Share

Bab 636

Penulis: Jus Pir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 18:00:00
Mahendra tidak langsung menjawab, dia hanya bertanya dengan suara pelan, “Kamu benar-benar ingin bantu aku?”

Audy segera menganggukkan kepalanya dengan tanpa ragu. Mahendra baru berkata dengan tenang, “Aku butuh uang untuk bangun perusahaan baru, lalu lawan Morrison Group secara diam-diam. Aku yakin dengan kemampuanku, perusahaan ini akan berjalan dengan baik. Setelah berhasil kalahkan Boris, aku juga jadi punya prestasi. Itu akan jadi bentuk ketulusanku untuk lamar kamu. Gimana menurutmu?”

Wajah Audy tiba-tiba memerah. Dia pun berkata dengan malu-malu, “Apa yang kamu bicarakan, Kak? Sekarang aku hanya tanya kamu gimana cara kamu hadapi Boris. Kenapa kamu malah bicarakan hal itu?”

“Memangnya kamu nggak mau nikah sama aku?”

“Mau, tentu saja aku mau.” Audy cepat-cepat menjawab sambil menatap Mahendra dengan malu-malu, seperti seorang gadis remaja yang baru jatuh cinta.

Keduanya bersitatap, Mahendra membelai pipi Audy dengan lembut. Kemudian, dia membungkuk dan mencium kening Audy.

“Audy,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 1

    Bansan Mansion.Mansion ini adalah bangunan terindah di Kota Binru. Di kamar tidur utama, seorang pria turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi dengan wajah tanpa ekspresi. Sedetik yang lalu, pria itu masih memadu kasih dengannya. Pada detik berikutnya, raut wajah pria itu sudah berubah total. Namun, Zola sudah lama terbiasa dengan hal itu.Zola berdiri dan memakai kembali pakaiannya. Wajah di balik rambut panjangnya masih memerah. Dia memiliki wajah yang cantik, tubuh yang seksi dan menggoda. Terlebih lagi di saat seperti ini.Selesai mandi, pria itu keluar dari kamar mandi. Dia menatap Zola dengan raut wajah datar, lalu berkata dengan dingin, “Tanda tangani ini.”Usai berkata, pria itu mengeluarkan lembaran kertas dokumen dari dalam laci meja nakas, lalu melemparkannya ke tempat tidur.Zola menunduk dan melihat kertas itu. Di bagian paling atas kertas, tercetak jelas kata-kata “Surat Cerai” yang menusuk mata. Zola spontan menatap pria itu dan bertanya dengan tidak percaya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 2

    Sorot mata Boris kian tajam dan gelap. Keduanya saling menatap dalam diam. Sesaat kemudian, dia baru berkata dengan suara berat, “Aku nggak suka candaan seperti ini.” Baginya, jatuh cinta pada Zola hanya akan menjadi sebuah candaan.“Maaf,” ucap Zola dengan raut wajah membeku.Pria itu menatap perempuan yang selalu penurut, lembut, bijaksana dan perhatian. Entah mengapa, tiba-tiba ada perasaan aneh di dalam hatinya. Tepat saat ini, ponsel Zola tiba-tiba berdering.Zola segera mengambil ponselnya. Namun, kepanikan muncul di matanya ketika melihat nama di layar ponselnya. Meski rasa panik itu menghilang dengan cepat, Boris tetap bisa menangkapnya.Melihat Zola yang tampak ragu-ragu, Boris pun bertanya, “Nggak angkat?”Zola mengangguk, lalu mengangkat telepon, “Halo.”“Zola, hasil tesnya sudah keluar. Kamu baik-baik saja.” Orang di ujung telepon lainnya terdiam sejenak, lalu berkata, “Tapi kamu hamil, sudah lebih dari dua bulan. Perkembangan janinnya sangat bagus. Kamu ... mau pertahankan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 3

    “Mahendra, kalau kamu benar-benar pahami aku, jangan bahas tentang masa lalu lagi, oke?”Setahun yang lalu, Zola meninggalkan masa kejayaan dan ketenarannya lalu kembali ke Kota Binru untuk menikah dengan Boris. Namun, yang Zola dapatkan hanyalah selembar surat cerai dari Boris. Mahendra merasa itu sangat tidak sepadan bagi Zola.Raut wajah Mahendra semakin suram, kebencian pun terpancar dari kedua matanya. Zola menyadari perubahan yang terjadi pada Mahendra.“Mahendra, nggak ada yang bisa menjamin pernikahan akan selalu berakhir dengan sempurna. Aku sudah puas bisa jadi istrinya selama setahun. Jadi jangan merasa semua itu nggak sepadan untukku. Bagaimanapun juga, yang namanya perasaan nggak bisa dipaksakan,” ujar Zola dengan suara pelan.“Kamu benar, bagus juga kalian cerai. Setelah kalian cerai, aku nggak perlu merasa serba salah. Aku juga nggak perlu khawatir kamu akan sedih dan jadi ragu-ragu.”Mahendra menanggapi ucapan Zola, tapi suaranya lama kelamaan menjadi semakin pelan, hin

