All Chapters of Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

123 Chapters

41. Bercerai

Wajah Chris masih tampak kebingungan. Dia sampai kehilangan kata-kata. Belum usai rasa sakit atas pukulan Dika, kini mendapatkan kabar yang sedikitpun tidak dia sangka. "Menghamili?" tanya Chris dengan kening berkerut. Tidak mendapat jawab dari Dika yang sudah membelakanginya dan menghadap tembok, Chris menoleh pada Airin. Gadis itu yang menghubunginya, jadi pasti dia tahu keadaan yang sebenarnya. "Iya, Om. Nasya hamil anak, Om!" Airin mengunci wajah Chris. Dia ingin tahu apakah pria itu senang atau justru tidak terima dengan berita itu. Abu-abu. Chris masih tertegun. Hampir beberapa menit, lalu wajah shock yang terlihat bodoh itu pun memberikan setitik harapan bagi Airin. Chris tersenyum. "Nasya hamil anak ku? Dia mengandung darah dagingku?" ucapnya dengan mata berbinar. Dia bahkan mengguncang bahu Airin untuk memperjelas semua. "Om! Setidaknya tunjukkan penyesalan! Om sudah menghamili istriku. Kalian selingkuh di belakangku!" umpat Dika meremat jarinya. "Oke kami sa
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

42. Kesepakatan

Diskusi yang alot. Tarik-ulur. Dika tentu tidak mau menyanggupi permintaan Chris. Menceraikan Nasya sama saja mengantarkan kepalanya ke tiang gantungan. Apa kata ayah ibunya? Dia juga pasti akan malu kalau sampai orang tuanya tahu soal penyimpangannya. "Aku benar-benar gak bisa menceraikan Nasya, Om. Tolong pahami kondisiku. Terserah, kalau kalian bilang aku egois. Tapi, hanya bersama Nasya aku akan aman. Bersabarlah, sampai proyek ku selesai dan aku punya modal untuk pergi. Untuk sekarang, aku benar-benar belum sanggup kalau sampai ayah menarik semua kuasa atas perusahaan." Dika tidak akan malu mengemis. Dia sadar apa yang dipertahankannya sangat sulit, terlebih kalau melawan Chris. Power pria itu terlalu besar untuk dikalahkan. "Sorry, bayi dalam kandungan Nasya tidak bisa menunggu selama itu. Aku gak mau dia lahir, kamu masih status suami Nasya!" Hening kembali. Dika mati kamus lagi. Tangannya di bawah meja mengepal, kalau bukan takut di penjara, dia akan memukul om nya. Ta
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

43. Cari Kesempatan

Meski tidak sesuai angan Chris, setelah menikah akan bisa sekamar dengan Nasya, paling tidak bisa tinggal satu atap dan bisa melihat Nasya sudah cukup mengobati kecewa Chris. Setelah Risma menaruh curiga pada Nasya akan keadaan gadis itu yang terlihat lemas dan tidak selera makan. Tubuhnya semakin kurus dan wajah pucat. Nasya akhirnya mengaku kalau dia memang sedang hamil. Bahkan Risma sampai kaget kalau saat ini kehamilan mantunya sudah masuk trimester kedua. Tubuh Nasya yang kecil membuat perutnya tidak terlihat seperti orang hamil, hanya sedikit besar. Wanita itu pun suka memakai baju yang berukuran besar guna menyamarkan hamilnya. Selain menutupi dari mertua, Nasya juga tidak ingin jadi bahan olokan temannya, belum kelar kuliah sudah mau punya anak. Terlebih masa skripsi kemarin, sangat menguras tenaga dan pikiran. Beban di perut, beban juga di pikiran. Tapi, mengingat anak yang ada dalam kandungannya adalah buah cinta dengan Chris, Nasya pun menjadi lebih semangat. Usaha ti
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

