Semua Bab Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku: Bab 11 - Bab 20

123 Bab

11. Salah Tempat

Baik Nasya atau pun pria yang baru saja memanggil namanya, sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan bertemu di tempat itu. Salah tempat! Hanya itu yang dikatakan Nasya dalam hatinya. Firasatnya sudah buruk, dia akan berada di neraka selama enam bulan ini. Takdir memang kadang suka bercanda, tapi tidak seperti ini juga, dong! Nasya sengaja menghindar i kenapa justru takdir buat mereka mendekat? "Ada apa ini?" tanya Hans yang sudah dipanggil salah satu karyawan dan memberitahu soal keributan di pantry. Tentu saja dia harus bertanggung jawab atas bawahan serta semua yang ada di bawah kepemimpinannya. "Maaf, Pak, ini anak magang buat keributan. Hampir saja pantry kita kebakaran!" sahut gadis yang jadi rival Nasya tadi. "Kebakaran? Maksud kamu, Anggi?" "Ini, Pak, anak magang gak berguna ini masak air, tapi justru melamun sampai air nya habis dan pan nya gosong!" Semua mata kini berpusat pada Nasya. Kebanyakan tentu saja melayangkan tatapan menghakimi. "Benar begitu, Nas?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-25
Baca selengkapnya

12. Pulang Bersama

"Aku antar kamu pulang, ya?" tawar Dan menghadang langkah Nasya. Gadis itu tersenyum. Dia ingin menerima kebaikan pria itu, tapi takut ujungnya jadi tidak enak. Nasya bukan ge-er, tapi dia bisa merasa kalau Dan memang suka padanya. Nasya tidak ingin jadi wanita jahat, memberi harapan pada Dan, padahal jelas-jelas tidak bisa membalas perasaan pria itu. "Mmm ... kamu duluan aja, Dan. Aku udah ada yang jemput," tolak Nasya berbohong. Siapa yang akan menjemputnya, tidak ada. Dika kemarin tiba-tiba saja harus ke luar kota. Terlalu mendadak hingga tidak sempat kembali ke rumah hanya untuk mengambil pakaian. "Pacar kamu?" Nasya hanya tersenyum. Mungkin ini saatnya dia terus terang. Ketepatan Dan sedang bertanya. Dia akan jelaskan kalau dia sudah menikah. "Bukan pacar, tapi-" "Dan, gue nebeng, ya?" Ema sudah bergabung bersama mereka di depan parkiran. Ema yang closing terakhir bergegas memburu Dan. Bisa saja dia naik ojek, tapi jelas dia punya niat pada Dan. "Aku-" Dan tidak bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-25
Baca selengkapnya

13. Terimakasih, tapi Kita tetap Orang Asing!

"Sudahlah, wajahmu semakin jelek kalau terus menangis seperti itu!" ucap Chris menyerahkan kembali selembar tisu. Mobilnya sudah seperti tempat pembuangan sampah, banyak tisu yang berserakan. Nasya masih belum mau diam. Hatinya sakit. Dia tidak mungkin salah lihat. Itu Dika, suaminya! Hatinya panas, memikirkan bagaimana Dika mencium orang lain, padahal bersamanya, pria itu hanya mengecup sekilas, tanpa kesan dan perasaan. "Om, tolong, dong, simpatinya dikit. Aku ini lagi sedih, ya. Punya hati, kan? Malah ngatain wajah aku!" jawab Nasya ketus sambil mengambil tisu dari tangan Chris. "Kamu menangisi yang belum pasti. Belum tentu juga itu Dika. Sekarang kamu tenangkan diri," ucap Chris lembut. Seperti terhipnotis, setiap Chris berbicara lembut padanya, Nasya selalu jadi luluh. Dia pun diam, meredam tangisnya. Pandangan kembali di buang ke luar jendela. Chris menganggap kalau Nasya sudah tenang dan mereka bisa kembali melanjutkan perjalanan. Mobil yang sempat ditepikan di jalan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

