Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 1231 - Chapter 1240

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 1231 - Chapter 1240

1371 Chapters

Bab 1231

Karena sepanjang perjalanan dia menggendong Tirta yang dalam kondisi kaku, begitu melepaskan tubuh Tirta, Elisa langsung menanggalkan seluruh pakaiannya dan melemparkannya ke dalam kolam renang!"Melepaskan pakaiannya akan membantu Tirta menurunkan suhu lebih cepat. Selain itu, ini juga akan memudahkan aku untuk menggunakan teknik pengobatan untuk mengeluarkan panas dari tubuhnya.""Oh iya, aku butuh pisau nanti. Bella, tolong carikan untukku."Melihat tindakan Elisa, Ayu dan Bella langsung terkejut dan menunjukkan ekspresi malu bercampur kaget. Namun, Elisa tetap berusaha terlihat tenang. Dia menyembunyikan kegugupannya, lalu melompat ke dalam kolam renang juga.Dia segera memastikan kepala Tirta tetap di atas air, sementara tubuhnya terendam sepenuhnya. Kemudian, dia menjelaskan tindakannya kepada mereka berdua."Ah .... Baik, Bi Elisa. Aku akan minta seseorang untuk cari pisau sekarang."Bella sama sekali tidak berpikiran aneh. Baginya, yang terpenting saat ini adalah menyembuhkan T
Read more

Bab 1232

Kekhawatiran Bella bukanlah tanpa alasan. Sebab, es yang tersedia di lokasi hanyalah es batu kecil yang biasa digunakan untuk membuat minuman.Es ini mungkin cukup untuk mendinginkan tubuh Tirta jika ditaburkan di atasnya, tetapi ada satu bagian tubuh Tirta yang ukuran dan kondisinya membuat es kecil ini tidak akan cukup efektif.Untuk bagian itu, mereka membutuhkan es batu yang jauh lebih besar agar bisa benar-benar meredam panasnya."Pergilah, memang es batu ini sepertinya nggak cukup ...." Elisa, yang mendengar pertanyaan Bella, langsung merasa wajahnya memanas. Dia refleks melirik Tirta, lalu berusaha tetap terlihat tenang saat menjawab."Itu ... tolong buat lubangnya lebih besar, kalau terlalu kecil nanti nggak bisa masuk!"Di sampingnya, Ayu yang melihat para staf kolam renang bersiap mencari balok es besar, buru-buru menambahkan, "Tunggu sebentar, pastikan lubangnya cukup dalam, kalau terlalu dangkal juga nggak bisa masuk!""Baik, Bu Bella, kami akan segera kembali!" Para staf k
Read more

Bab 1233

"Hmm? Siapa yang menyentuhku ...."Di tengah kesadarannya yang masih samar, Tirta perlahan mulai sadar kembali. Namun, sebelum dia bisa membuka matanya sepenuhnya, dia merasakan sesuatu yang aneh dari bagian bawah tubuhnya.Sepasang tangan yang sangat lembut dan halus, sedang memegang serta meraba-raba tubuhnya dengan sedikit gugup dan canggung.Selain itu, dia juga bisa merasakan dengan jelas bahwa tubuhnya terendam di dalam air dan hanya kepalanya yang berada di permukaan.Di sampingnya, ada sosok tubuh yang sangat lembut dan harum, menopang tubuhnya dengan susah payah.Di saat bersamaan, di dalam tubuhnya terasa panas yang luar biasa, seolah-olah seluruh organ dalamnya sedang terbakar api dan membuat kepalanya terasa sangat berat."Sudah selesai ukur, Bi Elisa?"Ketika Tirta masih berusaha untuk membuka matanya dan memahami situasinya, dia tiba-tiba mendengar suara Bella yang lembut dan penuh perhatian.'Mengukur? Apa yang diukur? Jangan-jangan Elisa sedang mengukur ....''Ssshh ...
Read more

