Home / Urban / MENANTU JENDERAL NAGA EMAS / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of MENANTU JENDERAL NAGA EMAS: Chapter 131 - Chapter 140

290 Chapters

131. Neilson percaya bahwa Mike Ali masih ada

Neilson berdeham sekali sebelum berkata, “Alex, aku menawarkan pada mu untuk jadi salah satu dari petarung andalan di organisasiku, Spectra. Aku melihat kau pantas sekali untuk ikut bergabung. Fisik dan cara bertahan mu yang luar biasa tentu jadi alasan utama.”Neilson kagum dengan teknik bela diri yang dikuasai oleh Alexander. Kekaguman itu timbul tatkala dia menyaksikan Alexander buat cacat Martin Scott hanya dengan satu gerakan bertahan saja. Setelah itu, ketika dia menguji seberapa kuat Alexander dengan cara menyerangnya, dia akhirnya dipaksa benar-benar mengakui bahwa Alexander memanglah tangguh. Jika dalam bertahan saja sudah hebat bukan main, lantas bagaimana kalau seandainya Alexander memberikan serangan balasan kepada dia dan juga Martin Scott? Kepala gangster Spectra itu sangat bangga jika Alexander bersedia bergabung. “Kau pasti disegani oleh banyak orang di sana, Alex.”Mendapat tawaran itu, Alexander tidak serta merta mengiyakan. “Tidak ada yang spesial dariku, Paman. Ak
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

132. Laura percaya bahwa Evans Holland masih hidup

Laura hampir seusia dengan Alexander. Meski begitu, Alexander tetap memanggilnya dengan sebutan Bibi. Pada sidang keluarga tempo lalu, Alexander pernah membahas tentang salah satu gurunya yakni Evans Holland kepada Laura dan menjanjikan pada Laura akan menjadi artis terkenal di media Sky Vision. Kala itu Laura mengolok-olok dan menganggap Alexander sudah tidak waras. Itu dulu, tapi tidak untuk sekarang.“Alex, aku senang mendengar kabar kau telah kembali. Kenapa? Karena aku menagih janji mu. Dulu kau pernah menawarkan padaku untuk menjadi artis di Sky Vision. Baiklah, aku percaya pada mu tentang apa saja yang kau katakan, termasuk fakta dari mu bahwa Evans Holland masih hidup.”Sama seperti empat saudaranya tadi, Laura menaruh kepercayaan dan harapan besar pada Alexander. Pada acara kali ini dia juga mendadak baik seperti yang lainnya. Dia tersenyum lebar penuh kehangatan lalu berkata dengan lemah lembut, “Alex, kepergian sementara mu merupakan malapetaka bagi kami semua, dan kep
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

133. Alexander menjadi tumpuan harapan

Tidak cuma Gabriella, Alexander juga merasakan hal yang sama dari tadi. Perubahan sikap dari anggota Keluarga Callister selain Pablo benar-benar mengguncang pikirannya. Kenapa mendadak mereka semua baik dan percaya pada Alexander? Apa mungkin lantaran pengaruh Somers sehingga mereka takut jika sedikit saja mengecewakan Alexander makan mereka bakalan kena hukum seperti Pablo? Bisa jadi ini semua terjadi karena perintah dari Somers yang menyuruh mereka agar berbaik hati pada Alexander. Bisa jadi demikian. Brendon menggagahkan diri dan berkata dengan penuh wibawa, “Kau bakal menjadi pahlawan bagi kami semua, Alex. Kau bisa membantu dalam segala permasalahan yang tengah kami hadapi. Kakek Somers yang sedang sakit parah. Harlow yang berencana menjadi Wakil Rektor. Shinta yang ingin karirnya bagus di rumah sakit. Neilson yang mau menjadikan Spectra bisa bergabung dengan Black Horns. Laura yang bermimpi jadi aktris populer dan kaya. Dan aku, aku juga termasuk. Bukankah dulu kau mengataka
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

