Accueil / Urban / MENANTU JENDERAL NAGA EMAS / Chapitre 111 - Chapitre 120

Tous les chapitres de : Chapitre 111 - Chapitre 120

290

111. Rahasia benar-benar terbongkar

Namun, Alexander sedikit ragu kalau Somers bakalan memenuhi syarat yang dia ajukan. “Syarat tersebut memberatkan. Aku kurang percaya kalau Kakek bersedia.”Somers tidak mau rencana ini urung, jadi dia berusaha meyakinkan Alexander kalau dia memang bersedia. “Katakan saja apa syaratnya, Alex. Aku akan memenuhinya.”“Kakek berjanji?”Karena sudah muak dengan penyakit yang menyiksa dirinya, maka dengan ini dia bakal melakukan apa pun selagi itu wajar dan dia pun sanggup melakukannya. “Katakan saja.”Sebelum menjawab, Alexander menyandarkan punggung sembari bersedekap. Alexander paham siapa Somers sebenarnya. Jika masyarakat puluhan juta saja pernah dia tipu, Alexander tidak mau hal itu terjadi pada dirinya. Somers adalah penipu dan pembohong ulung. Jangan sampai sekarang dia bakalan memanjangkan hidungnya lantaran merangkai cerita dan seolah-olah jujur sama Alexander. “Jika Kakek berbohong, semoga Tuhan tidak menurunkan kesembuhan.”Somers manggut lagi. “Aku tidak akan berbohong. Aku
last updateDernière mise à jour : 2024-05-17
Read More

112. Pablo tidak bisa menepati janji

Alexander langsung menanggapi. “Kesengajaan dari Tony, atau ada intervensi dari luar? Dari Kakek dan mertuaku misalnya? Somers merasakan jantungnya berdesir saat mendengar itu. “Alex. Begini, aku masih belum paham kenapa syarat yang kau ajukan agar bisa membantu menyembuhkan penyakit ku itu terbilang aneh. Aku tidak mengerti. Kenapa kau meminta agar aku tidak meneruskan perjuanganku dalam mengambil alih saham mayoritas WR-Oil?”“Aku tidak mungkin menjelaskannya dengan panjang lebar dan komprehensif. Pada intinya alasan utama ku ada dua. Pertama, membalas dendam kepada Gavin dan menghentikan rencana buruk Winnie untuk terus menjilati Keluarga Callister. Dan kedua, aku tidak ingin Kakek pada akhirnya menyesal setelah memiliki saham mayoritas perusahaan tersebut.”Somers menarik napas dalam-dalam. Apa yang tadi begitu membuatnya ketar-ketir pun terbukti, meskipun dia masih belum bisa mencerna seutuhnya mengapa Alexander mengajukan syarat itu. “Alex, apa kau bisa mengganti dengan syara
last updateDernière mise à jour : 2024-05-17
Read More

113. Penderitaan si pesakitan

Ketika Sarah meninggal secara mengenaskan setelah beberapa hari pernikahan Alexander dan Gabriella, Pablo adalah orang yang paling layak disalahkan. Tapi, Pablo bersikukuh bahwa dia tidak terlibat sama sekali dalam rencana pembunuhan itu. Somers marah sama Pablo namun seiring berjalannya waktu amarah itu semakin memudar. Sebagai kompensasi dari semua jasa Somers dan kematian Sarah, maka Pablo akan melakukan apa saja, bahkan jika diperintah setiap hari mencium telapak sepatu Somers, dia melakukannya tanpa mengeluh. Dalam Perjanjian tersebut, Pablo berjanji akan membuat WR-Oil menjadi milik Somers. Namun, setelah berjalan empat tahun, hasil yang diinginkan tidak pernah tercapai walaupun segala cara telah ditempuh. Alhasil, Pablo siap menerima hukuman layak dari Somers! “Kau tidak bisa menjaga Sarah putri yang amat aku sayangi, dan kau tidak pula bisa memuaskan keinginanku. Kau bodoh, Pablo!” Somers terus menghujat dan memuntahkan sumpah serapah pada Pablo biar hatinya lega dan plo
last updateDernière mise à jour : 2024-05-18
Read More

