Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 1271 - Chapter 1280

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 1271 - Chapter 1280

1371 Chapters

Bab 1271

Tatapan wanita itu penuh ketakutan dan keengganan, menatap Tirta dengan mata yang terbelalak. Dalam sekejap, nyawanya pun melayang. Bahkan, kalimat terakhirnya tidak dapat dia selesaikan.Sejak awal hingga akhir, Tirta tetap tak tergoyahkan. Wajahnya tetap tenang, hanya menatap dingin saat wanita itu mengembuskan napas terakhirnya.Sejak menerima warisan ingatan dari Genta, mental Tirta telah berubah banyak. Baginya, membunuh hanyalah hal sepele.Bagaimana tidak? Dalam ingatan yang diwariskan oleh Genta, ada banyak kenangan tentang pembantaian puluhan ribu orang.Tentu saja, Tirta tidak akan sembarangan membunuh orang yang tak bersalah. Dia hanya membunuh mereka yang pantas mati."Oh, maaf, aku hampir melupakan kalian." Setelah membunuh wanita itu, Tirta melirik ke samping dan melihat beberapa orang Negara Yumai yang masih tergeletak di tanah.Dia menepuk dahinya, lalu berjalan ke arah mereka yang masih bernapas, yaitu para pengawal Sora. Dengan ekspresi datar, Tirta mengangkat kakinya
Read more

Bab 1272

"Berkomunikasi dengan roh dan dewa? Mana mungkin! Pasti itu bohong!""Aku juga merasa itu mustahil. Kurasa dia nggak jauh berbeda dengan dukun atau peramal.""Itu pasti takhayul.""Mana ada hal seperti roh dan dewa di dunia ini? Hei, jangan menakut-nakuti orang!"Begitu ucapan itu dilontarkan, segera ada orang yang membantah. Mereka menganggap itu hanya rumor yang dilebih-lebihkan."Itu benar! Aku pernah pergi ke Negara Yumai sekali dan kebetulan melihat seseorang mencoba membunuh Yudha. Tapi, coba tebak apa yang kulihat.""Yudha menggunakan sesuatu yang disebut ... Teknik Elemen! Ya, benar! Teknik Elemen! Dia mengendalikan beberapa arwah wanita, lalu membunuh semua orang yang berusaha membunuhnya!""Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, ini bukan bualan! Oh ya, aku bahkan masih punya videonya di ponselku! Kalian bisa lihat sendiri aku bohong atau nggak!"Orang yang pertama kali berbicara melihat banyak yang meragukannya. Jadi, dia menceritakan dengan ekspresif. Bahkan, dia meng
Read more

Bab 1273

Rombongan itu terdiri dari Mahib, Zavrina, Lystia, Hagan, dan Sanvi. Davina yang sebelumnya melarikan diri dengan panik pun tidak ikut keluar. Sepertinya dia ketakutan dan memilih untuk bersembunyi.Di antara mereka, selain tiga saudari Keluarga Arshad yang menunjukkan ekspresi terkejut, Hagan yang bereaksi paling heboh. Dia masih mengandalkan Sora untuk bangkit dan menguasai keluarga mereka! Namun, sekarang Sora sekarat! Wajar jika dia begitu marah.Hagan langsung masuk ke aula. Dengan marah, dia berteriak kepada semua orang, "Siapa yang berani bertindak sekejam ini ini kepada Pak Sora? Siapa? Kalau punya nyali, keluar dan hadapi aku!"Begitu suaranya yang menggelegar itu menggema, Tirta melangkah maju dengan senyuman tipis. "Aku yang melakukannya. Ada masalah?"....Sementara itu, di pelabuhan Provinsi Dohe.Begitu Yudha turun dari pesawat, dia langsung memerintahkan bawahannya untuk menyelidiki keberadaan Tirta.Sebelum itu, dia sendiri pergi ke pelabuhan untuk menerima kiriman batu
Read more

