All Chapters of Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir: Chapter 331 - Chapter 340

354 Chapters

Bab 331

Han dan Emily kembali duduk di sofa kecil di apartemen itu, tangan Han menggenggam erat gelas air mineral yang belum disentuhnya. Tatapannya penuh dengan keraguan, tetapi akhirnya ia menarik napas dalam dan berbicara dengan nada yang tegas namun penuh emosi. “Emily, aku tahu ini mungkin terdengar tiba-tiba, tapi... aku tidak bisa terus menahan perasaan ini. Aku ingin kita mencoba lagi. Buka hati kita, beri diri kita kesempatan untuk memahami sejauh mana perasaan ini tertinggal selama ini.” Emily terdiam, matanya menatap Han dengan sorot yang sulit diterka. Perlahan, ia menganggukkan kepala. “Mungkin memang sudah waktunya, Han. Kita terlalu lama menghindar. Setelah semua yang terjadi, nyatanya aku dan kau tidak pernah benar-benar membuka diri untuk orang lain.” Han mengangguk pelan, seolah melepaskan beban yang sudah lama mengganjal di dadanya. Tapi sebelum suasana menjadi lebih tenang, Emily menarik napas panjang, dan sebuah perta
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 332

Helios memutuskan kembali ke negaranya lebih awal. Pekerjaan yang tak bisa lama-lama ditinggalkan memaksanya meninggalkan Helena, meski hatinya berat. Namun, ia yakin Hendrick dan Tuan Beauvoir akan menjaga wanita itu sesuai permintaannya. “Jangan antar aku ke bandara,” pintanya tegas sebelum berangkat. Ia lebih suka menyelesaikan perpisahan tanpa banyak drama. Perjalanan selama empat jam menuju bandara terasa panjang, tetapi akhirnya ia tiba. Sopir pribadinya sudah menunggu, jadi Helios tidak perlu berlama-lama. Saat mobilnya melaju melewati jalan-jalan kota yang sudah lama tidak ia kunjungi, pikiran Helios mulai beralih ke daftar tugas yang menantinya di kantor. Namun, ketika mobil hampir sampai di kawasan rumahnya, sesuatu yang tak terduga terjadi. Seorang wanita tiba-tiba menyeberang jalan, meskipun lampu lalu lintas belum menunjukkan giliran bagi pejalan kaki. “Berhenti!” teriak Helios
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 333

Patricia terduduk lesu di atas ranjang rumah sakit. Tubuhnya tampak rapuh, dengan wajah pucat yang kehilangan cahaya. Dia mengangkat kepala perlahan, menatap Helios yang berdiri di dekat jendela. “Terima kasih… dan maaf,” gumam Patricia dengan suara lemah. Helios menoleh, tatapannya tajam dan penuh emosi yang sulit terbaca. Dia menghela napas kasar, tangannya terlipat di dada. “Kau terlihat sangat menyedihkan sekarang,” ujar Helios dingin. “Sepertinya, sejak menikah dengan Benjamin, kau kehilangan segalanya. Aku bahkan malas mengomentari pilihan bodoh mu karena tidak kenal denganmu, tapi akhirnya aku kesal juga.” Patricia tersenyum tipis, hampir seperti mengejek dirinya sendiri. “Aku tahu… Aku memang bodoh.” “Bukan urusanku, tapi aku tidak mengerti. Kenapa kau rela membuang waktumu untuk seseorang seperti Benjamin? Dia jelas tidak layak.” Helios menatapnya tajam, seolah menunggu jawaban. Namun, Patricia ha
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 334

Cahaya matahari pagi masuk menerobos tirai jendela, menerangi kamar sederhana yang rapi. Emily membuka matanya perlahan, senyuman tipis terukir di wajahnya. Namun, senyuman itu memudar ketika dia menyadari seseorang duduk di tepi tempat tidurnya. Han. Pria itu tengah menatapnya dengan sorot mata yang hangat, sesuatu yang sudah lama tidak dia lihat. Emily mengerjap beberapa kali, bingung. “Sejak kapan kau pindah di sini?” tanyanya pelan, suaranya serak karena baru bangun tidur. Han tersenyum, mengangkat bahu santai. “Menjelang pagi. Malam tadi dingin sekali, aku tidak tahan tidur di sofa.” Emily terkekeh kecil. “Aku kan sudah memperingatkan ku semalam.” “Tapi, kenapa harus berlama-lama begitu kalau ada tempat tidur nyaman di sini?” Han menatapnya, nada suaranya setengah bercanda tapi menyimpan sesuatu yang lain. “Aku juga tidak mengerti kenap
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 335

Helena memutuskan untuk memulai hidup baru dengan mengutamakan kebersamaan bersama keluarganya. Sebelumnya, hari-harinya penuh dengan jadwal yang padat, urusan bisnis, dan tekanan untuk terus berada di puncak kesuksesan. Namun kini, ia ingin menjalani hidup dengan lebih tenang. Meskipun ia tidak sepenuhnya meninggalkan pekerjaannya, Helena memutuskan untuk menyerahkan sebagian tanggung jawab kepada orang-orang yang ia percayai. “Harusnya dulu aku lebih sering begini,” gumam Helena sambil menyesap teh di ruang makan pagi itu. Ia telah meminta Hendrick untuk membantu memantau Alura Fashion Group. Kakaknya itu memang selalu bisa diandalkan, terutama saat Helena membutuhkan waktu untuk keluarga. Sementara itu, Tuan Beauvoir, kini sibuk membantu Hendrick yang beluk lama ini mulai merintis bisnis di negara tempat Helena tinggal bersama Alexander. Hari ini, Helena memutuskan untuk menjalankan rutinitas seder
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 336