134. Gabriella merasa ada yang aneh

Winnie tetap sibuk menata piring dan gelas di atas meja makan. Dia yang mengatur semuanya. Steak, sushi, pizza, ayam goreng dan makanan lainnya dia yang mengatur sedemikian rupa. “Maaf, aku tidak sempat memasak untuk acara besar dan meriah kita malam ini. Maaf juga karena sudah merepotkan kalian berlima.” Winnie sedikit menyesal karena tidak mempersiapkan segalanya dengan matang sehingga agak merepotkan yang lainnya. “Terimakasih lagi karena kalian sudah bawa makanan yang banyak untuk kita semua.”Laura Callister menarik satu piring lalu mengambil tiga potong sushi. “Alasannya karena Alex Luther. Kita berada di sini tentu saja untuk menyambut kedatangan Alex dan sekaligus sebagai bentuk ucapan terimakasih kita karena dia bersedia membantu kesembuhan Kakek Somers.”Neilson menimpali. “Juga karena dia baik pula sama kita semua sekalian. Tentu saja acara ini karena Alex Luther, menantu pria yang begitu kita banggakan.”Semua mata kini tertuju pada Alexander, sang protagonis yang sedari
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

135. Semua orang sayang sama Alexander, tapi...

Sigap, Winnie menuangkan kopi ke cangkir Alexander. “Minumlah juga, Alex.”Namun pandangan Alexander masih tertancap di punggung istrinya yang kian menjauh. Dia ingin menyusul Gabriella dan menyuruh agar segera balik lagi tapi sebelum Alexander melakukannya, Winnie berulang kali memaksa agar Alexander tetap di kursi, dan di saat bersamaan, lima Callister juga meminta agar Alexander tetap di tempat. Harlow mengangkat salah satu alis seraya berkata dengan dingin, “Biarkan dia sendiri. Apa kau lupa bahwa wanita itu ibarat alam semesta? Ya, alam semesta, yang sangat sulit dimengerti. Haha.”Brendon dan lainnya juga ikut tertawa. “Alex, kau lebih suka memahami rumus dan teori sulit selama setahun dari pada memahami wanita hanya waktu satu jam saja,” kelakar Neilson. “Kalau aku, mendingan bergulat seharian daripada satu menit saja berusaha peka terhadap wanita. Haha.”Semua ikut tertawa lagi. Winnie, Shinta, dan Laura cuma cengar-cengir mendengar gurauan itu. Sebagai Hawa, mereka memang
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

136. Ada racun di atas meja makan

Winnie yang sedang menikmati steak bawaan dari Brendon, lantas sedikit terkejut saat melihat ekspresi tak nyaman di wajah Alexander. “Kenapa, menantuku? Apa ada yang aneh dengan makanan di atas meja kita?”Brendon baru saja mengunyah dan menelan pizza yang sungguh enak. “Alex, ada apa? Cepatan kau makan. Enak lho. Semuanya langsung saja kau coba.” Kemudian dia langsung mengambil sepotong sushi pakai sumpit. “Hu… mantap.”Harlow dan Neilson juga sama, menikmati satu per satu makanan yang ada di sana. “Makan besar kita malam ini.”“Aku akan pesan lagi kalau seandainya kurang.”Ketika semua orang pada sibuk menikmati setiap makanan, Alexander malah bungkam dan terus mengendus-endus. Dia mencermati setiap aroma aneh yang dia rasakan.Winnie mengerutkan bibir dan alisnya. “Ada apa Alex? Apa mungkin kau tidak punya selera makan? Baiklah kalau begitu. Kau mau makan apa? Akan aku pesankan secara online. Paling nunggu tiga puluh menit.”Tapi, Alexander bilang kalau dia tidak mau pesan makan
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

137. Sianida

Semua orang terperanjat! Winnie adalah orang pertama yang protes. “Alex! Jangan buat keributan di sini! Kami sudah capek-capek agar acara ini bisa terlaksana! Kami sudah sangat baik pada mu. Tapi kenapa kau malah bilang kalau di sini ada racun.”Semua Callister terhenyak. Brendon selaku tetua keluarga tidak boleh tinggal diam. Dia berdiri dan berkata dengan tenang. “Racun? Racun apa?”Winnie langsung menyergah karena kesabarannya cepat hilang. Namun, interupsi Winnie langsung dicegat oleh Brendon. “Diam dulu, Winnie! Biarkan Alex bicara terlebih dahulu.”Napas Winnie menderu. Jantungnya bergemuruh cepat. Dia yang sudah berupaya mengubah diri jadi lebih baik, tiba-tiba dikejutkan dengan tingkah Alexander yang sangat biadab. Brendon menyilangkan kedua tangan di dada dan berkata dengan tidak panik. “Racun apa Alex?”Alexander kembali mengendus aroma di sekitar meja. “Sianida. Ada sianida di atas meja makan ini.”Apa? Sianida?! Semua orang kecuali Alexander sudah mencicipi setiap mak
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

