Home / Fantasi / PWSPD 2 : AKHIR DUNIA / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of PWSPD 2 : AKHIR DUNIA: Chapter 101 - Chapter 110

148 Chapters

BAB 100 HARI PENUMBALAN

Hari penumbalan tiba, sebuah stadiun besar dipakai mengundang para artis ibukota. Sudah 2 bulan sejak para siluman tidak menyerang, namun Aliansi pahlawan tetap berjaga di setiap sudut kota, untuk memastikan tidak ada serangan dari para siluman. Karena acara itu dihadiri oleh para pemangku kekuasaan, para warga dan artis-artis yang mengisi acara. "Apa-apaan pemerintah kita? Sudah tau negara belum aman, bagaimana bisa mereka malah mengadakan konser musik?" kata Adam ketika sedang mengadakan rapat bersama para pahlawan tingkat S. "Pemerintah kita tidak terlalu peduli soal keamanan warga sepertinya!!" sahut Melisa geram. "Apa yang harus kita lakukan, meski para pahlawan sedang berjaga dia setiap sudut kota, namun jika ada penyerangan dadakan dari para siluman, maka kita akan kesulitan." kata Bram. "Warga juga sangat antusias karena sudah lama tidak mendapatkan hiburan, mereka bahkan membagikan makanan dan minuman gratis!!" sahut Charlie tidak kalah kesal. "Benar, aku tidak in
Read more

BAB 101 PENYERANGAN DI HARI PENUMBALAN

"Uraz, persiapan telah selesai, portal ke alam peri juga akan terbuka," lapor Panglima Yakutz kepada Uraz yang sedang memakai pakaian perangnya dibantu oleh beberapa pasukan Jien wanita. "Bagaimana dengan Siblis?" tanya Uraz lagi, ia berbalik menghadap Panglima Yakutz dan tatapannya sangat serius. "Siblis juga sedang bersiap membuka gerbang waktu ke tanggal yang telah ditetapkan, 1 jam lagi para Nukud di alam Manusia akan melakukan penumbalan masal." kata Panglima Yakutz lagi. Uraz mengangguk senang, ia berharap rencananya maupun rencana Siblis harus berhasil, atau paling tidak salah satu rencana diantara mereka harus berhasil. Uraz telah selesai memasang baju perangnya, matanya berkilat merah menyala. "Ayo kita berangkat!!" kata Uraz dengan suara yang dalam. *** Sementara itu Siblis dan anak buahnya telah berada di tempat ritual danau darah, tempat yang akan terhubung dengan penumbalan. Jika penumbalan itu berhasil, maka jiwa-jiwa manusia yang menjadi tumbal, akan be
Read more

BAB 102 WUJUD PEDANG PUSAKA NAGA

"Kau...!! Kau pemilik pusaka Naga!!" Nukud Jayeng tercekat dengan kekuatan yang baru saja ia lihat, tentu para Nukud sudah diberi tau tentang keberadaan manusia pemilik pusaka Naga yang memiliki beberapa kekuatan dahsyat."Brukh!!" Nukud Jayeng terjerembab ke belakang, ia menatap Rama dengan takut. Pemilik pusaka Naga bukanlah tandingannya seorang, ia harus memanggil Nukud lainnya untuk menyatukan kekuatan hanya agar bisa mengalahkan Rama. "Wush!!" Rama menghapus sihir yang akan Nukud Jayeng kirimkan, sihir yang akan memberitahukan keberadaannya. "Ehkk!! Rama bahkan mencekik leher Nukud Jayeng yang sudah tua itu dengan kejam tanpa ampun. "Kau akan menjadi salah satu tumbal di dalam ritualmu!!" Rama lalu mendorong tubuh Nukud Jayeng ke dalam bara api penumbalan. "Wush!! Tap!!" Beruntung Nukud Jayeng berhasil diselamatkan oleh Nukud Mahesa, beberapa ketua Nukud lainnya juga berkumpul. Karena sebagian dari mereka telah ditangkap oleh Fatta, Melisa, Charlie, Bram, Marko dan Asyifa. "
Read more

