Semua Bab Cinta Tak Berbalas: Aku Ingin Cerai Darimu!: Bab 401 - Bab 410

477 Bab

Bab 404. Apakah kamu cemburu?

Dia menarik kembali wanita penghibur itu dan kembali menciumnya di depan Nayla. "Lihat, dia bahkan menolakku padalah dia tidak secantik dirimu. Apa yang bisa diharapkan dari wanita yang ada di kursi roda?""Sombong sekali!"Di depan Nayla, Bram mengoyak pakaian penghibur itu lalu melumat bagian depannya.Melihat pemandangan yang tidak layak di hadapannya, sekali lagi Nayla memutar kursi rodanya lalu mendorongnya rodanya dengan kedua tangan sekuat tenaga agar segera meninggalkan ruangan tamu yang sudah diselimuti tawa besar dari Bram dan cekikikan dari wanita penghibur yang sedair memng dicumbunya.Bam!Nayla menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Air mata mengalir membasahi pipinya. "aku harus keluar dari sini! Aku harus kembali dan mencari Zavier serta anakku! Aku harus meninggalkan neraka ini tanpa perlu sembuh!"Nayla memukul kedua kakinya yang tidak dapat bergerak. Akibatnya dia malah terjatuh dari kursi rodanya.Nayla memukul
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

Bab 405. Ini obat apa?

Mendengar pengakuan Bram, Nayla terkejut. Kedua netra hitamnya membesar. "A-aku tidak layak, Bram. Carilah pasangan yang lebih muda dan lebih baik dariku. Aku hanya istri seorang Zavier yang sudah pernah melahirkan seorang anak. Aku-""Aku menginginkanmu, Nayla!" sela Bram lalu dia mengoyak kemejanya, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang berotot dan berkotak-kotak dengan perut bak roti sobek."Pegang ini!" Bram meraih tangan Nayla dan menempelkannya ke perutnya, "apakah Zavier memiliki semua ini? Apakah aku kurang tampan? Apakah aku kurang baik padamu?"Nayla menarik tangan dan menutup matanya, merasa ngeri dan dengan suara bergetar dia berkata, "kamu gila!"Mendengar penolakan Nayla sekali lagi, Bram tertawa terbahak-bahak, "ya, aku gila karena jatuh cinta pada istri orang!""Pergilah, Bram. Hari ini terlalu mengejutkan. Izinkan aku beristirahat!" pekik Nayla dengan suara bergetar dan ketakutan.Bram melihat tubuh Nayla yang bergetar hebat da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

Bab 406. Boneka tanpa nyawa

Air mata mulai menggenang di sudut matanya. "Selama ini... aku meminumnya setiap hari. Obat yang dia bilang untuk menghilangkan rasa sakitku. Tapi kucing itu... dia memakannya dan..." Nayla menarik napas panjang, tubuhnya terasa semakin berat. "Jika kucing itu bisa tergeletak seperti ini, lalu apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhku? Apa yang dia lakukan padaku selama ini?" Rasa takut mulai merayap ke dalam pikirannya. "Apakah Bram tahu tentang ini? Apakah ini sengaja? Atau... apakah aku hanya alat baginya, untuk dikendalikan, dipelihara, diatur seperti barang yang tak berharga?" Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari jawaban dari setiap kecurigaan yang tiba-tiba muncul.Tangannya meremas kuat pada roda kursi yang menopangnya, tubuhnya gemetar. "Aku harus berhenti minum obat ini. Tapi... berapa lama sudah? Sudah berapa banyak obat ini masuk ke dalam tubuhku?"Dengan napas terengah, Nayla menatap langit yang tiba-tiba terasa begitu jauh. "Apa y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

Bab 407. Melawanlah!

