Semua Bab Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin: Bab 71 - Bab 80

455 Bab

Bab 71

Jadi, tidak peduli siapa pun wanita yang mengandung anaknya, Darwin tetap akan bersikap seperti ini. Dengan kata lain, hubungan mereka hanya sebatas anak.Paula seharusnya merasa senang akan hal ini. Dia pun berusaha menenangkan dirinya, lalu kembali menatap orang-orang yang bertengkar itu."Apa yang kamu lakukan? Sudah gila, ya? Di saat seperti ini, kamu masih ingin mencari kalungmu?" Orang-orang di dalam ruangan merasakan firasat buruk sehingga mendorong gadis itu.Gadis itu sontak menangis dan berteriak, "Kalungku hilang! Kalian harus melepaskan pakaian kalian untuk membuktikannya! Seperti yang dikatakan Aurel, ini demi kebaikan kalian semua!"Begitu mendengarnya, orang-orang itu akhirnya memahami maksud ucapan Darwin barusan. Wanita kaya yang berbicara duluan itu sontak menampar Aurel dan membentak, "Silakan kalau kamu ingin merayu pria, tapi jangan menyeret kami ke dalam masalah!""Kalau bukan karena kamu, kami nggak bakal menyulitkan Paula di butik!" hardik seorang wanita sembari
Baca selengkapnya

Bab 72

Paula menelan ludah, berusaha agar suaranya tidak terdengar bergetar. Kemudian, dia menyahut, "Aku bukan tempat daur ulang sampah. Aku nggak menerima sampah, terutama limbah berbahaya."Para pelayan tak kuasa tertawa mendengarnya. Sementara itu, Darwin tersenyum tipis. Paula yang semula berdebar-debar menjadi lebih tenang sekarang. Ternyata, Richie tidak begitu menakutkan."Dasar jalang! Aku akan membunuhmu!" pekik Richie dengan mata memerah. Dia terlihat seperti orang yang kehilangan akal sehat. Paula hanya menyunggingkan senyuman menonton keseruan ini."Waktunya nggak banyak lagi, cepat buktikan kalau kalian nggak bersalah. Setengah jam lagi, pintu akan ditutup dan kita nggak bisa keluar lagi untuk selamanya!" seru gadis yang kehilangan kalung itu."Apa? Masih ada batas waktu seperti ini?""Kalian nggak merasa suhu tempat ini menjadi makin tinggi?""Ah! Kenapa lantainya begitu panas?"Suasana di ruang bawah tanah menjadi kacau balau. Beberapa menit kemudian, mereka semua baru tenang
Baca selengkapnya

Bab 73

Mungkin, mereka sedang menceritakan semuanya kepada keluarga masing-masing, berharap ada yang membalaskan dendam mereka kepada Keluarga Sasongko.Sayangnya, orang-orang ini memiliki terlalu banyak kekurangan. Keluarga Sasongko bisa menemukan kelemahan mereka dengan mudah.Sudah syukur kalau keluarga mereka tidak mengusir mereka dari kediaman. Jadi, tidak mungkin ada yang berani membalas dendam. Meskipun melaporkan insiden ini kepada polisi, mereka hanya akan membuat situasi makin gawat. Pertama karena mereka tidak punya bukti, kedua karena mereka telah menindas Paula."Tuan Darwin, Tuan Terry dan Nona Paula menunggumu di ruang makan," ujar seorang pelayan yang menghampiri Darwin dengan sopan.Darwin mengangguk. Ketika tiba di ruang makan, dia melihat Paula sedang meminum sup dengan pelan. Wanita ini terlihat begitu patuh saat tidak melawannya. Namun, begitu berbicara dengannya, Paula malah menjadi pembangkang."Paula, asal kamu tahu, Darwin ini sangat cengeng. Pohon layu, dia menangis.
Baca selengkapnya

