āļŦāđ‰āļ­āļ‡āļŠāļĄāļļāļ”
āļ„āđ‰āļ™āļŦāļē

āđāļŠāļĢāđŒ

75. Promosi Kekayaan Aron

āļœāļđāđ‰āđ€āļ‚āļĩāļĒāļ™: Blue Rose
last update āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”: 2025-01-21 17:23:00
"Dea...." protes Mira merengek.

Dea malah tertawa, hal itu membuat devisi yang ada di samping mereka mulai berkumpul untuk menonton.

Mungkin karena banyak karyawan yang juga menonton kejadian itu, membuat Mira tambah malu.

Mira pun bergegas pergi dari sana meninggalkan Dea yang cengengesan. Mungkin Dea sudah sangat nyaman di sana, karena ia sudah keluar masuk kantor itu dari kecil.

Bahkan saat pertama mereka masuk ke gedung itu, Dea langsung disambut dengan sambutan termanis dan paling hormat.

Mira sendiri merasa malu dengan kelakuan Dea yang terus mempromosikan ayahnya, sebagai orang kaya yang bahkan bisa membeli gedung serupa.

"Jadi, kalau misalnya lu minta apa aja, buku, baju make up, atau Skin Care yang tadi itu... itu cuma satu di antara bare minimun Bokap gue. Dia gak akan rugi apapun, bahkan kalo lo minta rumah, tinggal minta. Itu udah sangat minumum buat lo."

Mira yang dasarnya tak suka keluar lama, sudah kehabisan energi. Orang introvert, jika keluar kelamaan ha
Blue Rose

Nanti malem lagi ya Sayang-sayangku♡Âīï―Ĩáī—ï―Ĩ`♡

| 2
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āđ€āļĨāđˆāļĄāļ™āļĩāđ‰āļ•āđˆāļ­āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āđāļ­āļ›
āļšāļ—āļ—āļĩāđˆāļ–āļđāļāļĨāđ‡āļ­āļ

āļšāļ—āļ—āļĩāđˆāđ€āļāļĩāđˆāļĒāļ§āļ‚āđ‰āļ­āļ‡

  • Hamil Anak Om Miliarder   76. Pasif

    Diam dan menunduk, seolah tak ingin melihat adegan itu. 'Respon macam apa itu?' batin Dea menjerit. "Papi, Tante Lina?!" panggil Dea. Mereka berdua menoleh ke arah Dea, dan Mira. Melihat keberadaan Mira, Lina dan Aron terlihat saling menjauh dan kemudian Dea mendekati mereka. Mira masih di sana, hanya diam di tempat semula, tidak bergerak atau merespon dengan ekspresi lainnya yang menunjukkan kalau ia istri dari pria yang sedang bermesraan dengan perempuan lain itu. 'Minimal jambak kek!' begitulah batin Dea. Asisten Aron juga terlihat pergi dari sana memberikan privasi bagi Bosnya. Sementara itu, Lina langsung menghampiri Dea dan memeluknya seperti biasa dengan senyum cerahnya yang cantik. Bahkan saat berjalan, tubuhnya terlihat luwes dengan pakaian kurang bahan itu. "Halo, Sayang." "Halo, Tan." "Tante mau balik lagi ke Paris, ada fashion show juga di sana. Jadi kayaknya Tante bakalan ke Jakarta lagi dua minggu kemudian." "Dua minggu?" "Iya, jangan khawatir. Setelah

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-21
  • Hamil Anak Om Miliarder   77. Spa

    Tibalah mereka di sebuah klinik kecantikan, di mana Dea terlihat sangat luwes masuk ke sana. Mungkin ini adalah tempat yang biasa Dea kunjungi, jadi Mira hanya bisa percaya dan mengikutinya. Bagaimanapun Ia senang karena Dea telah membuka hati untuk yang lagi. Kemudian ia dan Dea mendaftar untuk melakukan Spa, langkah pertama untuk treatment. "Tapi De, kenapa aku juga?" "Loh, kan gue udah bilang. Pokoknya lu harus jadi cantik biar Bokap gue nggak pergi ke lain hati," ujar Dea. "Em, oke," balas Mira. Ia agak malu karena resepsionis menatap mereka dengan aneh. "Lu harus paham itu, oke?" "Tapi bukannya mahal ya?" "Aduh! Lagi-lagi lu bilang mahal-mahal! Pala lu tuh isinya mahal aja. Sekarang lu bisa ngelakuin apa aja tanpa mikirin biaya, oke?" "Oke...." "Duit Bokap gue banyak, jadi lu nggak perlu khawatir! Awas aja lu alasan mahal-mahal, gue tempeleng lu!" ancamnya. Mira hanya terkekej mendengarnya. Hal itu membuat beberapa pegawai bingung, percakapan mereka j

