Semua Bab MENANTU JENDERAL NAGA EMAS: Bab 141 - Bab 150
199 Bab
141. Wasiat terakhir Winnie sebelum mati
Selama proses hukum terus berlangsung, Pablo tetap mendekam di dalam rumah milik Somers dan tinggal bersama Gabriella dan Alexander. Pablo benar-benar telah melepas kepergian Winnie tanpa menyisakan sedikit pun kasih sayang. Semua barang pemberian darinya ditarik semua. Itu adalah hak Pablo, tidak ada yang bisa mengintervensi. Seiring waktu, rumah tangga antara Alexander dan Gabriella perlahan mulai kembali membaik karena dorongan dari Somers. Kini Somers memegang kendali kembali isi rumah tersebut supaya tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata lain keleluasaan Pablo dalam kontrol isi rumah akan diawasi sekaligus dibatasi. Ketika suasana di rumah perlahan mulai hangat kembali, di waktu bersamaan, Winnie yang pada hari ini telah menerima putusan pidana dari hakim tentang hukumannya, merasa berat hati dan sangat menyesal. Namun, takdir yang dia pilih sendiri telah menggiringnya ke arah ujung waktu dari dunia. Dia akan dihukum mati! Di sebelah Winnie sudah ada b
Baca selengkapnya
142. Somers semakin membaik
Pablo tahu informasi mengenai bahwa tepat pada beberapa saat lalu Winnie telah melewati hukuman mati. Sedikit pun dia tidak peduli tentang itu, dan kini dia sudah punya agenda baru. Kali ini tujuannya sama persis seperti tujuan Winnie, yakni membalaskan dendam pada Alexander.Penderitaan parah yang dialami Pablo sekarang, baginya, itu terjadi lantaran Alexander. Alexander adalah orang yang paling bertanggung jawab atas semua musibah yang telah menimpa dirinya. Oleh karena itu, dia sudah menyusun satu rencana awal untuk melenyapkan Alexander sesegera mungkin. Di kamar, siang hari ini, dia menghubungi suami dari Kendall. Status Pablo dan pria itu sama, yaitu sama-sama menantu Somers. Pablo membangun sebuah propaganda dengan cara bilang bahwa Alexander adalah biang masalah. “Letkol Stanley, saudaraku, aku peringatkan kau agar berhati-hati terhadap pergerakan Alex Luther. Aku saja sudah kewalahan dibuatnya. Jika karir militer mu ingin terus bertahan, kau harus melenyapkan sampah menyim
Baca selengkapnya
143. Stanley sangat ceroboh dan naif
Stanley punya misi menghabisi nyawa Alexander supaya tidak ada lagi orang yang bisa mengancam eksistensinya baik sebagai menantu Somers maupun sebagai petinggi di militer. Sesuai apa kata Pablo bahwa keberadaan Alexander dinilai sebagai ancaman dan jika tidak segera dimusnahkan, tentu akan membahayakan bahkan dalam waktu dekat ini. Stanley termakan bujuk rayu setan dari Pablo sehingga dia memang akan melakukan perencanaan penculikan dan pembunuhan. Mengingat bahwa dirinya merupakan petinggi militer dan menyadari bahwa Alexander hanyalah menantu kerdil yang menyusahkan, maka sudah barang tentu dia tidak mungkin kesusahan dalam menjalankan misinya. Itulah keyakinan yang ada pada dirinya. Secepatnya, Alexander harus segera dibasmi. Stanley disambut baik oleh Somers di sana. Dia kemudian berkata, “Syukurlah sekarang Ayah sudah semakin membaik. Aku sangat senang mendengarnya.” Dia membawakan beberapa makanan dan barang kesukaan Somers. Menantu yang baik tidak mungkin datang ke rumah mert
Baca selengkapnya
144. Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa
