Naomi kehilangan keseimbangan dan nyaris terjengkang. Namun, sebelum itu terjadi, seseorang datang dan dengan sigap menahan tubuhnya dari belakang. “Hei, hati-hatilah, Cantik.”Suara bariton di samping telinganya itu membuat Naomi terkesiap dan spontan kembali menegakkan tubuhnya. Ia berbalik dan mendapati seorang lelaki berdiri di belakangnya. Senyum ramah tersungging di bibir lelaki yang baru saja menolongnya itu. Naomi melangkah mundur, tetapi pinggangnya sudah menabrak meja pantry dan membuatnya tak bisa ke mana-mana. Ia berdeham pelan dengan senyum kaku. “Maaf.”Naomi tidak mengenal wajah asing yang kini menyunggingkan senyum ramah padanya. Ia merasa tak pernah bertemu di mana pun dengan lelaki ini. Akan tetapi, entah kenapa perawakan lelaki ini agak familiar. Atau mungkin hanya sekadar mirip seseorang saja. “Kenapa minta maaf? Kamu tidak salah. Hanya kurang berhati-hati. Lain kali, hati-hatilah. Apalagi kamu sedang hamil, bahaya kalau terjadi sesuatu,” jawab lelaki itu, lagi-
Read more