Semua Bab BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI : Bab 61 - Bab 70

75 Bab

Bab 61 Kenangaku ...

"Saran, tentang apa, Dok?” tanya Devano tidak mengerti. Dokter berusia setengah abad itu melirik Kenanga dan berganti menatap Devano. Devano terkekeh pelan, ketika dokter itu menjelaskan tentang kekhawatirannya. Sedangkan Kenanga hanya tersenyum malu dengan wajah merona. “Tidak mungkin kami begitu, Dok!” sahut Devano lirih. “Bagus, lebih baik Anda berdua saling menahan diri sampai kondisi Anda benar-benar pulih.” “Pasti, Dok!” sahut Devano sambil tersenyum. Tidak berapa lama, dokter dan perawat setelah memeriksa kondisi Devano, meninggalkan ruangan. Suasana menjadi canggung sejenak. Kenanga masih berdiri di tempatnya, sampai Devano mengulurkan tangan. “Mendekatlah! Yang dokter tadi sarankan kan, bukan berdekatan, Ken. Tapi berhubungan badan!” Devano justru menjelaskan hingga membuat Kenanga semakin dilema. Kenanga langsung teringat permintaan Andre tadi. Tinggal satu atap hanya dengan Devano, setelah laki-laki itu keluar dari rumah sakit. “Mas, tadi Mas Andre bilang Bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bab 62 Menjadi Suami Istri

Tidak hanya memegang wajah sang istri. Devano juga memperhatikan Kenanga dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kenanga melirik takut saat Devano mengusap lengan atasnya. “Ken, kamu bukan orang yang baru belajar naik motor, kan? Jatuh di mana? Aku tanya Bi Sumi kalau gitu!” ucap Devano lalu melepaskan tangannya dari Kenanga. “Em, Mas! Aku sudah selesai!” Kenanga lantas menggigit bibir dan mengikat rambutnya. Rambut hitam Kenanga diikat asal sehingga lehernya terekspose sempurna. Jantung Devano berdegup semakin kencang melihat leher putih itu. Devano segera berdiri di depan wastafel, sedangkan Kenanga sedikit menyingkir. Kenanga kembali menatap cermin dan mulai memakai hijab. Saat bersamaan, Devano juga menatap cermin. “Kamu sangat cantik. Apa kamu akan selalu memakai hijab, Sayang?” tanya Devano. “Apa kalau malam dokter tidak masuk ke sini?” tanya balik Kenanga. “Perawat, tapi mereka juga ada laki-lakinya!” “Kan biar aman, Mas! Dengan aku pakai hijab terus Mas Dev juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 63 Drama Di Apartemen

“Apa, mas?” Kening Kenanga berkerut, lalu membaca sebaris kalimat dari teman Devano.Kenanga lantas menatap Devano dan terdiam. Kabar mengenai Dion yang menyerahkan diri ke polisi tidak serta merta membuat Kenanga bahagia. Wanita itu menarik napas pelan.Setahun lalu, Dion masih suaminya. Laki-laki yang baik dan begitu lembut. Namun, semenjak ketahuan berkhianat sifat Dion berubah drastis. Dion tidak hanya sering mencari masalah, tetapi juga berubah kasar. Tiba-tiba Kenanga meneteskan air mata dan diketahui oleh Devano.“Kamu sedih dia bertanggung jawab atas kelakuannya?” selidik Devano.“Kenapa dia berubah begitu kasar setelah kemauannya tidak dituruti?” Devano mengulurkan tangan mengusap pipi Kenanga. “Kita kaum laki-laki itu pada dasarnya egois, Ken,” sahutnya dengan tatapan dalam. “Cuma cara mengendalikan ego kita yang berbeda. Aku sebenarnya juga cemburu lho, saat kalian menikah. Sakit banget rasanya, cuma yang aku pikirkan bagaimana kamu bahagia. Ternyata cara mengalahku itu sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 64 Jatah Pertama

