Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 361 - Chapter 370

554 Chapters

Bab 361

Zola hanya mengedipkan matanya pelan. Boris berkata dengan suara pelan, “Aku berangkat kerja dulu, kamu diam saja di rumah dan tunggu aku pulang, oke?”“Oke.” Zola hanya menjawab dengan suara pelan, lalu tiba-tiba memanggil, “Boris.”“Hmm?”“Sepertinya aku sedikit kangen sama kamu.”Usai berkata, Zola langsung menutup teleponnya.Karena sendirian itu sangat membosankan. Tidak masalah kalau sudah terbiasa. Namun, Boris malah mendominasi kehidupan Zola. Dimanapun Zola berada, aroma tubuh Boris masih tercium dan suara Boris masih terngiang-ngiang di kepalanya. Oleh karena itu, Zola sungguh tidak terbiasa dengan hari-hari tanpa pria itu.Meskipun telepon sudah ditutup, senyum lebar masih merekah di bibir Boris. Jesse tercengang ketika melihat pemandangan itu. Dia bahkan merasa mungkin saja dia salah lihat. Boris sedang tersenyum?Namun, pada detik berikutnya Boris menatap Jesse dengan datar dan tatapannya yang dingin, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, “Bukannya kita mau berangkat?”“Iya,
Read more

Bab 362

Selama menunggu Boris pulang ke rumah, Zola sama sekali tidak mengantuk. Boleh dibilang dia terus menatap jendela, menyaksikan matahari yang perlahan terbit.Pukul tujuh pagi, Boris pun sampai di apartemen. Begitu mendengar suara pintu dibuka, Zola segera menoleh. Suara langkah kaki yang perlahan mulai mendekat ke arah kamar. Boris membuka pintu dan masuk ke kamar dengan tergesa-gesa. Keduanya bersitatap sejenak. Kemudian, Boris berjalan mendekat dan langsung menarik Zola ke dalam pelukannya.Zola hanya mengerutkan bibirnya dan bersandar dengan tenang di dalam pelukan Boris yang hangat. Seketika dia merasakan adanya rasa aman. Seakan-akan, dunia mau runtuh sekarang juga tidak masalah lagi baginya.“Kamu nggak tidur-tidur?” tanya Boris dengan suara pelan.“Tidur sebentar.” Zola berbohong, sebenarnya dia merasa dirinya menjadi sangat manja. Akan tetapi, setiap kali teringat kalau mimpi buruk kerap mendatanginya di saat dia tidur, Zola sama sekali tidak ingin tidur.Boris menurunkan tatap
Read more

Bab 363

“Aku percaya.” Boris berusaha menenangkan Zola. “Kalau kamu nggak mau mengingatnya lagi, jangan dipikir terus. Coba kamu lebih rileks sedikit. Jangan pikir apa-apa. Aku selalu ada di sini, oke?”Zola baru mengangguk pelan. Namun, perasaannya tetap saja tidak membaik. Tidak lama setelah itu, Zola tiba-tiba bertanya, “Boris, kamu dengar suara anak kecil lagi menangis, nggak?”Boris spontan mengerutkan alis. Kedua matanya menatap lekat perempuan yang sedang berada di dalam pelukannya dan bergumam. Dia pun bertanya, “Kamu bilang apa?”“Kamu nggak dengar? Ada anak kecil lagi menangis.”“Zola, itu cuma mimpi kamu. Sekarang kamu sudah bangun. Coba lihat aku. Katakan, siapa aku?”Boris memegang wajah Zola dengan tangannya yang lebar itu. Mata bertemu mata, tapi tatapan Zola penuh dengan keraguan dan keengganan. Wajahnya masih saja terlihat pucat dan kuyu.Pada detik itu juga, Boris menyadari kalau kekhawatirannya selama ini mungkin lebih serius daripada yang dia bayangkan.Boris menemani Zola
Read more