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 4

    Jawaban Zola membuat Boris seketika bungkam. Namun, mata pria yang dalam dan diselimuti rasa tidak senang itu terus menatapnya. Zola tidak ingin menghadapi Boris lagi. Oleh karena itu, dia melangkahkan kakinya naik ke lantai atas. Akan tetapi, saat dia melewati Boris, tangan Zola dicekal dengan erat.“Zola, kamu lagi atur-atur aku?” tanya pria itu dengan suara serak.“Aku hanya berharap kamu bisa bersikap adil.”“Demi dia, kamu jadi berlidah tajam begini? Biasanya kamu selalu bersikap lembut, penurut dan pengertian terhadap aku. Jadi semua itu hanya dibuat-buat?”Zola mengerahkan tenaga untuk menarik tangannya. Namun, Boris begitu kuat, Zola sama sekali tidak berdaya untuk melawannya.Melihat Zola yang terus meronta, Boris pun langsung menarik perempuan itu dengan kuat ke dalam pelukannya. Napas pria yang menyejukkan menerpa wajah Zola, membuat Zola spontan tidak berani bergerak lagi.“Zola, jawab pertanyaanku, oke? Demi dia?” tanya Boris lagi.Zola mengerutkan bibirnya. Mereka terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 5

    “Aku ke sana sekarang juga. Kamu minta perawat temani kamu dulu, oke?” Rahang Boris menegang, tapi suaranya tetap terdengar lembut. Hanya saja, setelah mendengar kata-kata Tyara, sorot matanya menjadi kian dalam seperti lubang tak berdasar.Jawabannya membuat Tyara sangat senang. Perempuan itu langsung berkata, “Oke, aku tunggu kamu.”Setelah panggilan berakhir, Boris kembali melihat ke arah tangga. Setelah menyuruh pelayan untuk mengingatkan Zola untuk makan malam, dia pun berjalan dengan cepat keluar meninggalkan rumah.Sesaat kemudian, terdengar suara mesin mobil. Zola berdiri di depan jendela kamar tidur utama sambil melihat mobil hitam itu pergi. Wajah cantiknya dipenuhi dengan sikap acuh yang dingin. Bibirnya melengkung tipis menertawakan dirinya sendiri. Pikirannya hanya dipenuhi sosok Boris yang pergi dengan cepat karena mengkhawatirkan Tyara. Boris benar-benar mencintai Tyara. Jadi apa yang masih dia harapkan dari pria itu?***Malam itu, Boris tidak kembali ke Bansan Mansion

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 6

    “Bagaimana mungkin jadi jelek? Sekarang kamu masih dalam masa pemulihan, jangan berkecil hati, oke?” hibur Boris dengan suara lembut.“Benaran? Kamu nggak akan risih denganku?” Suara perempuan yang lembut itu penuh dengan harapan.“Tentu saja nggak akan. Setelah kamu sembuh, kita akan menikah,” kata pria itu tanpa ragu-ragu.“Benaran? Kamu nggak bohong, kan?”“Nggak bohong. Sudah, makan dulu, ya.”“Aku mencintaimu, Boris.” Suara lembut perempuan itu seperti suara alunan piano yang memabukkan.Zola yang berada di balik pintu juga mendengar setiap kata dalam percakapan mereka dengan jelas. Dia spontan melengkungkan bibirnya, menertawakan dirinya sendiri. Ada kesedihan yang tak ada habisnya di matanya. Zola tidak ingin menguping pembicaraan orang lain. Namun, dibandingkan dengan mengetuk pintu sekarang dan membuat orang merasa kesal, lebih baik dia menunggu dengan tenang. Setelah memastikan percakapan kedua orang itu telah berakhir, dia baru mengetuk pintu. Suara pria yang acuh tak acuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 7