Bab 1234

Setelah dipikirkan sejenak, Tirta akhirnya memahami alasan mengapa para wanita di sekitarnya melepas pakaiannya, mengukur tubuhnya, dan menempelkan es batu di seluruh tubuhnya.Dia tiba-tiba pingsan dengan suhu tubuh yang sangat tinggi, yang sebenarnya adalah efek samping dari menerima Mantra Evolusi Semesta. Namun, mereka semua tidak mengetahui hal itu dan mengira bahwa tubuhnya mengalami kondisi medis yang serius.Padahal, bahkan jika mereka tidak melakukan apa pun, suhu tubuhnya akan kembali normal dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Seperti sekarang, suhu panas yang awalnya luar biasa tinggi sudah jauh berkurang.Namun, hal itu bukan karena air kolam atau es batu, melainkan karena tubuhnya perlahan-lahan menyerap dan memahami isi Mantra Evolusi Semesta yang menyebabkan panasnya mereda secara alami.Meskipun Tirta sudah memahami apa yang sedang terjadi, dia tidak berniat memberi tahu mereka.Sebaliknya, dia tetap berpura-pura masih pingsan dan menikmati sentuhan lembut tangan
Read more

Bab 1235

Secara naluriah, Tirta sebenarnya juga agak menolak dipasangi balok es sebesar itu. Jika tubuhnya benar-benar didinginkan dengan cara ini, bukankah tubuhnya akan rusak?Namun, dalam kondisi saat ini, dia tidak bisa bangun untuk menghentikan kekacauan ini. Kalau tidak, dia pasti akan ketahuan telah siumansedari tadi.Karena tidak ada pilihan lain, Tirta hanya bisa terus berpura-pura pingsan.Tak lama kemudian, meskipun matanya tetap tertutup, Tirta bisa merasakan bahwa Bella dan Ayu sedang mengangkat balok es besar itu dengan hati-hati dan menyesuaikan posisinya agar pas di tempatnya.Di saat yang sama, Elisa perlahan melepaskan pegangan tangannya dari tubuh Tirta.Namun, Tirta tidak menduga bahwa sensasi dingin yang begitu licin dan menggigit itu justru memberi pengalaman yang tak terduga!"Eh? Bi Elisa, Bi Ayu, kalian lihat ini! Es batunya mengeluarkan asap putih! Apa ini akan mencair?""Apa mungkin tubuh Tirta masih terlalu panas? Satu balok es nggak cukup! Apa kita perlu meminta beb
Read more

Bab 1236

'Sepertinya sudah, tapi sepertinya belum ....' Menghadapi pertanyaan Genta, Tirta menjadi agak gugup dan memberikan jawaban yang ambigu."Apa maksudmu?" desak Genta.'Maksudnya ... saat aku melihat kertas emas di pikiranku, aku bisa membaca Mantra Evolusi Semesta berdasarkan lebih dari 1.000 karakter kecil di atasnya.''Tapi kalau aku nggak melihatnya ... aku sama sekali nggak punya ingatan tentang itu.' Mengingat bagaimana sebelumnya dia membual kepada Genta, Tirta merasa agak canggung.Awalnya, Tirta berpikir Genta sekalipun merasa iri dengan teknik ini. Jika menguasainya, dia pasti akan menjadi lebih kuat. Kecepatannya dalam berlatih bisa meroket.Namun, sekarang tanpa melihat kertas emas itu, dia malah tidak bisa mengingat satu kata pun dari Mantra Evolusi Semesta, bahkan tidak bisa berlatih. Justru aneh kalau tidak merasa canggung dan minder."Pecundang, kamu benar-benar bisa membaca mantra yang tertulis di kertas emas itu?" Yang mengejutkan Tirta, Genta tidak mengejek atau menter
Read more

Bab 1237

"Aku bisa membuatmu bertemu denganku dalam mimpi."Mendengar kata-kata Genta itu, Tirta langsung merasa sangat gembira. Sejak pertama kali melihat lukisan dinding yang menggambarkan Genta, wajahnya yang luar biasa cantik, keanggunannya yang tak tertandingi, serta tubuhnya yang sempurna ....Tirta tidak bisa melupakannya dan selalu berharap bisa benar-benar bertemu dengannya sekali saja.Sekarang, setelah mendengar bahwa ada kesempatan untuk bertemu Genta dalam mimpi, Tirta pun merasa sangat senang dan bersemangat!'Serius? Kamu nggak bohong, 'kan?'"Tentu saja benar. Aku nggak pernah bohong. Ya sudah, Tirta, aku akan segera tertidur. Jaga dirimu baik-baik."Setelah kata-kata terakhir Genta itu terdengar, tidak ada lagi suara darinya. Sementara itu, dalam benak Tirta, kertas emas yang sebelumnya dikendalikan oleh Genta mulai tenggelam, kembali ke dalam pusat energi dan terus mengapung di sana.Untungnya, selama Tirta memfokuskan pikirannya, dia masih bisa melihat dengan jelas apa yang t
Read more

