Home / Fantasi / PWSPD 2 : AKHIR DUNIA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of PWSPD 2 : AKHIR DUNIA: Chapter 71 - Chapter 80

148 Chapters

BAB 70 SILUMAN PARKANG

"Sedikit lagi nyonya, dorong sedikit lagi!!" Seorang bidan beranak sedang membantu persalinan Sekar, istri dari Bagaskara. Beberapa Nona muda juga membantu bidan tersebut melahirkan. Sekar memegang tali untuknya berpegangan, mulutnya menggigit kain agar tidak menggigit lidah sendiri kala itu. Beberapa warga desa berjaga di depan rumah Bagaskara. "Kudengar, sekarang ini banyak siluman Kunyang berkeliaran kalau ada ibu mau melahirkan." kata Suryo sembari menyesap kopinya. "Benar!! Kalau tidak gotong royong seperti ini, bagaimana kita bisa melindungi warga kita?" sahut Seman. "Tapi bukan cuma Siluman Kunyang, siluman Mao juga mulai menguasai hutan, sehingga sulit mencari kayu bakar akhir-akhir ini!!" Sahut Tino. "Loh, kudengar ada pembasmi siluman, jika kita bisa membayar, mereka akan membantu memusnahkan para siluman itu!!" sahut Bejo. "Dimana mau menemukan pembasmi siluman itu?" tanya Suryo lagi. "Aku sudah menyewa jasa pembasmi siluman!!" sahut Bagaskara, ia datang dari arah ru
Read more

BAB 71 PARA NUKUD

Rama membakar siluman Parkang dengan api hitam, membuatnya tak bisa kembali bangkit. Mau tak mau, meski Rama tau siluman itu masih setengah manusia, tapi siluman sudah tidak bisa dikembalikan lagi. Mereka sudah melanggar aturan Yang Maha Kuasa. "Aaaarrrrggghhh!!" teriak siluman Parkang, Bagaskara dan warga hanya bisa mengernyit ngilu menyaksikan siluman Parkang mati terbakar. Mereka bahkan tak menyangka ada jenis api hitam yang mampu membakar siluman. Bagaskara dan warga menatap Rama takut, meski Rama tak berniat jahat namun mereka takut dengan kekuatan yang Rama miliki. "Tu~tuan!! Berapa yang harus kubayar?" tanya Bagaskara gemetar dibanding melihat siluman Parkang tadi. Rama sudah menyelesaikan misinya, maka sudah pasti sesuai perjanjian jika Rama menemukan siluman maka Bagaskara akan membayarnya. "Aku akan izin bermalam di sini, kau bisa membayar dia saja," sahut Rama dengan sopan."Paman, aku tadi melihat kau menyungguhkan gorengan dan kopi, aku ingin bayaran ku makanan itu!!"
Read more

BAB 72 KE MASA DEPAN LAGI

Sudah selama satu bulan Rama membasmi para siluman di masa lalu, sebulan sekali ia akan memeriksa keadaan di masa depan. Rama sengaja berbuat seperti itu agar para Nukud maupun siluman tidak bisa mendeteksi keberadaannya, namun Rama sadar kalau ada Nukud di sekitarnya. Menyamar di antara para manusia, kalau siluman mudah ditemukan. Maka para Nukud akan sulit dibedakan kecuali mereka menampakkan kekuatannya. "Tuan muda, aku merasa seperti ada yang mengawasi kita!! Apa hanya perasaanku saja?" lapor Fatta, sedari dulu Fatta ini peka dan mudah sadar jika ada yang mengawasi maupun mengikutinya. Rama tersenyum maklum, ia tau kalau Fatta memang peka jika ada yang mengawasinya, "kau hanya perlu bersikap waspada Fatta, kita memang sedang di awasi," sahut Rama. Ia tak menyangka kalau Narsih adalah seorang Nukud, saat Nukud Narsih melapor, disaat itulah Rama tau. "Haish, pasti ini ulah para Nukud itu kan Tuan Muda!! Mereka selalu mengikuti kita, kali ini apa yang harus kita lakukan Tuan?
Read more

