Semua Bab Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku: Bab 31 - Bab 40

123 Bab

31. Salah Tingkah

Dan segera menggendong tubuh Nasya ke arah Vila. Darah bercucuran dari jempol kakinya yang juga terluka oleh batu kali yang berujung tajam Meski keningnya tidak mengeluarkan darah yang banyak, tetap saja goresan itu meneteskan darah. "Ada apa? Apa yang terjadi pada Nasya?" teriakan kaget dari beberapa karyawan membuat suasana semakin chaos. Semua panik karena Nasya sudah jatuh pingsan dalam gendongan Dan. "Tadi niatnya mau mandi di sungai, tapi banyak batu dan Nasya tergelincir," terang Mega masih panik. "Ada apa ribut-ribut?" suara menggelegar Bram membuat orang-orang yang sedang mengerumuni Dan dan Nasya menoleh. "Maaf, Pak. Mahasiswi magang kecebur ke dalam sungai, kaki dan juga pelipisnya berdarah. Dia juga pingsan, Pak," sahut salah satu karyawan. Di sisi Bram, ternyata ada Chris yang juga baru tiba di tempat itu. Melihat gadis yang dimaksud adalah Nasya, dia segera melangkah ke depan dan mengambil tubuh Nasya dari gendongan Dan. "Cepat, panggil dokter!" perintah Chr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

32. Dejavu

Rinai hujan di luar sana tak kunjung berhenti, semakin lama justru semakin deras. Dingin, terlebih daerah itu memang memiliki suhu dingin. Siapapun akan memilih meringkuk di bawah selimut, menghangatkan tubuh dan membelai mimpi hingga matahari datang esok pagi, tapi tidak bagi dua insan di dalam kamar paling ujung di lantai dua vila itu. Suhu udara di dalam kamar seketika memanas seiring aktivitas di dalamnya. Siapa yang memulai tidak lah penting, karena memang sudah terjadi. "Kenapa kamu begitu manis. Rasa yang sama seperti dulu, dan aku sangat tergila-gila dan candu dengan nikmatnya bibirmu," bisik Chris di atas bibir Nasya. Gadis itu tersipu malu. Meski sudah menenggak seperempat isi botol beralkohol, tapi kali ini Nasya mau disentuh oleh Chris bukan karena mabuk, tapi justru datang dari keinginannya sendiri. Meski belum seratus persen yakin dengan perasaannya, tapi rasa nyaman dan menginginkan sentuhan Chris membuatnya sadar kalau dia memiliki perasaan pada pria itu. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

33. Kita Bikin Romantis

Banyak kenangan yang akan diingat Nasya sepulang dari Bandung. Semua sudah berubah. Setelah malam panjang yang dia lalui dengan Chris, Nasya meyakini kalau dia sudah jatuh cinta pada pria itu. Berbeda dari sikap Chris biasanya yang cenderung cuek, justru terhadap Nasya begitu lembut. Chris bahkan memilih pulang dengan bus bersama para karyawan. Tidak ada yang curiga pada mereka. Semua karyawan dan staf pulang keesokan paginya karena memang terhambat hujan deras hingga menginap di hotel. Ketika tiba di vila, sikap Nasya dan Chris tampan biasa, hanya pada saat berdua, Chris akan tersenyum lembut padanya. Saat Nasya sudah mulai naik ke bus, pastinya dengan wajah berseri, matanya menangkap sosok Chris yang sudah duduk di kursi depan. "Kita duduk di tengah," ajak Dan menunjuk deretan bangku yang masih kosong. Nasya menolak pada Chris, segera Chris memberikan kode pada Nasya agar duduk di sampingnya. Tapi, Nasya sedikit malu kalau harus duduk di sana. Lagi pula, Dan sudah menarik t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

