Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 371 - Chapter 380

554 Chapters

Bab 371

“Uang itu sudah dipakai untuk bayar bunga hutang lainnya. Itu pun hanya cukup untuk bayar bunganya. Jadi apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Pak?”Jerico diam seribu bahasa. Saat ini, dia merasa seperti ada batu berton-ton menekan bahunya, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.Begitu di sekeliling Jerico menjadi tenang, suara orang menagih hutang terus terngiang di telinganya. Suara itu membuat kepalanya terasa mengembang, seolah akan meledak pada detik berikutnya. Rasanya begitu sakit, sakit yang tak tertahankan.Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Jerico, si sekretaris menoleh ke belakang dan bertanya, “Pak Jerico, bagaimana kalau saya antar Bapak pulang ke rumah Bapak dulu?”“Pak? Pak Jerico?”Jerico bersandar di kursi belakang mobil dengan mata tertutup dan tidak menunjukkan reaksi. Setelah sekretarisnya memanggilnya beberapa lagi, dia baru menyadari kalau Jerico mungkin pingsan.Di rumah sakit, Jerico sedang mendapat pertolongan dokter. Jerico koma karena tekanan mental
Read more

Bab 372

Kata-kata Zola membuat Lydia semakin marah. Dia menunjuk ke arah Zola dan membentak, “Kamu .... Zola, mulai sekarang kita putus hubungan. Aku nggak pernah punya anak seperti kamu.”Dua kalimat singkat itu membuat semua orang yang ada di sana langsung terdiam. Zola menatap ibunya dengan tenang. Sebenarnya, dia sama sekali tidak terkejut dengan apa yang ibunya katakan.Zola hanya memasang wajah tanpa ekspresi dan berkata, “Kalau Mama bersikeras dengan keputusan ini, aku juga nggak bisa apa-apa. Tapi aku rasa sekarang hal yang paling penting adalah biarkan Dokter Guntur Masuk dan lihat kondisi Papa. Kalau Mama nggak mau terima keuntungan yang aku bawakan, sekarang juga aku minta Dokter Guntur pergi.”Lydia langsung memelototi Zola. “Kamu benar-benar nggak tahu berterima kasih. Hatimu sangat kejam. Keluarga Leonarto sudah besarkan kamu sampai sebesar ini, kamu nggak berterima kasih pada kami? Seharusnya dulu aku langsung cekik kamu sampai mati saat kamu lahir.”“Mama sendiri yang bilang, i
Read more

Bab 373

Setelah hening selama beberapa detik, Selena mengambil inisiatif lagi dan bertanya, “Aku bisa bicara berdua dengan Zola sebentar?”Sejak masuk ke kamar rawat inap ayahnya, Zola sama sekali tidak bersuara. Setelah mendengar pertanyaan Selena, dia baru berkata kepada Boris, “Kamu pergi dengan Dokter Guntur saja dulu. Nanti kita bertemu di tempat parkir.”“Oke.” Boris mengangguk setuju. Kemudian, dia pergi bersama Guntur.Zola dan Selena bersitatap sejenak, lalu keduanya berjalan ke ujung koridor. Mereka berdiri di depan jendela. Zola yang berkata lebih dulu, “Apa yang mau kamu bicarakan?”Selena mengatupkan bibirnya, lalu berkata, “Kamu salahkan kami, ya?”“Aku nggak paham maksud kamu.”“Karena Papa dan Mama kirim kamu ke tempat Nenek, tinggal bersama Nenek. Jadi kamu benci banget sama kami, kan?”Zola hanya menatap Selena dengan tenang. “Penting banget ya aku benci atau nggak? Kamu sendiri juga dengar. Mama bilang mau putuskan hubungan denganku. Berarti nggak penting bagaimana sikapku t
Read more

