Semua Bab Hamil Anak Om Miliarder: Bab 71 - Bab 80

83 Bab

71. Cerita yang Tak Sampai

•••• Dea masih mengamati interaksi antara Mira dan Aron. Bahkan ia macam detektif yang memantau mereka dari subuh hingga akan tidur. Sampai-sampai Juna mengkhawatirkannya karena Dea dalam kondisi hamil. Sayangnya, istrinya memang lincah dan kandungannya yang kuat, sehingga tidak ada keluhan selama ini. "Kenapa sih kamu bertindak sejauh ini?" "Aku harus tau semuanya!" Juna tak bisa menghentikan istrinya itu, tetapi tingkah Dea makin aneh. Di beberapa kesempatan, Dea membuat sedikit keributan sehingga Mira dengan spontan menolongnya. Seperti halnya pura-pura sakit perut, atau ia yang minta dibuatkan sesuatu oleh Mira dan langsung dilakukan oleh ibu tirinya itu. Namun, Juna merasa bahwa tingkah istrinya tidak nyambung dengan apa yang ingin Ia tahu dari kedua orang tuanya itu. Meski begitu, Juna tidak akan ikut campur dengan apa yang ingin Dea lakukan. Ia hanya bisa melihat apa selanjutnya yang diinginkan Dea? Sementara dirinya, menemui Aron saat mereka membicarakan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

72. Dicecar Dea

Beberapa jam sebelumnya. "Gue gak tau apa yang disembunyikan dari gue, tapi... kalo Papi jahat ke elo, lo bilang sama gue." Mira terkejut dengan pernyataan Dea itu. "Papi kamu baik kok ke aku," balas Mira. "Lo kira gue bego?" "Hah?!" Dea gemas rasanya, ia ingin menonyor kepala Mira yang berpikir lemot itu. "Lo tuh...." Ia gemas sendiri, bagaimana bisa Mira selemah itu terhadap lingkungannya. Teringat pada Mira yang dulu saat masih sahabatan dengannya, ia jelas tipe cewek yang menye-menye. Ia tidak mengerti kenapa Reza menyukainya, atau memang laki-laki suka karakter cewek yang menye-menye? "Maaf tapi, yah... memang kadang ada konflik sedikit, tapi Papi kamu baik. Dia bertanggungjawab, ngasih apa yang aku mau, sayang dan yang pasti dia gak nuntut banyak hal dari aku." "Oh ya?" Dea mengeryit tak percaya. Jelas-jelas kalimat yang ia dengar, ayahnya sedang menuntut perannya sebagai istri di pesta kemarin. "Terus kenapa di pesta kemarin lo dimarahin?" Mira me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

73. Jadi Akrab

"Ya udahlah, lo kira gue bego mau dibohongin selamanya?" Mira menggeleng, "Aku cuma cari waktu yang tepat." "Anjir gue frustasi banget ngobrol sama lo yang menye-menye gitu!" "Maaf De," ujar Mira lagi. "Gimana gue gak benci ama lo, lo udah kecewain gue dan perasaan ini gue pendam selama ini. Lu kira kehidupan gue gak susah dengan perasaan seperti ini, hah?!" Mira diam saja, sementara Dea seolah memberinya pemahaman. "Gua kecewa banget sama lo, bahkan sampai sekarang ... nggak ada sahabat yang benar-benar gue percaya 100%. Gara-gara apa? Ya gara-gara lu, gue takut dikhianati lagi. Setelah gue percaya sama sahabat gue 100% sama lo, jadi gua nggak ingin ada di posisi yang bodoh seperti itu lagi." Mira seperti tertampar dengan apa yang Dea katakan. "Kamu bener. Itu salahku. Aku minta maaf." "Maaf doang? Lu nggak akan jelasin kenapa lu waktu itu ciuman sama Reza?" "Gak De, aku nggak ciuman sama Reza. Reza yang tiba-tiba deketin aku, terus tiba-tiba bilang suka, dan terja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