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-22
  • Hamil Anak Om Miliarder   78. Bikin Suami Terpesona

    Setelah Spa selesai, keduanya langsung pulang karena sudah menjelanh Maghrib. Tentu itu hanya awalnya saja, karena mereka akan melanjutkan program kecantikan yang Dea sebut sebagai program untuk 'menjadi istri yang seksi'. Hal itu membuat Mira agak kesulitan untuk mengikuti standar kecantikan Dea, tetapi dua minggu kemudian setelah menemani Dea cek kandungan (karena Juna tidak bisa untuk mengantar istrinya). Setelah itu, Dea mengajak Mira untuk ke suatu tempat yang mana itu adalah toko pakaian muslimah yang cocok untuk Mira. "Dea, ini kan brand yang sangat mahal. Kamu mau dateng kajian?" tanyanya berbinar. Dea tersenyum paksa, "Kajiannya kapan-kapan, tapi yang mau belanja bukan gue, tapi elo!" "Tapi Dea, ini brand yang mahal banget. Gaji aku tiga bulan bisa aja habis buat beli satu produk ini." "Halah! 2 minggu ini lu udah gue ajarin untuk jadi Nyonya Victorious yang Royal, tetapi kamu nggak bisa menangkap itu?" "Ya kan aku bukan orang kaya, Dea." "Yang lu pakai it

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-23
  • Hamil Anak Om Miliarder   79. Again

    Semuanya panik, dan segera Dea dilarikan ke Rumah Sakit. Mira sampai menangis di sepanjang jalan, takut Dea kenapa-napa. Ia terus memegangi tangan Dea dan mendampinginya selama dibawa ke Rumah Sakit. Dea sendiri masih setengah sadar, tetapi ia hanya bisa merasakan sakit dan meremas erat tangan Mira dan ayahnya yang ada di kanan dan di kiri. Untunglah mereka membawa mobil Alphard yang ruangannya lebih leluasa, sehingga Dea bisa dibawa dengan posisi tiduran. Sementara itu, Juna di samping sopir sambil menyemangati sopir agar lekas sampai di rumah sakit. Mereka semua ribut karena khawatir, dan tak lama kemudian, sampailah di RS lebih tepatnya di UGD. Di sana, Dea langsung ditangani oleh dokter. Lalu ketiga orang yang mengantarnya menunggu di depan ruangan tersebut dengan cemas. Menunggu sejam dengan cemas, ketiganya bergantian bertanya pada perawat dan dokter yang keluar masuk ruangan. Akhirnya, pemeriksaan Dea selesai dan mereka diminta untuk masuk. Ternyata tidak ada hal ya

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-23
  • Hamil Anak Om Miliarder   80. Terluka

    Dea terdiam, sebelum menjawab pertanyaan mereka. Ada pergolakan di hatinya yang membuatnya lelah, sedikit bingung apakah harus jujur atau tidak. Namun, ia terlalu takut pada respon kedua temannya itu. "Ya elah, gue cuma kebetulan aja ketawa sama dia. Aslinya mah... gue masih sebel sama dia, lu berdua tahu kan, apa yang terjadi di antara kita." "Hem... iya sih, nggak mungkin kan lu maafin dia, ya kan?" pancing Rani. "Haha... nggak mungkin banget," balas Dea. "Haha, iya ya..." balas Angel. Kemudian mereka melanjutkan obrolan lain, dan mulai kembali dengan percakapan mereka soal semester akhir yang bikin mumet dengan drama skripsi. . Tanpa mereka tau, Mira belum sepenuhnya jauh dari kamar Dea, ia masih bisa mendengar apa yang mereka katakan. Ia tak sengaja, tapi akhirnya ia berhenti di samping pintu mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Dea. Perih itu tercipta dari sebuah fakta pahit, tetapi ia juga ingat posisinya. Ia pernah melukai Dea, lebih dari yang