    Zola mengerutkan bibirnya dan tersenyum tipis, “Memangnya ekspresiku sangat penting? Kalau Tyara merasa nggak enak hati, kenapa dia telepon di jam segitu? Tapi karena dia sudah telepon, nggak perlu merasa bersalah. Apalagi kita sudah tandatangan surat cerai. Boleh dibilang kita sudah bercerai.”Nada bicara Zola begitu tenang, sama sekali tidak ada penyesalan. Namun, sikap Zola yang seperti itu membuat wajah Boris menjadi muram. Padahal ini jelas-jelas hasil yang dia inginkan. Namun entah mengapa, ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan di dalam hatinya. Meskipun hanya sedikit, tetap saja dia tidak bisa mengabaikan perasaan itu.Boris menyipitkan mata dan berkata dengan nada tidak senang, “Zola, kalau kamu nggak senang karena aku suruh kamu antar baju ke sini, kamu marah saja padaku. Tapi Tyara belum sembuh, dia nggak boleh merasa sedih.”Boris begitu menyayangi Tyara, tidak ingin Tyara menderita sedikit pun. Oleh karena, dia boleh membuat Zola sedih.Mendapati suasana semakin mencekam,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 8

    Begitu mendengar perkataan Selena, raut wajah Lydia seketika menjadi muram. Dia pun berkata dengan tegas, “Zola, sudah berapa kali aku beritahu kamu jangan lakukan sesuatu secara diam-diam? Kamu bukan gadis liar yang tinggal di kampung lagi. kamu ini anak keluarga terpandang, anak kedua keluarga Leonarto, istri Boris Morrison.”Zola menurunkan tatapannya sambil memasang raut wajah datar. Dia mengangguk pelan dan berkata dengan suara pelan, “Aku mengerti, Ma.”Ekspresi Lydia baru sedikit melembut. Dia berkata dengan tenang, “Ayo duduk di sini.”Zola berjalan mendekat lalu duduk tegak di sofa dengan postur yang lembut dan anggun. Wajahnya yang cantik menawan itu sulit untuk dilupakan tidak peduli apa pun pakaian yang dia kenakan. Itu juga satu-satunya hal dari Zola yang membuat Lydia merasa puas.Lydia menatap Zola dengan lembut dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba pulang jam segini?”“Ma, aku akan cerai dengan Boris.”Zola mengangkat wajahnya dan menatap ibunya. Tatapannya penuh tekad,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 636

    Mahendra tidak langsung menjawab, dia hanya bertanya dengan suara pelan, “Kamu benar-benar ingin bantu aku?”Audy segera menganggukkan kepalanya dengan tanpa ragu. Mahendra baru berkata dengan tenang, “Aku butuh uang untuk bangun perusahaan baru, lalu lawan Morrison Group secara diam-diam. Aku yakin dengan kemampuanku, perusahaan ini akan berjalan dengan baik. Setelah berhasil kalahkan Boris, aku juga jadi punya prestasi. Itu akan jadi bentuk ketulusanku untuk lamar kamu. Gimana menurutmu?”Wajah Audy tiba-tiba memerah. Dia pun berkata dengan malu-malu, “Apa yang kamu bicarakan, Kak? Sekarang aku hanya tanya kamu gimana cara kamu hadapi Boris. Kenapa kamu malah bicarakan hal itu?”“Memangnya kamu nggak mau nikah sama aku?”“Mau, tentu saja aku mau.” Audy cepat-cepat menjawab sambil menatap Mahendra dengan malu-malu, seperti seorang gadis remaja yang baru jatuh cinta.Keduanya bersitatap, Mahendra membelai pipi Audy dengan lembut. Kemudian, dia membungkuk dan mencium kening Audy.“Audy,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 635

    Jadi Audy tidak berani menuntut terlalu banyak dari Mahendra. Dia takut akan merusak hubungan di antara mereka. Namun setelah itu, Zola datang ke kehidupan Mahendra. Audy tahu Mahendra menyukai Zola. Audy dikuasai oleh rasa cemburu. Sejak itu, hubungan di antara Audy dan Mahendra perlahan-lahan mulai berubah.Suasana saat ini membuat Audy merasa seakan-akan kembali ke masa sebelum Mahendra mengenal Zola. Mahendra kembali ke dirinya yang lembut dan penuh perhatian.Audy mengerutkan bibirnya, lalu bertanya, “Kak, apakah di hatimu masih ada Zola?”Kelopak Mahendra berkedut. Kemudian, dia mengalihkan tatapannya dan berkata dengan suara lembut, “Aku hanya tertarik padanya sesaat di awal pertemuan. Kami sama-sama nggak punya perasaan terhadap satu sama lain.”Mereka berdua tidak memiliki perasaan terhadap satu sama lain. Apakah mereka berdua menyukai orang lain? Jadi Mahendra tidak menyukai Zola?“Bukannya kamu suka sama Zola?” tanya Audy yang tampak kurang yakin.“Tentu saja nggak,” jawab M

