Share

51. Main Cewek

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 19:34:30

"Ya gue juga sempat ngerasa hal kayak gitu kok, tapi lambat laun entah kenapa gue ngerasa harus ngelepasin perasaan itu biar gue sendiri bahagia."

Echa pun berpikir, "Iya sih, marah sama orang malah bikin kita jadi nggak bahagia ya."

Dea hanya mengangguk, padahal ia bohong. Masih ada yang mengganjal di hatinya, kebencian an perasaan tidak senang.

Mereka berdua memang menggunakan bahasa yang campuran 'lo, gue' atau 'aku, kamu'

"Ya gitulah, Cha. BTW jadi nggak nih gue cariin cowok boleh tapi yang bisa jadi tempat manja-manjaan?"

Echa pun menghela napas, "Kalo gue butuh, gue kabarin."

"Oke."

Setelah mereka menghabiskan makan malam mereka, Dea mendapat pesan dari suaminyaagar pulang janan malam-malam. Bukannya tidak boleh, tapi takut ia kecapean.

Ia pun senyum-senyum yang membuat Echa menggodanya, katanya Echa jadi ingin spek cowok seperti suami Dea.

Namun, ketika ia membuka media sosialnya, hal pertama yang ia lihat adalah akun media sosial ayahnya. Biasanya yang memegang akun itu asi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hamil Anak Om Miliarder   52. Hot News

    ARON VICTORIUS MEMILIKI KEKASIH? SIAPA PEREMPUAN YANG BERHASIL MENAKLUKKAN HATI SANG DUDA HOT ITU? Beberapa nama pun terseret, termasuk Lina yang paling sering terlihat bersamanya. "Jun, emang bener Pak Victorius udah punya pasangan lagi?" tanya Tristan sahabat sekaligus rekan bisnis Juna. Mereka sedang ada di pesta peresmian usaha barunya, jadi mereka bersantai setelahnya. "Gak tau," jawab Juna santai. "Lo kan menantunya," balas Tristan. "Lu kepo banget kek Emak-emak, lagian bukan urusan gue." "Yeu, dia kan udah menduda cukup lama dan bersih dari gosip cewek, eh malah dia upload sendiri kemesraan ama cewek." "Mesra apanya, cuma pegangan tangan doang kan?" "Anjrit lo! Maksudnya ya, kapan lagi dia terang-terangan ngaku punya pasangan." "Emang dia ngaku?" Tristan mulai kesal, "Kagak secara gamblang, tapi tersirat." "Oh, ya tunggu aja beritanya. Kalo dia mau bklang mah, udah bilang aja. Gue gak berhak ngasih tau urusan dapur orang," balas Juna santai. Tristan pun h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Hamil Anak Om Miliarder   53. Kebodohan Aron

    "Dih najis! Messuuuuuuuum!" teriak Dea memukul suaminya dengan bantal secara brutal. Juna pun hanya tertawa, meski Dea perempuan kekuatannya sangat besar dan membuat kepalanya sakit karena Dea mulai menjambaknya. "Adu duh! Maaf, Sayang!" ••• Kini Lina dan Dea ada di ruang keluarga, seperti biasa ia dan Lina sudah seperti anak dan ibu yang cocok. Ia sudah ijin pada ayahnya dan ayahnya bilang tidak apa-apa membiarkan Lina di rumah. Toh Mira dan Aron sedang pergi bulan madu, pasti tidak mengapa kalau Lina main ke sana. Mereka seperti biasa, menghabiskan waktu dengan nonton drama korea sampai ending. Lina benar-benar tulus menyangi Dea, dan tulus mencintai ayahnya. Sungguh disayangkan ayahnya memilih orang yang problematik seperti Mira. Sampai saat ini Dea masih belum mengerti, ayahnya yang selalu ia banggakan bisa mengecewakannya sejauh itu. Tiba-tiba sebuah tangan mengelus perutnya yang buncit. Kandungan berusia 5 bulan, perubahan hormon, dan ia mulai malas untuk keluar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Hamil Anak Om Miliarder   54. Hotel Terbaik