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-24
  • Hamil Anak Om Miliarder   81. Rumah Sakit Lagi

    Mira membuka matanya, ia menyadari dirinya ada di rumah sakit. Saat ia mengedarkan pandangannya, ada Aron di sana yang sedang bicara dengan dokter. "Pak...." "Mira?!" Aron dan dokter itu menyadari pergerakan Mira dan langsung menoleh. "Gimana perasaannya?" tanya dokter itu pada Mira. "Agak pusing dan mual, saya kenapa Dok?" tanya Mira. "Anda salah satu korban dari kecelakaan beruntun di Perempatan YXY," ujar dokter. "Untunglah kamu mengalami luka ringan, yang lainnya harus dirawat dengan luka cukup parah bahkan ada 3 yang meninggal." Mira terkejut, "Ya Allah...." gumamnya. Mira mengangkat tangan kanan dan kirinya, tangan kanannya diinfus dan tangan kirinya terdapat perban tetapi masih bisa digerakan. Artinya tidak ada luka serius. Kakinya juga bisa digerakan dengan normal. "Udah kamu istirahat aja dulu, Dea dan Juna mau ke sini katanya." Mira jadi ingat kejadian tadi pagi, tetapi ia harus terlihat biasa saja. "Saya pulang kapan?" tanya Mira. Aron menghela napas mendeng

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-24
  • Hamil Anak Om Miliarder   82. Penasaran Berat

    "Aku... gak bisa bilang. Tapi mungkin kamu bisa tanya ke Papi kamu," ujar Mira. Benar apa yang dikatakan Mira, Dea harus bertanya langsung pada sang ayah. "Fyi, aku juga ragu... tapi aku memilih percaya karena aku suka sama Papi kamu." Dea hanya menghela napas, karena harus menanti jawaban yang membuat ia sulit tidur. "Apa lo terbiasa melakukan hal yang bahkan lo raguin?""Hem... nggak juga sih, tapi mungkin karena aku juga butuh Papi kamu, jadi aku mau.""Berarti lo nggak beda jauh sama teman-teman gue yang jadi Sugar Baby dong, karena butuh."Mira agak terkejut dengan kata-kata itu, tapi kemudian Dea langsung tertawa dan berkata."Haha... cuma bercanda, Mira."Mira pun ikut tersenyum, sebenarnya ia agak tidak enak dengan candaan seperti itu.Ia jelas berbeda posisinya, berbeda metode, dan tujuannya. Mentalnya tidak secetek itu untuk menjual diri hanya untuk menghasilkan banyak uang dari para Om-om yang mungkin sudah beristri dan punya anak."Sorry kalau nyinggung, soalnya bany

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-25
  • Hamil Anak Om Miliarder   83. Orang Terdekat

    "Kamu tahu jilbab yang dia pakai setiap hari?"Juna bingung, "Kenapa jadi Jilbab?""Diem dulu... itu jilbab yang udah biasa dia pakai ke kampus dan kemanapun, harganya itu murah banget. Cuma Rp 35.000 yang di toko online itu loh."Juna paham dan hanya manggut-manggut mendengarkan cerita istrinya tanpa menyela atau mengalihkan pandangan."Nggak cuma itu, pas aku ajak belanja ke Mall... dia bener-bener nggak ngerti sama yang namanya brand bagus. Dia selalu asal ambil dan cari harga paling murah, padahal aku udah bilang dia punya Blackcard yang bisa dia gunain seberapapun dia mau. Tapi dia terus ragu, seolah kalo dia pake itu, Papi bakal minta balikin.""Papi kamu bukan orang yang seperti itu, kan Sayang?" tanya Juna."Iya makanya, aku udah jelasin ke dia. Eh dia masih aja ngerasa begitu..."Juna masih mendengarkan dengan seksama, entah kenapa Dea terlihat sangat segar saat gibah.Kata dokter kandungan, ia harus berperan sebagai pendengar yang baik agar mood Dea senantiasa terjaga, itu j

