Semua Bab Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir: Bab 321 - Bab 330

354 Bab

Bab 321

Emily perlahan membuka matanya. Cahaya putih yang memantul dari langit-langit ruangan membuat matanya sedikit menyipit. Langit-langit itu tampak asing, bukan seperti tempat yang pernah dia kenal. Perlahan menoleh menatap ke sekeliling, matanya menangkap selang infus yang terhubung ke tangannya, serta selang oksigen yang melekat di hidungnya. Detak pelan mesin medis menjadi satu-satunya suara yang menemaninya. Seketika, Emily menyadari bahwa dia berada di rumah sakit. Tubuhnya terasa berat, nyeri menjalar dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia mencoba menggerakkan jari-jarinya, tapi tubuhnya seolah lumpuh, tak ada satu pun bagian yang merespons. “Kenapa aku seperti kehilangan tenagaku? Sakit sekali, aku juga merasa terlalu lemas...” batinnya.Dia menyerah, memejamkan matanya lagi, membiarkan pikirannya terombang-ambing di antara rasa sakit dan kebingungan. Ruangan itu sunyi, begitu sepi hingg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 322

Malam itu, ruangan rawat Emily sunyi. Hanya suara mesin monitor yang pelan berdetak, mengiringi kesendirian mereka. Di ujung ruangan, Han tertidur di sofa kecil yang jelas tidak nyaman. Tubuhnya terlipat dalam posisi yang tidak wajar, menunjukkan kelelahan yang sudah menumpuk selama berhari-hari. Emily perlahan membuka matanya, pandangannya tertuju pada Han. Dia memandangi pria itu dalam diam, memperhatikan setiap detail, wajah yang terlihat lelah, rambut yang sedikit berantakan, dan napas teratur yang terdengar samar. Dalam hati, Emily bertanya-tanya, apakah Han yang menjaganya selama ini?“Posisi tidur seperti itu, dia baik-baik saja, kan?” batinnya. Ucapan Han tadi siang terngiang kembali di telinganya. Dia sadar bahwa dia sudah tidak sadarkan diri selama beberapa hari. Meski tubuhnya masih terasa lemah, ada kelegaan dalam hati Emily ketika mengingat bahwa Helena sudah sadar lebih dulu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 323

“Han,” panggil Emily. “Kenapa kau bersikap baik sekali padaku?” Mendengar itu, Han berbalik badan untuk menatap Emily. Sejenak membuang napas lalu Han menjawab, “Tidak ada orang yang benar-benar ingin menemani mu tanpa maksud terselubung. Bagaimanapun, aku adalah manusia yang pasti akan berempati.” Tersenyum kelu, Emily merasa kecewa dengan jawaban itu. Tapi, ini juga bukan haknya untuk merasa tidak terima atas jawaban Han. “Baiklah...” ucap Emily pasrah, “aku berhutang padamu, Han. Sungguh, terimakasih...” Han tidak menjawab. Menurutnya, Emily juga tidak terlalu menyukai keberadaannya. Namun, mau dipikirkan terus menerus pun Han sendiri juga tidak bisa mengontrol perasaan khawatir yang menghantuinya. Emily sudah sadar, Han pikir akan berhenti datang ke rumah sakit. “Emily,” katanya pelan, “kalau kau memang tidak nyaman dengan keberadaan ku, kau bisa bilang. Tapi, sebelum itu kau beritahu saja apa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 324

Malam itu, Han masih duduk di apartemennya, berusaha menyelesaikan pekerjaan yang dibawanya dari kantor. Namun, pikirannya terus melayang ke Emily. Bayangan wanita itu dengan wajah lemah di ranjang rumah sakit menghantui pikirannya. Kemudian, sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Pesan dari seorang perawat rumah sakit yang ia kenal, “Pria bernama Jarvis baru saja datang ke kamar Nona Emily.” Han terdiam, lalu merasakan detak jantungnya meningkat. Pikirannya penuh dengan kekhawatiran, ia tahu siapa Jarvis dan sejarahnya dengan Emily. “Ya ampun... sial!”Jika pria itu mencoba membuat masalah atau memaksa Emily, Han tidak akan memaafkan dirinya sendiri karena tidak ada di sana. Tanpa berpikir panjang, ia bangkit dari kursi. Beberapa dokumen yang ia pegang terjatuh di lantai, tapi Han tidak peduli. Dengan langkah tergesa, ia keluar dari apartemen dan masuk ke mobilnya. Mesin dinyalak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 325

Han bangkit, meraih tengkuk Emily, dan mengecup bibirnya. Emily pun melotot kaget. Han melepaskan ciuman bibir itu, membuat tatapan mereka begitu dekat, dan lekat. “Han...” ucap Emily pelan, menunjukkan benar keterkejutannya. Han menelan ludah, itu dia lakukan secara reflek. “Aku tidak tahu apa yang aku lakukan, pikiranku memaksa untuk melakukan ini,” ungkap Han. **** Di kamar rumah sakit yang sunyi, Helena terbaring dengan wajah yang pucat namun tetap cantik. Sorot matanya sayu, memandangi Hendrick dan Helios yang duduk di samping tempat tidurnya. Dua kakak laki-lakinya itu bergantian menggenggam tangannya, memastikan ia tidak merasa kesepian. “Anak-anak... di mana mereka?” tanya Helena dengan suara lemah. Helios tersenyum lembut, mencoba menenangkan adiknya. “Rendy dan Angel baik-baik saja, Hecel. Mereka di rumah, bermain seperti biasa. Jangan khawatir.” Hel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 326