Bram terdiam sejenak, terkejut melihat perubahan mendadak dalam sikap Nayla. "Nayla?" panggilnya, berharap ada respons. Namun, Nayla tetap diam. Tak ada ekspresi di wajahnya, hanya kekosongan. Bram memandang wanita yang terbaring di hadapannya, tubuhnya seakan sudah tidak bernyawa, seperti boneka tanpa jiwa."Apa yang kau lakukan?" tanya Bram dengan nada frustrasi. "Berkata sesuatu! Melawanlah!"Namun, Nayla tetap tidak bereaksi. Dia tahu, satu-satunya cara untuk menghindari keinginan Bram adalah dengan menjadi sesuatu yang tidak menarik baginya. Seorang robot tanpa emosi. Perlahan-lahan, gairah di mata Bram mulai memudar. Tatapan Nayla yang kosong membuatnya merasa tidak berdaya. Semua keinginannya tiba-tiba lenyap."Apa yang kau lakukan, Nayla?" tanya Bram lagi, kali ini suaranya terdengar lebih lembut, hampir memohon. "Jangan seperti ini..."Tapi Nayla tetap diam, matanya menatap jauh ke langit-langit, seolah-olah dia tidak lagi berada di sana, seolah-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

Bab 408. Mandi air dingin

Nayla hanya menatap Bram tanpa ekspresi, tidak mengatakan sepatah kata pun. Bram akan melanjutkan dengan ceritanya tentang aktivitas hariannya, menceritakan kejadian-kejadian di rumah sakit, atau hanya berbicara tentang hal-hal kecil yang dia lakukan. Meski Nayla tidak merespons, Bram merasa bahwa berbicara adalah cara untuk tetap terhubung dengannya, bahkan jika Nayla tidak merasakan apa-apa.Malam hari, Bram akan memastikan Nayla sudah siap untuk tidur dengan nyaman. Dia akan membantunya ke tempat tidur, mengatur selimut dengan lembut, dan duduk di sampingnya sebentar, mengusap rambut Nayla dengan penuh kasih sayang. "Selamat malam, Nayla," bisiknya. "Aku akan selalu ada di sini untukmu."Bram tidur di samping Nayla setelah mencium bibirnya dengan lembut. Sementara Nayla hanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Dia tidak lagi merasa seperti dirinya sendiri. Setiap hari berlalu dengan rutinitas yang sama, tanpa perubahan signifikan. Bram terus memberik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

Bab 409. Sefia pergi

Bram menghela napas panjang, menutup matanya di bawah aliran air. Dia mencoba berpikir jernih, tetapi bayangan Nayla yang tidak berdaya terus menghantui pikirannya. Dia tahu dia harus memperlakukan Nayla dengan hati-hati, tetapi perasaannya yang mendalam dan gairah yang tidak terpuaskan membuat segalanya semakin rumit.Saat Bram keluar dari kamar mandi, dia merasa sedikit lebih tenang, tetapi perasaannya tetap memburuk. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa Nayla tidak akan pernah bisa meresponsnya dengan cara yang dia inginkan. Dan meskipun dia mencoba sekuat tenaga untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian, dia merasa terjebak dalam siklus yang tidak bisa diubah.***Sefia berdiri di depan cermin, menatap bayangan dirinya yang kini terasa begitu asing. Wajahnya, yang dulu dipuja banyak orang, kini dipenuhi luka dan daging yang tidak rata akibat luka bakar yang parah. Setiap kali ia menyentuh kulitnya yang kasar, hatinya terasa lebih pedih daripada rasa sakit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

Bab 410. Kayla terperangkap

Sefia, tanpa sadar, telah memberinya jalan keluar. Ketika Sefia pergi ke luar negeri untuk operasi plastiknya, Zavier bisa memanfaatkan momen ini. Dengan bantuan orang-orang kepercayaannya, dia akan mulai mencari keberadaan Nayla—menggali setiap petunjuk yang selama ini terpendam.“Baiklah, aku akan mengurus semuanya sebelum pergi,” kata Sefia sambil berdiri, merasa lega karena Zavier tidak memberikan perlawanan.Saat Sefia beranjak, Zavier menatap punggungnya dengan tenang. Dia tahu, ini mungkin satu-satunya kesempatan yang dia miliki. Waktu yang terbatas, namun cukup baginya untuk menemukan Nayla dan mengungkap semua rahasia yang selama ini tersembunyi."Pertama, aku harus menemukan Cahyo," gumamnya pelan dengan senyuman misterius.***Cahyo duduk di dalam kamarnya yang sempit, memandangi sebatang rokok yang hampir habis di tangannya. Asap tipis membumbung, memenuhi udara di sekitarnya. Pikirannya melayang pada sosok Kayla&mdash
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

Bab 411. Di mana Nayla?

