Home / Fantasi / PWSPD 2 : AKHIR DUNIA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of PWSPD 2 : AKHIR DUNIA: Chapter 51 - Chapter 60

148 Chapters

BAB 50 TEMAN BARU

Asyifa tercengang dan menutup mulutnya yang menganga. "Kakak, aku punya banyak uang!! Izinkan aku membelinya oke!!""Oke!!" sahut Fatta lagi. Asyifa lalu melakukan tos bersama Fatta, Rama hanya menggeleng pelan.Rama memasuki ruangan, disana sudah ada 5 orang dengan peringkat yang sama. Mereka kaget melihat Rama yang diikuti oleh Asyifa, siapa yang tidak mengenal pahlawan Mage tingkat S seperti Asyifa, si mungil yang terkenal menakutkan dan jahil."Nona Asyifa, disini bukan tempatmu, ini adalah kamar pahlawan peringkat F." seorang penjaga menghalangi Asyifa ketika dia akan masuk. "Dia teman satu timku, dia hanya sebentar di sini," kata Rama. Penjaga itu bernama Nurdin, selama ia bekerja di Aliansi pahlawan, selama itu ia tidak pernah merasa diintimidasi oleh seorang pahlawan peringkat F. Tapi Rama sangat berbeda, pria di depannya ini tersenyum, namun aura yang ia keluarkan sungguh mengancam. "Baiklah, tapi hanya sebentar saja. Karena pelatihan akan dimulai pagi hari, jadi ini adal
Read more

BAB 51 PELATIHAN

Kini Rama tau siapa Dion, anak yatim piatu yang tinggal bersama adik perempuannya. Dion harus berjuang untuk menafkahi hidupnya dan adiknya.Dion sangat cekatan, ramah dan suka berbagi. Jika melihat Dion, maka Rama akan teringat dengan dirinya saat kehilangan ingatan. Pagi ini semua pahlawan mulai memasuki ruang pelatihan, tiap peringkat berada di ruangan yang berbeda, kecuali pahlawan itu naik perkngkat secara tiba-tiba, maka ia akan langsung dipindahkan. Sungguh beruntung pahlawan yang mengalami kenaikan peringkat. "Peringkat F berkumpul di sini!!" Marko salah satu ketua pelatihan, yang juga merupakan pahlawan peringkat A menjadi pelatih untuk peringkat F."Bentuk barisan!!" kata Anjas pahlawan peringkat A yang juga melatih peringkat F. Seketika barisan menjadi rapi. Para peringkat F adalah peringkat dengan kekuatan fisik, jika dilatih dengan benar maka kemungkinan untuk naik peringkat adalah hal yang memungkinkan. Marko berjalan sembari menatap semua pahlawan tingkat F, "Meski
Read more

Bab 52 RENCANA BARU RAJA SAETAN

"Apa kau mengenalnya?" tanya Marko, tapi Leon mengacuhkannya. Leon malah berjalan mendekati Rama. "Rama?" kata Leon, ia menatap Rama dengan tatapan takjub. Leon sudah menduga ada yang istimewa dari Rama, bahkan kalau bukan karena Rama. Maka mereka semua takkan punya kesempatan untuk kabur dari alam Jien. "Paman!!" sahut Rama, ia terlihat tenang saat bertemu Leon. Leon langsung memeluk Rama serta menepuk bahunya, "aku sungguh tak menyangka akan bertemu denganmu di sini!! Mengapa kau tidak ikut menerima penghargaan pahlawan?" tanya Leon. "Mengapa aku harus mendapatkan penghargaan itu? Paman... Aku tidak terlalu suka menjadi bahan perhatian," sahut Rama, Leon langsung paham. "Baiklah aku mengerti, jadi kali ini apa misimu hingga ikut pelatihan ini? Apa kau sudah menemukan tim? Kalau belum," "Aku sudah menemukan tim paman," sahut Rama dan itu membuat wajah Leon berubah menjadi sendu, "paman kau tau soal kristal pelangi?" tanya Rama mengalihkan topik pembicaraan. "Kristal pelang
Read more

