"Kamu sangat ingin aku mati, 'kan?" tanya Deven sambil memicingkan mata dan mendesak Kyra ke pintu.Sinar bulan menyinari sosok Deven, membuat bayangannya di lantai terlihat sangat panjang. Kyra seolah-olah bisa merasakan kesepian dan kesedihan dari bayangan itu.Kyra menatap Deven, lalu mundur beberapa langkah dan menjawab, "Ya.""Kamu rasa aku pembunuh, 'kan? Nggak peduli apa yang kujelaskan, kamu rasa aku menipumu, 'kan?" Deven terus melangkah maju.Kyra pun terus mundur untuk menjaga jarak dengan bajingan ini. Dia lagi-lagi mengiakan. "Ya."Begitu mendengarnya, mata Deven sontak memerah. Tadi, dia sempat minum-minum dengan klien sehingga wajahnya terlihat agak merah. Kini, penampilan Deven pun terlihat agak menyeramkan.Entah mengapa, Kyra seperti melihat kesedihan pada tatapan Deven. Namun, jika dipikir-pikir, mana mungkin pria ini merasa sedih!Kyra membatin, 'Kyra, pikirkan kematian ayah dan ibumu. Jangan terbodohi oleh penampilannya. Kamu sudah berkali-kali ditipunya. Kamu haru
Baca selengkapnya