14. Katakan Sejujurnya

Minggu sore, Dika pulang. Dia datang tanpa beban dan rasa bersalah. Toh, dia tidak merasa berbuat salah. Dia menyapa semua anggota keluarga, termasuk Chris yang tengah duduk santai di teras rumah. "Wah, pada ngumpul," sapanya ramah. Mengingat kalau dia sudah berhasil membuat Nasya menangis kemarin malam, ingin sekali rasanya Chris memukul rahang pria itu. Dia masih ingat ucapan Nasya saat mereka berpisah di anak tangga terakhir menuju kamar mereka masing-masing, "Terima kasih, Om. Tapi, kita tetap orang asing!" Dirinya lah yang menenangkan Nasya saat bersedih karena perbuatan Dika, tapi justru Nasya ingin tetap menganggapnya asing hanya demi memelihara perasaannya pada Dika. "Kamu sudah pulang, Dik." Risma menyambut anaknya dengan tangan terbuka, dan mencium pipi Dika. Kasih ibu sepanjang masa, tidak peduli bagaimana kelakuan anaknya. "Iya, Bu. Nasya mana?" "Dia di kamar. Temuilah." Dika mengangguk, dan bergegas mencari istrinya. Dalam hatinya, Nasya akan memeluknya karena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

15. Pesan Membuat Resah

"Kenapa, sih, kok cemberut aja Have fun, dong. Katanya mau nonton. Kita lagi kencan ini," ucap Dika memperhatikan Nasya. Film akan segera dimulai, pintu teater juga akan dibuka agar pada penonton bisa segera masuk. Harusnya Nasya bahagia. Keinginannya menghabiskan waktu bersama dengan suaminya terkabul. Hanya saja, pesan yang dia baca di ponsel Dika, membuat dunia kembali kelabu. Kali ini diantara sakit hati dan kecewa, ada ketakutan. Yah, Nasya takut kalau Dika akan mendengarkan nasehat Bima, untuk menceraikan dia. Lagi-lagi, predikat janda yang mungkin saja akan disandang membuatnya sedih hingga ke ulu hati. "Kepalaku tiba-tiba sakit. Kita pulang aja, ya?" Nasya memutuskan tidak akan mempertanyakan soal pesan Bima, dia lelah. Baru saja kepercayaan pada Dika dibangun, kini sudah hancur kembali. Dari pada mereka bertengkar hingga membuat Dika semakin jenuh padanya, Nasya akan coba rem, tapi dalam diam nya, dia akan mengawasi, bahkan mulai mencari tahu. Siaga kalau ada pelakor
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-28
Baca selengkapnya

16. Terciduk

"Udah, kamu gak usah sedih. Kalau dia benar-benar selingkuh, minta cerai, jangan kasih poin!" tegas Aira ikut emosi setelah mendengar penuturan Nasya. Keduanya tengah duduk di kantin kampus, mengurus berkas kelengkapan untuk meja hijau nanti. Airin tidak terima sahabatnya disia-siakan oleh Dika. Airin jadi ingat bagaimana stresnya Nasya atas perjodohan itu hingga sampai dia mengalah demi ayahnya. "Masa aku jadi janda, baru juga nikah beberapa bulan," jawab Nasya cemberut, bibirnya mengerucut. Memikirkan hal itu saja buat dia semakin down. "Gak papa janda. Janda bukan sembari janda, lu janda tapi perawan!" Mulut Nasya yang awalnya terbuka kini terkatup sempurna. Dia belum cerita kalau sudah pernah tidur dengan pria lain, yang parahnya adalah om dari suaminya sendiri. Nasya ingin sekali bercerita, mungkin ini saat yang tepat terbuka pada Airin, tapi bayangan kalau sahabat itu akan marah karena sekian lama menyimpan rahasia darinya membuat keberanian Nasya hilang. "Gini aj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

17. Teman Makan Teman

"Mas, kenapa, sih kamu kayak nurut gitu sama Bima?" Nasya mengulang pertanyaannya yang sempat diabaikan suaminya saat diperjalanan tadi. Kini sesampainya di rumah, tepat di kamar mereka, Nasya kembali menuntut rasa penasarannya. "Bukan begitu. Kami sudah berteman lama. Sikapnya padamu hanya bentuk kepedulian padaku. Dia tidak ingin kamu mempermainkan ketulusanku, Nas. Hanya itu!" Dika menutup buku agenda yang dia tulis tadi, lalu meletakkan di atas meja. Tak lupa kaca mata bacanya juga dia letakkan di samping buku itu. Nasya mengangkat kepalanya lalu bersandar di dada Dika. Bayangan sikap Bima saat makan bersama mereka tadi sangat membuat Nasya tidak nyaman. Dia terus menatapnya dari ujung kaki hingga kepala. Berdecih sebal setiap kali Nasya bicara dengan Dika. "Sudah, jangan dipikirkan lagi. Yang penting aku sayang padamu, dan tidak akan menceraikan mu. Amit-amit. Yuk, kita tidur, aku ngantuk." Dika sudah membenarkan posisinya. Dia memang terlihat tidak memikirkan perten
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

