-masing saja!" balas Agus."Terserah kamu saja!" Danto juga tidak pernah berpikir menginginkan bendungan air di desa sebelah. Dia langsung berbalik dan masuk ke rumah sambil membanting pintu."Danto, tunggu saja! Aku nggak percaya kamu nggak akan pernah memohon padaku!" Agus benar-benar kesal hingga mengentakkan kakinya."Nggak apa-apa, Ayah. Bendungan air itu besar sekali. Kita pakai yang di Desa Persik saja, jangan marah-marah," bujuk Nabila."Nabila, kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 239

    "Pak Agus, apa benar-benar nggak usah bujuk Bibi?" Tirta merasa tidak nyaman. Bagaimanapun, hasilnya tetap akan sia-sia saja jika Betari ke sana."Biarkan saja. Padahal cuma wanita, tapi malah banyak ikut campur. Setelah dimaki orang nanti dia bakal balik sendiri," pungkas Agus dengan kesal. Jelas sekali Betari pasti sudah banyak ikut campur sebelumnya."Ayah, itu ibuku. Kenapa kamu bicara begini?" keluh Nabila.Namun jika dipikir-pikir, Betari selalu saja keluar untuk bermain kartu, sedangkan semua pekerjaan rumah selalu dilakukan oleh Agus seorang diri. Membiarkan Betari mengalami kegagalan mungkin akan mengajarkannya sesuatu.Selain itu, dari Desa Persik ke Desa Wonogiro membutuhkan waktu minimal satu jam dengan berjalan kaki. Dinilai dari sifat Betari, kemungkinan dia akan lelah dan kembali sebelum sampai di Desa Wonogiro!"Sudahlah, Tirta. Jangan khawatirkan ibuku. Gimana kalau kita makan siang di rumahku?" tanya Nabila."Oke, aku telepon Bibi dulu supaya dia nggak khawatir," kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 240

    Nabila merasa berkewajiban untuk menceramahi Agus! Namun di sampingnya, Arum tak kuasa mendengus saat mendengar perkataan ini. Tirta baru saja menghasilkan lebih dari ratusan miliar dalam setengah hari, tapi Nabila malah bilang Tirta bersusah payah mendapatkan uang ini? Bukankah ini terlalu memihak Tirta?"Memang benar, anak perempuan nggak bisa dipertahankan lagi kalau sudah dewasa. Belum menikah saja kamu sudah nggak mikirin ayah kandungmu sendiri," ujar Agus sambil menghela napas panjang. Namun, dia hanya bisa mengiakannya dengan bergumam."Huh, uang Tirta adalah uangku juga. Tentu saja aku harus mengelola setiap sen dengan baik," kata Nabila dengan agak bangga."Hm, baiklah," jawab Tirta dengan tersipu."Lihat tampangmu begini, kamu nggak senang kalau aku yang kelola uangnya?" kata Nabila sambil mendengus"Sudah, jangan bicarakan yang nggak penting. Aku keluar sama Tirta untuk belanja sayuran untuk makan siang nanti. Kalian tunggu di rumah saja," kata Agus yang merasa sedikit kesal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 241

    "Ibuku nggak ke desa sebelah? Apa dia pergi main kartu?" Nabila memikirkan kemungkinan lainnya. Saat bermain kartu, Betari biasanya tidak akan menjawab teleponnya. Selain itu, Betari sangat malas. Nabila juga tidak percaya dia akan berjalan kaki ke desa sebelah."Mungkin saja. Aku cari ibumu, kalian makan saja dulu," kata Agus dengan nada kesal. Dia lalu berjalan keluar rumah menuju tempat Betari biasanya bermain kartu.Desa Persik tidak terlalu besar. Tirta dan yang lainnya memperkirakan bahwa Agus akan menemukan Betari dalam waktu sekitar 10 menit. Oleh karena itu, mereka belum mulai makan. Namun, setelah menunggu setengah jam, Agus kembali dengan wajah yang sangat muram dan berlari dengan panik."Ayah, kenapa kamu kembali sendirian? Mana Ibu?" tanya Nabila yang segera menyadari ada yang tidak beres melihat ekspresi Agus yang tampak buruk."Aduh, jangan sebut-sebut dia lagi. Entah ke mana perginya wanita itu. Aku sudah cari setengah hari, tapi nggak ada orang di desa yang melihatnya!