    "Mau ke mana?" tanya Dea. Ia diminta siap-siap oleh Juna, tapi tidak diberitahu ke mana. "Nanti juga tau." Dea cemberut, tetapi masih menurut dan berdandan dengan baik. Setelah keduanya sama-sama siap, utamanya Dea yang lama berdandan, mereka pun langsung meluncur ke tempat yang dimaksud. Ternyata kenapa Juna berkata agar ia berdandan dengan bagus dan memakai dress, mereka ke acara reunian SMA Juna. Ia memberi tahunya saat di jalan. Entah kenapa, mendengar kata 'reuni', Dea sudah menganggap itu hal yang sangat mengerikan. Pasalnya baginya, acara itu lebih banyak ditujukan untuk orang yang sebenarnya ingin pamer. Memperlihatkan kesuksesan mereka dan meminta validasi. Acara reuni yang katanya 'temu kangen', bisa jagi boomerang bagi mereka yang masih tertatih dalam meniti masa depan. Acara itu bukan tempat yang cocok untuk orang yang ingin bertemu dengan teman-teman lama mereka, yang mereka rindukan. Bahkan orang-orang yang katanya dulunya sangat loyal padanya, akan menja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Hamil Anak Om Miliarder   55. Circle Tongkrongan Juna

    "Hallo Tuan Muda dan Tuan Putri, silahkan duduk!" sambut Tara. Ia adalah si mulut mercon alias paling berisik di tongkrongan Juna sejak SMA. Namun anehnya, meski tak semua dari kalangan berpunya, persahabatan mereka langgeng sampai sekarang. "Hallo! Apakabar kalian?" tanya Juna balik. "Ya baik..." jawab mereka. Juna mempersilahkan Dea untuk duduk di sampingnya, ia bahkan meminta temannya menggeser agar pindah dan ia bisa menempatkan Dea di tempat yang nyaman, ujung sofa bersama dengannya. Juna bahkan terus merangkul Dea agar istrinya merasa terlindungi, apalagi karena ada satu eksistensi manusia yang sudah lam membuat Dea dan Aron tidak nyaman. Siapa lagi kalau bukan, Melka? Entah dia datang menjadi pasangan siapa kali ini, karena reuni itu membiarkan mereka membawa pasangan masing-masing. Untungnya, ia tidak duduk di circle pertemanan Juna. Ia ada di sebelah dan terlihat menggandeng pria kaya, terlihat dari penampilan pria itu yang penuh barang mewah. "Btw, kenalin d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Hamil Anak Om Miliarder   56. Dea Nggosip dengan Waiters

    Acara inti pun selesai, mereka kembali bersantai sambil ngobrol dengan orang-orang di luar circle itu. Hanya saja, ini jadi hal yang paling menyebalkan bagi Dea, karena ia harus berhadapan langsung dengan Melka, orang yang paling ingin Ia singkirkan dari dunia ini. Apakah ia harus bicara pada ayahnya, agar ayahnya yang bekerja untuk menyingkirkannya? Namun lagi-lagi, logikanya jalan, bahwa mereka akan melakukan hal yang lebih buruk pada ayahnya. Ia tak mungkin membiarkan itu terjadi hanya untuk emmenugi egonya saja. Lalu, ia kemudian duduk di samping tempat prasmanan atau tempat cemilan. Di sana beberapa waiters di hotel, jadi mengenalnya. "Hai, Non!" "Hai juga!" "Nona kok duduk di sini?" tanya salah satu dari mereka. "Batere sosialnya habis," jawabnya seadanya. Sambil memakan beberapa cemilan. "Eh... bukannya Nona ekstrovert ya?" Dea berpikir sejenak, "Ya, tapi entah kenapa setelah hamil, rasanya males keluar." "Wah apa bayinya akan jadi bayi introvert?" tanya salah sat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Hamil Anak Om Miliarder   57. Berulah

