Share

Bab 631

Penulis: Jus Pir
“Apa maksudmu? Kamu merasa aku baik pada Zola karena ada tujuan lain? Kamu lupa kalau kakeknya pernah bantu aku? Kalau memang harus ada alasan kenapa aku baik padanya, karena kakeknya sudah tiada. Aku mau balas budi kakeknya dengan balas ke dia,” kata Hartono dengan dingin.

“Tapi Zola bukan satu-satunya anak di keluarga Leonarto. Jadi Kakek agak pilih kasih.”

“Bocah tengik! Coba kamu ngomong sekali lagi?”

Hartono marah sampai suaranya berubah. Dia memutar bola matanya. Boris sungguh hanya tahu cara membuatnya marah.

Boris terdiam. Dia hanya menatap kakeknya dalam diam. Suasana pun menjadi sunyi. Sejak kecil, Boris selalu memiliki pendirian dan pendapatnya sendiri. Jadi keluarganya tidak mengkhawatirkannya dalam banyak hal. Mereka tenang saja membiarkan Boris melakukan segalanya.

Sebelum lulus kuliah, Boris sudah membantu ayahnya mengelola Morrison Group. Setelah lulus, dia pun mengambil alih sepenuhnya. Hingga saat ini, Morrison Group berkembang dengan sangat baik.

Boris hampir tidak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 632

    Wanto menundukkan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata dengan suara pelan, “Saya tahu masalah ini sudah mengakibatkan banyak kerugian bagi Morrison Group. Saya juga mengerti nggak ada yang perlu dikasihani dari dia. Saya hanya kasihan orang tua dan anak istrinya. Selama ini dia kerja di bawah bimbingan saya. Sejujurnya, saya juga bertanggung jawab karena dia berubah menjadi seperti ini.”Meskipun Wanto tahu dia tidak seharusnya memohon keringanan untuk Ales, Wanto tidak bisa duduk diam saja. Selama bicara dengan Boris, Wanto sudah bersikap sangat merendah. Dia terus menundukkan kepala dan bicara dengan tulus. Sama sekali tidak ada sikap melawan.Namun, Boris tidak akan melepaskan siapa pun yang mencelakai Morrison Group. Jadi pada akhirnya, dia tetap menolak. Wanto yang sudah pupus harapannya tidak berkata apa-apa lagi. Sejak awal dia memang mencoba, tidak berekspektasi tinggi.Akan tetapi, tepat ketika Wando berdiri dan hendak pamit pergi,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 633

    “Oke, kamu perhatian sekali. Kemarin Dokter Guntur juga datang dan beritahu Nenek.”Sang nenek tersenyum, matanya dipenuhi kelegaan. Tentu saja dia tahu semua ini karena Zola. Dia berpikir sejenak, lalu berkata kepada Boris, “Setiap operasi ada risiko. Aku nggak tahu apakah aku bisa bertahan di ruang operasi. Boris, kalau terjadi sesuatu pada Nenek, kamu harus beritahu Zola, jangan sedih, juga jangan merasa bersalah. Dia sudah penuhi baktinya.”“Nenek, Zola nggak mau dengar Nenek ngomong seperti itu. Jadi Nenek jangan ngomong seperti itu lagi, oke?”Boris langsung memotong dengan sikap serius. Nenek Zola hanya tersenyum, tapi matanya sedikit berkaca-kaca. Bagaimanapun juga, dia sudah tua. Tetap saja ada rasa tidak aman. Namun demi bisa hidup beberapa tahun lagi, dia akan berusaha bertahan dan bertaruh.Boris menemani nenek Zola makan malam. Sebelum pergi, dia berjanji pada sang nenek kalau Zola akan datang ke rumah sakit. Nenek Zola menganggukkan kepala. Setelah keluar dari bangsal, Bo

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 634

    “Nggak akan,” jawab Mahendra. Kemudian, dia mengganti topik pembicaraan. “Kamu sudah ke kantor polisi.”“Sudah. Awalnya mereka menyalahkan aku karena lambat sekali baru pergi melapor. Tapi aku sudah ngomong sesuai yang kamu suruh. Mereka pun nggak menyulitkan aku lagi. Sebaliknya, mereka malah hibur aku dan bilang akan berusaha keras untuk cari kamu.”Audy menceritakan semua kepada Mahendra tentang apa yang terjadi ketika dia pergi ke kantor polisi. Setelah mendengar cerita Audy, Mahendra tidak banyak berkata. Dia hanya berkata, “Terima kasih.”Namun, kedua kata tersebut membuat orang merasa asing. Jadi Audy langsung menangis dan bertanya, “Apa maksudmu, Kak? Sekarang kamu anggap aku orang luar?”Mahendra mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Audy sambil menatapnya dengan lembut, “Aku nggak anggap kamu sebagai orang luar. Aku hanya takut buat kamu terlibat.”Audy menangis kian menjadi. Hatinya penuh dengan perasaan haru. Terutama saat dihadapkan dengan sikap lembut Mahendra. Dia su

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 635

    Jadi Audy tidak berani menuntut terlalu banyak dari Mahendra. Dia takut akan merusak hubungan di antara mereka. Namun setelah itu, Zola datang ke kehidupan Mahendra. Audy tahu Mahendra menyukai Zola. Audy dikuasai oleh rasa cemburu. Sejak itu, hubungan di antara Audy dan Mahendra perlahan-lahan mulai berubah.Suasana saat ini membuat Audy merasa seakan-akan kembali ke masa sebelum Mahendra mengenal Zola. Mahendra kembali ke dirinya yang lembut dan penuh perhatian.Audy mengerutkan bibirnya, lalu bertanya, “Kak, apakah di hatimu masih ada Zola?”Kelopak Mahendra berkedut. Kemudian, dia mengalihkan tatapannya dan berkata dengan suara lembut, “Aku hanya tertarik padanya sesaat di awal pertemuan. Kami sama-sama nggak punya perasaan terhadap satu sama lain.”Mereka berdua tidak memiliki perasaan terhadap satu sama lain. Apakah mereka berdua menyukai orang lain? Jadi Mahendra tidak menyukai Zola?“Bukannya kamu suka sama Zola?” tanya Audy yang tampak kurang yakin.“Tentu saja nggak,” jawab M

