"Kamu pandai sekali meracik teh, Sayang," pujia Zaenab pada Mira. Mira tersenyum malu, "Tidak juga, Oma..." "Eits!" potong Zaenab. "Mama sudah bilang untuk memanggil dengan sebutan Mama, bukan Oma. Kamu bukan Cucuku lagi, Sayang." Mira tersenyum, "Maaf Ma, aku lupa." "Yah, kamu perlu pembiaan. Tidak apa." Mereka ada di meja makan untuk sarapan. Sarapan makanan seperti biasa di Mansion di Jakarta. Roti dan selai, atau telur. Makanan yang sebenarnya sangat tidak cocok untuk Mira, tapi ia tetap memakannya dengan lahap. Aron pun memperhatikan istrinya dengan seksama, ia melakukannya dengan baik. Akhirnya, ayahnya berhenti menjodohkannya dengan beberapa anak rekan bisnisnya. Lalu, ibunya juga sangat mendukungnya bersama Lina. Soal Lina, ia tak memiliki masalah dengannya. Hanya saja, ia tak bisa. ••• "Enghhh..." lenguh Dea saat merasakan hembusan napas di lehernya. Ia merasa hangat, tetapi ada yang aneh. Saat ia membuka mata, dan ia langsung ingat apa yang sedan
Last Updated : 2025-01-11 Read more