Bab 364

Zola terdiam sejenak, lalu berkata, “Semua itu bohong, Bi. Sebelum pindah aku sudah cari tahu dulu soal apartemen ini. Belum pernah ada yang tinggal di sini.”“Tapi saya benar-benar dengar ada beberapa orang yang ngomong soal ini, Bu. Bukannya saya mau takut-takutin. Saya ini orang kampung. Di kampung kami yang begini tabu sekali, Bu. Terutama bagi ibu hamil. Katanya, badan ibu hamil memang beda dengan badan orang biasa. Apalagi yang bunuh diri ini juga ibu hamil. Ini ....”Si bibi tidak berani untuk meneruskan perkataannya. Zola hanya berkata, “Bi, hal-hal seperti ini jangan dipercaya, jangan takut-takutin diri sendiri. Kalau Bibi memang benar nggak mau kerja sama aku lagi, tunggu nanti ada yang gantikan baru Bibi pergi. Boleh kan, Bi?”Si bibi mengiyakan dan bersedia memberi waktu pada Zola untuk mencari pengganti dirinya.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, si bibi langsung pergi meninggalkan apartemen. Zola yang meringkuk di sofa sendirian kerap melihat ruangan yang entah sejak ka
Read more

Bab 365

Zola tidak percaya masalah ini ada kaitannya dengan Selena maupun keluarga Leonarto. Walaupun hubungannya dengan keluarga Leonarto bisa dibilang tidak begitu baik, Zola beranggapan paling tidak mereka tidak akan melukainya. Zola mengerutkan keningnya dan memasang raut wajah muram.Zola terus menggelengkan kepala dan berkata, “Aku mau tenangkan diri dulu sebentar.”Boris menganggukkan kepalanya sambil melihat Zola berdiri. Zola bersiap untuk kembali ke kamar, tapi dia tiba-tiba teringat lagi dengan perkataan si bibi. Akhirnya dia memilih pergi ke balkon dan beristirahat di sana.Boris memberi pesan pada Jesse dengan tegas dan serius, “Awasi dia. Sewaktu-waktu aku mau bertemu dengannya.”“Baik, Pak Boris.” Boris langsung menutup telepon. Dia pun memberi ruang pada Zola untuk menenangkan dirinya sejenak. Setelah merasa sudah cukup lama, Boris berdiri lalu berjalan keluar. Sesampainya di balkon, Boris melihat Zola yang meringkuk di atas kursi santai dan terlihat tak bersemangat. Boris men
Read more

Bab 366

Namun, sebelum Zola mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Jesse datang. Jesse melaporkan semua temuannya tanpa berusaha menutupi apa pun.“Pak Boris, Bu Zola, saya menemukan kalau bibi ini ada kontak dengan Selena, karena selama ini Selena yang membiayai putranya kuliah S2,” lapor Jesse.“Maksud kamu, dari hasil penyelidikan, masalah ini nggak ada hubungannya dengan Selena dan keluarga Leonarto?” tanya Zola.“Boleh dibilang seperti itu. Saya juga menyelidiki hubungan bibi ini dengan keluarga Leonarto secara terpisah. Selain Selena, pada dan mama Bu Zola nggak pernah melakukan kontak dengan si bibi.”Beban yang menggantung di dalam hati Zola akhirnya perlahan-lahan jatuh. Sebenarnya, dia sangat takut masalah yang menimpanya ini ada hubungannya dengan keluarga Leonarto. Seandainya sungguh mereka yang melakukan hal ini padanya, hati Zola benar-benar sakit.“Kalau nggak ada hubungan dengan keluarga Leonarto, aku juga nggak ada dendam dengan bibi itu. Kenapa dia lakukan hal sejahat ini pa
Read more

Bab 367

“Kenapa? Kamu nggak percaya pada dirimu sendiri?”“Tentu saja bukan.”“Kalau bukan, daftar saja.” Boris jelas sedang menunggu Zola setuju untuk ikut lomba.“Boris, sebenarnya kamu terlambat satu langkah,” kata Zola dengan tenang.“Hmm?” Boris tampak bingung.“Beberapa hari yang lalu aku sudah putuskan untuk ikut lomba. Jadi undanganmu datang terlambat.”Zola melirik Boris. Dia sudah membaca dokumen yang sama persis seperti yang Boris berikan padanya barusan.“Kenapa nggak bilang sama aku?” tanya Boris.“Boris, ini urusan perusahaanku. Aku boleh saja nggak beritahu kamu. Lagi pula, ini juga bisa dianggap sebagai rahasia perusahaan, kan?” Zola memberikan pertanyaan retoris itu sambil tersenyum.Boris menatap Zola dengan lekat dan bertanya lagi, “Jadi kalau hari ini aku nggak kasih kamu dokumen ini, kamu nggak akan pernah beritahu aku?”“Nggak tahu. Mungkin setelah dapat juara aku bisa pamer ke kamu?”“Oke, kalau begitu aku tunggu.”Zola tidak menyangka Boris akan memberikan tanggapan sep
Read more