BAB 103 ASAL MULA KEJADIAN

"Pedang Pusaka Naga? Bukankah..." Rama tidak mengerti dengan apa yang terjadi, setau Rama Pedang Pusaka Naga telah menyatu dengan dirinya, lalu apa yang terjadi sekarang sangat membuatnya pusing dan tidak paham. Ular Naga mendekat dan terlihat tersenyum kepada Rama. Ular Naga itu mengubah sosoknya menjadi seorang manusia, pemuda tampan dengan hanfu putih, dan Rambut yang mulai memanjang. "Kau..." Rama tercekat melihat dirinya sendiri. Apakah Ular Naga memiliki kemampuan untuk meniru dirinya? "Aku adalah dirimu dari masa depan yang telah hancur, untuk mengubah masa depan aku harus kembali ke masa lalu, mengubah diriku sendiri menjadi Pedang Pusaka Naga yang akan merubah segalanya. Karena itulah, secara tidak langsung mereka tidak akan bisa menguasai Pedang Pusaka Naga, karena aku adalah dirimu..." kata Rama (Ular Naga). Rama melongo tak percaya, sementara dirinya yang lain kembali tersenyum, ia berjalan mengitari Rama. "Bagaimana bisa?" tanya Rama. "Rama, aku gagal melindungi
Read more

BAB 104 KEMBALI DARI WUJUD ULAR NAGA

"Fatta!! Lindungi tubuh Tuan Muda!!" teriak Lilia, ia dan Baxia sedang melawan Panglima Yakutz dan Panglima Jinfriet. Sedangkan Uraz dan Siblis yang mencoba mendekati tubuh Rama sudah terlempar beberapa kali. "Hiaaaaatttt!!" Fatta mencoba melawan Siblis maupun Uraz, namun Fatta bukanlah tandingan Siblis maupun Uraz, mereka berdua memiliki ilmu sihir yang tinggi, membuat Fatta kesulitan ketika melawan keduanya. "Brukh!!" "Brakh!!" Beberapa kali Fatta harus terpental dan muntah darah karena melawan Siblis dan Uraz. Beruntung tubuh Fatta bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Sehingga ia masih memiliki banyak tenaga untuk melawan Siblis maupun Uraz. "Sing!! Wush!! Brakh!! Aaarrggg!!" Beberapa kali Uraz maupun Siblis tak bisa melukai tubuh Rama yang sedang tidak sadarkan diri, tetap saja Lilia, Baxia dan Fatta khawatir terhadap Tuan Mudanya itu, tubuh Rama melayang dan membuat perlindungan dirinya melalui pusaka Naga, Pedang Pusaka Naga bahkan masih tergenggam erat di tangan Rama.
Read more

BAB 105 TERTUTUPNYA PORTAL ALAM JIEN

"Tuan Muda, maafkan aku tidak mampu melindungimu!! Aku lalai!! Tuan Muda malang sekali nasibmu!! Kau bahkan mati di usia yang sangat muda, kau bahkan belum pernah berkencan!!" tangis Fatta pecah, nampaknya ia sudah dibawa ke Mekarsari. Karena sekarang ada Arash Adipati dan Resah Adipati yang sudah beranjak remaja menatap Fatta dengan aneh. Resah Adipati yang sudah beranjak remaja menatap Fatta dengan aneh. "Paman Fatta kau kenapa?" tanya Arash yang sedang membawakan Fatta makanan dan Resha membawakan Fatta obat. "Aku tidak bisa melindungi Tuan Muda!!" teriak Fatta lagi, ia semakin merasa bersalah melihat kedua ponakan kembar Rama itu. "Paman harus dihukum karena tidak bisa melindungi paman Rama!!" kata Yasa yang muncul di belakang Arash. "Benar!! Aku akan memberikan hukuman kepada paman!!" sahut Yatna juga, gadis mungil itu memukul badan Fatta dengan kemoceng. "Plak!! Plak!! Plak!!" Yatna memukulkan kemoceng itu kepada Fatta. Fatta menangis tersedu bukan karena rasa saki
Read more

BAB 106 JAWABAN RAMA

"Tuan Muda, kau lama tak terlihat, sekalinya terlihat sudah punya istri dan 2 anak rupanya..." kata Bani sembari menatap Melisa, Zakki dan Zia. "Tapi ini sangat aneh, Tuan Muda!! Tolong jangan tersinggung, mengapa anak-anakmu tidak ada yang mirip kalian?" tanya Eko juga, sementara pasukan bayangan lainnya mengangguk setuju. Mendengar itu wajah Zakki dan Zia menjadi muram, karena sadar mereka bukanlah anak kandung Rama. Namun Rama bersikap seolah mereka anaknya. "Mereka anak angkat Tuan Muda, lihatlah karena perkataan kalian mereka jadi sedih." sahut Fatta berkacak pinggang. Pasukan bayangan langsung merasa bersalah, mereka lalu memasang wajah ceria dan menghibur Zakky maupun Zia. "Zakky, lihatlah ini ada permen untukmu..." kata Eko, ia juga memiliki anak sehingga membawa mereka untuk bermain dengan Zakky maupun Zia. "Terima kasih paman!!" kata Zakky dan Zia yang senang menerima bola-bola permen dari Eko. Sedangkan Melisa hanya bisa tersenyum tipis dengan salah paha
Read more