44. Menyelinap

Setelah sah bercerai, Dika segera angkat kaki dari kamar mereka. Itu sudah jadi ketentuan dari Chris untuk tetap mau ikut dalam sandiwara ini. Beruntung di lantai dua ada lima kamar, dan orang tua Dika tidur di lantai satu hingga tidak tahu apa yang terjadi di lantai dua. Dika menempati kamar di sebelah kamar Nasya. Jadi, kamar Nasya berada diantara kamar Dika dan Chris. Sebenarnya, meski satu kamar pun, Dika juga tidak akan menyentuh Nasya, tapi karena Chris tidak ingin Dika berada di kamar yang sama dengan pria lain yang bukan suaminya, maka Chris mengulti Dika untuk menjauh dari istrinya. Nasya melirik jarum jam, masih pukul 10, biasanya mertuanya masih ngobrol sambil menonton televisi hingga pukul 11, terlebih orang tua Nasya baru pulang, jadi tidak mungkin mertuanya langsung masuk kamar. Deeerttt Kembali ponsel Nasya berdenting. Satu pesan masuk. Dari Chris yang meminta segera datang. Nasya kembali bergerak gelisah. Bagaimana ini? Kalau dia tidak segera ke kamar Chris,
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

45. Masa lalu

Untuk seketika kegiatan berhenti. Panas tubuh masih tinggi bahkan sudah menuntut pelepasan, namun apa hendak dikata. Ketukan pada daun pintu terus menggema, meminta perhatian dari makhluk hidup yang ada di dalam. "Mas ... itu ayah," bisik Nasya ketakutan. Tangannya yang mencengkram lengan Chris semakin mengencang. Sementara Chris malah mengabaikannya dengan lanjut menciumi ceruk leher Nasya. "Abaikan aja," bisiknya menikmati aktifitasnya saat ini. Dia sudah tidak menunggu lebih lama lagi. Ingin menuntaskan permainan mereka. Gairahnya sudah sampai ke ubun-ubun. "Mas, mana bisa main kalau ada ketukan di pintu sebagai musik pengiring," jawab Nasya mendorong tubuh Chris sedikit memberi jarak diantara mereka. Chris menatap Nasya, sepertinya tidak ada tawar-menawar. Chris pun bangkit, kembali mengenakan celana boxernya, sementara Nasya bersembunyi di balik bad cover tebal setelah menarik daster dan pakaian dalamnya ikut masuk ke dalam. Dengan kasar, Chris membuka pintu kamar, seng
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

46. Terjerat Bandot Tua

"Kenapa wajah kamu sedih banget?" Nasya merangkul Airin yang duduk memeluk kakinya. Gadis itu sudah duduk satu jam di lantai kamarnya, menangis meratapi hidupnya. "Bokap sama nyokap mau cerai!" Nasya terdiam. Dia bingung mau jawab apa. Hanya bisa memeluk sahabatnya itu. Pantas saja sudah dua hari Airin tidak muncul di kampus. Nasya sudah coba menghubungi juga tidak ada respon. "Kamu mau apa? Kita keluar yuk, aku traktir eskrim." Airin tersenyum, meski tipis. Sahabatnya itu selalu paham akan dirinya. Airin tidak suka banyak pertanyaan saat dia sedang ada masalah. Cukup mendengar dan berusaha membuatnya mengalihkan pikiran, itu sudah cukup. "Tampaknya, wisuda bulan depan, aku akan sendiri. Papi sama Mami gak bisa datang," ucap Airin diiringi senyum getir. "Gak papa, ada aku, papi, mami, bang Raka, bang Radit, ada om Chris juga." Nasya memeluk Airin erat, kini justru dia yang ikut menangis bersama Airin. Kasihan sahabatnya itu. Bergelimang harta oleh orang tua, tapi kurang perhati
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

47. Mencari Alibi

"Semalam kamu tidur dimana? Aku ke rumah, tapi kata bibi kamu gak ada, malah gak pulang," todong Nasya begitu berhasil bertemu Airin. Hari ini mereka janji bertemu di kampus untuk memperbanyak copy-an skripsi. Airin diam, pura-pura sibuk dengan ponselnya. Nasya yang tidak puas, menyikut lengan gadis itu. "Tidur di rumah teman." Mata Nasya memicing, mengamati wajah Airin meski sulit karena gadis itu menunduk. Teman? Nasya tahu betul kalau itu bohong. Mana mungkin. Memangnya ada teman yang lain dimiliki Airin selain dia? Atau jangan-jangan memang ada, hanya saja dia yang tidak tahu. "Siapa?" "Kamu gak kenal, Nas. Teman magang," jawab Airin pelan, jantungnya berdegup kencang, dan pipi terasa panas. Selalu seperti itu kala dia berbohong. Jangan sampai Nasya tahu kalau dia nginap di apartemen Radit. Pria itu putus asa dengan keras kepala Airin yang tetap kekeuh tidak mau pulang. Radit tidak punya pilihan lain, terpaksa membawanya ke apartemen. "Gak terasa ya, besok kita wisud
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