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-01-26

āļšāļ—āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”

  • Hamil Anak Om Miliarder   185. Tidak Pulang

    "Mami!" teriak Dea pada sang ibu. Namun yang dipanggil, malah sedang asyik berenang dengan bikininya. "Apa sih Sayang?" tanya Julia dengan santai setelah menepi. Dea pun melihat ibunya dengan tatapan geram. Ia membawa Baby Adam dan langsung menyerahkannya pada sang pengasuh. "Mami apa-apaan sih?!" tanya Dea kesal. "Ke mana Papi sama Mama?!""Oh jadi kamu udah manggil dia Mama?" tanya Julia.Ia bukannya fokus pada apa yang dibahas Dea, malah fokus pada panggilan Dea pada Mira."Mereka lagi pergi," kata Julia santai.Ia duduk di pinggiran kolam sambil memainkan air di kakinya.Dea ingat betul kalau hobi sang ibu adalah berenang, dan kolam renang itu jarang dipakai sejak sang ibu pergi. Hanya Dea yang memakai, dengan mood yang sering tidak singkron."Mami tadi bilang, Mora di sini sama Mami.""Nggak... nggak... Mami cuma alasan doang buat godain kamu. Mami juga nggak ekspek kamu bakal ke sini beneran, Mama kira kamu cuma mengancam doang."Dea tidak mengerto jalan pikiran sang

  • Hamil Anak Om Miliarder   184. Jiwa yang Terluka

    "Sejak awal jiwanya sudah terluka, yang harusnya disembuhkan malah dibiarkan. Bahkan difasilitasi untuk berpikir buruk pada orang lain. Ia mendendam dan terus seperti itu, sampai akhirnya perasaan itu menumpuk dan menjadi sebuah penyakit jiwa."Dea dan Juna mendengarkan penjelasan dokter yang menangani Rani dengan seksama.Lalu, Dea merespon, berharap itu menjadi pendukung data tentang Rani untuk sang dokter."Hem... tapi Rani belum pernah ke dokter atau ke psikiater," ujarnya.Sang dokter tersennyum tipis, "Ya... orang-orang yang akhirnya menjadi gila awalnya karena deni dengan dirinya sendiri atas tekanan psikologos yang ia hadapi. Sejak awal mereka merasa sok kuat menghadapi masalahnya sendiri, padahal mereka tak sekuat itu. Merasa mampu untuk bertahan sendiri, tapi aslinya... mereka adalah manusia biasa yang perlu disembuhkan juga, perlu ditemani dan didengadkan. Mereka perlu sembuh dulu, sebelum menghadapi dunia ini yang keras ini," jelas sang dokter.Dea merenung, benar apa yang

  • Hamil Anak Om Miliarder   183. Mengamuk

    "Aaaaaa!" Bug! Mira diangkat dan ditidurkan di atas kasur empuk di kamar mereka. Hal itu membuat Aron senang, istrinya akhirnya menatapnya dengan benar. Sejak tadi misuh dan melengos, ia jadi tidak bisa melihatnya. "Tolong berikan aku kesempatan untuk menebusnya, Sayang," rayu Aron dengan suara yang lembut.Mira pun menggeleng dan mencoba untuk lepas dari kungkungan suaminya."Ah ggak mau.""Kalau nggak mau, ya udah, aku mending mengunjungi Dede bayi aja," ujar Aron. Mira yang sudah tahu dengan istilah itu pun langsung terkejut dan mencoba untuk mendorongnya, bahkan menendang suaminya tapi, Mira lupa kalau suaminya jauh lebih besar daripada dirinya, dan ototnya juga jauh lebih kuat. Akhirnya, Aron benar-benar melancarkan aksinya untuk mengunjungi Dede Bayi dengan cara bersenggama.Namun hal itu, tentu saja tidak bertujuan untuk menyakiti Mira, itu pure untuk menghentikan penolakan Mira dan memperbaiki hubungan.Sehingga, pasca kejadian itu Mira jadi mau mendengarkannya dan Aron