34. Kangen

'Kamu gak masuk lagi? Ditanyain sama Pak Karyo!'Senyum Nasya mengembang membaca sepenggal pesan yang dikirim Chris. Lalu dia mengetik balasan pesan Chris.'Cie, ada yang kangen, nih. Kalau kangen ngomong aja, gak usah pake bawa-bawa nama pak Karyo.'Tak lama, Chris membalas dengan mengirimkan banyak gambar love padanya, dan stiker seorang pria mencium kekasihnya. Entah dari mana Chris mendapatnya, gambar pada stiker itu juga foto mereka berdua.Dia juga rindu. Nanti setelah selesai urusan dari kampus, dia akan singgah ke kantor, memberikan kejutan pada Chris. Tak lupa, dia juga berniat untuk membawa makan siang untuk pria itu, jadi ada alasan tinggal bersamanya lebih lama.Memikirkan rencana itu membuat Nasya tersenyum. Senyum Nasya lama kelamaan, berkembang menjadi tawa. "Kesambet lu?" tanya Airin menoleh. Keduanya setengah duduk di depan kantor jurusan, menunggu dosen pembimbing Airin keluar. Urusan Nasya sudah lebih dulu selesai, beruntung mendapatkan dosen pembimbing yang baik.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

35. Ngambek

Bolak-balik Chris menghubungi Nasya, tapi gadis itu tidak mau mengangkat. Kepalanya pusing memikirkan cara mengajak gadis itu bicara empat mata guna menjelaskan apa yang terjadi. Begitu melihat Chris dan Kate berpelukan, Nasya mundur dan meninggalkan makan siang yang dibawanya di atas meja Linda, sekretaris Chris yang lain, lalu pergi dengan berlari masuk ke dalam lift. Dia tidak ingin dikejar. Awas saja Chris mengejarnya. Dia sedih dan terluka. Dia tahu kalau Kate adalah kekasih, eh, bukan, mantan, sebelumnya juga Chris sudah menjelaskan, tapi kenapa mereka berpelukan? Nasya tidak terima hal itu. Dia cemburu, itu sudah jelas. Dua bulan menjalin hubungan, tentu membuat Nasya takut dikecewakan oleh Chris. Salahnya sendiri, kenapa terlalu bucin pada pria itu. Tidak mendapatkan respon dari Nasya, Chris memutuskan mendatangi rumah abangnya. Kedatangannya disambut hangat oleh Anton dan Risma seperti biasa. Tidak ada yang curiga kalau keduanya sudah menjalin hubungan terlarang. Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

36. Janji Gak akan Marah Lagi

"Ada apa, sih? Kenapa ibu menangis?" tanya Nasya yang baru saja turun dari kamar dan bergabung bersama mertua dan juga Dika. Berhubungan tanggal merah, Dika juga tidak masuk kerja. Tampaknya pria itu coba menunjukkan perhatiannya pada Nasya sebagai balas budi, tidak selalu pergi berkencan bersama Bima seperti biasa dia lakukan dulu. "Sini, Sayang, kita ada kabar duka," ucap Dika mengulurkan tangan meminta Nasya duduk di sampingnya. Gadis itu menurut, menerima uluran tangan Dika meski perasaannya sudah mulai tidak tenang. Apalagi yang bisa membuat keluarga ini berduka, semua anggota keluarga lengkap di sini. Nasya memang siang ini baru turun dari kamar. Dia masih mencoba memperbaiki moodnya agar tidak marah lagi. Awalnya masih mau mendiamkan Chris sampai besok, ternyata tidak tahan. Dia rindu berat pada pria tampan penguasa hatinya itu. Rencananya, dia akan mendatangi apartemen Chris nanti sore, atau mengajaknya bertemu di toko buku seperti biasa mereka lakukan. "Kamu belum tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

37. Kembali Pulang

Penantian dan kesabaran Chris berbuah manis. A Hasil otopsi keluar dan menyatakan kalau Chris bukan lah Kate, hal ini juga didukung oleh cctv di sekitar jalan masuk rumah Kate. Kalau untuk cctv di bagian dalam sudah dihancurkan oleh pelaku. Tapi tersangka kurang cerdik, ada jejak jari di seprei Kate, serta adannya sisa sperma di kelamin Kate, menyatakan bukan Chris pelakunya. Waktu kedatangan Chris dan keadaan mayat Kate juga menegaskan kalau Chris yang tiba saat itu berdasarkan cctv, korban sudah meninggal. Pihak berwajib meminta maaf sekaligus berterimakasih karena sudah kooperatif. Chris melangkah dengan dagu terangkat keluar dari kantor polisi. Di belakangnya berjalan Bram dan juga pengacara handal yang sudah membantu proses pembebasan Chris. Chris segera ke apartemen, ingin mandi sebelum pergi mencari Nasya. "Bos mau kemana?" tanya yang sudah kembali dengan membawakan beberapa jenis makanan. Dia tahu, di dalam sel Chris tidak makan dengan layak dan juga istirahat c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

