Share

Bab 1238

Author: Hazel
"Nggak mungkin, lubang ini sangat rapi, nggak seperti lubang yang nggak sengaja sobek." Tirta menatap lubang di celananya, menggeleng dengan tegas untuk menolak kemungkinan itu.

"Mungkin punyamu kebesaran. Meskipun kamu nggak sadarkan diri, tubuhmu masih memberikan respons. Mungkin karena itu celanamu jadi rusak. Ah, sudahlah, ini bukan hal penting."

"Yang lebih penting sekarang adalah kondisimu yang masih lemah. Pakai saja dulu. Nanti setelah sampai di rumah, kamu bisa istirahat dengan baik. Aku akan menyuruh orang membelikan celana baru untukmu."

Bella khawatir dengan kondisi Tirta, jadi dia segera menyuruhnya mengenakan pakaian. Setelah itu, dengan postur tubuh yang agak aneh, dia menemui Ayu dan Elisa, bersiap langsung kembali ke rumah Keluarga Purnomo.

Tentu saja, Bella tidak memberi tahu Tirta bahwa Elisa yang menggendongnya ke sini. Fakta ini baru diketahui oleh Tirta dari mulut Elisa sendiri secara kebetulan.

"Tirta, ada apa? Kamu kedinginan? Apa kita perlu ke rumah sakit untuk
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1239

    Sesuai dengan permintaan Bella, Tirta berbaring dengan tenang di tempat tidur untuk beristirahat.Sementara itu, Elisa pergi ke kamar Ayu untuk beristirahat juga.Malam ini, Tirta tahu bahwa dia pasti tidak bisa bermesraan dengan Ayu, jadi perhatiannya langsung tertuju ke Bella."Jangan bergerak! Ayahku pasti akan datang sebentar lagi untuk melihatmu. Kondisimu kurang baik hari ini, jadi jangan macam-macam!"Tirta baru saja ingin bermesra-mesraan dengan Bella, tetapi langsung ditepis dengan kasar olehnya."Bella, aku baik-baik saja. Kalau nggak percaya, coba sentuh, tubuhku sudah nggak panas lagi." Tirta tetap tidak menyerah. Dia sangat ingin bisa lebih dekat dengan Bella."Tirta, gimana keadaanmu sekarang? Apa kamu bisa turun untuk ngobrol sebentar?" Tepat seperti yang dikatakan Bella, Darwan mengetuk pintu kamar, mengundang Tirta untuk berkumpul di ruang tamu."Pergi sana, aku ikut denganmu." Melihat wajah Tirta yang terlihat kecewa karena tidak berhasil, Bella justru merasa lucu. Di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1240

    Setelah sepakat untuk berangkat keesokan paginya, Tirta pun kembali ke kamar bersama Bella untuk beristirahat."Oh ya, Bella, apa kakekmu memperlakukanmu dengan baik?" Tirta yang sedang berbaring tiba-tiba bertanya kepada Bella."Tentu saja, kakekku sangat baik padaku. Ada satu kejadian yang aku ingat dengan jelas. Saat kecil, aku pernah merayakan tahun baru di rumahnya. Karena terlalu nakal dan suka bermain, aku nggak sengaja membakar seluruh koleksi lukisan langka di ruang penyimpanannya saat menyalakan kembang api. Nilainya mencapai ratusan miliar.""Saat itu, seluruh Keluarga Arshad datang untuk memadamkan api. Paman dan bibiku menatapku seperti ingin melemparkanku ke dalam kobaran api. Ayah dan ibuku juga sangat marah, bahkan hampir menghukumku dengan menggantungku. Aku sangat ketakutan saat itu.""Tapi, setelah kakekku datang, dia menyelamatkanku dari hukuman. Walaupun dia tahu aku yang membakar semua lukisannya, dia sama sekali nggak marah. Sebaliknya, dia malah khawatir aku ter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1241

    Tirta membalikkan tubuhnya. Sret! Terdengar suara robekan. Dia merobek pakaian terakhir yang tersisa di tubuh Bella.Kemudian, dia melancarkan serangan secara membabi buta ........Sekitar dua jam kemudian, di kamar lain, dua tubuh indah yang identik sedang berbaring diam berdampingan. Mereka tentu saja adalah Ayu dan Elisa. Meskipun malam sudah larut, keduanya masih belum tertidur."Elisa, kapan kamu akan kembali ke dunia misterius? Besok ulang tahun kakek Bu Bella, kamu ikut nggak?" Meskipun Tirta sudah menyetujui Elisa ikut besok, Ayu sendiri belum mendengar jawaban langsung dari Elisa. Jadi, dia ingin meminta kepastian dari adiknya."Kak, aku ... sepertinya nggak bisa ikut. Kalau dihitung, jalur kembali ke dunia misterius akan tutup dalam tujuh hari lagi. Aku keluar kali ini bukan hanya untuk melatih diri dan melihat dunia luar, tapi juga harus menyelesaikan tugas yang diberikan guruku.""Kalau aku pergi ke tempat kakek Bu Bella dan berlama-lama di sana, aku takut waktuku nggak cu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1242

