Home / Fantasi / PWSPD 2 : AKHIR DUNIA / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of PWSPD 2 : AKHIR DUNIA: Chapter 91 - Chapter 100

148 Chapters

BAB 90 BUKU CATATAN ONSHOP

"Uhuk!! Uhuk!! Uhuk!!" Nukud Darsa memuntahkan darah, dirinya terlalu banyak menggunakan ilmunya untuk membuka ruang waktu beberapa kali, Nukud Darsa sadar jika ia menggunakan ilmu itu, maka taruhannya adalah umurnya yang berkurang. Nukud Darsa tidak terlalu perduli dengan umurnya kini yang pasti tak ada yang tau tentang kekuatannya ini, ilmu yang diajarkan oleh Nukud Amba murid Nukud terhebat Nukud Barawa yang dihukum mati oleh Raja Saetan. "Nukud Darsa, apa yang terjadi kepadamu?" tanya pelayan Nukud. Nukud Darsa hanya tersenyum tipis. Ia kemudian melepaskan jubahnya dan menggantinya dengan baju biasa. "Jika para Nukud lain mencariku, katakan pada mereka, aku mengikuti perintah mereka, kini aku bahkan tidak bisa menggunakan ilmuku dengan benar," kata Nukud Darsa berbohong, ia menyeka darah dari bibirnya, menepuk bahu pelayan Nukud dan keluar dari ruangan pemurnian diri yang sudah lama ia gunakan. Pelayan Nukud terpaku dengan sikap tenang Nukud Darsa, Nukud Darsa bersi
Read more

BAB 91 SERANGAN SILUMAN BERUANG LAGI!!

"Fatta, awas dibelakangmu!!" teriak Lilia. Fatta langsung menoleh dan mengayunkan kapalnya secara bersamaan, "wush!! Kraaaak!!" Siluman Beruang langsung terkena kapak kembar Fatta. "Wush!! Blar!! Blar!!" Lilia dan Baxia membakar siluman beruang yang menyerang mereka. Ketika Rama pergi, siluman beruang menyerang markas Aliansi pahlawan, beberapa warga juga dievakuasi ke bunker bawah kantor Aliansi, sementara pahlawan yang memang berjaga di kantor Aliansi menahan serangan siluman beruang. "Bag!! Big!! Bug!!" Baxia dengan cepat melayangkan pukulannya. "Apa manusia yang menjadi siluman memang sebanyak ini?" kata Marko. "Kau tau lebih banyak manusia busuk ketimbang manusia baik!!" sahut Bram. "Gakgakgakgak!!" Tawa siluman beruang menggema, "kalian belum pernah merasakan hidup seperti kami, kalian enak jadi pahlawan, mendapatkan gaji, makan nikmat, tempat aman!! Sedangkan kami harus berjuang bahkan untuk hidup!! Apa layak kalian bicara dan menyebut kami busuk?!" Cerca siluman
Read more

BAB 92 KEMBALI KE MEKARSARI

"Bang Rama buku apa ini?" tanya Alan. Rama pulang tiba-tiba, membawa beberapa buku untuk Alan. Alan membuka setiap helai buku yang Rama berikan, namun buku bersampul coklat itu yang membuat Alan penasaran, ada beberapa gambar di buku itu yang membuat Alan tertarik. "Apa kau suka? Itu adalah buku untuk membuat onshop," jelas Rama. Mata Alan langsung berbinar, ia senang ketika mengetahui buku catatan itu untuk membuat onshop. "Benarkah bang? Ini untuk membuat onshop yang mampu mengeluarkan barang unik seperti yang abang Rama keluarkan?" tanya Alan penuh semangat. Rama mengangguk dan tersenyum tipis, sedangkan Jaya menatap Rama penuh rasa curiga. Ia bahkan duduk di depan Rama dan menatapnya dengan serius. "Rama kali ini apa yang akan terjadi?" tanya Jaya, karena terakhir Rama datang pasti ada suatu hal yang terjadi. Rama menatap bingung abangnya itu, "maksud abang? Aku datang hanya untuk memberikan buku kepada Alan," kata Rama lagi, ia bahkan dengan tenang menyesap teh es y
Read more