74. Papi Aku Kaya, Mira

Setelah membayar di kasir, mereka pun menyerahkannya ke Bodyguard yang diperintahkan Juna untuk mengawal istrinya dan untuk membawa barang mereka. "Nggak ada rencana mau kuliah lagi apa lu? Lu kan suka belajar?" tanya Dea iseng saat mereka makan siang. "Ya kan nerusin juga butuh biaya, De. Aku gak ada," ujar Mira. "Anjir! Lu masih nggak paham apa yang gue bilang tadi?!" Mira seolah menyadari sesuatu dan meringis. "Inget, Mir! Lu punya suami kaya, anjir! Masa lu selalu mempermasalahkan yang namanya biaya?! Bokap gue tuh kaya! Apa lu nggak percaya kalau Bokap gue kaya?" "Percaya banget, Dea. Tapi kan aku pengen mandiri juga," jaeab Mira. "Lah lu udah mandiri dari dulu, sekarang lu punya suami yang bisa jamin lu. Gue nggak ngerti ya sama jalan pikiran lo yang kelewat goblok itu. Padahal, banyak banget temen-temen gue yang lelah banget buat mandiri dan pengen punya Sugar Daddy, ada yang jadi ayam kampus demi biar dapet duit banyak tapi gak capek." "Aku bukan mereka..." "T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

75. Promosi Kekayaan Aron

"Dea...." protes Mira merengek. Dea malah tertawa, hal itu membuat devisi yang ada di samping mereka mulai berkumpul untuk menonton. Mungkin karena banyak karyawan yang juga menonton kejadian itu, membuat Mira tambah malu. Mira pun bergegas pergi dari sana meninggalkan Dea yang cengengesan. Mungkin Dea sudah sangat nyaman di sana, karena ia sudah keluar masuk kantor itu dari kecil. Bahkan saat pertama mereka masuk ke gedung itu, Dea langsung disambut dengan sambutan termanis dan paling hormat. Mira sendiri merasa malu dengan kelakuan Dea yang terus mempromosikan ayahnya, sebagai orang kaya yang bahkan bisa membeli gedung serupa. "Jadi, kalau misalnya lu minta apa aja, buku, baju make up, atau Skin Care yang tadi itu... itu cuma satu di antara bare minimun Bokap gue. Dia gak akan rugi apapun, bahkan kalo lo minta rumah, tinggal minta. Itu udah sangat minumum buat lo." Mira yang dasarnya tak suka keluar lama, sudah kehabisan energi. Orang introvert, jika keluar kelamaan ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

76. Pasif

Diam dan menunduk, seolah tak ingin melihat adegan itu. 'Respon macam apa itu?' batin Dea menjerit. "Papi, Tante Lina?!" panggil Dea. Mereka berdua menoleh ke arah Dea, dan Mira. Melihat keberadaan Mira, Lina dan Aron terlihat saling menjauh dan kemudian Dea mendekati mereka. Mira masih di sana, hanya diam di tempat semula, tidak bergerak atau merespon dengan ekspresi lainnya yang menunjukkan kalau ia istri dari pria yang sedang bermesraan dengan perempuan lain itu. 'Minimal jambak kek!' begitulah batin Dea. Asisten Aron juga terlihat pergi dari sana memberikan privasi bagi Bosnya. Sementara itu, Lina langsung menghampiri Dea dan memeluknya seperti biasa dengan senyum cerahnya yang cantik. Bahkan saat berjalan, tubuhnya terlihat luwes dengan pakaian kurang bahan itu. "Halo, Sayang." "Halo, Tan." "Tante mau balik lagi ke Paris, ada fashion show juga di sana. Jadi kayaknya Tante bakalan ke Jakarta lagi dua minggu kemudian." "Dua minggu?" "Iya, jangan khawatir. Setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

77. Spa

Tibalah mereka di sebuah klinik kecantikan, di mana Dea terlihat sangat luwes masuk ke sana. Mungkin ini adalah tempat yang biasa Dea kunjungi, jadi Mira hanya bisa percaya dan mengikutinya. Bagaimanapun Ia senang karena Dea telah membuka hati untuk yang lagi. Kemudian ia dan Dea mendaftar untuk melakukan Spa, langkah pertama untuk treatment. "Tapi De, kenapa aku juga?" "Loh, kan gue udah bilang. Pokoknya lu harus jadi cantik biar Bokap gue nggak pergi ke lain hati," ujar Dea. "Em, oke," balas Mira. Ia agak malu karena resepsionis menatap mereka dengan aneh. "Lu harus paham itu, oke?" "Tapi bukannya mahal ya?" "Aduh! Lagi-lagi lu bilang mahal-mahal! Pala lu tuh isinya mahal aja. Sekarang lu bisa ngelakuin apa aja tanpa mikirin biaya, oke?" "Oke...." "Duit Bokap gue banyak, jadi lu nggak perlu khawatir! Awas aja lu alasan mahal-mahal, gue tempeleng lu!" ancamnya. Mira hanya terkekej mendengarnya. Hal itu membuat beberapa pegawai bingung, percakapan mereka j
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

