“Racunnya ternyata hanya berada di piring kosong milikku.”Semua mata tertuju pada piring kosong di sana. Belum ada satu potong makanan pun yang berada di atas piring tersebut. Tampak bersih dan mengkilat, bahkan seperti tak bekas sentuhan tangan pun di sana. Akan tetapi, Alexander begitu berani mengatakan pada mereka bahwa di sana terdapat sianida. Tentu saja hal itu semakin membuat orang tercengang. Winnie menerbitkan seringai tipis di wajahnya. “Astaga! Alex! Piring itu sangat bersih. Dari mana kau bisa bilang kalau di sana ada racun? Kami rasa, kau sudah terlalu berlebihan mengada-ada. Jika kau masih saja meneruskan apa yang kau tuduhkan, kami sangat menyesal telah melangsungkan acara makan malam ini. Kami kecewa pada mu.”Alexander menjawabnya dengan santai. “Sianida bisa berbentuk padat, cair, dan juga gas. Tidak berwarna, berasa, dan berbau. Tapi aku bisa mendeteksi bahwa di sini jelas ada sianida.”Harlow dan Shinta mengamati piring tersebut secara saksama. Tidak tampak ada
Akses untuk bisa masuk ke laboratorium kampus ternyata tidak sesulit yang diperkirakan. Bahkan Alexander mendapatkan pelayanan yang cukup baik di sana. Karena hanya menguji sianida saja, maka tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Ternyata, positif! Di piring tersebut memang mengandung Kalium Sianida yang sangat berbahaya. Alexander segera pulang dengan membawa surat dari hasil pengujian tersebut dan sebelumnya dia sudah menghubungi Somers agar segera juga menuju ke rumah. Somers bersama tim ahli dari militer beberapa orang turut pula hadir. ***Sekitar jam 10 pagi. Rumah Pablo sudah cukup ramai. Winnie dan Gabriella kaget saat melihat kedatangan Kakek Somers yang hadir secara mengejutkan. Meskipun kondisi fisiknya belum sembuh, Somers datang sangat semangat sebab hari ini adalah hari penghakiman. Alexander dan Somers akan mengungkap fakta menarik yang selama ini disimpan oleh seseorang yang ternyata hatinya jauh lebih busuk dari yang diperkirakan. Alexander memperlihatkan ha
Winnie merupakan mantan kekasih Pablo semasa remaja. Meski Pablo sudah punya anak dewasa, dia tetap saja menjalin hubungan dengan Winnie, dan itu berakibat sangat fatal sekali.Winnie tergoda dengan hembusan cinta lama, terlebih begitu dia tahu bahwa Pablo sudah sangat sukses dan kaya, maka segala cara bakal dia tempuh asal bisa kembali hidup bersama. Kejinya, Sarah yang menjadi korban dari tindak tanduk Winnie. Seandainya, Pablo menjaga jarak dari Winnie dan jauh lebih pintar melihat situasi, mana mungkin Winnie punya celah untuk meracuni Sarah. Semua telah terjadi dan Pablo memang layak disalahkan. “Kau goblok, Pablo! Kenapa kau masih saja menjalin hubungan dengan wanita jalang dan pelakor ini?!” umpat Somers menyeringai marah. Alexander segera kembali menyabarkan dan menenangkan Somers. “Kakek, rileks. Kau tidak boleh marah-marah dulu untuk waktu sekarang ini,” ucapnya sambil mengusap-usap dada kiri Somers. Melihat wajah Winnie yang tertekuk lesu, Somers mengeraskan rahang dan
Selama proses hukum terus berlangsung, Pablo tetap mendekam di dalam rumah milik Somers dan tinggal bersama Gabriella dan Alexander. Pablo benar-benar telah melepas kepergian Winnie tanpa menyisakan sedikit pun kasih sayang. Semua barang pemberian darinya ditarik semua. Itu adalah hak Pablo, tidak ada yang bisa mengintervensi. Seiring waktu, rumah tangga antara Alexander dan Gabriella perlahan mulai kembali membaik karena dorongan dari Somers. Kini Somers memegang kendali kembali isi rumah tersebut supaya tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata lain keleluasaan Pablo dalam kontrol isi rumah akan diawasi sekaligus dibatasi. Ketika suasana di rumah perlahan mulai hangat kembali, di waktu bersamaan, Winnie yang pada hari ini telah menerima putusan pidana dari hakim tentang hukumannya, merasa berat hati dan sangat menyesal. Namun, takdir yang dia pilih sendiri telah menggiringnya ke arah ujung waktu dari dunia. Dia akan dihukum mati! Di sebelah Winnie sudah ada b
