Share

Bab 244

Penulis: Hazel
Joko tidak ingin mengambil risiko, sehingga dia hanya membawa Danto untuk melarikan diri.

"Lari ... ya, cepat kabur!" Danto yang terkesiap langsung melarikan diri terbirit-birit saat melihat Tirta mendekat.

"Harus suruh Jack untuk beresin beberapa orang ini. Kalau nggak, nanti masalahnya akan jadi makin besar!" Sambil berlari, Koko mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Jack.

"Sialan, jangan lari! Lihat saja, akan kubunuh kalian!" teriak Agus dengan emosi melihat kedua orang itu melarikan diri.

"Tenang saja, Paman. Mereka nggak akan bisa melarikan diri!" pinta Tirta. Dalam sekejap, dia mengambil dua buah batu dan melemparkannya ke arah kedua orang itu.

Seiring dengan suara deru angin, kedua batu itu mendarat tepat di kaki Danto dan Joko bagaikan peluru.

"Berengsek! Siapa bocah ini sebenarnya!" Joko mencabut batu itu dari luka di kakinya. Dia merasa takut dan marah terhadap Tirta. Kini setelah kaki mereka terluka, kedua orang itu tidak bisa melarikan diri lagi sama sekali.

"Ayo lari lag
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 245

    "Sialan, kenapa kamu teriak-teriak? Sudah merasa hebat ya? Cuma sampah sepertimu saja, memangnya bisa membunuh kami semua?" maki Agus sambil meludah ke arah Joko.Joko mengalihkan pandangannya ke belakang Agus tanpa menjawabnya. Wajahnya tiba-tiba menunjukkan seringai yang licik. Bala bantuannya akhirnya datang juga."Dia nggak bisa bunuh kalian, tapi aku bisa!" Dari kejauhan, terlihat seorang pemuda berambut pirang dan bermata biru. Kedua tangannya masing-masing memegang pistol. Orang itu adalah Jack!""Orang asing ....""Sialan, itu pistol?"Begitu melihat Jack membawa pistol, ekspresi Agus, Nabila, dan Arum sontak berubah drastis. Mereka hanya orang awam, tentu saja takut jika berhadapan dengan pistol. Hanya Tirta seorang yang masih terlihat tenang.Tirta melihat Jack dengan penuh amarah dan kebingungan. Dia paling benci ditodong dengan pistol, tapi juga sekaligus merasa penasaran. Kenapa bisa ada orang asing yang membawa senjata ke desa terpencil seperti ini?Selain itu, dilihat da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 246

    "Apa kamu bisa membunuh kedua idiot ini baru bermain wanita?" tanya Joko. Keduanya sudah bekerja sama beberapa kali. Ketika melihat reaksi Jack seperti itu, Joko pun tahu betapa busuknya pikiran Jack ini."Diam! Kamu nggak perlu mengajariku cara bertindak!" sahut Jack tanpa menoleh sedikit pun. Dia beralih menatap Tirta dan Agus."Kalau tebakanku nggak salah, kalian seharusnya ayah, kakak, atau pacar mereka. Kalau kalian nggak keberatan, aku ingin kalian menjadi alas kami sebentar saja. Jangan sampai aku melukai mereka sewaktu bermain nanti," ujar Jack.Faktanya, ini adalah hobi aneh Jack. Dia senang melakukan pemerkosaan di hadapan keluarga atau pasangan wanita. Dengan demikian, dia bisa memiliki pencapaian dengan menaklukkan si wanita sekaligus menikmati keputusasaan dan kebencian keluarganya."Hei! Jack, kamu benar-benar nggak berperikemanusiaan! Tapi, aku mendukung keputusanmu ini!" Joko tertawa terbahak-bahak. Dia merasa ini jauh lebih menyenangkan daripada pembunuhan."Haha! Joko

