All Chapters of Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku: Chapter 91 - Chapter 100

123 Chapters

91. Cari Perhatian

Penguburan Ema dilakukan dengan baik dibawah pengawasan Bram. Chris menempatkan ibunya di tempat pemakaman yang mahal. Dia ingin memberikan penghormatan terakhir bagi ibunya. "Terima kasih di detik-detik terakhirnya kamu sudah mau memaafkan Bu Ema, mas," bisik Nasya mengusap pundak Chris. Setelah lama dipikirkan, Nasya baru sadar kalau selama ini Bu Ema yang dinyatakan sudah sekarat tidak pergi juga meninggalkan dunia ini hanya karena menunggu anaknya datang menyapa. Menunggu maaf dari Chris seperti keinginannya yang sempat dia katakan pada Nasya dulu. Setelah mendoakan, mereka pun pulang. Biarlah kesedihan tinggal di sana. Mereka harus melanjutkan kehidupannya kembali. "Mandi dulu, mas, baru kita makan bersama." Chris mengangguk, lalu menerima handuk dari istrinya. Sejak di perjalanan pulang hingga sampai di rumah, Chris hanya diam. Sedihnya masih terasa. Jadi ingat perkataan Nasya, jangan sampai penyesalan dirasakannya, dan benar saja, dia memang menyesal sekarang kenapa baru me
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

92. Keguguran Nasya

Kau harus datang. Kita ini sahabat, ingat?" Sekali lagi Jasen memohon kesediaan pria yang paling dingin sedikit bicara yang dia kenal. Sayangnya, justru dia sangat menyayangi pria itu. Tidak hanya sebagai sahabat, tapi juga sudah dianggapnya sebagai saudara. Seorang pria bernama Jason tengah memohon pada sahabat karibnya, yang sudah dianggap seperti saudara. Pria yang diajak bicara justru bergeming, hanya diam tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Dia mendengar, tapi begitulah reaksinya pada siapa saja yang mengajaknya bicara. Bukan karena tidak menghargai, tapi perwujudan gunung es dalam kehidupan sehari-hari Jasen adalah pria bernama Edgar Khaizura Hansya. Tidak semua orang bisa berteman dengan Ed karena sikap dingin dan juga terkadang sedikit bengis, tapi tidak dengan Jasen, baginya Ed adalah teman terbaik yang dia punya di bumi ini. Bahkan kedekatan mereka menimbulkan asumsi dari keluarga Jasen kalau anak mereka memiliki hasrat seksual yang menyimpang. Hingga beri
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

93. Kecelakaan Chris

Dokter sudah menangani Nasya, untung saja tidak ada hal serius padanya. Darah memang mengalir di pahanya, tapi bayi dalam kandungannya masih aman dan bisa disembuhkan. Dokter memberi vitamin dan juga penguat janin karena Nasya sendiri juga sebenarnya tidak tahu kalau saat ini tengah hamil. Dokter meminta Nasya untuk beristirahat lebih dulu dan boleh pulang setelahnya. Di tengah kepanikannya, baik Raka ataupun Airin lupa untuk mengabari Chris kalau Nasya ada di rumah sakit. "Jangan bang, nanti mas Chris jadi kepikiran. Sekarang dia mungkin baru sampai di Kalimantan," ucap Nasya menghalangi niat Raka. Siang tadi saat di kafe, Nasya mendapat kabar dari Chris, dia harus berangkat ke Kalimantan sekarang juga. Raka pun akhirnya mengalah. Toh, dokter juga sudah mengatakan kalau Nasya dan bayinya baik-baik saja. Nasya meraba perutnya, dia sudah tidak sabar ingin memberitahukan kabar baik ini pada Chris nanti kalau mereka sudah bertemu. Raka akhirnya meminta Airin pulang dan dia berjanji t
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