Bab 374

Boris menatap Zola dan tampak sedikit terkejut. Karena setelah terjadi begitu banyak hal, Zola tidak pernah berinisiatif meminta bantuan Boris. Boris mengira Zola tidak akan mencarinya.“Bantu apa?” tanya Boris.Zola mengerutkan bibirnya, sedang berpikir bagaimana mengatakannya kepada Boris. Boleh dibilang, Boris memiliki prestise yang besar di Kota Binru. Semua orang harus memberinya muka dan menghormatinya. Saat ini, Zola hanya bisa meminta bantuanya.Zola terdiam selama tiga detik baru pelan-pelan berkata, “Aku ingin minta kamu bantu aku bicara dengan kreditur Leonarto Group, minta mereka beri sedikit kelonggaran pada keluarga Leonarto. Apalagi sekarang kabar Papa dirawat di rumah sakit sudah tersebar. Mereka pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menagih hutang. Aku takut hal itu akan pengaruhi kondisi kesehatan Papa. Dokter Guntur juga sudah bilang. Kalau sampai terjadi pergolakan emosi lagi akan berakibat fatal.”Boris menatap Zola selama beberapa detik, lalu berkata, “Kamu
Read more

Bab 375

Karena Jerico sedang dirawat di rumah sakit, banyak karyawan yang berada di level paling bawah merasa Leonarto Group tidak akan bisa bertahan lagi. Perusahaan akan bangkrut. Jadi mereka bekerja secara berkelompok untuk mencuri barang dari gudang, lalu menjualnya untuk mendapatkan uang.Selena baru tahu setelah diberitahu sekretaris ayahnya. Karena ayahnya sedang sakit, mau tidak mau Selena harus menangani masalah sebagai putri pertama keluarga Leonarto.Dalam perjalanan ke gudang, si sekretaris bertanya, “Selena, bagaimana kalau kita beritahu masalah ini pada Pak Jerico? Kalau nggak, kita juga nggak bisa ambil keputusan dan tangani dengan baik.”“Om Budi, papaku saat ini nggak boleh mengalami pergolakan emosi, perlu istirahat. Jadi kita nggak boleh beritahu dia masalah ini.”Budi sudah bekerja bertahun-tahun dengan Jerico. Selena selalu memanggilnya dengan sebutan om. Biasanya, Selena juga sangat menghormati Budi.Selena bahkan sudah berkata seperti itu. Budi pun tidak bisa berkata apa
Read more

Bab 376

Zola sedang duduk di kantornya. Bulu matanya bergetar setiap kali dia mengedipkan matanya. Dia terlihat tenang selama beberapa detik, lalu berkata, “Karena sudah terjadi pencurian, nggak peduli dia bilang apa, mau dia undurkan diri atau nggak, tetap saja itu terjadi saat dia masih bekerja. Kalau begitu, dia tetap harus bertanggung jawab. Nggak bisa main lepas tangan saja. Di saat seperti ini, kamu harus belajar manfaatkan hati orang agar dia mau kerja untuk kamu.”Selena langsung bertanya, “Jadi aku harus tunjuk langsung?”“Memangnya kamu mau rendahkan dirimu dan mohon padanya?” Mulut Zola kasar, tapi pada detik berikutnya, nada bicara melembut sedikit. “Kamu harus ingat. Kamu bosnya, mereka karyawan. Karyawan curi barang bos, masa masih harus dibenarkan? Sekalipun perusahaan sedang mengalami krisis dan kesulitan, itu bukan kesempatan untuk karyawan bertindak seenaknya. Kalau kamu mengalah sekali, setelah ini mereka hanya akan semakin berani.”“Semua yang kamu katakan masuk akal, Zola.
Read more

Bab 377

“Bu Selena, bukan saya yang suru mereka curi barang. Kalau dihitung-hitung, aku juga korban,” kata Faiz dengan panik.“Aku tahu bukan kamu yang suruh. Tapi kamu kan penanggung jawab di sini. Kalau kamu nggak mau polisi cari kamu, tetap lakukan pekerjaanmu dengan baik. Setelah kesulitan Leonarto Group teratasi, aku pasti akan beritahu papaku tentang kontribusimu. Jadi, kamu mau mengundurkan diri atau tetap lanjut bekerja?”Faiz terus melirik ke arah Budi. Dia ragu-ragu, tak kunjung membuat keputusan hingga Budi berkata, “Faiz, ini kesempatan terakhirmu. Itu juga karena Selena pandang kamu sebagai seorang karyawan lama. Ayo cepat bilang ke Selena kalau kamu setuju.”Pada akhirnya, Faiz setuju dan berjanji kalau hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. adapun karyawan yang mencuri, Selena langsung melapor polisi dan menyerahkannya ke polisi. Setelah kejadian kali ini, Selena merasa semakin yakin kalau Zola pasti tahu segalanya. Kalau tidak, mengapa cara ini bisa begitu efektif?Setelah Se
Read more