Somers cepat memotong, “Maka karir militer mu akan terancam.”Bukan. Bukan hanya itu yang mau diucapkan oleh Stanley. Masih ada beberapa akibat lain yang bakalan kuat terjadi. Hanya saja Somers membuat mulutnya berhenti bicara. Tidak seceroboh Stanley, justru Somers masih bisa mengatur bicara. “Jadi kalian sudah benar-benar pasrah begitu saja? Aku rasa kalian hanya butuh waktu, Stanley. Kau bisa membujuk Jenderal Naga Emas.”Apa Somers lupa bahwa pada cerita sebelumnya Pablo kesulitan melobi bahkan hanya untuk bertemu dengan Jenderal Naga Emas? Stanley mengusap dahinya yang berkerut. “Dia tidak bisa dilobi, Ayah. Dia tidak mata duitan seperti para petinggi di sana. Dia tidak gila kekuasaan dan tidak pula suka bermain tangan di bawah meja. Aku bisa mengatakan bahwa dia orangnya Sepuluh Betul. Tidak ada celah keburukan pada orang itu. Jika kita memaksa untuk melobi, kita bisa celaka. Dengan sangat gampang Jenderal muda bajingan itu akan menghukum kita nantinya.”Seketika terbit keresa
Baca selengkapnya
145. Obrolan di Green Boulevard
Stanley memandang wajah Alexander dengan ketus sekaligus malas. “Kau tidak mungkin mengerti tentang apa yang kami bicarakan barusan. Hm. Kalau saja Gabriella suaminya berasal dari kalangan militer, tentu saja aku bisa ngobrol banyak bersama dia tentang segala hal yang terkait dengan militer. Tapi payahnya, suaminya sangat menyedihkan. Aku tidak tahu apakah kau paham apa perbedaan senapan laras pendek dan laras panjang.” Dia menyunggingkan senyuman miring sambil menaikkan satu alisnya, sungguh memandang remeh dan meninggikan diri. Sebelum Stanley bicara panjang, Somers menengahi monolog satire itu dengan berkata, “Alex punya jasa besar padaku, Stanley. Jadi aku minta kau jaga ucapan mu.”Stanley menoleh. “Jasa apa, Ayah? Membantu pengobatan penyakit mu? Haha. Ayah perlu ingat bahwa sebelum ini Ayah sudah melewati banyak sekali tahapan pengobatan modern dari dokter-dokter terbaik. Ayah sudah mengeluarkan banyak uang untuk sembuh. Jika Ayah pikir kesembuhan Ayah sekarang karena pertolon
Baca selengkapnya
146. Sindiran menohok dari Alexander
Tidak. Stanley tidak tahu bahwa anak muda di sebelahnya adalah Jenderal Naga Emas sesungguhnya. Dia bilang pada Alexander agar tidak menghancurkan karir militernya karena ada kaitannya dengan Pablo. Karena itu dia berkata dengan terang-terangan. “Pablo, ayah mertua mu, sekarang hancur berantakan hidupnya.” Dia menghujamkan tatapan tajam mengerikan ke manik mata Alexander lalu melanjutkan, “Kau tahu siapa pelakunya? Ya, tentu saja adalah kau, Alex Luther! Selama ini Pablo kurang respect pada mu, makanya kau membalaskan dendam pada dia dengan cara memprovokasi dan menghasut agar Tuan Somers menghukumnya. Nah. Jika kau tega melakukan itu terhadap mertua mu sendiri, jadi tentu saja kau pasti merasa enteng untuk melakukannya terhadap orang lain.” Stanley menunjuk dirinya sendiri. “Termasuk diriku. Tentu kau berani melakukannya terhadap diriku. Tentu kau berani ingin melihat aku hancur. Termasuk hancur di karir militer.”Alexander terperangah. Dia tidak menyangka jika Stanley bicara dengan
Baca selengkapnya
147. Mengadili 30 perwira bermasalah
Di hadapan Somers, Stanley mengghibahi Jenderal Naga Emas seolah dia menunjukkan bahwa dia merupakan bawahan yang kurang ajar. Dan di hadapan Alexander, Stanley mengolok dan mencaci Alexander seakan-akan dia punya kuasa dan kesombongan yang besar. Padahal, apa yang telah dia ucapkan bakalan menjadi senjata pemusnah yang bukan untuk memusnahkan musuh yang dia benci, namun justru memusnahkan dirinya sendiri. Segala ucapan buruk yang keluar dari mulut Stanley layaknya tali yang sangat kuat dan bisa mencekik lehernya kapan saja. Sekarang dia tidak mengerti bahwa dia telah terjerembab di dalam lumpur yang dia buat sendiri. Segera Alexander menugaskan Mayor Farrell untuk menyelidiki seorang Letnan Kolonel bernama Stanley. Karena punya intelijen khusus yang sangat hebat, tidak sulit bagi Alexander untuk mengetahui siapa Stanley dan membongkar apa saja kebobrokan Stanley selama ini. Dari perbincangan antara Stanley dan Somers, itu mengindikasikan bahwa sudah dipastikan ada rahasia yang se
