Share

Bab 374

Author: Jus Pir
Boris menatap Zola dan tampak sedikit terkejut. Karena setelah terjadi begitu banyak hal, Zola tidak pernah berinisiatif meminta bantuan Boris. Boris mengira Zola tidak akan mencarinya.

“Bantu apa?” tanya Boris.

Zola mengerutkan bibirnya, sedang berpikir bagaimana mengatakannya kepada Boris. Boleh dibilang, Boris memiliki prestise yang besar di Kota Binru. Semua orang harus memberinya muka dan menghormatinya. Saat ini, Zola hanya bisa meminta bantuanya.

Zola terdiam selama tiga detik baru pelan-pelan berkata, “Aku ingin minta kamu bantu aku bicara dengan kreditur Leonarto Group, minta mereka beri sedikit kelonggaran pada keluarga Leonarto. Apalagi sekarang kabar Papa dirawat di rumah sakit sudah tersebar. Mereka pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menagih hutang. Aku takut hal itu akan pengaruhi kondisi kesehatan Papa. Dokter Guntur juga sudah bilang. Kalau sampai terjadi pergolakan emosi lagi akan berakibat fatal.”

Boris menatap Zola selama beberapa detik, lalu berkata, “Kamu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zuriana Hamzah
misteri betul..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 375

    Karena Jerico sedang dirawat di rumah sakit, banyak karyawan yang berada di level paling bawah merasa Leonarto Group tidak akan bisa bertahan lagi. Perusahaan akan bangkrut. Jadi mereka bekerja secara berkelompok untuk mencuri barang dari gudang, lalu menjualnya untuk mendapatkan uang.Selena baru tahu setelah diberitahu sekretaris ayahnya. Karena ayahnya sedang sakit, mau tidak mau Selena harus menangani masalah sebagai putri pertama keluarga Leonarto.Dalam perjalanan ke gudang, si sekretaris bertanya, “Selena, bagaimana kalau kita beritahu masalah ini pada Pak Jerico? Kalau nggak, kita juga nggak bisa ambil keputusan dan tangani dengan baik.”“Om Budi, papaku saat ini nggak boleh mengalami pergolakan emosi, perlu istirahat. Jadi kita nggak boleh beritahu dia masalah ini.”Budi sudah bekerja bertahun-tahun dengan Jerico. Selena selalu memanggilnya dengan sebutan om. Biasanya, Selena juga sangat menghormati Budi.Selena bahkan sudah berkata seperti itu. Budi pun tidak bisa berkata apa

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 376

    Zola sedang duduk di kantornya. Bulu matanya bergetar setiap kali dia mengedipkan matanya. Dia terlihat tenang selama beberapa detik, lalu berkata, “Karena sudah terjadi pencurian, nggak peduli dia bilang apa, mau dia undurkan diri atau nggak, tetap saja itu terjadi saat dia masih bekerja. Kalau begitu, dia tetap harus bertanggung jawab. Nggak bisa main lepas tangan saja. Di saat seperti ini, kamu harus belajar manfaatkan hati orang agar dia mau kerja untuk kamu.”Selena langsung bertanya, “Jadi aku harus tunjuk langsung?”“Memangnya kamu mau rendahkan dirimu dan mohon padanya?” Mulut Zola kasar, tapi pada detik berikutnya, nada bicara melembut sedikit. “Kamu harus ingat. Kamu bosnya, mereka karyawan. Karyawan curi barang bos, masa masih harus dibenarkan? Sekalipun perusahaan sedang mengalami krisis dan kesulitan, itu bukan kesempatan untuk karyawan bertindak seenaknya. Kalau kamu mengalah sekali, setelah ini mereka hanya akan semakin berani.”“Semua yang kamu katakan masuk akal, Zola.

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 377

    “Bu Selena, bukan saya yang suru mereka curi barang. Kalau dihitung-hitung, aku juga korban,” kata Faiz dengan panik.“Aku tahu bukan kamu yang suruh. Tapi kamu kan penanggung jawab di sini. Kalau kamu nggak mau polisi cari kamu, tetap lakukan pekerjaanmu dengan baik. Setelah kesulitan Leonarto Group teratasi, aku pasti akan beritahu papaku tentang kontribusimu. Jadi, kamu mau mengundurkan diri atau tetap lanjut bekerja?”Faiz terus melirik ke arah Budi. Dia ragu-ragu, tak kunjung membuat keputusan hingga Budi berkata, “Faiz, ini kesempatan terakhirmu. Itu juga karena Selena pandang kamu sebagai seorang karyawan lama. Ayo cepat bilang ke Selena kalau kamu setuju.”Pada akhirnya, Faiz setuju dan berjanji kalau hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. adapun karyawan yang mencuri, Selena langsung melapor polisi dan menyerahkannya ke polisi. Setelah kejadian kali ini, Selena merasa semakin yakin kalau Zola pasti tahu segalanya. Kalau tidak, mengapa cara ini bisa begitu efektif?Setelah Se

