Tangannya mulai menggosok kulitnya dengan kasar, seolah ingin menghapus setiap tanda yang tertinggal dari malam itu. Setiap kali tangannya menyapu kulitnya, semakin kuat dorongan untuk menghilangkan rasa jijik itu.“Kenapa harus aku?” gumamnya dengan nada penuh kebencian, air mata perlahan menggenang di pelupuk matanya.“Gara-gara wajah ini, aku terpaksa melayani pria hidung belang yang menjijikkan. Semua ini gara-gara Nayla!”Sefia semakin menggila, menggosok kulitnya hingga memerah, bahkan lecet. Air di kamar mandi mengalir bercampur dengan sisa busa sabun, tapi rasanya tidak cukup.Bekas-bekas cupang itu seakan terus menempel di sana, menjadi pengingat yang menyakitkan dari penghinaan yang dia alami."Aarghhh!" teriak Sefia dalam frustasi."Tidak seharusnya aku terjebak dalam semua ini," katanya dengan suara yang semakin keras, seperti meyakinkan dirinya sendiri. "Seharusnya Nayla yang menanggung ini semua, bukan aku!"Air mata akhirnya jatuh, bercampur dengan air yang mengalir dar
Last Updated : 2024-09-29 Read more