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 242

    "Ngapain Kakak takut? Untung saja aku cuma mukul dia sampai pingsan, bukan membunuhnya!" Joko membalas teguran Danto dengan santai dan bahkan tersenyum sombong. Perlu diketahui bahwa dia memang sudah sering melakukan pembunuhan bersama organisasinya di luar negeri."Joko ... belasan tahun nggak ketemu, sekarang kamu jadi seberani ini!" Danto memarahinya lagi, "Dia ini istri kepala desa. Kalau terjadi sesuatu yang fatal, kamu bisa dipenjara bahkan dihukum mati. Kamu tahu nggak betapa seriusnya konsekuensinya?""Menurutku, kita harus segera bawa dia ke rumah sakit untuk dirawat. Lalu, bendungan ini juga biarkan saja disewa orang supaya masalahnya nggak semakin besar," tegur Danto dengan penuh kekecewaan."Nggak mungkin! Mau langit runtuh sekalipun, aku nggak akan serahkan bendungan ini!" Sebelum Joko sempat menjawab, pemuda asing bernama Jack langsung berteriak marah."Aku nggak bicara sama kamu. Aku sedang bicara sama adikku!" Danto tidak peduli dengan pendapat orang asing itu. Dia hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 243

    "Joko, kamu ikut organisasi apa? Bisa beri tahu Kakak sejujurnya?" tanya Danto dengan ketakutan setelah melihat Jack berjalan menjauh."Kak, jangan tanya lagi! Semakin banyak yang kamu tahu, nggak ada untungnya bagimu! Asalkan kamu tahu saja, aku nggak akan celakai kamu. Bos organisasi kami juga sudah setuju untuk kasih aku 10 juta dolar setelah tugas ini selesai!""Setelah tugas kali ini, aku nggak mau kerja lagi. Dengan adanya uang ini, aku bisa buat Kakak hidup bahagia!" bujuk Joko dengan senyum getir. Ada banyak sekali ucapan yang tidak boleh diberitahukannya kepada kakaknya."Sepuluh juta dolar? Joko, kamu yakin dia nggak nipu kamu? Kenapa rasanya mereka bukan orang baik-baik?" Danto menelan ludah karena tenggorokannya terasa kering.Danto masih mengerti perbedaan kurs, 10 juta dolar setara dengan 160 miliar! Sebagai seorang petani, Danto bahkan tidak pernah mengkhayal akan punya uang sebanyak itu!"Tenang saja, Kak. Aku sudah ikut mereka belasan tahun. Mereka nggak akan bohongi a

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 244

    Joko tidak ingin mengambil risiko, sehingga dia hanya membawa Danto untuk melarikan diri."Lari ... ya, cepat kabur!" Danto yang terkesiap langsung melarikan diri terbirit-birit saat melihat Tirta mendekat."Harus suruh Jack untuk beresin beberapa orang ini. Kalau nggak, nanti masalahnya akan jadi makin besar!" Sambil berlari, Koko mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Jack."Sialan, jangan lari! Lihat saja, akan kubunuh kalian!" teriak Agus dengan emosi melihat kedua orang itu melarikan diri."Tenang saja, Paman. Mereka nggak akan bisa melarikan diri!" pinta Tirta. Dalam sekejap, dia mengambil dua buah batu dan melemparkannya ke arah kedua orang itu.Seiring dengan suara deru angin, kedua batu itu mendarat tepat di kaki Danto dan Joko bagaikan peluru."Berengsek! Siapa bocah ini sebenarnya!" Joko mencabut batu itu dari luka di kakinya. Dia merasa takut dan marah terhadap Tirta. Kini setelah kaki mereka terluka, kedua orang itu tidak bisa melarikan diri lagi sama sekali."Ayo lari lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 245

