All Chapters of Pembalasan Dendam Istri sang Presdir: Chapter 261 - Chapter 270

Kening John sontak mengernyit ketika suara yang semakin dekat itu terdengar familier. Dia pun keluar dari tempat persembunyian. Mengira bahwa wanita itu akan mencari masalah.“Ivanna Parker, kau mengikutiku?”Namun, Ivanna tak melihat John di tempat gelap itu, bahkan tak mendengar suaranya. Langkah cepat Ivanna lurus ke arah pagar pembatas lantai!“Hei! Apa yang akan kau–”“Kau lari dariku?!” gertak suara pria yang sangat dikenali John.Max Foster!John langsung bersembunyi ke tempat semula. Dia tak mau ikut campur dengan urusan mereka.Beruntung, baik Max maupun Ivanna tak mendengar suara John. Ivanna tampak sangat ketakutan dan Max juga fokus hanya dengan wanita itu.‘Apa yang mereka lakukan?’Malam yang larut dan sunyi, membuat percakapan Max dan Ivanna cukup terdengar walau John berada di seberang tempat yang cukup berjarak dari mereka.“Aku tidak mau lagi jadi budak nafsumu, Max! Aku akan melompat dari sini agar semua orang tahu kebejatanmu!” jerit Ivanna.Max justru tersenyum mir

Dalam sekejap, John dan Max merasakan kehangatan sebagai kakak-adik. Pemandangan mereka tertawa lebar dan lepas cukup langka. Max sangat berterima kasih karena nyawanya terselamatkan oleh John. Mendadak, hati kecilnya mengatakan bahwa dirinya juga bisa menjadi seorang kakak yang baik bagi John … meski sedikit terlambat. Akan tetapi, mendengar ucapan dingin John, rasa itu langsung sirna. Max menggertakkan gigi kala John secara tak langsung mengatakan bahwa dirinya tak memiliki hak untuk melindungi Lyra. “Aku tahu maksudmu. Tapi, Lyra juga bagian dari keluarga Foster. Bagaimana bisa aku hanya duduk diam, di saat melihat adik ipar cantikku sewaktu-waktu bisa dalam keadaan bahaya karena wanita yang tergila-gila padamu?” Rahang John Foster menegang. Dia menatap tajam sang kakak. Ekspresi kedua putra Foster itu hampir serupa. Namun, Max langsung tersenyum miring begitu menyadari kemiripan mereka. “Jangan main-main denganku, Max!” gertak John. John sangat membenci pujian Max terhadap L

“Tidak mungkin! Dia hanya mau bangun karena kau seorang ….” John menunjuk ke bawah air menggunakan tatapan matanya. “Mana ada yang seperti itu! Apa kau tidak pernah mimpi basah atau membayangkan wanita lain untuk memuaskan dirimu sendiri? Maksudku, sebelum kau menikah denganku ….”Lyra melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan nakal lain. Membuat John kian tak sabar dan bersemangat.“Jangan bicara lagi! Cepat lakukan!”Bunyi kecipak dan gelombang air dalam bak, membuktikan panasnya malam Lyra dan John. Perasaan lain yang membebani John pun telah berubah. Apa saja yang akan terjadi di masa depan, mereka akan terus bersama. John yakin itu ….***Di salah satu kamar lain di hotel itu, Ivanna Parker gegas berkemas meninggalkan kamar. Pemandangan di atap tadi begitu mengerikan.Ivanna langsung kabur setelah melihat kemunculan John. Berharap jika John tak melihat wajahnya. Dia hanya perlu menyangkal jika Max selamat dan menuduhnya.Ivanna menatap kedua telapak tangannya yang tak berhenti b

Alaric meneguk ludah susah payah. Perintah dari Kat sebelumnya adalah membawa dua putri kandungnya ke tempat itu. Entah dari mana Kat bisa tahu bahwa Sasha juga merupakan keturunannya. Mendadak, perasaan Alaric jadi tak nyaman. Asisten Alaric sebelumnya telah mengatakan, bahwa Ivanna belum lama ini melakukan kesalahan besar dengan menyinggung Kat. Oleh karena itu, sikap Alaric kepada Ivanna langsung berubah, setidaknya di depan wanita itu. Apakah Kat akan melakukan sesuatu kepada Ivanna? “Apa … syarat yang akan kau ajukan?” tanya Alaric ragu. Kat menatap Ivanna dengan mata melengkung licik. Akhirnya, dia bisa membayar hutangnya kepada Lyra dengan menggunakan tawaran bisnis yang memang sebenarnya akan diajukan suaminya kepada perusahaan Parker. Sebenarnya, mau Alaric menerima atau tidak syarat darinya, Alex, suaminya tetap akan mengunjungi negara itu untuk memberikan proposal bisnis kepada perusahaan Parker. “Anak keduamu itu … aku ingin Sasha yang memimpin kerja sama perusahaan

“Ivanna ….” Suara Alaric terdengar begitu rendah dan kecewa. “Kenapa kau menghancurkan hidupmu hanya demi seorang pria?”Ivanna menggeleng pelan sambil menekuk wajahnya. Marah, malu, dan sedih bercampur jadi satu.Alaric juga sampai hampir menangis hingga matanya memerah. Membayangkan nasib putrinya hancur karena kesalahan mereka.Benar. Bukan hanya Ivanna yang bersalah. Dirinya pun sering membujuk Ivanna agar bisa lebih dekat dengan John dahulu.“Maaf, ini semua salah Papa.”Sasha memutar bola mata malas. Ivanna sudah melakukan perbuatan memalukan dan sang ayah masih terus membela dan menyayanginya. Jika itu dirinya, Sasha yakin, Alaric pasti akan langsung memukul dan membuangnya.Sementara itu, Kat juga menikmati adegan ayah dan anak yang sedang meratapi nasib. Bibirnya sedikit melengkung membentuk senyuman.Alaric menyadari itu!‘Dia dan Asher sama-sama iblis! Tersenyum atas penderitaan orang lain h