Bab 74

"Ibu matikan teleponnya dulu, ya. Paula, kamu harus datang." Yuni akhirnya mengakhiri panggilan karena didesak oleh suster.Paula tertegun menatap ponselnya. Meskipun Yuni sekeluarga sangat tidak tahu malu, hanya mereka yang memiliki hubungan darah dengannya. Apakah Paula benar-benar akan mengabaikan mereka?"Kenapa?" tanya Darwin. Entah sejak kapan, pria ini sudah berdiri di belakangnya.Paula terkejut dan buru-buru menyembunyikan ponselnya di belakang punggung. "Bukan apa-apa."Sikap Paula jelas begitu mencurigakan. Darwin menatapnya dengan sungguh-sungguh, lalu berujar, "Paula, sekarang kamu termasuk anggota Keluarga Sasongko. Kalau ada masalah yang nggak bisa diselesaikan, serahkan saja kepada kami. Kamu hanya akan kerepotan kalau memaksakan diri."Paula memahami maksud Darwin. Menurut Darwin, Paula hanya wanita lemah sehingga tidak akan sanggup melindungi diri sendiri ataupun anak mereka, apalagi menghadapi berbagai masalah di Keluarga Ignasius. Jika terus menolak bantuan dari Kel
Baca selengkapnya

Bab 75

Di depan pintu masuk Grup Sasongko, Wilson bersiap-siap untuk pulang kerja. Ponselnya tiba-tiba berdering.Menakutkannya, Darwin menghentikan langkah kakinya dan menatap Wilson lekat-lekat. Bosnya ini tidak melontarkan apa pun, seolah-olah menunggunya mengeluarkan ponsel untuk membaca pesan tersebut.Wilson mengeluarkan ponselnya dengan gugup. Ketika melihat pesan yang dikirim Paula, dia segera menyodorkan ponselnya kepada Darwin.Darwin tidak menerimanya, melainkan bertanya, "Dia mengirim pesan untukmu. Nggak pantas kalau aku melihatnya, 'kan?"Wilson menelan ludahnya dan membatin, 'Apa-apaan ini? Aku cuma seorang asisten. Aku nggak mau menjadi bagian dari permainan kalian!'"Mungkin saja Bu Paula salah mengirim pesan," sahut Wilson yang tersenyum canggung. Darwin pun tidak menanggapi dan hanya menatap Wilson dengan tatapan yang makin dingin. Wilson akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, "Gimana, Pak? Apa aku harus menyelidikinya?""Kamu kira ucapanku cuma angin lalu? Sudah kubila
Baca selengkapnya

Bab 76

Begitu teringat dengan dirinya yang dipermalukan dan disiksa di ruang bawah tanah, serta bagaimana Richie menyiksanya tanpa ampun, Aurel sungguh ingin menghancurkan Paula hingga berkeping-keping."Itu akibat perbuatanmu sendiri, nggak ada hubungannya denganku," balas Paula. Ketika mendengar suara marah Aurel, Paula sebenarnya masih merasa takut. Hanya saja, akal sehatnya sudah mampu membiarkannya berhadapan dengan adiknya sekarang."Kenapa nggak ada hubungannya denganmu? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin Keluarga Sasongko mengurungku di ruang bawah tanah? Mana mungkin mereka memusuhi Keluarga Ignasius, bahkan melarang Keluarga Antoro membantu kami?" seru Aurel yang histeris.Tidak ada yang tahu bagaimana Aurel bertahan selama satu hari ini. Richie memang sudah bosan dengannya sejak awal. Namun, Aurel mengesampingkan semua harga dirinya dan berusaha mati-matian untuk menyenangkannya. Dia membiarkan pria itu melecehkannya demi memenangkan hatinya kembali.Untungnya Aurel cukup mengen
Baca selengkapnya

Bab 77

"Pagi," sapa Paula dengan sopan."Sudah nggak pagi lagi, Tuan Putri. Lima menit lagi kamu bakal terlambat!" ucap Harry yang sengaja berekspresi meledek. Kemudian, asap motornya langsung diarahkan ke Paula.Paula mengentakkan kakinya dan memaki dengan kesal. "Harry, dasar bajingan!""Lalala," balas Harry dengan kekanak-kanakan.Tidak jauh dari sana, Darwin duduk di mobilnya dan memperhatikan adegan itu dengan saksama. Dia memegang semua data dan foto sejak Paula dan Richie mulai berpacaran.Ternyata Richie juga suka meledek Paula. Hampir semua foto yang diunggahnya di media sosial adalah ekspresi Paula yang kesal. Bahkan, ada beberapa foto wanita itu yang hampir menangis. Paula ternyata menyukai tipe pria yang muda, ceria, dan berenergi. Seumur hidup ini, Darwin tidak mungkin menjadi pria seperti itu."Pak, mau masuk nggak?" tanya Wilson.Darwin melemparkan semua dokumen itu ke samping, lalu menjawab, "Kita balik saja."Awalnya, Darwin ingin pergi ke perusahaan untuk melihat apakah Paul
Baca selengkapnya