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 247

    "I ... ini nggak mungkin. Aku pasti salah lihat!" Joko mengucek mata. Terlihat Tirta masih berdiri dengan kokoh di tempatnya, sedangkan Jack sudah mati."Tir ... Tirta, kamu baik-baik saja?" Setelah tersadar dari keterkejutannya, Nabila segera maju untuk memeriksa kondisi Tirta. Terdengar isak tangis dari suaranya."Tirta, kamu nggak apa-apa, 'kan?" Arum dan Agus juga menghampiri dengan cemas."Kak Nabila, jangan menangis. Aku baik-baik saja kok," hibur Tirta sambil menyeka air mata Nabila."Aku melihatnya menembakmu. Gimana bisa kamu selamat? Kamu masih bisa hidup nggak? Huhu. Kalau kamu mati, aku juga nggak mau hidup lagi!" Tangisan Nabila menjadi makin kencang. Dia pun melemparkan dirinya ke pelukan Tirta dan memeluknya dengan erat."Kak Nabila, aku benaran nggak apa-apa. Memangnya kamu melihat luka di tubuhku?" tanya Tirta sambil melepaskan bajunya supaya Nabila bisa melihat dengan jelas. Memang tidak ada luka, hanya beberapa bagian yang agak merah."Gi ... gimana mungkin? Aku jela

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 248

    Tirta mengeluarkan jarum perak yang selalu dibawanya. Saat berikutnya, dia menancapkannya ke kepala Joko dengan gesit. Sebelum Joko bereaksi, dia sudah kehilangan kemampuan berpikir."Katakan, apa hubunganmu dengan pria asing itu? Apa tujuannya kemari?" bentak Tirta."Namanya Jack dari Negara Martim. Aku dan dia sama-sama anggota Black Gloves. Jabatannya lebih tinggi dariku. Black Gloves berspesialisasi dalam perampokan makam. Kekuatan utama kami ada di Negara Martim.""Aku nggak tahu berapa banyak anggotanya, tapi yang jelas organisasi ini sangat besar. Aku juga bergabung secara nggak sengaja. Kami kemari untuk makam kuno seorang pangeran di dasar waduk. Ada banyak harta karun di sana.""Besok tim kami akan kemari. Setelah berhasil, aku akan mendapat banyak uang dari mereka," jelas Joko tanpa merahasiakan apa pun. Danto sekalipun tidak pernah tahu tentang ini."Ternyata ada makam kuno di dasar waduk. Pantas saja, Danto menolak mengontraknya. Tim Black Gloves akan kemari besok ...," gu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 249

    "Nggak perlu. Teknik akupunktur seperti ini membahayakan tubuh manusia," tolak Tirta setelah berpikir sesaat. Selain itu, dia memercayai Nabila dan lainnya sehingga tidak perlu menggunakan metode seperti itu."Ya sudah. Kamu lakukan tugasmu, aku akan membantumu mengawasi sekeliling," ujar Nabila. Dia khawatir ada yang melihat mereka sehingga mengamati dengan hati-hati.Sebelum melakukan akupunktur, Tirta memukul Danto dan Joko hingga jatuh pingsan. Kemudian, dia menaruh batu besar di saku Jack dan menarik kakinya untuk melemparkannya ke dasar waduk.Tidak berselang lama, air menjadi tenang kembali dan sosok Jack menghilang. Tirta pun mencabut jarum di kepala Joko dan mulai menghapus ingatan kedua bersaudara itu."Ayo, aku akan menggendong Bibi Betari pulang." Setelah semuanya beres, Tirta mengangkat Betari dan meninggalkan waduk Desa Wonogiro bersama yang lainnya.Mobil Tirta ada di sekitar waduk. Mereka naik ke mobil dan akhirnya tiba di Desa Persik sekitar 30 menit kemudian.Agus, Na

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 250

    "Ya, kenapa aku bisa di sini?" Danto juga kebingungan. Bukankah dia seharusnya sedang minum teh di rumah sambil menonton drama?"Aduh, kakiku sakit sekali!" Danto yang kebingungan hendak bangkit. Namun, dia sontak menyadari sebuah lubang berdarah di pahanya. Lukanya bahkan masih bercucuran darah. Karena kesakitan, dia pun terduduk kembali."Kak, kamu ...." Joko hendak memeriksa kondisi kakaknya, tetapi tiba-tiba merasakan sakit di bawah tubuhnya. Dia menunduk, lalu mendapati kaki kanannya patah."Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang melakukan ini?" pekik Joko yang kesakitan sekaligus marah.Namun, selain Joko dan Danto, tidak ada lagi siapa pun di pinggir waduk ini. Tidak peduli bagaimana mereka berteriak, tidak ada respons apa pun di sekitar."Joko, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar Danto yang memaksakan diri untuk bangkit saat melihat luka Joko lebih parah."Kak, aku nggak boleh ke rumah sakit. Coba kulihat dulu ada klinik di sekitar sini nggak," tolak Joko sambil m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 251