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 634

    “Nggak akan,” jawab Mahendra. Kemudian, dia mengganti topik pembicaraan. “Kamu sudah ke kantor polisi.”“Sudah. Awalnya mereka menyalahkan aku karena lambat sekali baru pergi melapor. Tapi aku sudah ngomong sesuai yang kamu suruh. Mereka pun nggak menyulitkan aku lagi. Sebaliknya, mereka malah hibur aku dan bilang akan berusaha keras untuk cari kamu.”Audy menceritakan semua kepada Mahendra tentang apa yang terjadi ketika dia pergi ke kantor polisi. Setelah mendengar cerita Audy, Mahendra tidak banyak berkata. Dia hanya berkata, “Terima kasih.”Namun, kedua kata tersebut membuat orang merasa asing. Jadi Audy langsung menangis dan bertanya, “Apa maksudmu, Kak? Sekarang kamu anggap aku orang luar?”Mahendra mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Audy sambil menatapnya dengan lembut, “Aku nggak anggap kamu sebagai orang luar. Aku hanya takut buat kamu terlibat.”Audy menangis kian menjadi. Hatinya penuh dengan perasaan haru. Terutama saat dihadapkan dengan sikap lembut Mahendra. Dia su

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 633

    “Oke, kamu perhatian sekali. Kemarin Dokter Guntur juga datang dan beritahu Nenek.”Sang nenek tersenyum, matanya dipenuhi kelegaan. Tentu saja dia tahu semua ini karena Zola. Dia berpikir sejenak, lalu berkata kepada Boris, “Setiap operasi ada risiko. Aku nggak tahu apakah aku bisa bertahan di ruang operasi. Boris, kalau terjadi sesuatu pada Nenek, kamu harus beritahu Zola, jangan sedih, juga jangan merasa bersalah. Dia sudah penuhi baktinya.”“Nenek, Zola nggak mau dengar Nenek ngomong seperti itu. Jadi Nenek jangan ngomong seperti itu lagi, oke?”Boris langsung memotong dengan sikap serius. Nenek Zola hanya tersenyum, tapi matanya sedikit berkaca-kaca. Bagaimanapun juga, dia sudah tua. Tetap saja ada rasa tidak aman. Namun demi bisa hidup beberapa tahun lagi, dia akan berusaha bertahan dan bertaruh.Boris menemani nenek Zola makan malam. Sebelum pergi, dia berjanji pada sang nenek kalau Zola akan datang ke rumah sakit. Nenek Zola menganggukkan kepala. Setelah keluar dari bangsal, Bo

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 632

    Wanto menundukkan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata dengan suara pelan, “Saya tahu masalah ini sudah mengakibatkan banyak kerugian bagi Morrison Group. Saya juga mengerti nggak ada yang perlu dikasihani dari dia. Saya hanya kasihan orang tua dan anak istrinya. Selama ini dia kerja di bawah bimbingan saya. Sejujurnya, saya juga bertanggung jawab karena dia berubah menjadi seperti ini.”Meskipun Wanto tahu dia tidak seharusnya memohon keringanan untuk Ales, Wanto tidak bisa duduk diam saja. Selama bicara dengan Boris, Wanto sudah bersikap sangat merendah. Dia terus menundukkan kepala dan bicara dengan tulus. Sama sekali tidak ada sikap melawan.Namun, Boris tidak akan melepaskan siapa pun yang mencelakai Morrison Group. Jadi pada akhirnya, dia tetap menolak. Wanto yang sudah pupus harapannya tidak berkata apa-apa lagi. Sejak awal dia memang mencoba, tidak berekspektasi tinggi.Akan tetapi, tepat ketika Wando berdiri dan hendak pamit pergi,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 631