Bab 1274

Akhirnya, Yudha berangkat ke rumah Keluarga Arshad. Di sisi lain, Tirta dengan tegas mengakui bahwa dia yang membunuh beberapa orang dari Negara Yumai. Suasana langsung tegang."Apa? Dari mana datangnya bajingan ini? Sialan! Kamu tahu siapa Pak Sora? Satu jari Pak Sora jauh lebih berharga daripada nyawamu! Dasar nggak tahu diri! Aku harus menghajarmu!"Begitu mendengar bahwa Tirta yang telah menghajar Sora hingga sekarat, Hagan tak bisa menahan amarahnya. Dengan emosi, dia langsung berlari ke arah Tirta dan siap untuk menyerangnya.Sora adalah harapannya untuk menguasai Keluarga Arshad. Kini, semuanya malah dihancurkan oleh Tirta!"Ayah, jangan gegabah! Kamu bukan tandingannya! Cepat mundur!" Sebelum Hagan sempat tiba di depan Tirta, Camila bergegas mengadang ayahnya, berusaha menghentikannya dengan segala cara."Camila, bocah ini telah membuat Pak Sora seperti ini! Kalau Pak Sora mati, gimana dia bisa bekerja sama dengan kita? Jangan hentikan aku! Hari ini, aku harus menghajarnya samp
Read more

Bab 1275

"Tapi, Kakek jangan khawatir. Aku akan menyelesaikan masalah ini sendiri dan nggak akan melibatkan Keluarga Arshad."Menyadari perubahan sikap Mahib terhadapnya, Tirta merasa agak lucu. Dia pun membungkuk sedikit ke arah Mahib sebagai tanda hormat."Nggak masalah. Yang kamu lakukan sudah benar. Kakek juga ingin melakukan hal yang sama, tapi nggak punya keberanian dan kemampuan sepertimu.""Kalau orang-orang dari Negara Yumai ingin membalas dendam, Kakek akan membantumu menghadapinya. Tadi Zavrina sudah memberi tahu Kakek tentang Davina yang mempersulitmu.""Nanti setelah dia kembali, Kakek akan memaksanya memberi kalian jawaban yang memuaskan. Sekarang, kita duduk dan makan bersama dulu."Mahib tertawa lebar sambil menepuk bahu Tirta. Kemudian, dia mengajak Darwan, Ayu, Elisa, dan yang lainnya untuk duduk dan makan.Namun, dia sama sekali tidak memanggil Hagan dan Camila. Hal ini tentu membuat Hagan yang baru saja pulih dari keterkejutannya merasa sangat marah, sementara Camila hanya b
Read more

Bab 1276

Bella sama sekali tidak tahu bahwa Tirta ingin meningkatkan kekuatannya agar bisa menghadapi Yudha. Makanya, Tirta ingin melakukan hal itu dengannya di tempat dan situasi seperti ini.Karena tidak tahu apa-apa, Tirta kini terlihat seperti orang yang dikuasai oleh nafsunya. Hal ini membuat Bella merasa sedikit marah.Namun, kemarahan itu segera menghilang saat Tirta mulai menjamah tubuhnya. Bella merasakan sensasi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Suatu ketegangan dan kegembiraan yang membuatnya benar-benar hanyut dalam momen itu.Tanpa sadar, Bella mulai menyesuaikan diri dengan ritme Tirta.'Kecepatan peningkatan kekuatan ini luar biasa! Ternyata, kalau pihak wanita lebih aktif selama Teknik Pasangan, efeknya jauh lebih baik!' batin Tirta.Saat merasakan energi dalam tubuhnya melonjak dengan cepat, sebuah pemahaman tebersit di benak Tirta.Dengan napas terengah-engah, dia duduk di atas wastafel dan menatap Bella. "Bel, naik ke atasku. Kamu yang pegang kendali."....Sementara it
Read more

Bab 1277

"Mungkin dengan cara ini, orang-orang dari Negara Yumai masih bisa memaafkan kalian.""Menjadikan orang-orang Negara Yumai sebagai tamu kehormatan bukan sesuatu yang akan dilakukan oleh Keluarga Arshad!"Jelas, sebelum mereka keluar, Lystia dan Sanvi sudah mendengar dari Zavrina tentang apa yang dilakukan Davina dan Camila.Mereka membela Tirta bukan hanya karena merasa perbuatannya sangat memuaskan, tetapi juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa selain Hagan dan keluarganya, tak ada anggota Keluarga Arshad lain yang takut atau ingin menjilat orang-orang dari Negara Yumai.Bagaimanapun, sikap Davina, Hagan, dan Camila terhadap mereka sebelumnya sangat mudah menimbulkan kesalahpahaman bahwa Keluarga Arshad ingin mengambil hati orang-orang Negara Yumai.Bagi Keluarga Arshad, ini adalah penghinaan yang tidak dapat ditoleransi. Makanya, mereka tidak peduli dengan hubungan keluarga dan memarahi Hagan di depan semua orang."Hmph! Kalian semua harus ingat, bukan kalian y
Read more