94. Tak Tahu Dimana

Hingga seminggu, belum ada juga yang tahu keberadaan Chris. Pria itu seperti ditelan bumi. Nasya hanya bisa meratapi nasibnya. Kesedihannya tidak bisa terbendung. "Kamu dimana, Mas? Kami merindukan mu. Ada hal yang ingin aku beritahu padamu," cicit Nasya memandang ke luar jendela. Senja sudah mulai turun, dan itu menambah kesedihan Nasya. Dia berencana memberitahukan pada Chris soal kehamilannya. Dia sendiri juga tahu sehari sebelum Chris berangkat ke Kalimantan. Jadi, dia memutuskan untuk menahan perasaan gembiranya hingga suaminya kembali dan mereka akan merayakan berita gembira itu bersama. Siapa sangka justru terjadi seperti ini. Seminggu sudah Chris tidak ada kabar berita. Tim pencari pun sudah berusaha keras. Raka bahkan terbang ke sana bersama Radit mengawasi pencarian Chris yang katanya jatuh ke lembah curam saat memasuki kawana hutan. Sejak awal, Nasya juga tidak setuju kalau suaminya itu menerima ajakan teman bisnisnya untuk merambah ke dunia pertambahan batu bara.
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

95. Takdir Memang Kejam

Anisa sesenggukan melepas Nasya dirawat di rumah sakit jiwa. Dokter bilang, kondisinya tidak seperti layaknya pasien gangguan jiwa, jadi tidak perlu merasa malu ataupun tidak terima jika harus dirawat untuk sementara waktu. Semua kejadian pahit itu terjadi begitu cepat. Yang paling membuat Anisa sedih tak terperihkan, dokter memberitahu kalau saat ini Nasya tengah hamil. Bagaimana Nasya akan menjaga kesehatannya sekaligus kesehatan bayi dalam kandungannya dengan kondisi seperti ini? Namun, rumah sakit jiwa yang mereka rujuk memiliki perawatan terbaik di kota. Lagi pula, Nasya bukan seperti orang gila yang berteriak atau pun melakukan tindakan bodoh, hanya termenung, dan terkadang suka berhalusinasi seakan Chris ada di depannya. Tidak punya pilihan lain, keluarga harus merelakan Nasya dirawat di sana. Tujuannya agar memberikan perawatan intensif, menghilangkan halusinasi yang diderita Nasya hingga berpotensi membuatnya hilang kesadaran. Dirga sudah meminta perawat khusus seba
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

96. Life must Go on

Nasya sudah kembali beraktifitas. Meski hidupnya tidak sama seperti dulu lagi, tapi Nasya tetap mencoba melakukan yang terbaik, semua demi anak-anaknya. Dia sudah berjanji tidak akan menikah lagi, sisa umurnya didedikasikan hanya untuk anaknya. Baginya membesarkan anak-anak adalah bentuk pengabdian bagi Chris yang diyakini masih melihat mereka dari tempatnya. "Mbak, itu ada yang marah. Katanya pesanannya keasinan." Leader yang dipercaya Nasya bertanggung jawab di cafe itu mendatanginya saat dirinya tengah sibuk menghitung omzet mereka satu bulan ini, karena besok sudah awal bulan lagi. "Cepetan kamu ganti makanannya. Minta maaf, dan sebagai bentuk permintaan maaf, kali ini gak usah bayar." Leni pergi, meninggalkan Nasya di ruangannya. Tapi hanya beberapa menit, karena Leni kembali mendatanginya. "Dia mau ketemu sama, Ibu." Nasya pun mengerutkan kening. Tapi, demi kesopanan dan menjaga suasana tetap kondusif, Nasya pun mengikuti kemauan pelanggan itu. "Maaf, Pak, ada yang b
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

97. Putri Cantik Bernama Kristal

Tidak hanya ketuban Nasya yang sudah pecah, darah juga keluar dari tubuhnya yang bisa membahayakan nyawa Nasya juga anaknya. Dokter menerangkan kondisi Nasya pada keluarga dan menyarankan tindakan yang harus diambil. "Lakukan saja tindakan yang diperlukan, Dok. Lakukan apa saja asal putriku selamat!" Melahirkan anak keduanya itu, Nasya harus operasi caesar. Dia sudah masuk ruang operasi, tempat terakhir yang bisa diantar oleh keluarga. "Nasya pasti baik-baik saja, Mi. Kita duduk dulu, jangan sampai mami jatuh pingsan sejak tadi menangis." Dirga memapah istrinya yang terlihat lemas untuk duduk di kursi tunggu. "Mami minum dulu," Raka menyodorkan segelas air hangat. Anisa menerima dan menghabiskan isi gelas. Setahu Anisa, hanya butuh kurang dari sejam melakukan operasi, mengapa sudah hampir satu jam tidak ada juga dokter yang mendatangi mereka. Anisa semakin khawatir, memilih bangkit dan mendekat ke pintu masuk. Berharap bisa mendengarkan suara putrinya. Pintu terbuka,
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