Bab 78

"Hei, kamu marah? Aku cuma bercanda. Maaf, aku tebus kesalahanku, ya?" tanya Harry. Ketika melihat mata Paula yang memerah, dia langsung panik dan memberikan tisu.Paula menolak tisu Harry, lalu menjelaskan dengan serius, "Aku nggak suka candaan seperti itu. Tolong jangan lakukan lagi.""Oke." Harry mengangkat jari telunjuk dan mengetuk dahinya. Gerakannya sangat keren, tetapi tidak terasa tulus.Paula memandangnya dengan kesal, lalu pergi ke sudut yang sepi. Dia menatap layar ponselnya. Tidak ada pesan dari Darwin. Pria itu pasti sedang marah.Bagaimanapun, Paula pernah berjanji tidak akan berkencan dengan pria lain sebelum melahirkan. Setelah berpikir keras, Paula memutuskan untuk melakukan panggilan video lagi. Sayangnya, permintaannya langsung ditolak oleh Darwin.[ Jangan khawatir. Aku akan mematuhi kesepakatan kita. Aku nggak akan berkencan. ]Paula mengirim sebuah pesan, tetapi tidak ada tanggapan.Siang harinya, Harry datang dengan membawa camilan untuk meminta maaf kepadanya.
Baca selengkapnya

Bab 79

Paula tidak dikelilingi oleh orang-orang yang penasaran. Beberapa orang yang pulang lebih larut melihat ke arahnya dengan penasaran. Namun, mereka segera mengalihkan pandangan karena ditatap dingin oleh Darwin.Begitu sampai di kantor, Darwin langsung fokus dengan pekerjaannya. Dia hanya memberi tahu Paula, "Ruang istirahatnya ada di sana."Dengan mengikuti arah tunjuk Darwin, Paula mendapati sebuah pintu hitam. Hanya saja, diperlukan kata sandi untuk masuk ke dalam sana.Paula mendongak ke arahnya. Pria itu sepertinya sedang mengadakan konferensi video dan terlihat sangat serius. Sementara di luar, ada orang yang membawa berkas menuju kantornya.Paula langsung panik. Darwin memintanya masuk ke ruang istirahat mungkin karena tidak ingin terlalu banyak orang tahu tentang keberadaannya. Itu sebabnya, dia harus segera masuk. Hanya saja, apa kata sandi pintunya? Mungkin dia bisa mencoba tanggal ulang tahun Darwin.Paula pun memasukkan ulang tahun Darwin dan pintu segera terbuka. Ketika dia
Baca selengkapnya

Bab 80

Paula berdiri di depan Darwin dengan wajah memerah. Dia sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat pria itu.Hanya saja, Darwin memaksa dia untuk menjawab. Pria itu mendekatinya selangkah demi selangkah hingga mendesaknya ke sudut dinding. Kini, tidak ada tempat bagi Paula untuk mundur lagi. Dengan satu tangan menopang dinding, Darwin menahannya di sana. Pria itu menunduk dengan dingin dan mengulangi pertanyaan dengan tegas, "Hmm? Kamu menganggapku siapa?"Paula merasa seolah-olah jika dia berani menyebut nama orang lain, dia akan langsung dihabisi. Dia pun menjawab dengan suara pelan, "Tadi aku habis mimpi, jadi nggak sadar."Darwin malah mendengus dingin, lalu bertanya lagi, "Mimpi apa? Coba ceritakan."Wajah Paula makin memerah. Mungkin karena ruangan ini penuh dengan bau Darwin, dia pun bermimpi tentang sesuatu yang memalukan barusan. Pria dalam mimpinya memang tidak terlalu jelas, tetapi dia tahu bahwa itu adalah Darwin.Di dalam mimpi, mereka adalah pasangan suam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
46
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status