38. Buah Cinta

"Kamu kenapa lemas banget? Sakit?" tanya Dika meletakkan telapak tangannya di kening Nasya. Sejak diantar pulang oleh Radit, Nasya menghabiskan waktu di atas ranjang, bergelut dengan selimut lembut."Aku gak papa, Mas. Lagi gak enak badan," ucap Nasya pelan. Coba memejamkan matanya, masih tetap pusing. "Kita ke dokter, ya," lanjutnya lembut, mengusap kepala Nasya penuh sayang.Gadis itu menggeleng. Dia sendiri tidak tahu penyebab dia jadi lemah seperti ini. Selera makan hilang, dan keinginan muntah yang acap kali muncul."Ya sudah, kamu istirahat. Aku ke bawah sebentar menemui Om Chris. Aku pasti cepat kembali, nanti aku urut, ya, siapa tahu masuk angin."Mendengar nama Chris, imun tubuh Nasya seakan kembali, ter-cas dengan sempurna. Dia tidak salah dengar, kan?"Om Chris?" celetuk Nasya terduduk.Dika mengangguk, sedikit memicingkan mata melihat reaksi Nasya. Gadis itu berubah total. Tadi seperti mayat hidup, begitu mendengar nama Chris dia berubah semangat. Walau sedikit curiga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

39. Anak Siapa

Penuh sabar Airin menunggu Nasya siuman. Gadis itu terus mengamati wajah Nasya yang terlihat masih pucat tapi tidak se-mengerikan tadi. Penantian Airin berbuah manis. Nasya terlihat mengerjapkan mata. Perlahan tapi pasti kelopak mata itu terbuka dengan sempurna dan melihat Airin sebagai objek kedua setelah langit-langit kamar. "Ai ... kok, aku bisa disini? Bukannya kita ada di kampus?" Nasya mencoba mengingat apa yang terjadi. Penggalan memorinya menyisakan dia berjalan mencari Airin. "Kamu pingsan!" ucap Airin ketus, memasang wajah jutek karena memang sedang kesal. Nasya lagi-lagi menyembunyikan sesuatu darinya, dan kali ini masalah yang besar. "Kamu marah? Salah apa lagi, sih, aku?" "Salah apa? Enak banget kamu ngomong salah apa. Kamu anggap aku ini sahabat gak, sih? Mana yang katanya udah kayak saudara?" bentak Airin, emosinya pecah. Selama ini apapun yang dia alami pasti cerita pada Nasya karena menganggap gadis itu bagian dari dirinya sendiri. "Kamu memang sahabat aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya

40. Sedih Tak Berujung

Dika masih diam, tidak bereaksi. Nasya yang tepat di depannya juga ikut membeku. Diamati wajah Dika, tegang dan terlihat shock. "M-mas ..." Suara Nasya membawa kembali ke alam sadar. Kali ini pandangannya tajam pada Nasya. "Lelucon apa semua ini, Nas?" Apa maksud Airin?" "Maaf kan aku, Mas. Itu benar, aku sedang hamil," jawab Nasya segera. Menyimpan kebenaran itu di dalam hati dan menunggu giliran mengatakannya, membuatnya sesak. Saat ini amarah yang akan ditunjukkan Dika adalah momok yang menakutkan bagi Nasya. Tapi seperti kata Airin saat dalam perjalanan tadi, bahwa dia sudah dewasa. Jangan lari dari tanggung jawab. "Tega kamu, Nas!" seru Dika menjauh dari gadis itu. Airin melirik Nasya. Dia ingin keluar karena sekarang adalah waktu yang tepat bagi mereka bicara berdua, tanpa ada intervensi dari pihak luar. Nasya mengangguk, lalu sebelum perbicangan alot itu dilanjutkan, Airin pun pamit. "Jawab aku! Jangan diam saja! Kenapa kamu tega? Kamu tidur dengan pria lain di b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status