114. Alexander memberikan kuliah pada Somers

Keesokan paginya. Somers menghubungi Alexander agar segera ke kediamannya lagi. “Aku sudah punya jawabannya,” ujar Somers yang tetap pada posisi seperti biasa.“Jadi Kakek sudah memutuskan untuk menghentikan proyek memiliki saham mayoritas WR-Oil? Apa buktinya?”Somers berdeham sekali sebelum membalas, “Kau lihat masih ada sisa bercak darah di lantai. Kau tahu itu darah siapa?”Pandangan Alexander terhujam ke bawah dan melihat memang ada kotoran bekas darah. Dia mengendus aromanya, memastikan bahwa ini memang bau yang biasa dia cium ketika di medan perang. Ini darah manusia. “Aku tidak tahu ini darah siapa.”Somers menyunggingkan senyuman jahat di wajahnya. Dengan dingin dia berkata, “Itu adalah darah Pablo, ayah mertua mu.”Alexander kaget. “Aku tidak mengerti. Bisakah Kakek menjelaskannya padaku?”Tentu Somers dengan senang hati menjelaskannya. Soal perjanjian, dijelaskannya secara gamblang dan detail dari awal sampai akhir. Mendengar penjelasan yang panjang lebar tersebut sampa
last updateDernière mise à jour : 2024-05-18
Read More

115. Kontrol minyak, maka kau bisa mengendalikan negara

Ini jadi tamparan keras bagi Somers sebab untuk mengubah diri menjadi pribadi yang bertolak belakang pada karakter biasanya, praktis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Alexander memberikan tatapan yang penuh perhatian karena meskipun Somers di matanya memang pria arogan, dia masih berharap agar Somers mau mengubah diri secara perlahan. Kesempatan untuk jadi orang baik jelas masih ada dan siapa pun berhak untuk berubah. Termasuk Somers. Dia tentu saja bisa berubah asalkan menanamkan niat tulus di hati. “Aku menepati janji untuk membantu dalam kesembuhan Kakek. Dan apakah Kakek mau berjanji pula untuk berubah? Apa Kakek bersedia?” Alexander kembali mengulangi pertanyaan tadi guna memastikan bahwa Somers memang sudah memantapkan diri ingin berubah. “Demi kesembuhan Kakek.”Banyak orang di luar sana yang mana mereka menerapkan pola hidup sehat, tapi karena mereka emosional dan suka marah-marah, mereka gampang sakit. Balik lagi, semua kembali ke hati dan jantung. Somers kemudian
last updateDernière mise à jour : 2024-05-19
Read More

116. Alexander tahu siapa pelaku pembunuh Sarah

Alexander melanjutkan kalimatnya dengan cukup sengit. “Boleh jadi benar bahwa pihak pemerintah dan militer berada di belakang kasus hilangnya Tuan Warren Rockefeller. Karena penguasa licik dan picik, mereka bisa menutupi keburukan mereka dengan beragam cara.” Alexander mengutarakannya sebab dia tiba-tiba teringat dengan gurunya tersebut. Dia tak sampai hati kenapa ada orang yang begitu tega berbuat keji, menculik dan membuangnya, dan sangat beruntung beliau tidak disiksa dan dihabisi. “Warren berhasil memonopoli bisnis minyak dan tidak memberikan kesempatan pada pengusaha dan bahkan pada negara sekali pun. Dia rakus dan tidak peduli.” Somers lebih blak-blakan lagi. Alexander langsung membalik badan, tidak terima gurunya dihujat seperti itu. “Tuan Warren tidak rakus sama sekali dan dia punya kepedulian yang besar. Jika setelah memonopoli dan mengeruk untung banyak dengan berbuat curang terhadap lawan bisnis nya, bisa jadi itu dapat diterima. Tapi, beliau tidak bermain kotor, tidak me
last updateDernière mise à jour : 2024-05-19
Read More

117. Tiga tahapan untuk sembuh

“Sore ini aku akan mengatakan siapa orangnya pada Kakek.” “Kenapa tidak sekarang?” “Saat ini Kakek butuh pengobatan dariku terlebih dahulu. Biarkan obatnya bekerja. Jika Kakek tidak bisa mengontrol diri, pengobatannya akan sia-sia.” Somers mengatur napasnya sebelum berkata, “Baiklah. Baiklah.” Meski begitu, Somers tetap belum bisa tenang, dia malah mengeluh. “Aku menyesal sudah menjadikan Pablo sebagai menantuku. Sangat menyesal. Aku kira dia bisa menjaga Sarah dengan baik. Ternyata, dia lemah, dan bodoh. Sekarang aku khawatir dia bisa menjaga Gabriella atau tidak. Aku khawatir sama cucu kesayanganku.” “Sebaiknya Kakek tidak usah mengeluh, jangan menyesali sesuatu yang telah terjadi, dan jangan pula mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi.” Tiga puluh menit mengeluh bisa merusak otak yang tidak hanya bagi pembicara, melainkan juga bagi pendengar. Begitulah riset mengungkapkan. “Berdamailah dengan masa lalu dan percayalah dengan masa depan selalu baik,” tutur Alexander
last updateDernière mise à jour : 2024-05-21
Read More