Bab 1238

"Nggak mungkin, lubang ini sangat rapi, nggak seperti lubang yang nggak sengaja sobek." Tirta menatap lubang di celananya, menggeleng dengan tegas untuk menolak kemungkinan itu."Mungkin punyamu kebesaran. Meskipun kamu nggak sadarkan diri, tubuhmu masih memberikan respons. Mungkin karena itu celanamu jadi rusak. Ah, sudahlah, ini bukan hal penting.""Yang lebih penting sekarang adalah kondisimu yang masih lemah. Pakai saja dulu. Nanti setelah sampai di rumah, kamu bisa istirahat dengan baik. Aku akan menyuruh orang membelikan celana baru untukmu."Bella khawatir dengan kondisi Tirta, jadi dia segera menyuruhnya mengenakan pakaian. Setelah itu, dengan postur tubuh yang agak aneh, dia menemui Ayu dan Elisa, bersiap langsung kembali ke rumah Keluarga Purnomo.Tentu saja, Bella tidak memberi tahu Tirta bahwa Elisa yang menggendongnya ke sini. Fakta ini baru diketahui oleh Tirta dari mulut Elisa sendiri secara kebetulan."Tirta, ada apa? Kamu kedinginan? Apa kita perlu ke rumah sakit untuk
Read more

Bab 1239

Sesuai dengan permintaan Bella, Tirta berbaring dengan tenang di tempat tidur untuk beristirahat.Sementara itu, Elisa pergi ke kamar Ayu untuk beristirahat juga.Malam ini, Tirta tahu bahwa dia pasti tidak bisa bermesraan dengan Ayu, jadi perhatiannya langsung tertuju ke Bella."Jangan bergerak! Ayahku pasti akan datang sebentar lagi untuk melihatmu. Kondisimu kurang baik hari ini, jadi jangan macam-macam!"Tirta baru saja ingin bermesra-mesraan dengan Bella, tetapi langsung ditepis dengan kasar olehnya."Bella, aku baik-baik saja. Kalau nggak percaya, coba sentuh, tubuhku sudah nggak panas lagi." Tirta tetap tidak menyerah. Dia sangat ingin bisa lebih dekat dengan Bella."Tirta, gimana keadaanmu sekarang? Apa kamu bisa turun untuk ngobrol sebentar?" Tepat seperti yang dikatakan Bella, Darwan mengetuk pintu kamar, mengundang Tirta untuk berkumpul di ruang tamu."Pergi sana, aku ikut denganmu." Melihat wajah Tirta yang terlihat kecewa karena tidak berhasil, Bella justru merasa lucu. Di
Read more

Bab 1240

Setelah sepakat untuk berangkat keesokan paginya, Tirta pun kembali ke kamar bersama Bella untuk beristirahat."Oh ya, Bella, apa kakekmu memperlakukanmu dengan baik?" Tirta yang sedang berbaring tiba-tiba bertanya kepada Bella."Tentu saja, kakekku sangat baik padaku. Ada satu kejadian yang aku ingat dengan jelas. Saat kecil, aku pernah merayakan tahun baru di rumahnya. Karena terlalu nakal dan suka bermain, aku nggak sengaja membakar seluruh koleksi lukisan langka di ruang penyimpanannya saat menyalakan kembang api. Nilainya mencapai ratusan miliar.""Saat itu, seluruh Keluarga Arshad datang untuk memadamkan api. Paman dan bibiku menatapku seperti ingin melemparkanku ke dalam kobaran api. Ayah dan ibuku juga sangat marah, bahkan hampir menghukumku dengan menggantungku. Aku sangat ketakutan saat itu.""Tapi, setelah kakekku datang, dia menyelamatkanku dari hukuman. Walaupun dia tahu aku yang membakar semua lukisannya, dia sama sekali nggak marah. Sebaliknya, dia malah khawatir aku ter
Read more
PREV
1
...
122123124125126
...
138
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status