138. Menguji kebenaran

“Racunnya ternyata hanya berada di piring kosong milikku.”Semua mata tertuju pada piring kosong di sana. Belum ada satu potong makanan pun yang berada di atas piring tersebut. Tampak bersih dan mengkilat, bahkan seperti tak bekas sentuhan tangan pun di sana. Akan tetapi, Alexander begitu berani mengatakan pada mereka bahwa di sana terdapat sianida. Tentu saja hal itu semakin membuat orang tercengang. Winnie menerbitkan seringai tipis di wajahnya. “Astaga! Alex! Piring itu sangat bersih. Dari mana kau bisa bilang kalau di sana ada racun? Kami rasa, kau sudah terlalu berlebihan mengada-ada. Jika kau masih saja meneruskan apa yang kau tuduhkan, kami sangat menyesal telah melangsungkan acara makan malam ini. Kami kecewa pada mu.”Alexander menjawabnya dengan santai. “Sianida bisa berbentuk padat, cair, dan juga gas. Tidak berwarna, berasa, dan berbau. Tapi aku bisa mendeteksi bahwa di sini jelas ada sianida.”Harlow dan Shinta mengamati piring tersebut secara saksama. Tidak tampak ada
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

139. Rahasia besar pun terbongkar!

Akses untuk bisa masuk ke laboratorium kampus ternyata tidak sesulit yang diperkirakan. Bahkan Alexander mendapatkan pelayanan yang cukup baik di sana. Karena hanya menguji sianida saja, maka tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Ternyata, positif! Di piring tersebut memang mengandung Kalium Sianida yang sangat berbahaya. Alexander segera pulang dengan membawa surat dari hasil pengujian tersebut dan sebelumnya dia sudah menghubungi Somers agar segera juga menuju ke rumah. Somers bersama tim ahli dari militer beberapa orang turut pula hadir. ***Sekitar jam 10 pagi. Rumah Pablo sudah cukup ramai. Winnie dan Gabriella kaget saat melihat kedatangan Kakek Somers yang hadir secara mengejutkan. Meskipun kondisi fisiknya belum sembuh, Somers datang sangat semangat sebab hari ini adalah hari penghakiman. Alexander dan Somers akan mengungkap fakta menarik yang selama ini disimpan oleh seseorang yang ternyata hatinya jauh lebih busuk dari yang diperkirakan. Alexander memperlihatkan ha
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

140. Somers menghakimi!

Winnie merupakan mantan kekasih Pablo semasa remaja. Meski Pablo sudah punya anak dewasa, dia tetap saja menjalin hubungan dengan Winnie, dan itu berakibat sangat fatal sekali.Winnie tergoda dengan hembusan cinta lama, terlebih begitu dia tahu bahwa Pablo sudah sangat sukses dan kaya, maka segala cara bakal dia tempuh asal bisa kembali hidup bersama. Kejinya, Sarah yang menjadi korban dari tindak tanduk Winnie. Seandainya, Pablo menjaga jarak dari Winnie dan jauh lebih pintar melihat situasi, mana mungkin Winnie punya celah untuk meracuni Sarah. Semua telah terjadi dan Pablo memang layak disalahkan. “Kau goblok, Pablo! Kenapa kau masih saja menjalin hubungan dengan wanita jalang dan pelakor ini?!” umpat Somers menyeringai marah. Alexander segera kembali menyabarkan dan menenangkan Somers. “Kakek, rileks. Kau tidak boleh marah-marah dulu untuk waktu sekarang ini,” ucapnya sambil mengusap-usap dada kiri Somers. Melihat wajah Winnie yang tertekuk lesu, Somers mengeraskan rahang dan
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status