    Dilihat dari ekspresi Arum, dia sepertinya sangat ketakutan. Sebenarnya tidak ada yang perlu diherankan. Wanita mana pun pasti akan trauma dengan kejadian seperti ini. Jika tidak, mana mungkin Arum mengganggu sepasang kekasih ini."Kak Arum, boleh saja. Tapi, mobil agak sempit. Kamu nggak keberatan?" tanya Nabila yang bisa memahami ketakutan Arum. Itu sebabnya, dia tidak menolak atau pun mengejeknya."Nggak apa-apa. Aku benaran takut, makanya nggak berani tidur sendiri," sahut Arum dengan agak malu."Ya sudah. Sekarang juga sudah malam. Sebaiknya kita kembali. Nanti kalian tidur di klinik saja, aku tidur di mobil," usul Tirta."Kak, sejauh apa sih klinik yang kamu bilang itu? Aku benar-benar nggak kuat lagi!" ucap Joko.Di pintu masuk Desa Persik, terlihat Danto dan Joko yang saling memapah dan menahan kesakitan untuk mencari Tirta."Joko, bertahanlah sedikit lagi. Paling lama 5 menit lagi kita sudah akan sampai. Tenang saja. Meskipun dokternya masih muda, kudengar ilmu medisnya sangat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 252

    Susanti segera menyuruh bawahannya untuk bersiap-siap. Hanya saja, nada bicaranya tetap terdengar agak ragu. Setelah mengakhiri panggilan, Tirta berjalan ke luar dengan santai."Kenapa kamu lambat sekali? Kami sudah menunggu lama!" Tirta menelepon Susanti sehingga agak lama keluar. Begitu melihat Tirta, Joko pun tidak bisa menahan diri untuk membentaknya."Aku sudah tidur jam segini. Mana mungkin bisa keluar secepat itu? Lagian, klinikku sudah tutup. Terserah aku mau mengobati pasien atau nggak. Siapa suruh kamu teriak-teriak di sini?" sahut Tirta dengan ekspresi datar."Berengsek! Coba ulangi kata-katamu lagi kalau berani!" maki Joko dengan murka."Joko, jangan bicara begitu. Kita datang untuk berobat. Kamu seharusnya bersikap yang sopan!" tegur Danto. Kemudian, dia berkata kepada Tirta, "Pak, tolong bantu aku periksa kaki adikku.""Aku nggak akan mengobatinya kalau dia nggak minta maaf," ujar Tirta sambil melipat lengannya di depan dada. Susanti butuh waktu untuk kemari sehingga dia

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1137

    Melihat sikap Yusril dan Chiko yang hormat kepadanya, Tirta mengangguk puas dan berucap, "Oke, kalian latihan pelan-pelan saja. Kalau ada yang nggak paham, tanyakan padaku. Setelah menguasai teknik tinju itu, aku akan ajarkan teknik tinju yang lebih hebat kepada kalian."Yusril dan Chiko menyahut dengan antusias, "Terima kasih, Tirta!"Sementara itu, Kimmy menebak Tirta adalah dalang dari penculikannya setelah melihat sikap Yusril dan Chiko yang hormat. Kimmy marah-marah, "Sebenarnya kamu siapa? Kita nggak punya dendam, kenapa kamu menangkapku? Kakekku itu Kurnia, pemimpin Sekte Delapan Cakrawala!"Kimmy melanjutkan, "Jangan nggak tahu diri! Aku sarankan kamu untuk lepaskan aku! Kalau nggak, aku akan meminta kakekku untuk memberi kalian pelajaran!"Tirta menghampiri Kimmy, lalu mengamatinya dan membalas, "Wah, kamu galak juga, ya! Siapa bilang kita nggak punya dendam? Dua kakak seperguruanmu itu menyinggungku dan ingin meminta kakekmu untuk membalasku."Tirta meneruskan, "Sebagai cucu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1136