BAB 73 KESALAHPAHAMAN RENDI

Fatta tersenyum gembira karena disambut dengan antusias para pahlawan. "Fatta dimana Rama?" tanya Asyifa kemudian memeluknya dan seperti biasa naik ke atas tubuh Fatta bergelantungan di sana. "Fatta, kau bersama Rama?" tanya Melisa juga, ia bahkan melirik ke sana kemari di belakang Fatta tidak ada tanda-tanda kehadiran Rama. "Fatta kau sendirian? Bukankah biasanya bersama Rama?" tanya Leon juga. "Apa terjadi sesuatu kepada Rama?" tanya Adipati tidak kalah khawatir. "Memangnya dimana Rama, bukankah kalian selalu bersama?" Bahkan Charlie juga penasaran. "Haish!! Kalian ini menanyaiku harusnya pelan-pelan!! Tuan Muda sedang mencoba menghancurkan pintu para Nukud untuk tidak bisa berada di masa lalu," jawab Fatta dengan wajah kesal. "Harusnya aku datang disuguhi makanan, minuman!! Kalian malah menyuguhkan dengan berbagai pertanyaan!! Tuan Muda itu sangat hebat, dia tidak akan berada dalam masalah!!" "Rendi, siapkan makanan dan minuman terenak, apa saja!! Rama akan data
Read more

BAB 74 DESA SILUMAN ULAR

"Tuan maafkan aku, kau sangat tampan seperti model, dari penampilanmu aku tak menyangka kau adalah pahlawan tingkat tinggi," Rendi berlutut saat melakukan itu. "Haish!! Untuk apa berlutut, kau bahkan terlalu memuji ku, berdirilah!!" kata Rama lagi. "Ckckck!! Rendi bagaimana bisa manajer kelas atas sepertimu tidak mengenali Rama? Kau membuat dirimu sendiri malu," kata Adipati, ia bahkan menggeleng kepala pelan. "Benar, harusnya kau tau!! Lihatlah dilihat bagaimanapun aura yang Rama perlihatkan sangat besar," kata Marko ikut bicara. Rama merasa canggung, ia tak terbiasa dipuji." Haish!! Teman-teman yang kuhormati, tidak masalah!! Ini hanya kesalahpahaman," sahut Rama dengan tenang. "Kudengar esok kalian akan berangkat membasmi siluman?" tanya Rama berusaha mengalihkan topik pembicaraan. "Rama apa kau akan ikut pembasmian siluman kali ini?" tanya Melisa berharap. Rama mengibaskan tangan kirinya sementara tangan kanan mengambil minuman. "Tidak, aku dan Fatta akan mencari patah
Read more

BAB 75 SILUMAN ULAR DAN ONGTAN

"Hiiiiaaaattt!! Bam!! Bam!!" Sementara itu tim Leon sudah mulai bertarung dengan siluman Ongtan di Kaliman, siluman Ongtan ini berbentuk seperti manusia kera dengan gigi-gigi yang tajam bahkan mampu mengoyak musuh, mereka seperti mayat hidup. Memakan apapun yang hidup, mayat para warga terlihat di sekitar desa. Siluman Ongtan selain suka memakan daging, ia juga suka menyiksa korbannya terlebih dahulu. "Klang!! Klang!! Klang!!" "Wush!!" Leon, mengadu pedangnya dengan cakar para siluman Ongtan, Bram selalu sigam melakukan blocking ketika siluman Ongtan akan menyerang, sebagai Tankker Bram cukup kuat menahan serangan siluman Ongtan. "Beruntung aku meminum Elixir Fisicalbody dari Rama!! Mereka sangat kuat!!" kata Bram. "Wush!! Klang!! Klang!! Klang!!" "Brakh!!" Beberapa siluman Ongtan terjengkal ketika akan menyerang Marko, Marko memukul para siluman Ongtan dengan begitu brutal. Ia bahkan melakukan serangan bertubi-tubi, agar siluman Ongtan tidak sempat bangkit dan mela
Read more

BAB 76 KIPAS BUNGA

Keesokan paginya Rama dan tim Melisa sudah bersiap kembali lagi ke desa Sumut, untuk pergi ke hutan terlarang dan menghadapi siluman Ular. "Tuan, apa tidak masalah jika Keris Suci ini bersamaku?" tanya Asok, sebenarnya Rama akan menyerahkan Keris Suci kepada Esmerald, tapi Esmerald sedang melakukan perjalanan untuk mencari bahan pembuat panah es, Esmerald sangat senang ketika mendengar ganggang Keris Suci ditemukan, sebelum Rama datang ia sudah bertekad akan membuatkan Rama panah es. Panah yang dapat membuat target membeku jika terkena panah tersebut. "Ketua, aku yakin kau bisa menjaga Keris Suci ini, serahkan Keris Suci ini kepada Esmerald jika ia kembali. Kemungkinan letak patahan api dunia ada di pertengahan bumi, hanya itu yang bisa kusampaikan, mungkin Esmerald lebih tau daripada aku." kata Rama sebelum benar-benar pergi. Asok menatap kepergian Rama dan tim Melisa, bahkan Lilia dan Baxia juga ikut, hanya saja mereka berpisah untuk menjemput Fatta dan tim Leon terlebih dahulu
Read more