Bab 1278

Ternyata, tadi Davina yang ketakutan oleh tindakan brutal Tirta langsung berbalik dan berlari ke luar aula.Namun, setelah berpikir sejenak, dia menyadari sesuatu. Meskipun dia bukan tandingan Tirta, dia masih bisa memanfaatkan fakta bahwa Tirta telah membunuh seseorang untuk membuat polisi menindaknya!Yang lebih penting, setelah paman Sora tiba, Davina juga bisa menggunakan insiden ini untuk memberi penjelasan kepada Yudha. Itu sebabnya, dia diam-diam merekam video saat Tirta membunuh orang.Agar tidak ketahuan, dia sengaja menjauh sebelum menelepon polisi. Setelah menyelesaikan panggilan dan memberikan semua informasi, barulah Davina kembali ke aula.Namun, begitu sampai di dalam, dia tidak melihat sosok Tirta dan Bella. Hal ini membuatnya mengerutkan kening."Apa? Istriku, kamu menelepon polisi? Bagus! Bagus! Kamu memang cerdas! Kenapa aku nggak terpikir akan hal ini tadi?" Begitu mendengar bahwa Davina telah melapor ke polisi, Hagan yang awalnya murung langsung bersemangat.Dia se
Read more

Bab 1279

Hagan tidak peduli pada apa pun lagi. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong Zavrina dan yang lainnya, lalu menerobos ke aula belakang."Minggir!" Tak lama setelah itu, Davina mengikuti di belakang Hagan dan bergegas masuk.Camila juga menggertakkan giginya bersiap maju. Namun, tiba-tiba seorang wanita yang bertubuh ramping muncul di hadapan Hagan dan Davina dengan gerakan secepat kilat.Tidak terlihat jelas bagaimana dia bergerak, hanya terdengar dua suara benturan keras. Bam! Bam!Hagan dan Davina langsung terpental ke belakang sejauh beberapa meter dan jatuh ke lantai tanpa bisa bangkit.Sosok anggun itu tak lain adalah Elisa."Kalau kalian berani melewati garis ini, aku nggak keberatan mencabut nyawa kalian." Saat berbicara, Elisa menggesekkan kakinya ke lantai marmer. Seketika, muncul garis sedalam sepuluh sentimeter. Garis itu membelah marmer tebal menjadi dua bagian.Namun, sepatunya tetap utuh. Tatapannya dingin saat melihat ke arah keluarga Hagan, menunjukkan kekesalannya.Jika t
Read more

Bab 1280

"Seperti apa kematian? Bibi, aku memang nggak tahu. Kamu tahu nggak? Gimana kalau kamu jelaskan kepadaku?"Mendengar suara Davina yang sangat menjengkelkan itu, Tirta tidak lagi menahan amarahnya. Dengan senyuman dingin, dia berjalan ke depan Davina dan berkata demikian."Ka ... kamu ... mau apa? Aku peringatkan, aku sudah lapor polisi tadi. Paman Pak Sora juga hampir sampai! Kamu nggak boleh menyentuhku ...."Davina langsung panik, terus mundur sambil mengancam Tirta dengan suara gemetar.Plak! Tirta menyipitkan mata dan menampar wajah Davina dengan keras, membuat separuh wajahnya hancur dan darah berceceran."Terus, kenapa kalau aku menyentuhmu? Oh, maaf, aku hampir lupa. Katanya tadi Bibi sudah melapor ke polisi.""Aku takut sekali .... Bibi, aku seharusnya nggak menamparmu. Kalau begitu, aku tampar satu kali lagi, biar impas!" Usai berbicara, Tirta membalikkan tangannya dan menampar sisi lain wajah Davina, membuat seluruh wajahnya menjadi bengkak dan hancur."Aaahh! Dasar bajingan!
Read more
PREV
1
...
126127128129130
...
138
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status