Thalita menghela napas panjang ketika keluar dari kafe tempat ia bekerja. Hari itu terasa lebih melelahkan dari biasanya, tetapi ia tetap melangkah dengan langkah cepat, berusaha sampai di rumah sebelum rasa lelah sepenuhnya menguasai tubuhnya.“Ya ampun, badanku sakit semua...” keluhnya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Jalanan yang ia lalui lengang, hanya diterangi lampu jalan yang suram. Pikiran Thalita melayang pada ibunya yang masih terbaring di rumah sakit, membutuhkan perawatan intensif yang tidak murah. Semua kerja kerasnya, mengajar tiga murid privat di pagi hari hingga menjelang sore, dan bekerja paruh waktu hingga larut malam dilakukan untuk ibunya. Namun, di balik hidupnya yang penuh perjuangan, ada saja orang yang tidak menyukainya tanpa alasan yang jelas. Salah satunya adalah Julia, seorang wanita yang pernah menjadi orang tua muridnya. Julia menuduh Thalita berselingk
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 337

Patricia menghela napas panjang sambil memandangi surat yang dipegangnya. Surat pengadilan yang menyatakan resminya perceraian antara dirinya dan Benjamin. Tanda hitam di atas putih itu mengukuhkan bahwa segalanya telah berakhir. Tidak ada lagi kata ‘kami’ di antara mereka. Hanya tinggal ‘aku’. Ia menatap surat itu lama, lalu melipatnya dengan hati-hati dan memasukkannya ke dalam tas. “Sudah cukup,” gumamnya pelan. Tak ada gunanya meratapi masa lalu. Hidupnya masih panjang, dan sekarang adalah saatnya untuk bergerak maju. Beruntung, kedua orang tua Patricia memberikan dukungan penuh. Mereka membantunya berdiri kembali, mendorongnya untuk bekerja dan kembali bersosialisasi. Hari ini adalah hari pertamanya kembali ke kantor setelah mengambil cuti panjang. Patricia berjalan keluar dari gedung pengadilan, lalu langsung menuju kantornya. Meski hatinya masih menyimpan sisa luka, Patricia berusaha keras untu
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 338

Patricia memekik, tubuhnya bergetar saat Helios melancarkan aksinya dengan begitu brutal. “Akhh!” pekik Patricia saat salah atau bagian sensitifnya berada di bawah kendali Helios. Mobil yang mereka tumpangi terguncang, menciptakan suasana yang begitu intens. Patricia masih ingin menolak, tapi semuanya terjadi begitu cepat, dan ia terjebak dalam kebingungan serta dorongan kuat yang terpancar dari pria itu. Helios tampak kehilangan kendali sepenuhnya. Tatapan matanya yang gelap penuh dengan sesuatu yang tidak bisa Patricia pahami. Ia tahu Helios tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, efek racun atau obat yang dikatakan tadi mungkin telah mengambil alih tubuhnya.“Ahh....” desah Helios kala penyatuan itu terjadi dengan sempurna. Patricia merasa marah namun malu. Beberapa saat kemudian, Helios akhirnya berhenti. Ia bersandar lemah ke kursi mobil, napasnya memburu, keringat membasahi dahinya.
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 339

Thalita berdiri di halte bus, menunggu kendaraan yang akan membawanya pulang ke rumah. Malam itu sunyi, hanya ada suara angin yang berembus pelan dan lampu jalan yang temaram. Tubuhnya terasa sangat lelah, hasil dari jam kerja panjang yang harus ia jalani setiap harinya. Ia memeluk tas kerjanya erat-erat, matanya sayu memandang ke jalan yang kosong. Tiba-tiba, sebuah mobil hitam berhenti di depannya dengan suara rem yang mencengkeram. Thalita terkejut, langkahnya mundur tanpa sadar. Dari pintu mobil yang terbuka, Julia keluar. “Nyonya Julia...” bisik Thalita, lebih kepada dirinya sendiri. Rasa takut menyelinap di hatinya. Thalita tahu benar Julia menyimpan dendam. Sebuah dendam yang menurutnya tak beralasan.“Apa lagi yang akan dilakukan wanita ini padaku?” tanya Thalita di dalam hatinya. Julia mendekat, wajahnya penuh amarah yang sudah tak bisa disembunyikan. “Akhirnya kita bertemu lagi,” u
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 340

Patricia melangkah memasuki kantor pagi itu dengan langkah yang sedikit berat. Ia tahu, pertanyaan demi pertanyaan akan menghampirinya, dan ia harus mempersiapkan jawaban yang masuk akal. Beberapa rekan kerjanya langsung menoleh saat ia masuk, tatapan mereka penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran. “Patricia, kemana saja kau semalam? Kau tiba-tiba menghilang, dan kami tidak bisa menghubungimu,” tanya Sahara, salah satu teman dekatnya di kantor. Patricia tersenyum kikuk, merasa gugup namun berusaha terlihat tenang. “Ah, maaf ya. Semalam aku tiba-tiba merasa pusing dan sakit kepala. Jadi aku pikir lebih baik langsung pulang tanpa mengganggu kalian yang masih ingin merayakan,” jawabnya sambil melambaikan tangan seolah ingin menepis rasa bersalah. “Oh, jadi begitu. Tapi kau seharusnya memberi tahu kami, Patricia. Kami semua khawatir,” tambah Sahara sambil menatap Patricia dengan sorot mata penuh perhatian. Patricia hanya men
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status