78. Bikin Suami Terpesona

Setelah Spa selesai, keduanya langsung pulang karena sudah menjelanh Maghrib. Tentu itu hanya awalnya saja, karena mereka akan melanjutkan program kecantikan yang Dea sebut sebagai program untuk 'menjadi istri yang seksi'. Hal itu membuat Mira agak kesulitan untuk mengikuti standar kecantikan Dea, tetapi dua minggu kemudian setelah menemani Dea cek kandungan (karena Juna tidak bisa untuk mengantar istrinya). Setelah itu, Dea mengajak Mira untuk ke suatu tempat yang mana itu adalah toko pakaian muslimah yang cocok untuk Mira. "Dea, ini kan brand yang sangat mahal. Kamu mau dateng kajian?" tanyanya berbinar. Dea tersenyum paksa, "Kajiannya kapan-kapan, tapi yang mau belanja bukan gue, tapi elo!" "Tapi Dea, ini brand yang mahal banget. Gaji aku tiga bulan bisa aja habis buat beli satu produk ini." "Halah! 2 minggu ini lu udah gue ajarin untuk jadi Nyonya Victorious yang Royal, tetapi kamu nggak bisa menangkap itu?" "Ya kan aku bukan orang kaya, Dea." "Yang lu pakai it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

79. Again

Semuanya panik, dan segera Dea dilarikan ke Rumah Sakit. Mira sampai menangis di sepanjang jalan, takut Dea kenapa-napa. Ia terus memegangi tangan Dea dan mendampinginya selama dibawa ke Rumah Sakit. Dea sendiri masih setengah sadar, tetapi ia hanya bisa merasakan sakit dan meremas erat tangan Mira dan ayahnya yang ada di kanan dan di kiri. Untunglah mereka membawa mobil Alphard yang ruangannya lebih leluasa, sehingga Dea bisa dibawa dengan posisi tiduran. Sementara itu, Juna di samping sopir sambil menyemangati sopir agar lekas sampai di rumah sakit. Mereka semua ribut karena khawatir, dan tak lama kemudian, sampailah di RS lebih tepatnya di UGD. Di sana, Dea langsung ditangani oleh dokter. Lalu ketiga orang yang mengantarnya menunggu di depan ruangan tersebut dengan cemas. Menunggu sejam dengan cemas, ketiganya bergantian bertanya pada perawat dan dokter yang keluar masuk ruangan. Akhirnya, pemeriksaan Dea selesai dan mereka diminta untuk masuk. Ternyata tidak ada hal ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

80. Terluka

Dea terdiam, sebelum menjawab pertanyaan mereka. Ada pergolakan di hatinya yang membuatnya lelah, sedikit bingung apakah harus jujur atau tidak. Namun, ia terlalu takut pada respon kedua temannya itu. "Ya elah, gue cuma kebetulan aja ketawa sama dia. Aslinya mah... gue masih sebel sama dia, lu berdua tahu kan, apa yang terjadi di antara kita." "Hem... iya sih, nggak mungkin kan lu maafin dia, ya kan?" pancing Rani. "Haha... nggak mungkin banget," balas Dea. "Haha, iya ya..." balas Angel. Kemudian mereka melanjutkan obrolan lain, dan mulai kembali dengan percakapan mereka soal semester akhir yang bikin mumet dengan drama skripsi. . Tanpa mereka tau, Mira belum sepenuhnya jauh dari kamar Dea, ia masih bisa mendengar apa yang mereka katakan. Ia tak sengaja, tapi akhirnya ia berhenti di samping pintu mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Dea. Perih itu tercipta dari sebuah fakta pahit, tetapi ia juga ingat posisinya. Ia pernah melukai Dea, lebih dari yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status