“Oke, kamu perhatian sekali. Kemarin Dokter Guntur juga datang dan beritahu Nenek.”Sang nenek tersenyum, matanya dipenuhi kelegaan. Tentu saja dia tahu semua ini karena Zola. Dia berpikir sejenak, lalu berkata kepada Boris, “Setiap operasi ada risiko. Aku nggak tahu apakah aku bisa bertahan di ruang operasi. Boris, kalau terjadi sesuatu pada Nenek, kamu harus beritahu Zola, jangan sedih, juga jangan merasa bersalah. Dia sudah penuhi baktinya.”“Nenek, Zola nggak mau dengar Nenek ngomong seperti itu. Jadi Nenek jangan ngomong seperti itu lagi, oke?”Boris langsung memotong dengan sikap serius. Nenek Zola hanya tersenyum, tapi matanya sedikit berkaca-kaca. Bagaimanapun juga, dia sudah tua. Tetap saja ada rasa tidak aman. Namun demi bisa hidup beberapa tahun lagi, dia akan berusaha bertahan dan bertaruh.Boris menemani nenek Zola makan malam. Sebelum pergi, dia berjanji pada sang nenek kalau Zola akan datang ke rumah sakit. Nenek Zola menganggukkan kepala. Setelah keluar dari bangsal, Bo
Baca selengkapnya