    "Sialan, kenapa kamu teriak-teriak? Sudah merasa hebat ya? Cuma sampah sepertimu saja, memangnya bisa membunuh kami semua?" maki Agus sambil meludah ke arah Joko.Joko mengalihkan pandangannya ke belakang Agus tanpa menjawabnya. Wajahnya tiba-tiba menunjukkan seringai yang licik. Bala bantuannya akhirnya datang juga."Dia nggak bisa bunuh kalian, tapi aku bisa!" Dari kejauhan, terlihat seorang pemuda berambut pirang dan bermata biru. Kedua tangannya masing-masing memegang pistol. Orang itu adalah Jack!""Orang asing ....""Sialan, itu pistol?"Begitu melihat Jack membawa pistol, ekspresi Agus, Nabila, dan Arum sontak berubah drastis. Mereka hanya orang awam, tentu saja takut jika berhadapan dengan pistol. Hanya Tirta seorang yang masih terlihat tenang.Tirta melihat Jack dengan penuh amarah dan kebingungan. Dia paling benci ditodong dengan pistol, tapi juga sekaligus merasa penasaran. Kenapa bisa ada orang asing yang membawa senjata ke desa terpencil seperti ini?Selain itu, dilihat da

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 949

    "Hehe, jadi kamu Tirta ya? Masih muda dan cuma rakyat jelata, tapi berani menyuruhku masuk untuk menemuimu? Benar-benar nggak tahu diri!" Setelah memasuki klinik, Pinot menatap Tirta dengan tatapan tajam. Sikapnya terlihat seperti pejabat tinggi yang penuh wibawa."Ayah Angkat, dia Tirta. Jangan lepaskan dia begitu saja! Tirta, ayah angkatku sudah datang. Kamu akan berakhir tragis. Setahun lagi akan menjadi hari peringatan kematianmu!" Karsa yang dibawa masuk langsung dipenuhi api kebencian setelah melihat Tirta. Setelah berbicara kepada Pinot, dia berteriak dengan marah kepada Tirta."Kamu ayah angkat Karsa? Huh, sudah tua dan mau mati, tapi masih saja bodoh. Pendiri negara, Pak Saba, ada di sini. Kamu malah berani sesombong ini?" Tirta sama sekali tidak peduli dengan Karsa, melainkan menatap Pinot dan tersenyum dingin."Pak Saba? Saba Dinata? Hahaha, kenapa nggak bilang dia raja saja? Kamu ini cuma orang kampung yang picik. Atas dasar apa kamu mengenal orang sehebat Pak Saba?" Pinot

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 948

    "Bu ... buset! Me ... mereka punya pistol!" Begitu melihat perubahan situasi yang mendadak, orang-orang itu pun terkesiap.Apalagi, aura yang dipancarkan oleh para pengawal Nagamas itu dipenuhi niat membunuh. Mereka ketakutan hingga memucat dan sekujur tubuh gemetar. Seketika, tidak ada yang berani bergerak.Saat ini, terdengar suara santai seseorang. "Aku Tirta. Beri tahu bos kalian, kalau mau menemuiku, suruh dia masuk sendiri. Mau aku yang keluar? Dia nggak pantas!"Tirta menyesap tehnya, lalu menyunggingkan senyuman meremehkan."Ya, cuma wali kota rendahan. Atas dasar apa dia menyuruh Kak Tirta keluar menemuinya? Dia saja yang merangkak masuk!" ucap Shinta yang memeluk anak harimau."Kita keluar!" Para bawahan itu tidak berani membantah karena mereka dibidik dengan pistol. Mereka berlari keluar dengan ketakutan."Hm? Aku suruh kalian bawa Tirta keluar. Kenapa kalian malah keluar secepat ini?" tanya Pinot dengan kesal saat melihat bawahannya keluar dengan tangan kosong."Ayah Angkat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 947