BAB 77 MENYELAMATKAN WARGA DESA SUMUT

Rama dan tim Melisa sampai di desa Sumut, desa ini tak begitu besar namun keadaan di desa sangat ramai, warga desa melakukan kegiatan mereka seperti biasa, mereka berkebun, beternak, berjualan dan sebagainya. Jika manusia melihat dengan mata biasa maka seperti itulah yang terlihat. Namun yang Rama dan Melisa lihat bukanlah seperti manusia lainnya lihat. Rumah-rumah di desa Sumut hancur, seperti habis diserang. Keadaan desa porak-poranda. Warga desa berjalan dengan ceria namun baju yang mereka pakai dalam keadaan compang-camping. Warga desa juga terlihat lusuh dan mengalami luka-luka. Namun ilusi yang diciptakan oleh siluman Ular membuat warga desa melupakan semua yang terjadi. Bahkan anak-anak kecil bermain dan tertawa gembira sementara keadaan mereka sangat memilukan. "Apa yang terjadi dengan desa ini?" Melisa bertanya pilu, wajahnya berubah menjadi dingin dan murung. Melisa mengepalkan tangannya geram, betapa memilukan keadaan desa setelah Rama membantu Melisa melihat dengan mata
Read more

BAB 78 KEDATANGAN PARA NUKUD DI DESA SUMUT

Para siluman Ular kemudian saling pandang, hingga akhirnya siluman Ular yang bernama Nanang itu maju dan berkata. "Tuan, aku ingin menjadi manusia biasa lagi, bahkan jika memang tidak memungkinkan bunuh saja aku, aku bahkan malu menatap wajah ibuku!!" kata Nanang, ia mulai terisak ketika ibunya mengelus bahunya. "Tuan, aku juga mau jadi manusia lagi, aku akan bertobat!!" salah satu siluman Ular juga maju. Diikuti oleh semua siluman Ular, kecuali satu orang. Manusia itu tertunduk dan tertawa nyaring. "Hahahaha!! Hahaha!!" semua warga desa dan siluman Ular menatap laki-laki itu, tawa laki-laki itu menggelegar dan menakutkan. "Wah, kau terjebak di alam manusia rupanya!!" sahut Rama, membuat laki-laki itu menghentikan tawanya dan menatap Rama dengan tajam. "Manusia!! Ternyata kau di sini!!" Siluman ular itu bukanlah siluman, namun pasukan Jien yang menyamar menjadi manusia siluman Ular. Ia kemudian melemparkan cahaya ke langit, cahaya hitam dengan bau pekat darah Jien. Rama lalu
Read more

BAB 79 PERTEMPURAN DI DESA SUMUT

"Wush!! Bam!!" Fatta melompat maju dan menghantamkan kapak kembarnya kepada para Nukud yang akan menyerang Rama. Melihat Fatta datang dan maju tanpa rasa takut, Melisa dan timnya lalu ikut bertempur dengan para Nukud yang memiliki kemampuan sihir yang luar biasa. "Wush!! Set!!" Asyifa merapalkan mantra dan mencoba mengendalikan para Nukud namun sihir itu terlepas. Para Nukud kemudian membalas dengan beberapa mantra sihir dan langsung menyerang para pahlawan. Di tengah pertempuran itu hanya Nukud Mahesa yang tampaknya bersikap tenang, ia bahkan mampu menahan serangan-serangan dari para pahlawan kepadanya. "Tap!! Tap!! Tap!!" Nukud Mahesa berjalan dengan santai ke arah Rama, ia menahan dan menyerang balik serangan Fatta dan Melisa. Nukud Mahesa adalah salah satu Nukud senior dengan kekuatan hampir setara para Panglima Jien. Ia mendapatkan kehidupan abadi, kekayaan dan kekuatan setelah menukar jiwanya kepada bangsa Jien. "Seeeeettt!! Wush!!" Nukud Mahesa memutar ked
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status