Cahyo merasa hatinya bergetar mendengar kata-kata Kayla. Dia meraih tangan Kayla, merasakan kelembutan kulitnya di telapak tangannya. "Aku juga merasa begitu, Kayla. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku bisa merasakan hal ini, terutama dengan seseorang sepertimu."Kayla memandang Cahyo dengan penuh kehangatan, jari-jarinya melingkari tangan Cahyo. "Aku tahu kita memiliki perbedaan, tapi aku tidak bisa menolak perasaan ini. Aku merasa terhubung denganmu, meskipun mungkin ada banyak hal yang harus kita hadapi."Cahyo merespons dengan lembut, menatap dalam-dalam ke mata Kayla. "Aku merasakan hal yang sama. Setiap kali aku bersamamu, aku merasa seperti dunia ini hanya milik kita."Kayla tersenyum lembut, lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Cahyo. Dengan gerakan yang sangat lembut, mereka saling mendekat, dan bibir mereka akhirnya bersentuhan dalam ciuman yang lembut dan penuh perasaan. Ciuman itu terasa seperti sebuah janji, sebuah pengakuan dari perasaan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

Bab 412. Akhir penungguan Mando

Cahyo menunduk, napasnya memburu. Ia tahu bahwa tidak ada jalan keluar dari situasi ini. Zavier telah menangkapnya dalam keadaan terburuknya—lemah, tergoda, dan tak berdaya. Cahyo menggigit bibirnya, berusaha menemukan keberanian untuk menjawab."Saya... saya tidak tahu keberadaan Nayla, Tuan Zavier," jawab Cahyo terbata-bata, suaranya parau. "Tapi... saya tahu di mana Mando."Nama Mando membuat Zavier terkejut. Dia mengira Mando, salah satu pengawalnya, sudah lama menghilang. Namun, jika Cahyo tahu di mana Mando berada, ini bisa menjadi petunjuk penting untuk menemukan Nayla. Cahyo mungkin memang tidak tahu langsung di mana Nayla bersembunyi, tetapi Mando... Mando bisa menjadi kunci."Dia tidak mati?"Zavier menghela napas panjang, berpikir cepat. Mando selalu bekerja dalam bayang-bayang, sulit ditemukan dan lebih sulit dipahami. Namun, jika Cahyo memiliki informasi tentang keberadaannya, Zavier tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Cahy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya

Bab 413. Tawaran Zavier

Zavier menutup hidung karena bau yang menyengat keluar dari dalam ruangan. Kursi roda Zavier digerakkan masuk, diikuti oleh Cahyo yang kini tampak sangat ketakutan.Mando  menatap Zavier yang duduk di kursi rodanya. "Tuan Zavier, Nyonya Kayla... dia yang mengurungku," ucap Mando dengan suara rendah. "Aku tahu Anda akan mencariku cepat atau lambat dan menemukanku."Mando tidak berkuasa untuk bangkit dari tempat tidur kumuh yang dia tempati saat ini."Apa yang terjadi padamu?" tanya Zavier dengan penuh simpati, melihat keadaan Mando yang tidak terawat.Belum sempat Mando menjawab apa pun, Zavier memicingkan mata, menatap Mando. "Apakah kau tahu tentang Nayla dan keberadaannya?"Mando tertawa kecil, seolah pertanyaan itu sudah ia duga. "Nayla? Apakah Tuan tidak bersamanya?"Mando menoleh ke arah Cahyo, "Seharusnya dia tahu."Zavier gegas menoleh ke arah Cahyo, mengepalkan tangan, menahan diri untuk tidak berteriak. "Jangan main-main
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3940414243
...
48
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status