Setelah melalui pemeriksaan menyeluruh, dokter akhirnya memberikan kabar yang melegakan. “Nyonya Helena, Anda sudah bisa pulang,” ujar dokter dengan nada tenang, tetapi tetap penuh kewaspadaan. “Namun, Anda harus tetap menjalani kontrol rutin untuk beberapa waktu ke depan. Luka benturan keras di kepala Anda perlu dipantau untuk memastikan tidak ada dampak jangka panjang yang berbahaya. Ini penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan sejak dini.” Helena mengangguk pelan. Meskipun kabar itu cukup melegakan, bayangan tentang apa yang telah terjadi beberapa waktu lalu masih menghantuinya. Alexander, yang berdiri di sampingnya, menggenggam tangannya erat. Tahu betul betapa rapuh Helena saat ini, meski perempuan itu berusaha terlihat kuat. Sebelum pulang ke rumah, Helena meminta satu hal. “Sayang, aku ingin menemui Emily,” ucapnya lirih. Alexander menatapnya ragu. “Apa kau yakin? Kau kan masih butuh banyak istirahat, tidak bole
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 327

Helena dan Alexander akhirnya tiba di rumah setelah melewati hari-hari berat di rumah sakit. Sebuah sambutan hangat telah menanti di depan pintu, semua anggota keluarga berkumpul dengan wajah penuh kebahagiaan. Angel dan Rendy tidak bisa menahan diri lebih lama saat melihat ibu mereka datang. Mereka berlari ke arah ibunya dengan langkah kecil yang penuh antusiasme. “Ibu! Ibu!” teriak mereka serempak, wajah mungil mereka dipenuhi senyum lebar. Namun, Alexander dengan sigap menahan keduanya sebelum mereka sempat melompat memeluk Helena. “Angel, Rendy, tunggu sebentar,” katanya lembut tetapi tegas. “Ibu kalian sedang sangat kelelahan. Jangan terlalu memeluk erat, dan tidak boleh meminta gendong, ya? Tubuh ibu masih sakit.” Angel dan Rendy saling berpandangan sejenak, lalu mengangguk dengan patuh. Mereka mendekati Helena perlahan, kemudian memeluknya dengan lembut. “Kami sangat merindukan Ibu,” bisik Rendy dengan suara yang hampir te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 328

Malam itu udara di kamar rumah sakit terasa dingin meskipun pendingin ruangan sudah disetel ke suhu hangat. Emily duduk bersandar di tempat tidur, memandangi Han yang masih sibuk dengan laptop dan tumpukan dokumen di meja kecil di pojok ruangan. Pria itu terlihat sangat serius, jarang mengangkat wajahnya dari layar laptop. Wajahnya yang tenang dan fokus, membuat Emily kembali teringat masa lalu. “Bagaimana mungkin?” Emily bergumam dalam hati. “Pria yang dulu hampir tak pernah peduli padaku, kini justru hadir di saat aku terjatuh.” Dulu, selama pernikahan mereka, Han adalah pria yang dingin dan cuek. Sering pulang larut malam dengan alasan pekerjaan, sering mengabaikan keberadaan Emily di apartemen mereka. Pernikahan mereka yang bertahan dua tahun terasa lebih seperti kontrak daripada cinta. Dan ketika akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah, Emily tidak pernah berharap Han akan kembali dalam kehidupannya, apalagi dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 329

Han perlahan membuka matanya, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang mulai memenuhi ruangan. Emily, yang sejak tadi menatapnya, dengan cepat mengalihkan pandangannya, berpura-pura sibuk dengan selimut di pangkuannya. Ia tidak ingin Han tahu bahwa dirinya telah lama memerhatikan pria itu. Han duduk tegak di sofa kecil tempatnya tidur, lalu mengusap wajahnya untuk mengusir rasa kantuk yang masih menempel. Setelah membenahi posisinya, matanya langsung tertuju pada Emily. “Sejak kapan kau bangun? Kenapa tidak membangunkanku?” tanyanya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Emily menoleh, mencoba terlihat santai. “Baru saja. Aku juga baru bangun,” jawabnya pendek. Han mengangguk pelan, lalu bersandar sejenak sebelum berkata, “Pagi ini kau mau makan apa? Ada yang kau mau?” Emily menatap Han sebentar, lalu menjawab dengan nada datar, “Makanan rumah sakit saja cukup. Lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 330

Han menghabiskan hari-harinya dengan kesibukan yang tiada henti. Minggu ini adalah puncak dari segala rutinitas yang melelahkan. Kantor menuntut kehadirannya setiap hari, dengan berbagai rapat penting yang harus dijalani, terutama bersama Alexander, mitra kerjanya. Namun, seberapa sibuk pun Han, ia selalu menyempatkan diri untuk pergi ke rumah sakit setelah pekerjaannya selesai. Setiap malam Han tidur di sofa yang kecil di ujung ruangan, tak jauh dari ranjang Emily. Sebuah rutinitas yang ia jalani tanpa keluhan. Tapi hari ini berbeda. Dokter membawa kabar baik, Emily sudah diperbolehkan pulang.“Selamat, Nona Emily. Namun, kami juga akan menjadwalkan hari dan tanggal untuk pemeriksaan anda nanti,” ucap Dokter. Emily tersenyum, mengangguk dengan patuh, dan bahagia. “Baiklah. Terimakasih banyak, Dokter.” Han membantu Emily mengemas pakaian dan barang-barang kecilnya. Saat ia melipat sw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status