Kenanga hendak menolak, tetapi Devano justru memeluknya semakin erat. Napas Devano memburu, saat meloloskan baju Kenanga hingga terjatuh di bawah mereka. Kini tubuh keduanya tanpa sekat sehelai benang pun.“Ken, kamu perfect banget,” puji Devano jujur, lalu kembali mencium bibir sang istri.Dengan ragu, Kenanga melingkarkan lengan di pinggang Devano dan mulai membalas ciuman sang suami.Detak jantung Devano semakin cepat, manakala melihat tubuh indah di depannya. Kulit kuning langsat seperti porselen dan perpaduan lekuk yang indah membuat Devano menelan ludah.“Mas, aku khawatir,” ucap Kenanga lirih sembari mengusap pipi basah Devano.“Aku yang merasakan bagaimana tubuhku, Ken. Tolong percaya padaku, aku baik-baik saja. Jangan takut dan jangan menolak lagi!” pinta Devano, lalu kembali menautkan bibirnya di bibir Kenanga.Kenanga mengangguk pasrah sembari berdoa dalam hati untuk kesehatan suaminya itu. Setelah puas berciuman di dalam kamar mandi, mereka segera mengeringkan tubuh.Lagi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 65 Rencana

Pikiran Devano terus teringat ucapan Andre. Devano mengguyur tubuhnya di bawah shower, dengan mata terpejam. Bayangan mengenai bayi-bayi mungil yang tidur dengan kasur seadanya membuat Devano terenyuh.Sebagai seorang dokter, Devano memang memiliki ikatan emosional dengan bayi-bayi itu. Bahkan, dulu Devano pernah berniat memiliki anak adopsi. Namun, setelah dinyatakan mengidap leukimia dia mengurungkan niat itu. Sebagai gantinya, Devano menjadi donatur tetap sebuah panti asuhan.“Jangan sampai bayi itu diserahkan ke dinas sosial!” ucap Devano, lalu menyudahi mandinya.Kenanga mengerjap pelan, lalu buru-buru hendak bangun ketika merasakan pergerakan di depannya.“Mas, jam berapa ini? Kok tidak bangunin aku, Mas?” Kenanga merasa tidak enak hati.Devano tersenyum, lalu menahan tubuh Kenanga untuk tetap berbaring. Kenanga menatap Devano yang terlihat lebih segar meskipun memakai pakaian casual. Aroma parfum maskulin berpadu dengan shampo dari rambutnya yang setengah basah, membuat Devano
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 66 Menemui Dion

Raut wajah Devano berubah masam. “Untuk apa, Ken?” tanyanya tidak suka.Kenanga menunduk, lalu menarik napas panjang. Setelah itu dia kembali menatap Devano dengan penuh harap.“Aku ingin bicara sesuatu padanya. Makanya harus sama Mas Devano!”“Apa masih penting itu?” sahut Devano tidak bisa menyembunyikan cemburu.“Mas, aku hanya ingin …”“Baiklah, hanya bicara yang penting saja!” Devano kembali menyahut cepat sembari memalingkan wajah dari Kenanga.“Mas …”Devano tidak mau menyahut lagi dan justru keluar dari kamar meninggalkan Kenanga. Kenanga mendengus lirih menghadapi sikap Devano yang ternyata sangat cemburuan. Kenanga mengikuti, ternyata suaminya itu duduk di sofa panjang sedang menonton televisi.Lantas, Kenanga melingkarkan lengan di leher Devano dari belakang. Namun, laki-laki itu masih bersikap tak acuh dan justru fokus pada layar televisi. Kenanga tidak kurang akal. Dia memutar tubuh dan duduk di samping Devano, menyandarkan kepala ke bahu sang suami. Sudut bibir Devano t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 67 Rencana Adopsi

“Kenanga benar, Yon. Risma mengalami drop mental. Dia membenci anaknya sendiri. Aku tidak yakin jika pihak lapas belum mengabarimu mengenai nasib Carla!” “Carla? Katakan yang jelas, Dev!” Dion tidak sabar lagi.Devano lantas melirik Kenanga di sampingnya. Tampak wanita itu mengangguk, dengan tatapan nanar. Membayangkan bayi mungil yang seharusnya mendapat dekapan dan ASI dari Risma, bernasib tidak beruntung. Memang, luka yang ditorehkan Dion dan Risma begitu dalam di hati Kenanga. Namun, sebagai seorang wanita yang pernah kehilangan calon anak, Kenanga tidak tega melihat bayi itu menderita.“Apa kamu rela jika anakmu dititipkan di panti sosial? Atau mungkin kamu memilih dirawat Bapak dan Ibu di kampung? Apa kamu tidak kasihan dengan Bapak dan Ibu, jika tahu apa yang terjadi sebenarnya?”Tampak raut sedih di wajah Kenanga. Ini kali pertama Kenanga bicara dengan nada ramah dan panjang semenjak mereka bercerai. Kenanga tidak bisa membayangkan betapa sedihnya orang tua Dion jika mengeta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 68 Memulai Hidup Baru