118. Teriakan dan kedamaian

Teknik tersebut akan sangat berguna jika sering dilakukan secara rutin. Seseorang bisa mengendalikan emosi dan ketenangan meski dalam situasi yang sulit dan mencekam sekali pun. Somers duduk dengan tenang di pinggiran sambil menikmati sesuatu yang berbeda darinya saat ini. “Alex, seharusnya aku melakukan ini sejak dulu. Sangat simpel tapi efek yang aku rasakan sungguh luar biasa.”“Kita akan mengulanginya beberapa kali. Semoga ke depannya Kakek lebih baik dari ini.”Alexander tahu seandainya kalau dia membahas kematian Sarah dan apalagi bilang bahwa Sarah mati diracuni, Somers pasti emosi parah dan bisa jadi membunuh pelaku tersebut. Oleh karena itu, sebelum hal itu terjadi, Somers harus bisa menguasai diri agar amarahnya tidak meledak sehingga tidak mengganggu kesehatannya. Alexander merasa sebenarnya hal ini tidaklah cukup. Lagi pula butuh waktu panjang untuk melewati setiap proses karena Somers bukanlah penjahat kemarin sore. Butuh proses panjang untuk bisa mengubah Somers menja
last updateDernière mise à jour : 2024-05-21
Read More

119. Terimakasih yang besar

Somers belum bisa melepaskan ekspresi kegembiraan di wajahnya. “Aku tidak menyangka kau punya pemikiran sebrilian ini. Alex, kau seperti penolong yang turun dari langit.”Alexander tidak suka pujian dan sanjungan yang terlalu berlebihan. Dia menggeleng dan berkata, “Kakek tidak perlu bicara seperti itu. Aku cuma manusia biasa sama seperti kita semua. Anggap saja ini adalah pertolongan dari Tuhan untuk Kakek. Bersyukurlah.”Somers mengangguk senang. “Baiklah. Baiklah. Tentu aku pasti bersyukur pada Tuhan. Dan pasti berterima kasih pada mu.”Seharusnya sedari dulu Somers melakukannya sehingga dia mungkin tidak tersiksa seperti yang dia rasakan. Beruntung, dia dipertemukan dengan orang yang tepat dan peduli padanya. “Aku tidak tahu kau belajar dari mana, tapi yang pasti kau sangat berarti di mataku, Alex. Kau memang layak jadi cucu menantu ku. Belum sembuh saja aku sudah senang minta ampun, bagaimana nanti kalau aku bisa sembuh?”Alexander cuma bisa tersenyum tipis dan nyaris tertawa.
last updateDernière mise à jour : 2024-05-22
Read More

120. Wanita sulit dimengerti

Malam harinya Alexander memberikan ramuan obat lagi dan pijatan pada Somers. Namun, Alexander tidak mungkin setiap hari dan sepanjang waktu mengurusi Somers sebab dia punya kesibukan lain. Untuk itu dia sudah membuat ramuan obat sebanyak satu cerek penuh untuk persediaan selama tiga hari ke depan. Jadi Somers bisa mengkonsumsinya sendiri pada waktu-waktu tertentu. Somers merasa beruntung telah melewati hari pertama proses penyembuhan dengan baik dan lancar. Apa yang diberikan oleh Alexander jauh lebih cukup dari pada pelayanan dari dokter terbaik di negeri ini. *** Keesokan paginya. Sesuai dari arahan Somers, maka Alexander berangkat ke kediaman Pablo Callister. Begitu telah sampai di sana, dia disambut oleh istrinya dengan ekspresi yang tidak antusias sama sekali. Gabriella merupakan orang yang paling menginginkan perpisahan sementara ini, tapi karena mendapat desakan dari sang kakek agar menyuruh Alexander kembali ke rumah, Gabriella hanya bisa pasrah. “Masuklah,” ucapn
last updateDernière mise à jour : 2024-05-22
Read More
Dernier
1
...
1011121314
...
29
DMCA.com Protection Status