Bab 378

“Zola nggak beritahu kamu?” Santo menatap Jeni. Kedua manik matanya yang bagai lubang tak berdasar seperti sedang merencanakan sesuatu.Tanpa menunggu Jeni, Santo langsung berkata, “Kalau kamu ingin tahu, katakan yang sebenarnya. Kali ini ke Kota Binru, kamu ada bertemu dengannya?”Raut wajah Jeni seketika menjadi dingin. “Kamu sudah tanya padaku berkali-kali. Kalau kamu ingin tahu, kamu selidiki saja sendiri.”Usai berkata, Jeni langsung pergi tanpa memandang Santo lagi. Sedangkan Santo hanya memasang wajah muram sambil menatap Jeni yang pergi. Seandainya Santo bisa menyelidiki masalah itu, dia tidak perlu tanya berulang kali pada Jeni. Justru karena dia tidak bisa menemukan apa pun, makanya dia terus bertanya pada Jeni.Sepertinya ada beberapa hal yang sudah berada di luar kendali Santo. Hal itu yang membuat Santo merasa sangat kesal. Dia terdiam sejenak, lalu dia mengambil telepon dan menelepon sekretarisnya.“Minta Direktur Humas datang sebentar ke kantor.”Setelah Santo memberikan
Read more

Bab 379

Zola selalu sangat berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Dia akan berusaha untuk menghindari atau mewaspadai segala risiko dan kejadian tak terduga yang bisa dia pikirkan.Caca mengangguk setuju. Kemudian, dia berbalik dan masuk ke gedung perusahaan. Zola pun menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya menuju Morrison Group. Zola tidak menelepon Boris. Dia langsung naik lift ke atas.Bagian resepsionis sudah mengenal Zola, juga tahu siapa Zola. Tentu saja, mereka menyambut Zola dengan hangat.Zola tiba di lantai tempat kantor Boris berada. Begitu sampai di depan kantor, dia melihat Jesse keluar dari ruangan.“Pak Jesse, Boris ada di dalam?”Jesse segera mengangguk dengan sopan. “Ada.” Jesse langsung membuka pintu yang baru saja ditutup. Dia juga berkata kepada pria di dalam ruangan, “Pak Boris, ada Bu Zola.”Boris spontan melihat ke arah pintu. Tatapannya pun tertuju pada Zola. Jesse pergi sekalian menutup pintu. Di kantor tersisa Zola dan Boris.Keduanya bersitatap, lalu Zola bertanya,
Read more

Bab 380

Pada detik berikutnya, Zola langsung menoleh ke arah Boris. Namun pada akhirnya, dia tidak menjawab pertanyaan pria itu. Boris pun tidak bertanya lagi karena ponselnya berdering. Telepon dari Jesse.“Pak Boris, saya baru saja dapat kabar kalau Leonarto Group datang dua manajer yang tegas dalam menangani masalah. Selena sendiri yang bawa mereka ke Leonarto Group. Saya sudah selidiki, mereka berdua berasal dari Kota Jantera,” kata Jesse di telepon.“Hmm, aku mengerti.” Boris memutuskan panggilan dan meletakkan ponselnya di konsol tengah. Dia menatap lurus ke depan sejenak, lalu menatap perempuan di sebelahnya.“Kamu yang atur dua orang dari Kota Jantera yang masuk ke Leonarto Group?” tanya Boris.Zola memiringkan kepalanya dan menatap Boris sambil tersenyum tipis. “Kamu sudah tahu?”“Aku atur orang untuk awasi Leonarto Group. Jaga-jaga ada kejadian buruk. Jadi kita bisa selesaikan secepat mungkin.”“Aku pinjam orang dengan Santo.”“Dia kelihatannya bukan orang yang gampang diajak bicara.
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
56
DMCA.com Protection Status