BAB 53 KEKUATAN PANGLIMA YAKUTZ

Papan peringatan kematian berisi foto-foto para pahlawan yang tidak kembali, beberapa keluarga mulai menghadiri peringatan berduka di depan kantor Aliansi pahlawan di Asia, tepatnya di kota Guanjing.Satu persatu dari mereka meletakkan bunga di papan peringatan itu. "Anakku!! Mengapa kau pergi semudah ini?" Seorang ibu engan pakaian berkabung menepuk dadanya. Ia merasa sesak melihat tawa di foto putranya yang kini dinyatakan telah tiada."Huhuhu.... Huhuhu.... Sayang, sebentar lagi anak kita akan lahir!! Mengapa kau meninggalkan kami?" seorang wanita muda yang tengah hamil tua duduk bersimpuh dengan derai airmata."Ayah... Ibu... Bagaimana nasib aku dan adik?" Bahkan seorang anak laki-laki sedang memegang tangan adiknya yang masih kecil. Adiknya terlihat tersenyum menatap kakaknya yang sedang menangis, bahkan tangan kecil itu mengusap lembut airmata di wajah sang kakak."Huhuhu.... Huhuhu..." Si kakak semakin menangis karena melihat wajah polos adiknya. "Kakak, jangan menangis nanti
Read more

BAB 54 PORTAL DI DALAM PORTAL

Rama telah sampai di pusat negara Guanjing, ibukota Xianxi. Beberapa bangunan roboh, portal-portal terbuka. Pasukan Jien menyerang siapapun yang mereka temui. "Gen Yang!! Cepat lakukan sesuatu, aku sudah tidak bisa menahan kekuatan mereka!!" teriak Huan Zou, pahlawan Fighter peringkat B. Ia menatap Gen Yang yang sedang merapalkan mantra sihirnya. Beberapa dari anggota timnya telah jatuh dan tidak sadarkan diri. "Seeeeeetttt, tap!! Wush!!" Gen Yang membentuk sihir api yang besar, ia kemudian mengarahkannya kepada pasukan Jien. "Jurus bola api neraka!!" teriak Gen Yang, ia bahkan memuntahkan darah karena memaksa jurus itu keluar. "Uhuk!! Uhuk!!""Gen Yang kau tidak apa-apa?" tanya Huan Zou, ia melihat Gen Yang terbatuk darah. "Brakh!!" Huan Zou terlempar karena dorongan kekuatan dari pasukan Jien. "Tap!! Uhuk!!" Rama menangkap badan Huan Zou agar tidak membentur dinding. Kemudian segera mengobati luka dalamnya. "Kau tidak apa-apa?" tanya Rama. "Terima kasih!! Aku tidak apa-apa!!"
Read more

BAB 55 KEMANA RAMA PERGI?

Panglima Yakutz berduka, ia sungguh marah!! Sehingga amarahnya ia sebarkan lewat kabut hitam yang merasuk ke setiap jiwa, berbisik dan merayu sukma manusia, ketika keyakinan mulai turun, maka kabut hitam itu akan mengalir di nadi, menyusup di batang jiwa yang rapuh. "Ayah!! Ini aku anakmu!! Jangan sakiti aku!!" seorang anak yang merayu sang ayah untuk tidak membunuhnya, namun dengan tega ayahnya menancapkan pisau kepada tubuh anaknya berulang kali. Sorot mata pria itu menghitam meski darah segar mengalir di tangannya. Hatinya menggelap karena rayuan kabut hitam. (Berita terkini telah terjadi pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh seorang suami berinisial B 55 tahun, kepada istrinya berinisial Y 51 tahun. Korban dibunuh kemudian dimutilasi, tersangka dalam kondisi tidak sadar dan akan diperiksa kejiwaannya.) Berita pembunuhan terjadi di mana-mana. Anak membunuh ibu dengan palu, anak memukuli ayah yang stroke hingga tewas, istri membunuh suami yang sedang tidur, suami bunuh ist
Read more

BAB 56 AMARAH PANGLIMA YAKUTZ

Benar saja ketika keluar dari bunker, mereka melihat beberapa portal telah terbuka di atas langit. Baru kali ini mereka dapati portal-portal yang terbuka bersamaan di atas suatu kota. Seolah alam Jien berniat menghancurkan alam Manusia. "Wush!! Wush!! Wush!!" Benar saja dari beberapa portal itu ada satu portal yang mengeluarkan kabut hitam. Bahkan auranya juga lebih mencekam dengan pendar kehitaman. "Aku yakin itu adalah portal yang paling berbahaya!!" tunjuk Leon. "Kita harus membuat portal itu tertutup!! Sahut Bram. "Grrraaaaahhhh!! Grrrrraaaaahhhh!!Grrrraaaahhhh!!" Namun ketika akan bersiap menyerang portal yang mereka maksud, dari portal lain keluar pasukan Jien dengan berbagai macam jenis. Pasukan dari ras Panglima Jinfriet, pasukan dari ras Panglima Ruwo, dan pasukan dari ras Panglima Parkang. Setiap Panglima membawa 10 ribu pasukan. Setiap pasukan terlihat sangat kuat, garang dan menyeramkan. Evakusi warga langsung dilakukan, warga berlarian, dan mulai terjadi kepanikan
Read more