48. Terbitlah Curiga

Keringat mulia bercucuran di kening Dika. Napas juga tertahan. Nasya yang menyadari kalau pasangan suami istri itu adalah keluarga Dika, yang kemungkinan dari keluarga Risma, segera menarik diri dari Chris. "Bude, lagi ke Jakarta?" tanya Dika buka mulut. Tidak terpikirkan lagi harus berkata apa. "Iya, ada undangan pernikahan teman sekantor pakde mu. Jawab dulu, kenapa istrimu tadi digandeng oleh pria ini?" tatapan bude begitu tajam, jelas menguliti Nasya dan Chris meski terhalang kaca mata. "Nasya sedang hamil, tadi kesulitan berjalan, jadi meminta Om Chris membantunya," terang Dika asal menjawab. Mau bagaiman lagi? Hanya itu yang bisa dipikirkan sebagai jawaban. "Kenapa tidak kamu yang jaga?" susul bude kurang puas dengan jawaban ponakannya. "Tadi sakit perut, Bude. Kalau begitu kami permisi dulu." Dika mengangguk hormat pada keduanya lalu menarik tangan Nasya untuk segera berlalu. Chris yang sejak tadi sabar menahan lidah beracun nya mengikuti langkah Dika dan Nasya.
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

49. Cemburu Buta

"Selamat sayang, mami dan papi juga kedua abangmu sangat bangga padamu. Meski lagi hamil, tetap menyelesaikan kuliah," puji Anisa memeluk putri kesayangannya. Hari ini Nasya wisuda. 15 menit lalu, dia sudah sah menyandang gelarnya. Semua keluarga berkumpul. Baik darinya atau dari Dika, meski raut wajah kedua orang tua Dika tampak tidak segembira keluarga Nasya. Tapi paling tidak mereka datang. Setelah kedatangan saudara Risma, dan menjelaskan semua yang mereka lihat di bandara, Risma memilih untuk menyimpan kecurigaannya. Tidak ingin menyidang Dika dan Nasya di depan keluarganya. Kalau pun kecurigaan mereka benar, biarlah itu menjadi rahasia keluarga mereka saja. Risma akan membahas setelah mbak dan juga abang iparnya pergi keesokan harinya. Namun, sebelum itu terjadi, mereka baru sadar kalau hari ini adalah hari bahagia Nasya. Dia akan wisuda, jadi Risma tidak ingin mempertanyakannya. Itu juga atas saran Anton. Sedikit dia salah bicara, maka yang dihadapinya bukan hanya keluarg
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

50. Tak Bisa Mengelak

"Bukannya itu Dika?" tanya Anton menunjuk ke arah jarum jam dua belas. Semua mata pun melihat ke arah yang ditunjuk. Tubuh Dika membeku. Dia sedang menggendong Gwen tepat di sebelah Gina. Mereka tampak seperti pasangan suami istri yang sedang membawa anak berobat ke rumah sakit. Keadaan yang sebenarnya memang seperti itu. Hanya saja tidak berdua, tapi Bima juga ada bersama mereka. Hanya saja, saat ini Bima sedang membayar biaya periksa Gwen di kasir. "Sedang apa kamu di sini? Anak siapa yang kamu gendong itu? Siapa wanita ini?" tanya Anton membabi-buta. Dalam pikirannya sudah menerka beberapa kemungkinan sebagai penjelasan yang akan diberikan Dika. "Ayah ... aku..." Dika kehilangan kata-kata. Dilihat satu per satu orang yang berdiri di sisi ayahnya. Kedua orang tua Nasya yang juga tampak menunggu penjelasan, Radit dan juga pasangannya yang menunjukkan rasa ingin tahu juga. Hanya Chris yang santai, tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia sudah bisa menebak siapa mereka. "Jawa
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status