BAB 93 BERTUKAR TEMPAT

Rama menatap dengan serius ketiga pejabat di depannya, mereka sudah cukup berumur dan kini mempertanyakan sesuatu yang menurut Rama bisa mereka jawab. Hanya saja Rama tau kalau ketiga orang ini berniat untuk berdebat terlebih dahulu dengannya. "Baiklah, sebelum itu aku akan bertanya, darimana kalian mendapatkan gaji?" tanya Rama, pertanyaan itu membuat ketiga pejabat itu saling pandang. (Catatan: hukum yang ada di dalam novel ini adalah hukum buatan author, tidak mengambil hukum negara manapun di dunia nyata, karena ini hanya cerita fiksi) "Tentu saja dari upeti, sewa lahan, dan hasil penjualan kita ke luar kerajaan." kata Dharma menjelaskan. Rama mengangguk setuju, "lalu apa yang sudah dilakukan dari semua uang upeti, sewa lahan dan hasil penjualan itu? Apakah hanya masuk ke gaji kalian para pejabat dan kas kerajaan?" tanya Rama lagi. Ketiga pejabat itu kembali saling tatap, mereka kebingungan dengan maksud pertanyaan Rama. "Apa maksudmu kami harus membangun sekolah grati
Read more

BAB 94 NUKUD AMAR

"Kami menerima tantangan ini, lalu siapa yang akan menjadi penilai?" Dharma menatap dengan picik, jika tidak ada penilai maka pertarungan ini tidak perlu dilakukan. "Bagaimana kalau aku dan Raka yang jadi penilai?" tanya Amarta Handayani, ia datang bersama Raka Adipati, kedua orang ini selalu berpetualang bersama mengisi masa tua mereka. "Tuan!!" Dharma, Ajisaka dan Krisna langsung menangkupkan tangannya dan menunduk hormat. "Paman!!" Rama begitu senang setelah sekian lama tidak bertemu anggota keluarganya. "Rama, aku senang bisa menemuimu, kau sangat sulit ditemui!!" kata Raka, ia langsung memeluk dan menepuk bahu Rama. Dharma, Ajisaka dan Krisna menatap heran, mengapa kedua orang besar dan terkenal itu bersikap sangat baik kepada Rama, Raka Adipati dianggap guru pertahanan dan ahli strategi, sedangkan Amarta Handayani adalah guru bijak yang ahli dalam seni dan seorang sastrawan. Ternyata bukan hanya Raja Baskara yang mengenal Rama, kedua guru besar yang pernah menjabat seb
Read more

BAB 95 PENGLIHATAN GELAP NUKUD AMAR

Nukud Amar mengiris telapak tangannya dengan pisau yang tajam, sebuah garis luka memanjang mulai mengeluarkan darah segar. Nukud Amar mengernyit sakit ketika telapak tangannya ia lukai, namun sakit itu tidak berlangsung lama karena Nukud Amar terbiasa dengan luka, namun luka kali ini akan ia buat untuk menulis perjanjian darah. "Seeettt.... Set... Set..." Nukud Amar mulai menggambar perjanjian darah di lantai, setiap sisi akan ada mantra darah dan Nukud Amar duduk bersila di tengah mantera darah yang ia buat. Nukud Amar mulai merapalkan mantera dari buku ilmu hitam keramat, ia mulai menutup mata dan cahaya terang dari mantera darah yang Nukud Amar tulis mulai membuka gerbang waktu ke masa depan tempat dimana ia meminta hari penumbalan akan terjadi. "Nukud Amar, apa yang kau lakukan di sini, para Nukud harus berkumpul di tempat suci," kata pelayan Nukud. Nukud Amar menatap sekelilingnya, ia berada di depan acara yang diselenggarakan untuk menumbalkan para manusia busuk t
Read more

BAB 96 MENGELABUI PARA NUKUD

"Siiiiinnnggg!!!" Gerbang waktu terbuka, mereka sampai di ruang bercahayakan lilin milik Nukud Amar. Rama mengintip keluar kotak penyimpanan dan mendapati ruangan itu kosong tidak berpenghuni. "Tidak akan ada yang datang, karena aku sudah berpesan untuk tidak diganggu." kata Nukud Amar lagi ketika mereka keluar dari kotak penyimpanan milik Rama. Rama tersenyum, ia lalu memegang kepala Nukud Amar dan memberikan hipnotis kegelapan, Rama hanya membisikkan tanggal dan tempat untuk melakukan penumbalan serta bersiap menangkap semua Nukud, kemudian tak ada yang Nukud Amar lihat di masa depan maupun masa lalu. Setelah itu Nukud Amar terbengong seraya mengucapkan tanggal dan tempat yang tadi Rama bisikkan. Sementara Nukud Darsa mengambil buku keramat ilmu hitam milik Nukud Amar. "Rama, buku ini simpanlah, aku takut jika buku ini dipelajari oleh orang lain dan dipergunakan secara salah, cukup kami saja yang melakukan dosa!!" kata Nukud Darsa menyerahkan buku keramat ilmu hitam kepa
Read more