18. Meminta Keadilan

"Em, maksud kamu apa mencuri customer ku?" tanya Nasya penuh emosi. Semua amarah dan kekesalan bercampur jadi satu. Dalam benaknya segera meminta Ema agar mau mengembalikan hak nya. "Maksud kamu? Aku gak paham, Nas." Banyak pasang mata mengamati mereka di ruang istirahat. Jam tiga sore, biasanya para karyawan duduk santai karena pasti jam segitu tidak banyak para customer yang berkunjung. "Gak usah berlagak bodoh! Pak Hari 'kan customer ku, aku yang melayani dan menjelaskan semuanya, kenapa ujuk-ujuk penjualan atas namamu?" wajah Nasya masih terasa panas, emosinya masih belum surut. Nasya tidak akan menyerah, sampai mati akan dia pertahankan yang menjadi haknya. Lagi pula, dia sangat membutuhkan uang itu. Cara Ema yang curang hanya menambah amarahnya saja. "Kamu jangan ngarang bebas. Sejak kapan kamu menjual unit. Tanya pak Hans, dari semua karyawan cuma kamu yang gagal jualan. Jadi, siapa yang akan percaya omongan kamu itu. Lagi pula, diberkas jelas ada tanda tangan saya dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

19. Dewa Penyelamat

Nasya masih bingung dengan semua yang terjadi. Tiba-tiba saja Hans datang dan meminta maaf padanya di depan banyak karyawan dan paling epic dihadiri oleh Chris. Nasya memicingkan mata ke arah Chris. Apa mungkin ini semua ulah pria itu? Bodoh! Kenapa dia baru ingat kalau pemilik perusahaan itu adalah Chris? "Sa-saya menerima permintaan maaf, Bapak," jawab Nasya gugup. "Baiklah, kalau sudah selesai, kamu bisa ikut ke ruangan saya!" perintah Chris menunjuk dirinya. Semua pasang mata menatap Nasya kala itu. Bertanya ada hubungan apa dengan bos besar, hingga harus turun tangan menangani masalah ini. Nasya menghiraukan pandangan penuh tanya para karyawan dan mengikuti langkah Chris. Semua teka-teki dari mana Chris tahu soal kecurangan Ema akhirnya terjawab setelah dia sampai di ruangan dan bertemu Hari Tanu. "Bapak?" Pria itu tersenyum dan melambai. Hari datang ke Alpha Orion Corp untuk bertemu Chris dan mengadukan kecurangan Ema, serta menuntut agar Chris menindaklanjuti Hans
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

20. Rahasia Suamiku

Jantung Nasya masih belum stabil, berdetak lebih kencang dari biasanya. Tangan dan kakinya masih gemetar meski ciuman itu sudah hampir satu jam lalu terjadi. Nasya sudah sampai rumah, sudah mandi dan bersiap untuk tidur, tapi kembali kejadian itu membuat rasa kantuknya hilang. "Maafkan aku, Mas. Aku sudah melakukan dosa!" ucap Nasya merasa bersalah. Semua karena terjadi karena Nasya terbawa suasana dan lemah atas godaan Chris. Ironis memang, yang bukan suaminya justru menyentuh dirinya, menyiram dahaganya yang haus akan belaian. Nasya sempat berpikir kalau lah dia belum pernah disentuh, mungkin tubuhnya juga tidak akan begitu mudah menerima sentuhan lembut Chris. "Harusnya kau tahu malu, Nas! Ingat kau sudah punya suami, bagaimana mungkin kau berselingkuh dengan paman suamimu!" umpatnya memukul ranjang. Nasya melirik ke samping. Sudah tiga hari sisi sebelah kanan ranjangnya kosong. Dika masih belum pulang. Dia rindu pria itu. Nasya seorang istri tapi tidak merasakan kehan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status