“Akan aku pikirkan, demi Carla.” Dion menepuk pelan lengan Devano. “Selamat ya, Dev. Akhirnya, kamulah yang menang. Jangan bodoh sepertiku!” ucapnya dengan suara parau.Devano mengangguk pelan. “Dulu aku titipkan dia padamu karena aku sakit. Sekarang sudah sembuh, maka aku ambil kembali apa yang kutitipkan. Hari Minggu kami akan mengadakan resepsi, jika diizinkan kamu datanglah!” ucapnya lalu bangkit dan merangkul bahu Dion.Kenanga mematung menatap interaksi kedua lelaki yang sama-sama menorehkan cinta di hati itu. Dion terkekeh pelan menutupi rasa sesak di dadanya.Lalu, pandangan Dion berhenti pada Kenanga. “Selamat atas pernikahanmu, Ken. Kamu memang pantas bahagia. Maafkan aku yang gagal total menjadi suamimu!” ucapnya kemudian beranjak dari tempat duduk. Sekali lagi, Dion menatap Devano penuh arti. “Kamu benar-benar hanya menitipkan dia padaku, Dev. Jaga Kenanga kita!” Lantas, Dion mendekati penjaga lapas dan memintanya membawa kembali ke tahanan, tanpa menunggu jawaban Devano.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 69 Kembali Mengikat Janji

Kening Devano mengernyit menatap gadis yang hanya senyum-senyum itu. Bila diperhatikan secara seksama, gadis itu memiliki kemiripan dengan Kenanga. Melihat kebingungan di wajah Devano, Kenanga justru tertawa kecil.“Dia Aline, anaknya Tante. Kalian pernah bertemu di kampus, Mas. Aku pernah lihat foto kalian!”Mungkin terlalu sering memberi penyuluhan di beberapa kampus berbeda, membuat Devano tidak bisa mengingat satu persatu. “Oh, ya? Maaf aku tidak bisa mengingatnya, tapi memang seperti pernah bertemu,” ungkap Devano jujur.“Iya, tahun lalu ketika Pak Dokter ke Jogja!” timpal Aline.“Oh, iya. Ternyata kalian bersaudara, ya!”“Kan pas kalian ada masalah, Mbak Ken pulang kampung, Pak. Niatnya menenangkan diri malah nangis melulu!”Kenanga melotot mendengar kejujuran Aline yang tidak bisa menjaga rahasia. Melihat kekesalan kakaknya, Aline nyengir kecil, kemudian meninggalkan pasangan suami istri itu. Sepeninggal Aline, Devano menatap tidak berkedip pada Kenanga. Dia ingin mencari kej
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 70 Kejanggalan

Deburan ombak di laut lepas sana yang tanpa henti, seolah ikut mengiringi kebahagiaan dua orang di atas tempat tidur itu. Seperti biasa, Devano selalu memuja setiap inci tubuh Kenanga dengan hati-hati. Dia perlakukan Kenanga begitu lembut. Itulah janji Devano, dia memang ingin memperlakukan Kenanga layaknya ratu hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit yang pernah ada. Kenanga tersenyum dan sesekali memejamkan mata, ketika ciuman Devano menghujani wajah lembabnya. Udara di sekitar pantai memang dingin kala malam hari. Namun, tidak bagi pasangan suami istri itu. Tubuh mereka justru basah oleh keringat. Devano menyingkirkan anak rambut Kenanga yang terjuntai ke pelipis, lalu mencium kening wanita itu. “Terima kasih, ya, Mas,” ucap Kenanga dengan tatapan dalam. Sebelah tangan Kenanga memeluk bahu tegap Devano. Keduanya saling pandang penuh cinta dan sesekali balas tersenyum. Devano sedikit menoleh, melirik jam digital di atas nakas. Laki-laki itu terkekeh pelan menyadari waktu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status