  • Hamil Anak Om Miliarder   182. Hormon Bumil versi Mira

    "Aku gak bermaksud gitu Sayang." "Tapi kamu begitu... hiks." "Oke-oke, aku minta maaf. Maafin ya." Mira tetap fokus memasukkan barangnya ke dalam tas, ia tak mau lagi tinggal satu atap dengan Julia. Ia tidak ingin menahan diri terus, ia cemburu. "Sayang...." panggil Aron lagi. Mira tetap diam saja, sementara tangannya terus memasukkan barang-barangnya ke tasnya. "Sayang dengerin aku...." Mira tak menjawab, ia benar-benar kesal. Aron juga bingung, ia tak bisa menyalahkan istrinya, tapi situasinya berbeda dari biasanya. "Sayang, ayo bicara dulu," ajak Aron. Namun, Mira tetap diam tak bersuara, ia terus mengabaikan suaminya. Hingga akhirnya, Aron mendekat dan memeluknya tiba-tiba dari belakang. Mira kaget dan secara otomatis berhenti memasukkan barang ke tasnya. "Oh, Sayang, maafin aku ya." Mira mencoba melepaskan, tapi Aron terus saja memeluknya dan malah semakin erat. Hal itu membuat Mira sesak, "Lepaaaas, kegencet Dedenya!" protes Mira. "Hah?! Sakit?!

  • Hamil Anak Om Miliarder   181. Akhirnya Mira Jujur

    "Tuh kan...." bisik Dea pada Juna. "Apa?" tanya Juna. Mereka sedang makan malam bersama di Mansion Dea dan Juna. "Kamu sih nyuruh Papi buat jemput Mami, kan Mira jadi cemburu!" jawab Dea kesal. "Kulihat, Mora diem aja tuh," ujar Juna santai. "Ya iya diem, kamu tuh sama Papi emang sama aja ya, nggak peka banget! Dia jelas diamlah, orang dia karakternya begitu, diem. Lihat deh, dia kayak nggak nafsu makan gitu." "Bukannya ibu hamil emang sering gak nafsu makan gitu?" "No, dia nggak mungkin mau jujur kalau nggak ditanya." "Ya kenapa nggak jujur? Ribet amat," ujar Juna. Dea pun mulai kesal dengan suaminya, tapi kemudian Juna berkata sebelum emosi istrinya meledak. "Ya udah ita, aku minta maaf. Nggak lagi-lagi kayak gitu deh." Dea diam saja berusaha mengendalikan emsoinya. Ukuran meja memang besar, jadi jaraknya agak jauh sehingga jika bisik-bisik, mereka tidak dengar. "Tapi... Mami kamu kok kayak masih suka sama Papi kamu?" "Ya emang iya, makanya aku ngomelin ka

  • Hamil Anak Om Miliarder   180. Kriminal Tetaplah Kriminal

    "Tapi itu berbahaya, Sayang," ujar Dea memperingatkan saminya. Ia khawatit suaminya kenapa-napa. "Iya, tapi penjahat tetaplah penjahat, Sayang. Mereka harus dihukum sebagaimana harusnya! Jika ada yang melawan, aku nggak segan-segan mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya." "Hem... kamu yakin?" Juna mengangguk, "Ya, Sayang. Percayalah sama aku." Dea pun menyetujuinya. Meskipun ia memiliki kekhawatiran, itu wajar tapi, sungguh ia mempercayai suaminya. Ia percaya kalau Juna bisa mengatasi semuanya. â€Ēâ€Ēâ€Ē Keesokan harinya, tiba-tiba saja ada seorang pembantu yang berteriak. "Aaaaaaaa!" Hal itu membuat kepala pembantu terkejut dan langsung bertanya. "Ada apa sih teriak-teriak?!" tanyanya menggeram. Hampir mengomel, tetapi ia langsung melihat ke arah objek yang membuat pembantu itu berteriak. "Apa-apaan ini?" gumamnya. Pembantu bernama Dila itu menerima paket dan langsung ia ambil dan ia taruh di dapur. Ia kira, itu paket pesanannya karena ia berbelanja online. Di