    Setelah setengah jam, Tirta baru keluar dari kamar Yasmin. Sebelum keluar, Tirta tidak lupa berpesan kepada Yasmin untuk fokus berlatih di dalam kamar.Tirta memijat Yasmin terlalu lama, jadi sekarang Tirta agak kesulitan berjalan. Saat kembali ke kamar Ayu, Tirta melihat Ayu sudah selesai mandi.Ayu yang hanya memakai jubah mandi membuka pintu untuk Tirta dan bertanya, "Tirta, cepat masuk. Apa kamu sudah membereskan Yasmin?"Ayu buru-buru menutup pintu kamar sesudah Tirta masuk. Tirta menjawab, "Sudah beres, dia nggak akan datang kemari begitu cepat. Bibi, kamu wangi sekali. Apa kamu pakai parfum?"Tirta mendekati Ayu, lalu mencium aroma di tubuhnya. Tirta langsung menelan ludah. Ayu membalas, "Kapan Bibi pernah pakai parfum? Aroma tubuhku memang begini."Ayu menambahkan, "Kamu sudah nggak sabar, ya? Cepat ikut aku biar aku bantu kamu mandi."Ayu memandang Tirta sambil menjepit kakinya. Wajah Ayu juga memerah. Dia menyentil kepala Tirta, lalu menarik Tirta ke kamar mandi.....Dua jam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1135

    Tirta mengambil kursi kayu di dalam kamar, lalu duduk di depan tempat tidur Yasmin dan mengarahkan, "Yasmin, aku nggak menyangka ternyata daya ingatmu sangat bagus. Kamu duduk di tempat tidur dulu, lalu fokuskan pikiranmu dan kerahkan Teknik Kondensasi Energi Yin."Tirta meneruskan, "Kalau kamu bisa merasakan kondensasi energi di bagian perutmu, berhenti sebentar dan beri tahu aku.""Oke, Kakak Guru. Aku coba dulu," sahut Yasmin. Dia duduk bersila di tempat tidur, lalu memejamkan matanya dan mulai melafalkan mantra Teknik Kondensasi Energi Yin dalam hati.Yasmin tidak bergerak dan napasnya stabil. Bulu matanya panjang, kulitnya mulus, dan wajahnya sangat cantik. Dia terlihat seperti boneka.Namun, Tirta bisa merasakan energi spiritual dalam radius ratusan meter mengalir ke tubuh Yasmin. Tak lama kemudian, Yasmin membuka mata dan menyingkap bajunya.Yasmin menunjuk perutnya sambil berucap dengan antusias, "Kakak Guru, aku merasakan ada aliran energi seukuran ibu jari berwarna biru di da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1134

    Sekarang baru pukul 3 sore. Setelah tahu Bella pulang saat jam makan malam, Tirta mulai mengincar Ayu. Beberapa waktu ini, Tirta berlatih Teknik Pasangan dengan beberapa wanita. Kekuatannya meningkat pesat.Peningkatan kekuatan dan kenikmatan saat menggunakan Teknik Pasangan membuat Tirta terlena. Tak lama kemudian, Tirta sampai di kamar Ayu.Hanya saja, sekarang Yasmin masih bermain dengan Ayu di kamar. Tirta ingin berlatih Teknik Pasangan dengan Ayu. Jadi, dia harus mengusir Yasmin terlebih dahulu.Melihat Tirta yang berhasrat, Ayu menggigit bibirnya dan menghampiri Tirta. Dia melirik Yasmin sekilas, lalu berbisik, "Tirta, kalau nggak, kamu baru datang nanti malam."Tirta berpikir sejenak. Setelah menemukan ide, dia berucap, "Nggak apa-apa, Bibi. Aku punya cara untuk mengusir Yasmin. Kamu tunggu aku di kamar saja."Kemudian, Tirta menghampiri Yasmin dan berujar seraya tersenyum, "Yasmin, kamu ikut aku keluar sebentar. Aku mau ajar kamu sesuatu."Yasmin merasa Tirta sedikit aneh. Dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1133

    Yusril berpikir sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Tapi, aku rasa mereka akan mengizinkan kamu mengikuti turnamen bela diri kalau kamu menunjukkan identitasmu di Sekte Mujarab."Yusril melanjutkan, "Hanya saja, kamu sudah melukai 2 murid Kurnia. Sepertinya kurang cocok kalau kamu mengikuti turnamen bela diri."Tirta menyipitkan matanya dan menegaskan, "Kenapa nggak cocok? Kedua muridnya menggoda bibiku. Aku harus mengikuti turnamen bela diri untuk membuat perhitungan dengan Kurnia."Mendengar ucapan Tirta, Yusril masih merasa ragu. Akhirnya, dia memberi hormat dan berujar, "Tirta, kamu nggak tahu. Waktu mencari tahu informasi di dekat Gunung Tisatun, aku mendengar kabar Kurnia sudah menerobos ke tingkat semi abadi. Senior Sekte Mujarab nggak mendampingimu, kamu pasti nggak mampu melawan Kurnia."Tirta melambaikan tangannya, lalu menanggapi, "Yusril, aku tahu kamu berniat baik. Tapi, aku tetap harus pergi. Biarpun Kurnia sudah mencapai tingkat semi abadi atau tingkat abadi, aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1132