Baca selengkapnya
148. Pemimpin sejati menegakkan keadilan
Itulah kenapa waktu itu ketika ada rapat yang menginginkan agar disediakan alokasi dana untuk pembelian alutsista baru pasca Perang, Alexander menolaknya. Alasan pertama adalah saat ini memang tidak diperlukan karena besar kemungkinan tidak akan ada Perang lagi dalam waktu dekat. Alasan kedua adalah dana yang tersedia memang tidak mencukupi sebab pembelian alutsista dalam jumlah besar tentu akan menghabiskan banyak sekali uang. Dan alasan ketiga adalah karena Alexander menghindari terjadinya kasus korupsi lagi, jika isi rapat tersebut disetujui dan dana dicairkan, maka akan membuka peluang bagi para tikus buruk untuk mengeruk untung. Oleh karena itu, keputusan yang diambil Alexander waktu itu sudah sangat tepat mengingat situasi yang ada di militer sedang tidak kondusif. “Saya meminta Stanley agar bisa naik ke sini!”Stanley merinding ketakutan saat ratusan orang mengawasinya dengan pandangan beragam. Selama ini dia cukup disegani lantaran tidak hanya memiliki pangkat dan jabatan tin
Baca selengkapnya
149. Somers sudah tak punya kuasa lagi
Setelah pemecatan tiga puluh orang tersangka kejahatan yang selama ini bisa hidup normal di markas besar, Alexander pun merombak struktur organisasi di sana dari yang atas sampai bawah. Ada beberapa perubahan yang terjadi, semua demi kebaikan militer ke depannya. Alexander telah menunjuk sejumlah orang untuk menempati beberapa posisi menggantikan tiga puluh orang tadi. Kali ini dia memastikan tidak akan ada lagi kasus serupa yang terjadi. Sebagai solusi lain dari problematika yang ada adalah Alexander menarik kembali uang yang dikorupsi oleh para pelaku kemudian menyerahkan kepada mereka yang berhak menerima. Veteran perang diberikan semua hak mereka. Para keluarga dari para pejuang juga menerima santunan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Pada intinya adalah mereka semua harus merasakan keadilan dan kesejahteraan. Jika kewajiban telah terlaksana, mereka pantas mendapat hak mereka sepenuhnya. Ketika urusan di militer telah kelar, Alexander beraktivitas seperti biasanya. So
Baca selengkapnya
150. Kebenaran dan Keadilan di atas segalanya
Kendall adalah orang yang paling bersedih sedunia pada hari ini. Betapa tidak, dia bakalan kehilangan suaminya dalam waktu yang lama atau bahkan untuk selama-selamanya. Dia berkata dengan air mata yang banjir di wajahnya. “Ayah, tolonglah suamiku. Selamatkan dia dari jeratan hukum. Aku percaya kalau Ayah bisa melakukannya.”Somers tak sampai hati begitu menyaksikan putrinya tampak sedih dan tidak bisa menerima ujian berat selaku seorang istri yang akan ditinggalkan oleh suaminya. Namun, dia cuma berkata dengan nada yang putus asa. “Maafkan ayah mu, Kendall.”“Kenapa, Ayah? Kenapa?” Kendall sampai bersimpuh di hadapan Ayahnya sambil sesenggukan melepaskan emosi yang membuncah di dadanya. “Aku tidak mungkin bisa menyelamatkan suami mu dari jeratan hukum.”Kendall menggeleng keras lalu memeluk kaki ayahnya. “Kau bisa, Ayah. Kau bisa. Kau adalah Jenderal yang pernah menjabat Presiden, kau masih punya kuasa dan pengaruh. Selama ini juga kau masih bisa mengatur apa yang ada di sana. Jadi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status