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 378

    “Zola nggak beritahu kamu?” Santo menatap Jeni. Kedua manik matanya yang bagai lubang tak berdasar seperti sedang merencanakan sesuatu.Tanpa menunggu Jeni, Santo langsung berkata, “Kalau kamu ingin tahu, katakan yang sebenarnya. Kali ini ke Kota Binru, kamu ada bertemu dengannya?”Raut wajah Jeni seketika menjadi dingin. “Kamu sudah tanya padaku berkali-kali. Kalau kamu ingin tahu, kamu selidiki saja sendiri.”Usai berkata, Jeni langsung pergi tanpa memandang Santo lagi. Sedangkan Santo hanya memasang wajah muram sambil menatap Jeni yang pergi. Seandainya Santo bisa menyelidiki masalah itu, dia tidak perlu tanya berulang kali pada Jeni. Justru karena dia tidak bisa menemukan apa pun, makanya dia terus bertanya pada Jeni.Sepertinya ada beberapa hal yang sudah berada di luar kendali Santo. Hal itu yang membuat Santo merasa sangat kesal. Dia terdiam sejenak, lalu dia mengambil telepon dan menelepon sekretarisnya.“Minta Direktur Humas datang sebentar ke kantor.”Setelah Santo memberikan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 379

    Zola selalu sangat berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Dia akan berusaha untuk menghindari atau mewaspadai segala risiko dan kejadian tak terduga yang bisa dia pikirkan.Caca mengangguk setuju. Kemudian, dia berbalik dan masuk ke gedung perusahaan. Zola pun menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya menuju Morrison Group. Zola tidak menelepon Boris. Dia langsung naik lift ke atas.Bagian resepsionis sudah mengenal Zola, juga tahu siapa Zola. Tentu saja, mereka menyambut Zola dengan hangat.Zola tiba di lantai tempat kantor Boris berada. Begitu sampai di depan kantor, dia melihat Jesse keluar dari ruangan.“Pak Jesse, Boris ada di dalam?”Jesse segera mengangguk dengan sopan. “Ada.” Jesse langsung membuka pintu yang baru saja ditutup. Dia juga berkata kepada pria di dalam ruangan, “Pak Boris, ada Bu Zola.”Boris spontan melihat ke arah pintu. Tatapannya pun tertuju pada Zola. Jesse pergi sekalian menutup pintu. Di kantor tersisa Zola dan Boris.Keduanya bersitatap, lalu Zola bertanya,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 380

    Pada detik berikutnya, Zola langsung menoleh ke arah Boris. Namun pada akhirnya, dia tidak menjawab pertanyaan pria itu. Boris pun tidak bertanya lagi karena ponselnya berdering. Telepon dari Jesse.“Pak Boris, saya baru saja dapat kabar kalau Leonarto Group datang dua manajer yang tegas dalam menangani masalah. Selena sendiri yang bawa mereka ke Leonarto Group. Saya sudah selidiki, mereka berdua berasal dari Kota Jantera,” kata Jesse di telepon.“Hmm, aku mengerti.” Boris memutuskan panggilan dan meletakkan ponselnya di konsol tengah. Dia menatap lurus ke depan sejenak, lalu menatap perempuan di sebelahnya.“Kamu yang atur dua orang dari Kota Jantera yang masuk ke Leonarto Group?” tanya Boris.Zola memiringkan kepalanya dan menatap Boris sambil tersenyum tipis. “Kamu sudah tahu?”“Aku atur orang untuk awasi Leonarto Group. Jaga-jaga ada kejadian buruk. Jadi kita bisa selesaikan secepat mungkin.”“Aku pinjam orang dengan Santo.”“Dia kelihatannya bukan orang yang gampang diajak bicara.

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 381

    “Bu Zola, ini foto yang saya ambil. Orang ini adalah sekretaris Pak Jerico, namanya Budi. Dia sudah kerja untuk Pak Jerico selama bertahun-tahun. Pak Jerico sangat percaya padanya. Boleh dibilang, seluruh keluarga Leonarto sangat percaya padanya.”Zola mengambil foto yang diserahkan Jesse kepadanya, lalu melihat foto satu per satu. Dia melihat orang di dalam semua foto itu dengan tenang, lalu dia melihat ke arah Jesse dan bertanya, “Budi ada kontak dengan dua orang yang lompat dari gedung.”“Benar, Bu. Awalnya saya juga merasa nggak mungkin. Bagaimanapun juga, Budi adalah sekretaris Pak Jerico. Siapa pun yang kerja begitu lama dengan Pak Jerico sudah pasti nggak pernah diperlakukan dengan nggak baik. Tapi setelah aku selidiki dia, ternyata memang benar demikian.”Setelah Jesse selesai bicara, Zola pun terdiam. Jika ada yang tidak beres dengan Budi, maka masalah Leonarto Group bukan hanya masalah model operasi perusahaan, tapi memang sudah direncanakan sejak awal.Jesse melirik Zola yan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 382

    “Iya. Mobil itu sudah ikuti kita sejak kita baru keluar. Saya sudah ubah rute. Jadi sekarang saya bisa naikkan kecepatan. Bu Zola kencangkan dulu sabuk pengamannya.”Zola mengulurkan tangan dan mengencangkan sabuk pengaman, lalu berkata kepada Jesse, “Nggak perlu tegang, Bu Zola. Kalau pun mereka tetap bisa mengikuti kita juga nggak apa-apa.”“Oke, aku mengerti.”Jesse melihat ke arah Zola. Setelah memastikan Zola telah siap mental, dia baru menginjak pedal gas dan menaikkan kecepatan mobil. Sebenarnya Zola tidak merasa apa-apa. Sebaliknya, dia masih bisa menoleh dan melihat mobil di belakang. Benar seperti yang Jesse katakan, mobil itu memang sedang mengikuti mereka. Karena saat Jesse menaikkan kecepatan, mobil di belakang juga ikut menaikkan kecepatan. Di dunia ini mana ada begitu banyak kebetulan?Zola menyipitkan mata. Ada perasaan aneh di dalam hatinya, yang membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.Jesse berbelok di tiga persimpangan. Akhirnya, dia berhasil menyingkirkan mobil di b

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status