BAB 57 RAMA DATANG

"Beristirahatlah!!" kata Fatta, ia bahkan hanya menonton pertempuran yang Rama lakukan dengan Panglima Yakutz. Leon, Marko dan Adipati hanya bisa melongo melihat sikap santai Fatta, bagaimana bisa ia membiarkan Rama bertarung seorang diri melawan Panglima Yakutz yang sangat kuat itu. Mereka bertiga bahkan menyatukan kekuatan untuk melawan Panglima Yakutz dan tidak bisa mengalahkannya. Kalau saja Rama tidak datang maka mereka bertiga pasti sudah mati saat ini. Mereka melihat cara Rama menyerang Panglima Yakutz, mereka bahkan tidak berkedip melihat pertarungan itu. Rama bergerak dengan cepat. Panglima Yakutz yang kuat itu bahkan terlihat kewalahan menghadapi Rama. "Fatta, sebenarnya mengapa Rama begitu kuat?" tanya Leon, ia sangat penasaran bagaimana Rama bisa begitu kuat. "Mengapa kau ingin tau?" tanya Lilia yang menampakkan dirinya. Seketika Leon, Marko dan Adipati langsung terkejut dengan desisan Lilia. Namun juga merasa kagum pada penampilan elegan yang Lilia miliki, kilap s
Read more

BAB 58 TENDA PENGUNGSIAN

"Bos hari ini kita dapat banyak barang bagus!!" kata Agus dengan tawa yang lebar, ia menyerahkan hasil buruan kepada Nafil yang ia panggil bos. Semua barang berupa makanan ia letakkan di atas meja, sedangkan benda-benda besar ia letakkan di bawah. Nafil melirik semua barang, ia lalu menatap sekotak ayam goreng di atas meja, "Siapa yang mendapatkan ini?" tanya Nafil, ia mengambil ayam goreng itu dan memakannya dengan lahap. "Zakki!! Anak itu mulai berkembang, ada pemuda yang dengan sukarela memberikan mereka sekotak ayam goreng, itu barang yang sangat langka bos!!" kata Agus bangga, karena Zakki ada di bawah asuhannya. "Anak pintar, usahakan besok ia kembali mendapatkan ayam goreng ini, aku suka!! Rasanya sangat segar seperti baru digoreng!!" kata Nafil, ia kembali melahap ayam goreng bahkan tanpa peduli dengan tatapan yang juga menginginkan ayam goreng itu. "Baik bos!! Pasti akan aku dapatkan!!" sahut Agus, padahal ia juga menginginkan ayam goreng itu, mencium baunya saja membuat
Read more

BAB 59 MEMENUHI JANJI KEPADA ZIA

Rama kembali ke tenda pengungsian, semalam ia sudah melakukan janji jari kelingking dengan Zia, jadi Rama harus menepatinya. "Tuan Muda, apa tidak masalah mendatangi anak gadis itu lagi? Bisa saja orangtuanya curiga dengan kita." kata Fatta, karena ia pernah dimarahi seorang ibu karena membuat anaknya menangis. Katanya Fatta seperti seorang monster. Itu karena Fatta memiliki badan tinggi besar yang membuat anak kecil ketakutan, apalagi kalau Fatta tersenyum, anak kecil akan semakin menangis karena takut. "Sepertinya mereka tidak memiliki orangtua," sahut Rama lagi, ia tau dari cara Zakki memperlakukan adiknya. Dulu Rama juga seperti itu ketika berada di panti asuhan. Cara Zakki menatap, anak itu dewasa sebelum waktunya."Paman!!" Zia tersenyum sekaligus berlari untuk segera menghampiri Rama. Zakki tersenyum canggung saat bertemu Rama, ia merasa malu bersikap seperti ini. Tanpa Zakki ketahui, ternyata diam-diam Agus mengikuti Zakki dan Zia."Bos, sepertinya orang itu orang biasa, lih
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status