98. Siapakah Gerangan Dirinya

Dia gelas penuh air putih diminum Nasya. Dia masih syok, memegang dadanya. Wajahnya berubah pucat. "Wajah ibu pucat, ibu sakit?" tanya Leni membantu Nasya duduk di sofa di ruang kerjanya. "Gak, Len. Aku baik-baik saja. Itu yang reservasi buat meeting, kamu kenal siapa?" Leni menggeleng. Kafe mereka memang sering dijadikan tempat meeting, tapi biasanya juga yang memesan perwakilan dari perusahaan terkait. "Disini reservasi atas nama Miss Linda," jawab Leni menunjukkan catatan pengunjung kafe. Nasya hanya mengangguk paham, lalu diam memikirkan kejadian barusan. Pertemuan yang hanya beberapa detik mampu membuatnya seperti tersengat. "Apa mungkin ada orang di dunia ini sebegitu mirip?" cicitnya masih tertahan pada pertemuan tadi. Nasya bahkan takut untuk keluar dari ruangannya. Dia merasa tidak siap bertemu kembali dengan orang yang akan membawanya dalam kenangan menyedihkan. Namun, sepertinya alam tidak merestui. Nasya harus keluar dari persembunyiannya karena begitu bany
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

99. Dejavu

Raka bisa mendengar ucapan pria di seberang sana karena ikut menempelkan telinga di dekat ponsel itu. Tidak senang dengan sikap pria itu yang terdengar sangat arogan, membuat Raka menarik ponsel dan menggantikan Nasya bicara. "Tidak bisakah Anda bicara lebih sopan? Bila Anda menginginkan ponsel ini, jemput sendiri!" Raka menekan tombol merah menghentikan pembicaraan itu. "Abang! Kenapa dimatikan?" "Hah? Kamu masih mau melayani pria sombong itu bicara?" Raka sudah bangkit dan menarik Nasya ikut berdiri. Mereka berjalan ke ruang tengah. "Kamu mandi, istirahat. Jangan pikirkan pria brengsek itu. Dia bukan Chris. Pergilah, lihat anak-anak mu." Nasya menurut. Dia mengangguk setuju kalau itu bukan Chris. Meski Chris juga selalu bersikap jutek pada orang lain, terlebih pada orang asing. Demi menghilangkan pria itu dari pikirannya, Nasya memusatkan perhatian pada Kristal dan Zain. Bermain bersama mereka hingga keduanya mengantuk dan tertidur di sampingnya. Selimut berwarna bi
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

100. Sekedar Mirip

"Aku rasa tidak, Tuan." Nasya hampir meneteskan air mata. Ya, Tuhan, dia sangat merindukan suaminya. Bertemu dengan orang ini membuat luka lamanya kembali terkuak. Sebaiknya dia segera pergi dari sini. Semakin lama berada di sisi Andrew, energi Nasya akan semakin tersedot hanya untuk memikirkan Chris. "Ponsel Anda sudah saya kembalikan, saya permisi dulu." Nasya memutar tubuh dan menyeret langkahnya. "Tunggu!" Andrew tidak mengerti mengapa perasaan berbeda. Hatinya merasa sakit saat melihat wajah sendu Nasya. Mengapa seakan dia pernah bertemu dengan wanita itu sebenarnya, tapi semakin dia mencoba mengingat, kepalanya semakin sakit. "Mana Jas saya?" Nasya menegakkan wajahnya, melihat Andrew sembari memutar bola mata dan berkata, "Masih di laundry. Nanti kalau sudah siap, akan ku antar!" Nasya mempercepat langkahnya. Dia tidak ingin terus-terusan menyiksa batinnya dengan menatap rindu ke arah Andrew. *** "Nas, itu sirup nya udah tumpah. Gelas kamu udah kepenuhan itu,"
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status