Pablo tahu informasi mengenai bahwa tepat pada beberapa saat lalu Winnie telah melewati hukuman mati. Sedikit pun dia tidak peduli tentang itu, dan kini dia sudah punya agenda baru. Kali ini tujuannya sama persis seperti tujuan Winnie, yakni membalaskan dendam pada Alexander.Penderitaan parah yang dialami Pablo sekarang, baginya, itu terjadi lantaran Alexander. Alexander adalah orang yang paling bertanggung jawab atas semua musibah yang telah menimpa dirinya. Oleh karena itu, dia sudah menyusun satu rencana awal untuk melenyapkan Alexander sesegera mungkin. Di kamar, siang hari ini, dia menghubungi suami dari Kendall. Status Pablo dan pria itu sama, yaitu sama-sama menantu Somers. Pablo membangun sebuah propaganda dengan cara bilang bahwa Alexander adalah biang masalah. “Letkol Stanley, saudaraku, aku peringatkan kau agar berhati-hati terhadap pergerakan Alex Luther. Aku saja sudah kewalahan dibuatnya. Jika karir militer mu ingin terus bertahan, kau harus melenyapkan sampah menyim
Stanley punya misi menghabisi nyawa Alexander supaya tidak ada lagi orang yang bisa mengancam eksistensinya baik sebagai menantu Somers maupun sebagai petinggi di militer. Sesuai apa kata Pablo bahwa keberadaan Alexander dinilai sebagai ancaman dan jika tidak segera dimusnahkan, tentu akan membahayakan bahkan dalam waktu dekat ini. Stanley termakan bujuk rayu setan dari Pablo sehingga dia memang akan melakukan perencanaan penculikan dan pembunuhan. Mengingat bahwa dirinya merupakan petinggi militer dan menyadari bahwa Alexander hanyalah menantu kerdil yang menyusahkan, maka sudah barang tentu dia tidak mungkin kesusahan dalam menjalankan misinya. Itulah keyakinan yang ada pada dirinya. Secepatnya, Alexander harus segera dibasmi. Stanley disambut baik oleh Somers di sana. Dia kemudian berkata, “Syukurlah sekarang Ayah sudah semakin membaik. Aku sangat senang mendengarnya.” Dia membawakan beberapa makanan dan barang kesukaan Somers. Menantu yang baik tidak mungkin datang ke rumah mert
Somers cepat memotong, “Maka karir militer mu akan terancam.”Bukan. Bukan hanya itu yang mau diucapkan oleh Stanley. Masih ada beberapa akibat lain yang bakalan kuat terjadi. Hanya saja Somers membuat mulutnya berhenti bicara. Tidak seceroboh Stanley, justru Somers masih bisa mengatur bicara. “Jadi kalian sudah benar-benar pasrah begitu saja? Aku rasa kalian hanya butuh waktu, Stanley. Kau bisa membujuk Jenderal Naga Emas.”Apa Somers lupa bahwa pada cerita sebelumnya Pablo kesulitan melobi bahkan hanya untuk bertemu dengan Jenderal Naga Emas? Stanley mengusap dahinya yang berkerut. “Dia tidak bisa dilobi, Ayah. Dia tidak mata duitan seperti para petinggi di sana. Dia tidak gila kekuasaan dan tidak pula suka bermain tangan di bawah meja. Aku bisa mengatakan bahwa dia orangnya Sepuluh Betul. Tidak ada celah keburukan pada orang itu. Jika kita memaksa untuk melobi, kita bisa celaka. Dengan sangat gampang Jenderal muda bajingan itu akan menghukum kita nantinya.”Seketika terbit keresa
Stanley memandang wajah Alexander dengan ketus sekaligus malas. “Kau tidak mungkin mengerti tentang apa yang kami bicarakan barusan. Hm. Kalau saja Gabriella suaminya berasal dari kalangan militer, tentu saja aku bisa ngobrol banyak bersama dia tentang segala hal yang terkait dengan militer. Tapi payahnya, suaminya sangat menyedihkan. Aku tidak tahu apakah kau paham apa perbedaan senapan laras pendek dan laras panjang.” Dia menyunggingkan senyuman miring sambil menaikkan satu alisnya, sungguh memandang remeh dan meninggikan diri. Sebelum Stanley bicara panjang, Somers menengahi monolog satire itu dengan berkata, “Alex punya jasa besar padaku, Stanley. Jadi aku minta kau jaga ucapan mu.”Stanley menoleh. “Jasa apa, Ayah? Membantu pengobatan penyakit mu? Haha. Ayah perlu ingat bahwa sebelum ini Ayah sudah melewati banyak sekali tahapan pengobatan modern dari dokter-dokter terbaik. Ayah sudah mengeluarkan banyak uang untuk sembuh. Jika Ayah pikir kesembuhan Ayah sekarang karena pertolon