BAB 107 KABAR PERNIKAHAN RAMA

"Tuan Muda mencium Nona Melisa!!" teriak Fatta yang tidak menyangka akan melihat pemandangan tidak biasa di depannya. Melisa yang malu-malu hanya bisa tersenyum tipis, sedangkan Rama harus menahan emosinya karena Fatta, 'Fatta,aku akan menjitakmu nanti!!' sekarang semua orang sudah mulai menghampiri mereka. "Baxia!!" Rama memanggil Baxia yang memang berada di dekatnya, Rama lalu mengangkat tubuh Melisa yang ringan itu naik ke atas Baxia, Rama kemudian ikut naik dan meminta Baxia untuk segera pergi sebelum ia mendapatkan banyak pertanyaan dari semua orang. "Tuan Muda, kau mau kemana?" tanya Fatta, ia senang karena berhasil menggoda Tuan Mudanya yang tidak pernah dekat dengan wanita itu. "Fatta kau benar-benar mengganggu Tuan Muda, lihatlah karena teriakanmu itu Tuan Muda melarikan diri!!" gerutu Fahmi. "Benar, padahal kalau kau tidak teriak kami bisa melihat aksi Tuan Muda menundukkan wanita!! Hahaha..." kata Komang dengan tawa khasnya. Mereka hanya tidak tau, kalau R
Read more

BAB 108 HARI PERNIKAHAN RAMA

Halaman rumah di hias dengan bunga sakura dan tulip yang indah, beruntung saat ini memasuki musim semi di kerajaan Bamaraya. Sehingga waktu yang tepat untuk Rama menggelar hari pernikahannya dengan Melisa. Meja-meja tamu ditata dengan sangat elegan dengan vas bunga kecil menghiasinya. "Kak Alan, dimana kita akan menggantung lentera kertas dan lampu hias ini?" tanya Toni dengan lentera dan lampu hias di tangannya. "Lentera kertas dan lampu hias digantung diantara cabang-cabang pohon, untuk menciptakan suasana yang hangat jika menjelang malam." jelas Alan, ia kemudian menatap semua persiapan yang telah dibuat. 'Terasa ada yang kurang?' pikir Alan. Seketika Alan ingat, seharusnya ada altar tempat untuk Rama dan Melisa melakukan janji setia di hadapan banyak orang. Melisa tidak memiliki keluarga besar, ia hanya memiliki seorang ibu. Jadi saat ini Rama dan Melisa sedang menjemput ibu Melisa yang masih berada di masa depan, jadi Alan harus segera menyelesaikan tugasnya agar esok
Read more

BAB 109 NASIB BAYI RAJA SAETAN

"Apa yang harus kita lakukan kepada bayi Raja Saetan ini Tuan Muda?" tanya Fatta. Rama, Melisa, Fatta, Lilia dan Baxia sedang menatap ke arah bayi Raja Saetan yang menatap mereka dengan angkuh. "Aku tau dia adalah Raja Saetan, tapi ketika ia memasang muka bayi seperti itu, itu sangat menggemaskan!!" kata Melisa, membuat Rama menatapnya heran, Rama tidak tau kalau wanita bisa gemas dengan bayi Raja Saetan padahal tau kalau Raja Saetan bisa membuat dunia gempar karenanya. "Dia menggemaskan?" tanya Rama lagi. Melisa mengangguk dan mencubit pipi bayi Raja Saetan, sedangkan bayi Raja Saetan berusaha menepis cubitan tangan Melisa. Ia bahkan melotot kan matanya, namun tidak ada yang takut dengan tatapan bayi Raja Saetan. "Kurasa anak-anak kita akan lebih menggemaskan nantinya..." kata Rama, membuat pipi Melisa kembali memerah. Membayangkan bagaimana nanti malam pertama mereka berdua. "Ehm... Tuan Muda, maaf jika aku mendahuluimu.." sahut Baxia, sedangkan Lilia terlihat mend
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status