    Semua orang mengikuti arah pandang Pinot. Begitu melihatnya, mereka semua terkejut. Bagaimana bisa mobil dengan plat nomor ibu kota muncul di tempat terpencil seperti ini?Bahkan, mobil yang berada di paling depan punya plat nomor yang begitu istimewa, A99999! Jelas, pemilik mobil ini bukan orang biasa!"Pak Pinot, aku rasa kamu berlebihan. Orang-orang di ibu kota itu nggak mungkin datang ke tempat jelek seperti ini. Ini nggak masuk akal. Mungkin saja, ini rekayasa Tirta. Jangan menakuti diri sendiri," ucap Ladim sambil tersenyum tipis setelah terpikir akan kemungkinan ini."Masuk akal. Kalau Tirta kenal tokoh besar di ibu kota, mana mungkin dia masih tinggal di tempat bobrok seperti ini?""Ayah Angkat, dia mungkin tahu kita bakal kemari untuk balas dendam. Dia takut, makanya ingin menakuti kita dengan cara seperti ini. Kamu jangan tertipu," ujar Karsa yang ingin sekali membalas dendam."Seharusnya begitu. Huh! Bocah ini licik juga! Kalian semua, masuk dan tangkap dia!" Setelah menghel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 946

    "Pak Ladim, kalau kamu suka, kita bisa pindahkan dia ke Kota Lais supaya lebih dekat. Setelah kamu menundukkannya, jangan lupa kirim ke tempatku.""Ya, aku memang punya rencana seperti itu." Ladim tertawa terbahak-bahak.Saat ini, tenaga Karsa telah pulih banyak. Tatapannya dipenuhi kebencian. Dia mengertakkan gigi sambil berkata dengan susah payah, "Ayah Angkat, akhirnya kamu datang. Aku jadi cacat gara-gara mereka. Gimana aku bisa berbakti padamu di kemudian hari?""Kamu harus membantuku membalas dendam! Kalau nggak, aku nggak bakal bisa tenang seumur hidup!""Sebenarnya siapa yang membuatmu jadi begini? Kejam sekali." Pinot baru memperhatikan penampilan tragis Karsa. Bukan hanya patah tangan dan kaki, tetapi kelima jari di tangan kiri juga putus.Pinot tak kuasa menarik napas dalam-dalam saking terkejutnya. Kondisi Harto juga sama tragisnya."Nama bocah itu Tirta! Kami bertemu di kota kecil sekitar. Bukan cuma aku, tapi adikku juga! Ayah Angkat, Pak Ladim, kalian harus membalaskan d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 945

    Di sisi lain, di dalam kantor polisi.Wali Kota Hamza, Pinot, bersama dengan kepala kepolisian, Ladim, duduk dengan santai di aula utama. Mereka mulai bertanya kepala polisi yang berjaga di depan, Niko."Kapan atasan kalian keluar? Cuma menyerahkan penjahat, sepertinya nggak perlu terlalu lama, 'kan?" Yang berbicara adalah Ladim. Dia menerima banyak hadiah dari Karsa. Ketika ada masalah, dia tentu harus turun tangan."Huh, Bu Susanti sedang sibuk dan nggak punya waktu untuk bertemu dengan kalian. Kalian bisa kembali saja. Lagian, para penjahat itu ditangkap di wilayah kami. Tanpa izin dari Bu Susanti, aku nggak akan melepaskan mereka!"Niko jelas bisa merasakan bahwa mereka datang dengan niat buruk. Makanya, dia mendengus dan berkata dengan kesal."Hehe, memang benar kalian yang tangkap, tapi mereka semua berasal dari Kota Hamza. Jadi, sudah seharusnya diserahkan ke Kepolisian Kota Hamza untuk diproses. Kalian nggak punya hak untuk bernegosiasi denganku. Suruh atasan kalian keluar dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 944

    "Kak Tirta, yang kamu tulis ini benar? Benaran ada efek seperti itu?" Setelah melihat resep untuk pembesaran bokong dengan teliti, ekspresi Shinta penuh kegembiraan.Dengan resep pembesaran payudara dan bokong ini, dia akan menjadi wanita sempurna di masa depan!"Tentu saja benar, untuk apa aku menipumu?" sahut Tirta mengangguk."Tirta, aku tentu percaya dengan keahlian medismu, bahkan kamu bisa dibilang setara dengan dewa. Tapi, apa benaran khasiatnya sebagus itu? Orang mati bisa dibangkitkan kembali?" tanya Saba yang semakin terkejut setelah melihat resep itu."Itu juga benar. Selama nggak ada kerusakan otak, jantung hancur, atau berusia lebih dari 100 tahun, resep ini bisa menyelamatkan mereka. Kalau kamu nggak butuh, keluarga atau temanmu juga bisa menggunakannya. Cukup ikuti resep di atas untuk membuatnya," jelas Tirta."Oke, ini baru namanya kebal dari apa pun! Kalau digunakan di kemiliteran, ini akan sangat berguna! Tirta, terima kasih!" Ini pertama kalinya Saba menunjukkan eksp

