Pelayan itu tampak ragu untuk menjawab, namun sebelum ia bisa memberikan penjelasan lebih lanjut, pintu kamar terbuka perlahan. Di ambang pintu, berdiri Bram, wajahnya penuh kekhawatiran namun tenang."Nadia," panggil Bram dengan suara dalam, namun lembut. "Kamu sudah bangun, Sayang. Bagaimana perasaanmu?"Bram berjalan mendekat dengan langkah mantap, matanya penuh perhatian saat ia mendekati ranjang tempat Nayla berbaring. Tanpa berkata banyak, ia menunduk dan memberikan ciuman lembut di kening wanita yang ia klaim sebagai istrinya, seolah-olah itu adalah caranya untuk menenangkan pikiran Nayla yang kacau. Sentuhan itu terasa dingin dan asing bagi Nayla, yang masih berjuang mengingat siapa pria di hadapannya."Bukankah kamu mengatakan Tuan ini akan pulang jam enam?" Nayla melirik ke arah pelayan yang mulai canggung dan merasa serba salah. Gadis kecil itu melangkah mundur dengan kepala tertunduk."Senang melihatmu sudah sadar, Sayang," ucap Bram dengan su
Last Updated : 2024-09-22 Read more