    Sebelum Tirta menyelesaikan perkataannya, Ayu menyela, "Yasmin, pria dan wanita nggak boleh tidur bersama. Kamu nggak boleh tidur dengan Tirta!"Yasmin menanggapi dengan ekspresi bingung, "Tapi ... Bibi, kenapa Kak Bella boleh tidur dengan Kakak Guru? Bukannya Kak Bella itu wanita? Aku juga wanita, kenapa aku nggak boleh tidur dengan Kakak Guru?"Ayu menjelaskan, "Karena Bu Bella sudah tunangan dengan Tirta. Nanti mereka akan menikah, jadi mereka boleh tidur bersama. Tapi, Tirta itu gurumu. Kalian nggak boleh tidur bersama."Yasmin membalas, "Oh, aku paham. Hanya wanita yang menikah dengan Kakak Guru boleh tidur dengannya. Kalau begitu, malam ini aku tidur sendiri. Besok aku baru temani Bibi tidur lagi.""Oke. Kamu memang anak yang baik. Bibi mau bicara dengan Tirta. Kamu tunggu di kamar dulu, kami akan segera kembali," timpal Ayu.Ayu mengusap kepala Yasmin, lalu memberi isyarat kepada Tirta. Mereka berdua keluar bersama.Setelah sampai di ujung koridor, Tirta bertanya, "Bibi, apa yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1131

    Tirta meninggalkan Desa Persik pada pukul 1 siang. Dia pergi ke labirin obat untuk melihat pertumbuhan bahan obat-obatan. Untung saja, Nia mengikuti gambar yang diberikan Tirta dengan menggabungkan cara penanaman bibit bahan obat di buku kuno pengobatan.Jika bukan karena Tirta memahami keistimewaan labirin obat, takutnya dia juga tidak bisa keluar. Tirta juga melihat banyak mobil polisi yang berpatroli di luar Desa Persik.Dengan adanya perlindungan dari polisi, labirin obat, dan jimat, Tirta baru bisa meninggalkan Desa Persik dengan tenang. Dia pun pergi ke ibu kota provinsi.Dua jam kemudian, mobil Tirta berhenti di depan pintu vila Keluarga Purnomo. Saat kembali ke ruang istirahat, Tirta tidak menemukan Bella. Bahkan, Bella tidak menjawab panggilan telepon Tirta.Saat ini, pesilat kuno berkeliaran di ibu kota provinsi. Tentu saja Tirta mengkhawatirkan keselamatan Bella. Dia pergi ke kamar Ayu untuk menanyakan keberadaan Bella.Pintu kamar Ayu terbuka. Kala ini, Ayu sedang menemani

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1130

    Sejam akhirnya berlalu. Tirta mengikuti ingatan yang diberikan oleh Genta, berhasil membuat 18 lembar jimat yang mengandung kekuatan sihir."Baiklah. Kak Farida, pegang jimat ini dan teriak 'aktif'. Setelah itu, kamu akan melihat sesuatu yang ajaib."Tirta memilih Jimat Menghilang dari tumpukan jimat yang sudah jadi, lalu menyerahkannya kepada Farida, yang kebetulan berada paling dekat dengannya."Aktif? Kenapa begitu, Tirta? Bukankah jimat pelindung biasanya cukup dibawa saja?" Farida tampak kebingungan, sementara Arum dan Melati yang berdiri di belakang juga menunjukkan ekspresi yang sama."Karena jimat buatanku nggak biasa. Jangan banyak tanya dulu. Coba saja, nanti kamu sendiri akan tahu perbedaannya!"Tirta sendiri merasa agak gugup. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya dia mencoba membuat jimat. Tidak menutup kemungkinan jika hasilnya gagal."Oh, ya sudah, aku akan coba ...." Dengan jantung yang sedikit berdebar, Farida menggenggam jimat itu erat-erat, lalu berteriak, "Aktif!

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status