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 943

    "Kak Saba, hadiah ini terlalu berharga. Aku nggak bisa menerimanya!" Mendengar itu, tangan Tirta sampai gemetaran. Dia hendak mengembalikan kotak hitam kecil itu.Meskipun belum pernah mendengar tentang Nagamas, dari namanya saja, Tirta bisa menebak bahwa yang tinggal di sana pasti orang-orang besar seperti Saba!Tirta merasa, sebagai orang biasa yang tidak memiliki jabatan atau kekuasaan, dirinya tidak layak tinggal di tempat seperti itu.Sementara itu, buku kecil biru itu seperti semacam surat pengampunan yang sangat berharga!Tirta merasa dirinya hanya mengobati penyakit orang, secara logika, dia tidak pantas menerima hadiah sebesar ini."Tirta, kenapa sungkan begitu sama aku? Vila itu sudah terdaftar atas namamu. Terima saja. Lagi pula, kalau aku mengundangmu untuk jalan-jalan ke ibu kota, kamu butuh tempat untuk tinggal, 'kan?" Saba melambaikan tangan dan tersenyum."Benar, barang-barang ini nggak ada artinya bagi kakek. Kak Tirta, terima saja. Kalau nggak, kamu nggak boleh mencar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 942

    Tirta tersenyum dan berkata, "Ya sudah, besok kamu temani aku beli sayuran."Dengan mata yang berkilat, Tirta langsung menyetujui dengan cepat. Melihat Tirta setuju, Ayu merasa senang. Dia mulai memikirkan, apa yang harus dikenakan besok.....Setelah makan, sekitar setengah jam kemudian, Ayu membawa para wanita menyiram tanaman di kebun.Tirta dengan beberapa anak harimau di pelukannya, sedang duduk santai di depan pintu menikmati sinar matahari.Tiba-tiba, beberapa mobil jeep hitam berhenti perlahan di depan klinik. Pintu mobil terbuka. Shinta adalah yang pertama keluar dari mobil.Gadis itu berkata dengan girang kepada seorang pria tua di dalam mobil, "Kakek, ini tempat tinggal Tirta. Namanya Desa Persik. Ada gunung dan ada air, pemandangannya sangat indah.""Desa Persik ... bagus, bagus. Benar-benar tempat yang bagus untuk menenangkan diri. Pantas saja orang sehebat Tirta tinggal di sini." Saba turun dari mobil dan memandang sekitar.Di depan matanya, ada pegunungan hijau dan air y

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 941

    "Bi Ayu, aku sudah bawa Tirta kembali! Waktu aku sampai, dia sedang makan nasi kotak di vila!" Setelah kembali ke klinik, Arum melepaskan Tirta dan menepuk tangannya sambil berkata dengan tidak puas."Tirta, Arum sudah masak banyak makanan bergizi untukmu. Kenapa nggak dimakan dan malah pergi ke vila untuk makan nasi kotak?" tanya Ayu dengan bingung."Kenapa lagi?" Agatha tertawa dan menyela, "Karena dia nggak ingin makan kemaluan sapi!"Di sudut meja makan, Nia yang mendengar ini merasa agak malu."Tirta, terakhir kali kamu menghabiskan sepiring penuh kemaluan sapi dalam dua hingga tiga menit. Kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Arum dengan kesal. "Aku kira kamu suka makan itu, jadi aku masak dua batang kali ini!""Ya, Tirta, kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Melati dengan bingung."Aku ... hais, aku sebenarnya nggak butuh makan itu. Tubuhku sehat-sehat saja, makanan seperti itu berlebihan untukku," timpal Tirta dengan lesu."Kenapa berlebihan? Makanan itu sangat b

DMCA.com Protection Status