    “Apa maksudmu? Kamu merasa aku baik pada Zola karena ada tujuan lain? Kamu lupa kalau kakeknya pernah bantu aku? Kalau memang harus ada alasan kenapa aku baik padanya, karena kakeknya sudah tiada. Aku mau balas budi kakeknya dengan balas ke dia,” kata Hartono dengan dingin.“Tapi Zola bukan satu-satunya anak di keluarga Leonarto. Jadi Kakek agak pilih kasih.”“Bocah tengik! Coba kamu ngomong sekali lagi?”Hartono marah sampai suaranya berubah. Dia memutar bola matanya. Boris sungguh hanya tahu cara membuatnya marah.Boris terdiam. Dia hanya menatap kakeknya dalam diam. Suasana pun menjadi sunyi. Sejak kecil, Boris selalu memiliki pendirian dan pendapatnya sendiri. Jadi keluarganya tidak mengkhawatirkannya dalam banyak hal. Mereka tenang saja membiarkan Boris melakukan segalanya. Sebelum lulus kuliah, Boris sudah membantu ayahnya mengelola Morrison Group. Setelah lulus, dia pun mengambil alih sepenuhnya. Hingga saat ini, Morrison Group berkembang dengan sangat baik.Boris hampir tidak

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 630

    Boris tertawa pelan ketika mendengar ucapan kakeknya. "Aku pulang untuk temani Kakek rapikan tanaman.""Huh, aku nggak mampu bayar gaji kamu." Hartono tidak ingin bertemu Boris."Bukan Kakek yang suruh aku kerja. Aku datang sendiri." Boris juga tidak takut.Boris membantu kakaknya menyiram tanaman. Sikapnya boleh dibilang sangat baik. Apa pun yang kakeknya katakan, Boris tidak akan membantah. Satu jam kemudian, Hartono yang selesai mengurus tanamannya baru buka suara."Katakan saja. Ada apa?"Boris tertawa pelan, lalu dia berkata dengan serius, "Kakek kangen Zola? Bagaimana kalau aku suruh dia ke sini temani Kakek selama dua hari?"Hartono tidak menjawab. Dia hanya menatap Boris dengan dingin. Tatapan matanya seolah berkata, apa lagi yang bocah tengik ini rencanakan?Boris tahu kakeknya tidak senang. Dia pun bertanya, "Ada apa? Memangnya Kakek nggak mau bertemu Zola?""Langsung ke intinya saja. Apa yang ingin kamu lakukan?""Di pikiran Kakek, memangnya aku ini orang seperti apa? Yang b

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 629

    Namun, Mahendra tidak tahu apakah Zola juga terlibat dalam rencana Boris untuk melawannya. Sekarang Mahendra hanya bisa menaruh seluruh harapannya pada Audy.Malam berlalu dengan tenang. Keesokan paginya, Audy bangun sekitar pukul tujuh, lalu memeriksa ponselnya sebentar. Sebenarnya dia ingin menelepon nomor itu. Namun, dia takut akan membuat Mahendra dalam masalah. Jadi dia langsung hapus nomor itu, tapi dia ingat-ingat dalam hati.Audy bangun, mandi sarapan, lalu langsung pergi ke kantor polisi. Dia menjelaskan situasinya kepada polisi seperti yang diperintahkan Mahendra. Pihak polisi bertanya, “Kecelakaan terjadi sejak dua malam yang lalu. Kenapa sekarang baru datang melapor?”“Karena aku ingin tunggu dia pulang. Tapi sampai sekarang dia nggak pulang-pulang. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Aku nggak punya siapa-siapa di Kota Binru. Aku hanya bisa datang minta bantuan kalian. Aku mohon, kalian harus temukan dia. Nggak peduli kesalahan apa pun yang dia lakukan, selama kalian bisa t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 628

    Audy menjadi bersemangat. Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya hanyalah Mahendra. Karena selain Mahendra, tidak ada yang akan meneleponnya dengan nomor Kota Binru. Jadi itu pasti Mahendra.Setelah Audy bertanya berulang kali, orang itu baru menjawab, “Iya, ini aku.”Audy mendengar suara pria yang berat dan serak. Audy seketika menangis karena gembira. “Baguslah, kamu masih hidup, Kak. Aku tahu kamu pasti masih hidup.”Dibandingkan Audy yang gugup dan gembira, Mahendra terkesan jauh lebih tenang. “Kamu lagi di Kota Binru, kan?” tanya Mahendra.“Iya, aku lagi di Kota Binru. Kamu lagi di mana? Aku pergi cari kamu. Sekarang juga aku ke tempatmu, oke?”Audy sudah tidak sabar untuk bertemu Mahendra. Namun, Mahendra melarangnya. “Nggak boleh. Sekarang belum saatnya. Jadi kamu belum boleh datang bertemu denganku.”“Kenapa?” tanya Audy tak mengerti.“Kalau kamu datang sekarang, aku akan ketahuan. Aku dijebak Boris. Sekarang aku jadi tersangka. Jadi kamu ingin aku ketahuan dan ditangkap?”

DMCA.com Protection Status