    Juna menghampiri Dea setelah berhasil kabur dari Melka. "Kenapa, udah?" tanya Dea. Juna menggeleng sambil sesekali memejamkan matanya. "Kamu kenapa?" tanya Dea. "Hai, Dea.Boleh pinjam suamimu sebentar?" tanya Melka tiba-tiba ingin menyeret suaminya. Namun dengan spontan, Dea langsung melepaskan tangan Melka dari Juna dan mendorongnya menjauh. "Apa-apaan lo!" bentak Melka tak terima. "Lo yang apa-apaan bitch! Juna suami gue ya, dan lo gak boleh pinjem atau nempel sama dia barang sedetik pun. Enak aja, lu kira gue bego?!" "Lo gak kapok ya setelah semua yang terjadi?!" tekan Melka mendekati Dea. Dea kembali mendorong Melka dan berbalik ia yang mendekatinya, ia menatap tajam tepat di matanya dan berkata. "Harusnya gue yang bilang gitu, gak kapok lo?!" Semua orang menonton adegan itu, membuat mereka akhirnya menyadari kalau itu Dea, Juna dan Melka mantan Juna. Pasalnya di setiap reuni sebelumnya, Juna memang membawa Melka sebagai pasangannya, bukan Dea. "Dan lu kira gue tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Hamil Anak Om Miliarder   58. Ekspresi Bergairah

    "Sebutkan hal lucu apa yang pernah kamu lakuin?" tanya Aron pada istrinya. Mereka ada di balkon kamar mereka di rumah milik Zaenab dan Lim Gerald--ibu dan ayah Aron alias Oma dan Opa Dea. "Hem..." Mira berpikir sejenak, lalu tertawa sendiri. "Apa?" tanya Aron penasaran. "Aku pernah diajak Dea dulu waktu SMA ke Resto Jepang, terus makan Sushi. Aku baru pertama kali makan Sushi, dan ya... kukira makannya kayak makan nasi biasa. Terus pas aku udah penyek-penyek pake tangan di piring, Dea bilang kalo Sushi-nya langsung dimakan pake sumpit." Mira sudah ngakak, tapi Aron masih diam saja. Sampai sedetik berikutnya ia ikut tertawa, ia tak bisa membayangkan kebodohan Mira saat itu. "Emang kamu se-gak tau itu?" "Iya, aku gak pernah makan masakan Jepang. Ramen aja aku gak pernah makan, cuma tau di buku aja." "Ckckck kamu suka rasanya?" Mira menggeleng, "Lidahku Indonesia banget, makanan luar aku bisa makan tapi kalo ada opsi lain mending yang lain aja." "Berarti kamu gak suk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Hamil Anak Om Miliarder   59. Surga Dunia

    "Kamu pandai sekali meracik teh, Sayang," pujia Zaenab pada Mira. Mira tersenyum malu, "Tidak juga, Oma..." "Eits!" potong Zaenab. "Mama sudah bilang untuk memanggil dengan sebutan Mama, bukan Oma. Kamu bukan Cucuku lagi, Sayang." Mira tersenyum, "Maaf Ma, aku lupa." "Yah, kamu perlu pembiaan. Tidak apa." Mereka ada di meja makan untuk sarapan. Sarapan makanan seperti biasa di Mansion di Jakarta. Roti dan selai, atau telur. Makanan yang sebenarnya sangat tidak cocok untuk Mira, tapi ia tetap memakannya dengan lahap. Aron pun memperhatikan istrinya dengan seksama, ia melakukannya dengan baik. Akhirnya, ayahnya berhenti menjodohkannya dengan beberapa anak rekan bisnisnya. Lalu, ibunya juga sangat mendukungnya bersama Lina. Soal Lina, ia tak memiliki masalah dengannya. Hanya saja, ia tak bisa. ••• "Enghhh..." lenguh Dea saat merasakan hembusan napas di lehernya. Ia merasa hangat, tetapi ada yang aneh. Saat ia membuka mata, dan ia langsung ingat apa yang sedang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11