Bab 368

Jesse menunduk dan menjawab, “Dugaan Pak Boris benar. Masalah ini memang ada hubungannya dengan Bu Tyara.”Boris menyipitkan matanya yang dingin. Wajah tampannya memancarkan aura yang menakutkan. Dia terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Seketika suasana di dalam ruangan tiba-tiba menjadi tegang. Udara di sekitar juga seakan membeku. Boris terus memasang wajah muram dan diam saja. Setelah mengumpulkan semua keberaniannya, Jesse baru berani coba-coba bertanya, “Pak Boris, apakah perlu diserahkan ke polisi saja?”“Nggak perlu.” Boris menyipitkan mata. Dia mengucapkan kedua kata itu dengan suara dingin, lalu mengibaskan tangannya sambil berkata, “Kamu keluar dulu. Jangan bicarakan masalah ini kepada siapa pun dulu. Tarik semua orang, nggak perlu ikuti dia lagi.”Jesse menganggukkan kepala. “Baik, Pak. Saya mengerti.”Jesse keluar dari kantor. Sementara itu, Boris menunduk dan melihat lagi foto di tangannya. Semakin banyak foto yang dia lihat, sorot matanya semakin dingin dan menakut
Read more

Bab 369

Saat menerima telepon dari Boris, Zola juga baru saja selesai membaca berita tentang keluarga Leonarto. Dia mengambil ponselnya dan berjalan ke depan jendela.“Masih satu jam sebelum pulang kerja. Kamu sudah bolos kerja?” tanya Zola dengan suara datar, tidak ada gejolak emosi apa pun.Boris mengerutkan keningnya dan berkata, “Aku bosnya, kamu juga bos. Memangnya kita nggak boleh pulang kerja lebih awal?”“Pak Boris, di perusahaanku yang kecil ini, aku nggak bisa berbuat seenaknya seperti kamu.”“Aku sudah berangkat. Sepuluh menit lagi kamu baru turun, oke?”Boris langsung berkata ke intinya, tanpa memberi Zola kesempatan untuk ragu-ragu. Zola hanya bergumam pelan, lalu bertanya, “Kamu takut aku akan khawatir karena masalah yang menimpa keluarga Leonarto?”“Kita bicarakan nanti setelah bertemu, ya.”“Oke.”Setelah menutup telepon, Zola memegang ponselnya erat-erat dan menghela napas panjang. Kemudian, dia kembali ke mejanya. Dia mematikan komputernya, lalu mengambil tasnya dan berjalan
Read more

Bab 370

“Memangnya kamu nggak tahu?”“Aku takut penilaianku salah.”Terutama setelah berbincang dengan Mahendra barusan. Zola pun jadi meragukan dirinya sendiri. Tidak berani meyakini penilaiannya seratus persen.Boris menatapnya lekat dan berkata dengan lembut, “Zola, sebenarnya kamu sudah tahu betul. Leonarto Group terlalu bergantung pada pihak luar. Karena model operasinya terlalu tua dan nggak ada inovasi baru, jadi mereka terus merugi. Tapi sistem gali lubang tutup lubang nggak bisa dipakai untuk jangka panjang. Jadi penilaianmu benar atau nggak?”Zola tercengang, tanpa sadar kelopak matanya pun bergetar. Semua yang Boris katakan barusan sama persis dengan isi hati Zola.Zola tidak bicara lagi, Boris pun bertanya, “Perlu aku temani kamu pergi ke rumah orang tuamu?”“Nggak perlu,” jawab Zola sambil menggelengkan kepala. Untuk saat ini, seharusnya Zola tidak dibutuhkan di sana. Dia pergi ke sana pun hanya akan membuat orang tuanya kesal.Masalah Leonarto Group menjadi bahan pembicaraan pana
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
56
DMCA.com Protection Status