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 636

    Mahendra tidak langsung menjawab, dia hanya bertanya dengan suara pelan, “Kamu benar-benar ingin bantu aku?”Audy segera menganggukkan kepalanya dengan tanpa ragu. Mahendra baru berkata dengan tenang, “Aku butuh uang untuk bangun perusahaan baru, lalu lawan Morrison Group secara diam-diam. Aku yakin dengan kemampuanku, perusahaan ini akan berjalan dengan baik. Setelah berhasil kalahkan Boris, aku juga jadi punya prestasi. Itu akan jadi bentuk ketulusanku untuk lamar kamu. Gimana menurutmu?”Wajah Audy tiba-tiba memerah. Dia pun berkata dengan malu-malu, “Apa yang kamu bicarakan, Kak? Sekarang aku hanya tanya kamu gimana cara kamu hadapi Boris. Kenapa kamu malah bicarakan hal itu?”“Memangnya kamu nggak mau nikah sama aku?”“Mau, tentu saja aku mau.” Audy cepat-cepat menjawab sambil menatap Mahendra dengan malu-malu, seperti seorang gadis remaja yang baru jatuh cinta.Keduanya bersitatap, Mahendra membelai pipi Audy dengan lembut. Kemudian, dia membungkuk dan mencium kening Audy.“Audy,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 637

    “Kamu merasa dia sedang melindungi aku?”“Iya.”Zola hanya tertawa pelan dan tidak berkata apa-apa. Sebenarnya jika Boris benar-benar ingin melindunginya, Boris bisa saja memberitahunya secara langsung. Zola pasti akan bekerja sama. Akan tetapi, cara yang Boris gunakan membuat Zola merasa bersalah dan gelisah. Sampai sekarang dia tidak bisa memahami pikiran Boris.Jika Boris marah, kenapa Boris menyuruh Jeni untuk datang menjemputnya? Kalau Boris tidak marah, lantas mengapa malam itu dia berkata seperti itu?Zola menggelengkan kepala, tidak ingin memikirkannya lagi. Setelah itu, dia pun tidak berkata apa-apa lagi.Saat Zola tiba di rumah sakit, bibi yang menjaga neneknya sedang menemani neneknya berolahraga. Kondisi fisik nenek Zola terlihat jauh lebih baik. Sekarang neneknya bisa olahraga senam. Meskipun gerakannya salah-salah, setidaknya dia rutin berolahraga.Zola berdiri di depan pintu dan tidak ingin mengganggu. Jadi dia terus melihat neneknya sambil tersenyum selama hampir semeni

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 638

    Zola mengedipkan matanya pelan dan bertanya dengan suara pelan, “Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?”“Memangnya kamu nggak pernah berpikir begitu?”Zola langsung menggelengkan kepalanya. Dia tidak pernah memikirkan hal itu. Karena memang baginya itu hal yang mustahil terjadi. Oleh karena itu, dia tidak pernah memikirkannya.Namun, Jeni justru berkata, “Kita bukan pria. Jadi kita nggak paham isi pikiran pria. Tapi Zola, nggak peduli pria atau perempuan, contoh saja kita. Kalau misal kamu nggak punya perasaan terhadap orang itu, apa pun yang terjadi padanya, apakah kamu akan merasakan sesuatu? Contoh nyata ada di depan mata. Setelah kejadian yang menimpa Mahendra, kamu hanya khawatir sebagai seorang teman, bukan? Selain itu, kamu nggak merasakan apa pun, bukan?”Zola terdiam. Jeni berkata lagi, “Boris bereaksi seperti ini mungkin karena dia benar-benar peduli sama kamu. Kalau dia nggak peduli, dia bisa cuek saja. Gimana menurutmu?”Zola menggelengkan kepalanya lagi dan berkata, “Aku

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 639

    Selain itu, apakah Boris tahu? Hal-hal itu yang terus mengganggu pikiran Zola. Sedangkan Tyara hanya ingin segera pergi, tidak ingin menghadapi Zola. Karena terlalu sulit untuk menghadapi Zola. Tyara tidak ingin mengatakan hal-hal yang tidak ingin dia katakan, juga tidak ingin Zola bertanya lebih banyak padanya.Setelah susah payah, akhirnya Tyara berhasil menangani Boris. Dia tidak ingin semuanya rusak di tangan Zola. Akan tetapi, ada Jeni yang membantu Zola. Tyara tidak bisa menghadapi mereka sendirian.Tyara terdiam sejenak. Dia tidak menjawab pertanyaan Zola, tapi berkata, “Kalau kalian begini terus, aku akan lapor polisi.”Zola sama sekali tidak bergeming. Dia terus menatap Tyara. “Aku hanya ngobrol denganmu, apa yang perlu dilaporkan ke polisi? Kalau kamu nggak ada hubungan dengan Mahendra, kamu bisa katakan langsung. Kenapa harus repot-repot lapor polisi segala?”Tyara tidak melihat ke arah Zola. Dia hanya duduk di kursi pengemudi dan menatap lurus ke depan. Entah apa yang sedan

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status