Bab terbaru

  • Hamil Anak Om Miliarder   185. Tidak Pulang

    "Mami!" teriak Dea pada sang ibu. Namun yang dipanggil, malah sedang asyik berenang dengan bikininya. "Apa sih Sayang?" tanya Julia dengan santai setelah menepi. Dea pun melihat ibunya dengan tatapan geram. Ia membawa Baby Adam dan langsung menyerahkannya pada sang pengasuh. "Mami apa-apaan sih?!" tanya Dea kesal. "Ke mana Papi sama Mama?!""Oh jadi kamu udah manggil dia Mama?" tanya Julia.Ia bukannya fokus pada apa yang dibahas Dea, malah fokus pada panggilan Dea pada Mira."Mereka lagi pergi," kata Julia santai.Ia duduk di pinggiran kolam sambil memainkan air di kakinya.Dea ingat betul kalau hobi sang ibu adalah berenang, dan kolam renang itu jarang dipakai sejak sang ibu pergi. Hanya Dea yang memakai, dengan mood yang sering tidak singkron."Mami tadi bilang, Mora di sini sama Mami.""Nggak... nggak... Mami cuma alasan doang buat godain kamu. Mami juga nggak ekspek kamu bakal ke sini beneran, Mama kira kamu cuma mengancam doang."Dea tidak mengerto jalan pikiran sang

  • Hamil Anak Om Miliarder   184. Jiwa yang Terluka

    "Sejak awal jiwanya sudah terluka, yang harusnya disembuhkan malah dibiarkan. Bahkan difasilitasi untuk berpikir buruk pada orang lain. Ia mendendam dan terus seperti itu, sampai akhirnya perasaan itu menumpuk dan menjadi sebuah penyakit jiwa."Dea dan Juna mendengarkan penjelasan dokter yang menangani Rani dengan seksama.Lalu, Dea merespon, berharap itu menjadi pendukung data tentang Rani untuk sang dokter."Hem... tapi Rani belum pernah ke dokter atau ke psikiater," ujarnya.Sang dokter tersennyum tipis, "Ya... orang-orang yang akhirnya menjadi gila awalnya karena deni dengan dirinya sendiri atas tekanan psikologos yang ia hadapi. Sejak awal mereka merasa sok kuat menghadapi masalahnya sendiri, padahal mereka tak sekuat itu. Merasa mampu untuk bertahan sendiri, tapi aslinya... mereka adalah manusia biasa yang perlu disembuhkan juga, perlu ditemani dan didengadkan. Mereka perlu sembuh dulu, sebelum menghadapi dunia ini yang keras ini," jelas sang dokter.Dea merenung, benar apa yang

  • Hamil Anak Om Miliarder   183. Mengamuk

    "Aaaaaa!" Bug! Mira diangkat dan ditidurkan di atas kasur empuk di kamar mereka. Hal itu membuat Aron senang, istrinya akhirnya menatapnya dengan benar. Sejak tadi misuh dan melengos, ia jadi tidak bisa melihatnya. "Tolong berikan aku kesempatan untuk menebusnya, Sayang," rayu Aron dengan suara yang lembut.Mira pun menggeleng dan mencoba untuk lepas dari kungkungan suaminya."Ah ggak mau.""Kalau nggak mau, ya udah, aku mending mengunjungi Dede bayi aja," ujar Aron. Mira yang sudah tahu dengan istilah itu pun langsung terkejut dan mencoba untuk mendorongnya, bahkan menendang suaminya tapi, Mira lupa kalau suaminya jauh lebih besar daripada dirinya, dan ototnya juga jauh lebih kuat. Akhirnya, Aron benar-benar melancarkan aksinya untuk mengunjungi Dede Bayi dengan cara bersenggama.Namun hal itu, tentu saja tidak bertujuan untuk menyakiti Mira, itu pure untuk menghentikan penolakan Mira dan memperbaiki hubungan.Sehingga, pasca kejadian itu Mira jadi mau mendengarkannya dan Aron