  • Hamil Anak Om Miliarder   179. Harus Sembuh dari Dalam

    "Rani ketahuan akan bunuh diri, tapi segera digagalkan oleh Tim.""Lalu di mana suami Mamiku?""Pergi. Kami menemukan celah ketika ia pergi, dan kami kemudian menemukan Rani yang ingin bunuh diri di sebuah kamar di rumah yang ada di pedesaan." "Hah?! Bagaimana bisa kejadiannya seperti itu? Padahal, Rani adalah sosok yang sangat kuat selama ini. Dia bahkan selalu menentang orang-orang yang bunuh diri, karena kakaknya pernah mengalami hal itu. Dan sudah meninggal," ujar Dea tak menyangka. Sosok yang selalu menjadi penguatnya ternyata punya masalah jauh lebih banyak."Ya seperti yang dia ceritakan ke kamu, kakaknya benar-benar meninggal karena bunuh diri. Lalu Rani, dia menganggap bahwa aku adalah sumber masalah dari kakaknya, sehingga kakaknya mengakhiri hidupnya. Dia menganggap juga, kalau akulah yang membuat hidup keluarganya hancur!""Bisa-bisanya," gumam Dea tak habis pikir."Rani sangat menyayangi kakaknya, sampai ketika kehilangannya, ia menjadi depresi dan mengalami gangguan me

  • Hamil Anak Om Miliarder   178. Tertangkap

    "Aku udah berhasil ngamankan Mami kamu. Tapi sayangnya, Rani sepertinya dibawa kabur atau disembunyikan oleh ayah tiri kamu." "Serius, terus gimana?!" tanya Dea kaget. "Aku masih mencari, dan sayangnya karena mereka di luar negeri agak susah, tapi tenang aja... aku punya banyak koneksi di sana. Jadi masih bisa diatur, tinggal nunggu hasilnya." "Aku harap dia secepatnya ditangkap," ujar Dea. Ia sama sekali tidak merasa kasihan, ia sudah menumpuk amarah pada temannya itu. Sudahlah hampir membunuhnya dan anaknya, Rani juga menghancurkan rumah tangga ibunya. Setelah pembicaraannya dengan Juna selesai, Dea pun makan sesuatu bersama Mira dan Angel. Kemudian Angel pun pulang, karena sudah dicari ibunya. Untung saja Dea juga sangat akrab dengan orang tua Angel, sehingga kedua orang tua Angel mengizinkan anaknya untuk menghibur temannya itu. Kejadian-kejadian itu kemudian diupload ke media sosial Da, agar orang-orang tidak menyalahkan ia dan Juna terus, terhadap kejadian anak

  • Hamil Anak Om Miliarder   177. Kegilaan Rani yang Lain

    "Tentu saja itu sangat mengejutkan dan menjijikan sekaligus," ujar Dea. "Jadi apa yang harus aku lakukan? Rani dilindungi olehnya kan?" "Betul Mami diancam oleh suami Mami, hiks...""Diancem apa Mami?""Diancem, kalau lapor sama kamu mungkin dia akan melakukan hal yang buruk ke Mami!""Oh my God! Mami! Lebih baik Mami pulang ke Indonesia, Mami bisa tinggal sama aku. Juna akan ngelindungin kita!""Tapi...""Dea nggak mau Mami harus mengalami semua ini, dan bertahan sama pria brengsek yang sakit jiwa itu!""Bukan gitu Sayang, tapi Mami ....""Apa yang kamu bicarakan dengan anakmu?" tanya sebuah suara.Itu suara pria dan..."Ah!"Julia teriakan kencang, suaranya berasal dari seberang sana. Hal itu membuat Dea langsung terkejut, itu jelas suara suami Julia dan Julia berteriak karena sebuah tindakan yang sayangnya tidak Dea ketahui."Mami!!!" panggil Dea panik.Akan tetapi, tidak ada jawaban. Ia berkali-kali memanggilnya, dan sambungannya pun terputus."Apa yang harus aku lakukan sekaran

āļŠāļģāļĢāļ§āļˆāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āđ€āļ‚āđ‰āļēāļ–āļķāļ‡āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ› GoodNovel āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļ—āļĩāđˆāļ„āļļāļ“āļŠāļ­āļšāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āđ„āļ”āđ‰āļ—āļļāļāļ—āļĩāđˆāļ—āļļāļāđ€āļ§āļĨāļē
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ›
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ­āđˆāļēāļ™āļšāļ™āđāļ­āļ›
DMCA.com Protection Status