BAB 97 RENCANA URAZ

"Siblis, sudah ada tanggal dan tempat dari para Nukud," kata Panglima Jinfriet melapor kepada Siblis. Siblis yang sedang menatap Keris Suci menoleh kepada Panglima Jinfriet dan tersenyum picik, "benarkah? Persiapkan pasukan kita Panglima," kata Siblis. "Baik Siblis, kami para Panglima akan menyiapkan pasukan kita, mengenai Raja Saetan, kami belum menemukan jejak keberadaannya," lapor Panglima Jinfriet. "Kita harus menemukan keberadaan Raja Saetan secepatnya, sungguh kita pelayan yang tidak setia!! Terlalu lama kita menyelamatkannya!!" kata Siblis mengepalkan tangannya. Panglima Jinfriet yang sedang berlutut langsung mendongak dan melihat wajah Siblis yang terlihat marah. "Siblis, aku setuju kau menghancurkan alam Manusia, terlebih mereka kini mendapatkan kekuatan dari alam Peri, mungkinkah..." Panglima Jinfriet terlihat ragu ingin melanjutkan perkataannya. "Mungkinkah apa?" tanya SiblisSiblis menatap Panglima Jinfriet yang masih berlutut kepadanya. "Mungkinkah Raj
Read more

BAB 98 PERTEMUAN DENGAN RAMA

Nukud Darsa menelan ludah, ia begitu kesulitan ditatap dengan tatapan curiga oleh Nukud Basar. "Tenanglah, ini bukan soal pasukan Jien, hanya hal yang berhubungan dengan Lab!!" kata Nukud Darsa lagi. Nukud Basar tetap menatap Nukud Darsa penuh rasa curiga. "Aku telah memperingatkanmu, meski aku mendukungmu, kau tau kita tidak akan bisa melawan bangsa Jien!!" kata Nukud Basar dengan helaan napas yang berat. "Kau mendukungku? Mengapa?" tanya Nukud Darsa, ia tidak merasakan lagi tatapan jahat dari Nukud Basar. "Bangsa Jien terlalu sering ingkar janji, meski aku tidak setuju dengan perlakuan mereka kepada kita, namun kita tidak bisa mengkhianati mereka, kekuatan bangsa Jien sangat besar." kata Nukud Basar lagi. "Belum lagi, dukungan dari para Nukud yang lain, maka kau hanya akan cari mati jika berkhianat!!" kata Nukud Basar. Nukud Darsa mengepalkan tangannya, meyakinkan dirinya untuk mengatakan apa yang seharusnya ia katakan kepada Nukud Basar. Selama ini memang hanya Nukud Basa
Read more

BAB 99 MEMBERI TAU RAMA

"astaga Tuan Muda, kau memasukkanku ke kotak penyimpanan tanpa basa basi, itu membuatku kaget!!" gerutu Fatta setelah Rama mengeluarkannya dari kotak penyimpanan dan berada di atap gedung Aliansi. "Eh prof Jonas!!" kata Fatta dengan riang, namun langsung bersikap waspada ketika melihat Nukud Basar. "Siapa kau?" kata Fatta ketika melihat Nukud Basar, ternyata bahkan Fatta juga bisa melihat aura kegelapan dari Nukud Basar. Nukud Basar lalu berlutut dan memperkenalkan dirinya ketika di hadapan Rama. "Tuan, aku Nukud Basar, aku ingin berpihak kepadamu," kata Nukud Basar dengan penuh penghormatan. Rama mengernyit, kedua alisnya hampir tertaut karena tidak menyangka akan bertambah satu Nukud yang berpihak kepadanya, meski Rama tidak terlalu percaya dengan para Nukud. "Tuan Muda, dia adalah temanku Nukud Basar, ia memiliki ilmu yang lebih tinggi dariku," kata prof Jonas. "Berdirilah jangan berlutut seperti itu," kata Rama lagi. Nukud Basar langsung menerima perintah itu dan be
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status