  • Hamil Anak Om Miliarder   182. Hormon Bumil versi Mira

    "Aku gak bermaksud gitu Sayang." "Tapi kamu begitu... hiks." "Oke-oke, aku minta maaf. Maafin ya." Mira tetap fokus memasukkan barangnya ke dalam tas, ia tak mau lagi tinggal satu atap dengan Julia. Ia tidak ingin menahan diri terus, ia cemburu. "Sayang...." panggil Aron lagi. Mira tetap diam saja, sementara tangannya terus memasukkan barang-barangnya ke tasnya. "Sayang dengerin aku...." Mira tak menjawab, ia benar-benar kesal. Aron juga bingung, ia tak bisa menyalahkan istrinya, tapi situasinya berbeda dari biasanya. "Sayang, ayo bicara dulu," ajak Aron. Namun, Mira tetap diam tak bersuara, ia terus mengabaikan suaminya. Hingga akhirnya, Aron mendekat dan memeluknya tiba-tiba dari belakang. Mira kaget dan secara otomatis berhenti memasukkan barang ke tasnya. "Oh, Sayang, maafin aku ya." Mira mencoba melepaskan, tapi Aron terus saja memeluknya dan malah semakin erat. Hal itu membuat Mira sesak, "Lepaaaas, kegencet Dedenya!" protes Mira. "Hah?! Sakit?!

  • Hamil Anak Om Miliarder   181. Akhirnya Mira Jujur

    "Tuh kan...." bisik Dea pada Juna. "Apa?" tanya Juna. Mereka sedang makan malam bersama di Mansion Dea dan Juna. "Kamu sih nyuruh Papi buat jemput Mami, kan Mira jadi cemburu!" jawab Dea kesal. "Kulihat, Mora diem aja tuh," ujar Juna santai. "Ya iya diem, kamu tuh sama Papi emang sama aja ya, nggak peka banget! Dia jelas diamlah, orang dia karakternya begitu, diem. Lihat deh, dia kayak nggak nafsu makan gitu." "Bukannya ibu hamil emang sering gak nafsu makan gitu?" "No, dia nggak mungkin mau jujur kalau nggak ditanya." "Ya kenapa nggak jujur? Ribet amat," ujar Juna. Dea pun mulai kesal dengan suaminya, tapi kemudian Juna berkata sebelum emosi istrinya meledak. "Ya udah ita, aku minta maaf. Nggak lagi-lagi kayak gitu deh." Dea diam saja berusaha mengendalikan emsoinya. Ukuran meja memang besar, jadi jaraknya agak jauh sehingga jika bisik-bisik, mereka tidak dengar. "Tapi... Mami kamu kok kayak masih suka sama Papi kamu?" "Ya emang iya, makanya aku ngomelin ka

  • Hamil Anak Om Miliarder   180. Kriminal Tetaplah Kriminal

    "Tapi itu berbahaya, Sayang," ujar Dea memperingatkan saminya. Ia khawatit suaminya kenapa-napa. "Iya, tapi penjahat tetaplah penjahat, Sayang. Mereka harus dihukum sebagaimana harusnya! Jika ada yang melawan, aku nggak segan-segan mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya." "Hem... kamu yakin?" Juna mengangguk, "Ya, Sayang. Percayalah sama aku." Dea pun menyetujuinya. Meskipun ia memiliki kekhawatiran, itu wajar tapi, sungguh ia mempercayai suaminya. Ia percaya kalau Juna bisa mengatasi semuanya. ••• Keesokan harinya, tiba-tiba saja ada seorang pembantu yang berteriak. "Aaaaaaaa!" Hal itu membuat kepala pembantu terkejut dan langsung bertanya. "Ada apa sih teriak-teriak?!" tanyanya menggeram. Hampir mengomel, tetapi ia langsung melihat ke arah objek yang membuat pembantu itu berteriak. "Apa-apaan ini?" gumamnya. Pembantu bernama Dila itu menerima paket dan langsung ia ambil dan ia taruh di dapur. Ia kira, itu paket pesanannya karena ia berbelanja online. Di