    Elisa tentu merasa malu dan marah. Alisnya berkerut tajam. Dia sontak berbalik dan melayangkan pukulan."Aduh ... Bi Elisa, ternyata kamu! Aku kira Bi Ayu!" Pukulan itu tepat mengenai dada Tirta yang saat itu hanya mengenakan celana pendek.Tirta langsung menutupi dadanya dengan ekspresi bersalah dan canggung, sambil meringis kesakitan.Ternyata setelah selesai dengan Bella, Tirta masih merasa belum puas. Saat Bella tertidur, dia berniat menyelinap ke kamar Ayu untuk bermesraan dengannya.Setelah menggunakan Teknik Menghilang dan Teknik Menembus Dinding untuk keluar dari kamar Bella, dia malah melihat siluet memesona di ujung koridor. Sosok itu disinari cahaya bulan.Lekukan tubuh yang sempurna dan rambut panjangnya yang tertiup angin membuat Elisa tampak seperti dewi bulan di mata Tirta!Terlebih lagi, Elisa hanya mengenakan pakaian tipis. Tanpa menggunakan mata tembus pandangnya, Tirta tetap bisa melihat beberapa bagian tubuh yang indah. Untuk sesaat, Tirta seperti terhipnotis!"Paka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1243

    Sebuah kaki jenjang yang mulus dan seputih salju melesat dengan membawa suara angin yang tajam. Targetnya adalah selangkangan Tirta!"Ah ... habislah aku! Tamat sudah!" Tirta bahkan tidak berani melihatnya. Dia memejamkan matanya rapat-rapat, tubuhnya bergetar ketakutan!Beberapa detik berlalu, tetapi rasa sakit yang dia bayangkan tidak pernah datang. "Hah? Jangan-jangan tubuhku benar-benar sekeras baja?"Tirta membuka matanya perlahan, melihat bahwa yang terjadi tidak seperti yang dia pikirkan. Kaki panjang dan indah milik Elisa ternyata berhenti hanya lima sentimeter sebelum mengenai dirinya.Bahkan, ekspresi marah di wajah Elisa telah berkurang, malah digantikan dengan senyuman geli."Bi Elisa, bukannya tadi kamu bilang setelah menendangku, urusan ini selesai? Kenapa kamu nggak jadi menendangku?" Tanpa sadar, mata Tirta menatap kaki Elisa, lalu beralih ke atas. Ketika melihat pakaian seksi itu ... dia menelan ludah dan membelalak, tetapi tidak berani mendongak lebih tinggi."Dasar m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1244

    Saat kata-kata terakhir itu terucap, hati Elisa bergetar sedikit. Dia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba mengundang Tirta untuk menemaninya melihat bulan.Mungkin karena tadi dia telah menendang Tirta, tetapi Tirta tidak membalas. Sebaliknya, Tirta masih tetap tersenyum dan memperlakukannya dengan lembut, bahkan telah menyelamatkan nyawanya.Mungkin saat siang tadi, Tirta memberinya perasaan bahagia dan kenikmatan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Mungkin ketika dia mengukur suhu tubuh Tirta dan memapahnya, ada perasaan yang tidak bisa dikendalikan. Sebuah getaran di hati dan hasrat yang sulit dijelaskan.Mungkin karena Tirta adalah pria pertama yang memeluknya, menyentuhnya, melihat tubuhnya. Mungkin juga karena Tirta adalah pria pertama yang tubuhnya dilihat dan disentuh olehnya.Entah karena alasan yang mana, kalimat itu akhirnya meluncur begitu saja dari bibir Elisa."Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau menemaniku melihat bulan. Yang penting, jaga kakakku baik-bai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1245

    Tirta merasa sangat kecewa. Karena hatinya dipenuhi keengganan, dia hanya bisa menghela napas panjang."Kita bicarakan lagi nanti. Pokoknya kamu temani aku lihat bulan malam ini. Aku selalu melihat bulan sendiri di dunia misterius." Elisa juga menghela napas merasakan kekecewaan Tirta.Sambil berbicara, keduanya tiba di jendela. Malam semakin larut. Sambil bersandar di jendela, Tirta masih menggenggam tangan lembut Elisa.Bahkan, tanpa peduli pada perlawanan Elisa, Tirta merangkul pinggang rampingnya, membuat tubuh Elisa yang lembut menempel dengannya."Tirta, cepat lepaskan aku. Nanti ada yang lihat. Aku ini bibimu. Kamu nggak boleh begini. Lagian, aku cuma menyuruhmu menemaniku melihat bulan."Tindakan Tirta ini membuat Elisa tidak bisa fokus menikmati bulan. Dia merasa sangat malu sehingga mencoba melepaskan diri.Apalagi, Tirta hanya mengenakan celana pendek dan kemaluannya telah bereaksi .... Hati Elisa benar-benar kacau, begitu pula napasnya.Situasi ini persis dengan saat Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1246

    'Um ... Tirta ini sangat mendominasi. Tanpa menanyakan pendapatku, dia menciumku secara paksa ....'Elisa yang dicium hanya bisa termangu di tempat. Lidah Tirta yang lincah dan fleksibel itu bagaikan sebuah kunci.Lidah itu menari-nari di mulut Elisa, membuat gembok hasrat di dalam tubuhnya seketika terbuka. Segala kekhawatiran yang ada sebelumnya pun sirna begitu saja karena ciuman ini.Yang tersisa hanyalah rasa gugup, manis, bahagia, penasaran, dan gairah .... Bahkan, tangan yang melindungi payudaranya itu telah dilepaskan dan diturunkan."Bi, mulutmu wangi sekali. Air liurmu juga manis ...." Begitu Elisa menurunkan tangannya, Tirta langsung meraihnya. Tanpa memberi Elisa kesempatan untuk beristirahat, Tirta mencium dengan semakin intens.'Ah ... jantungku berdebar cepat sekali. Aku nggak kuat lagi. Seluruh energiku seperti akan diserap oleh Tirta ....'Di bawah dua serangan yang dilancarkan Tirta, Elisa yang belum pernah mengalami hal seperti ini pun tersipu. Kesadarannya semakin m

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status