  • Hamil Anak Om Miliarder   179. Harus Sembuh dari Dalam

    "Rani ketahuan akan bunuh diri, tapi segera digagalkan oleh Tim.""Lalu di mana suami Mamiku?""Pergi. Kami menemukan celah ketika ia pergi, dan kami kemudian menemukan Rani yang ingin bunuh diri di sebuah kamar di rumah yang ada di pedesaan." "Hah?! Bagaimana bisa kejadiannya seperti itu? Padahal, Rani adalah sosok yang sangat kuat selama ini. Dia bahkan selalu menentang orang-orang yang bunuh diri, karena kakaknya pernah mengalami hal itu. Dan sudah meninggal," ujar Dea tak menyangka. Sosok yang selalu menjadi penguatnya ternyata punya masalah jauh lebih banyak."Ya seperti yang dia ceritakan ke kamu, kakaknya benar-benar meninggal karena bunuh diri. Lalu Rani, dia menganggap bahwa aku adalah sumber masalah dari kakaknya, sehingga kakaknya mengakhiri hidupnya. Dia menganggap juga, kalau akulah yang membuat hidup keluarganya hancur!""Bisa-bisanya," gumam Dea tak habis pikir."Rani sangat menyayangi kakaknya, sampai ketika kehilangannya, ia menjadi depresi dan mengalami gangguan me

  • Hamil Anak Om Miliarder   178. Tertangkap

    "Aku udah berhasil ngamankan Mami kamu. Tapi sayangnya, Rani sepertinya dibawa kabur atau disembunyikan oleh ayah tiri kamu." "Serius, terus gimana?!" tanya Dea kaget. "Aku masih mencari, dan sayangnya karena mereka di luar negeri agak susah, tapi tenang aja... aku punya banyak koneksi di sana. Jadi masih bisa diatur, tinggal nunggu hasilnya." "Aku harap dia secepatnya ditangkap," ujar Dea. Ia sama sekali tidak merasa kasihan, ia sudah menumpuk amarah pada temannya itu. Sudahlah hampir membunuhnya dan anaknya, Rani juga menghancurkan rumah tangga ibunya. Setelah pembicaraannya dengan Juna selesai, Dea pun makan sesuatu bersama Mira dan Angel. Kemudian Angel pun pulang, karena sudah dicari ibunya. Untung saja Dea juga sangat akrab dengan orang tua Angel, sehingga kedua orang tua Angel mengizinkan anaknya untuk menghibur temannya itu. Kejadian-kejadian itu kemudian diupload ke media sosial Da, agar orang-orang tidak menyalahkan ia dan Juna terus, terhadap kejadian anak

  • Hamil Anak Om Miliarder   177. Kegilaan Rani yang Lain

    "Tentu saja itu sangat mengejutkan dan menjijikan sekaligus," ujar Dea. "Jadi apa yang harus aku lakukan? Rani dilindungi olehnya kan?" "Betul Mami diancam oleh suami Mami, hiks...""Diancem apa Mami?""Diancem, kalau lapor sama kamu mungkin dia akan melakukan hal yang buruk ke Mami!""Oh my God! Mami! Lebih baik Mami pulang ke Indonesia, Mami bisa tinggal sama aku. Juna akan ngelindungin kita!""Tapi...""Dea nggak mau Mami harus mengalami semua ini, dan bertahan sama pria brengsek yang sakit jiwa itu!""Bukan gitu Sayang, tapi Mami ....""Apa yang kamu bicarakan dengan anakmu?" tanya sebuah suara.Itu suara pria dan..."Ah!"Julia teriakan kencang, suaranya berasal dari seberang sana. Hal itu membuat Dea langsung terkejut, itu jelas suara suami Julia dan Julia berteriak karena sebuah tindakan yang sayangnya tidak Dea ketahui."Mami!!!" panggil Dea panik.Akan tetapi, tidak ada jawaban. Ia berkali-kali memanggilnya, dan sambungannya pun terputus."Apa yang harus aku lakukan sekaran

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status