Semua Bab Pembalasan Dendam Istri sang Presdir: Bab 251 - Bab 260

372 Bab

250. Anggap Aku Tidak Ada

Kelopak mata Lyra terbuka lebar. John tiba-tiba mendorong kursi dengan kencang. Tangannya mencengkeram tepian dudukan dengan kuat agar kursi Lyra tak terjatuh.“Apa yang akan kau lakukan?!” pekik Lyra tertahan.John malah berlutut dan bersembunyi di bawah kolong meja kantor yang cukup besar itu. Dia tak akan terlihat karena bagian kaki depan meja tertutup sampai lantai.“John!” seru Lyra.Mata John menggelap oleh gairah. Dia menarik kursi Lyra, kemudian membuka lebar kedua paha sang istri.Lyra hampir menjerit keras begitu penutup area intimnya diturunkan sang suami dengan gerakan cepat. Lalu merasakan permainan lidah John yang membuatnya sontak menahan napas.TOK TOK!Ketukan pintu selanjutnya cukup keras dan tak sabar. Karena pintu tertutup rapat, Lyra tak bisa mendengar suara orang-orang ribut di depan.“Aku mohon … hentikan, John! Kau mau membuatku malu?!” pinta Lyra selagi mendorong kepala John.John berhenti dan mendongak untuk melihat wajah sang istri. Sialnya, Lyra selalu terp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

251. Amarah yang Tak Terbendung

“Aku memang menyuruh orang untuk mengawasi pekerjaanmu, tapi tidak sampai membuat kecelakaan besar seperti itu, Nyonya. Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya? Apa kau punya bukti?”Ivanna tertawa kecil. Dia menirukan John yang pernah menyanggah keterlibatan Lyra atas musibah yang dialaminya.“Kau ….”Ivanna semakin besar kepala karena Lyra bahkan tak bisa membalas kata-katanya. Lengkungan senyum di bibirnya kian lebar dan penuh kemenangan.“Apa tujuanmu datang kemari?!” Dengan banyak upaya, Lyra akhirnya bisa bicara dengan nada mengancam.“Kupikir kau sedang kesulitan, jadi aku mampir untuk menyemangatimu.” Ivanna mengangkat kedua tangan yang terkepal ke depan, seolah sedang memberikan semangat. “Beruntung kantor kita hanya berseberangan jalan.”Senyuman Ivanna sungguh membuat Lyra muak. Tapi, dia tak bisa sepenuhnya marah karena perbuatan John Foster di bawah meja masih berlangsung.“Dengan menerobos masuk di saat aku sedang … sibuk? Haruskah aku berterima kasih padamu?” “Tidak pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

252. Tak Bisa Menahan Ketidakadilan

John Foster tak bisa lagi bersembunyi ketika melihat ke atas, tangan Ivanna berusaha meraih istrinya. Sebelum itu terjadi, John dengan cepat keluar dari kolong meja. Dia menggeser mundur kursi yang diduduki Lyra dengan cepat dan kuat sebelum terlambat. Sehingga deritan kaki kursi yang digeser cukup keras terdengar. “Ahhhh!!” Ivanna dan Lyra menjerit hampir bersamaan. Lyra menjerit karena terkejut oleh dorongan di kursinya. Kedua tangan Lyra sampai mencengkeram sandaran siku dengan sangat kencang. Sementara itu, Ivanna ketakutan setengah mati melihat sebuah kepala muncul dari bawah meja. Dia tak pernah menyangka, selama ini ada orang yang menguping dari sana. Karena Ivanna sangat terkejut, dia belum menyadari bahwa yang muncul adalah kepala John. Baru setelah John buka suara, Ivanna tersadar pada realita. “Oh … aku tidak tahan lagi mendengar omong kosongmu itu!” hardik John sambil mencengkeram kuat pergelangan tangan Ivanna. “Dan apa yang ingin kau lakukan pada istriku?!” Mulut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

253. Kemesraan Mereka

Melihat reaksi tak menyenangkan dari wanita itu, Lyra berseru kegirangan dalam hati. Dia sangat puas melihatnya. ‘Apa aku berubah jadi wanita jahat karena bahagia melihatnya terpuruk?’ batin Lyra tak begitu peduli. “Jangan berkata seperti itu lagi, Sayang … apa kau tidak percaya denganku?” John duduk, lalu menarik Lyra ke dalam pangkuannya. Semenjak Lyra menyembunyikan rahasia, John merasa tak berdaya dan seolah dirinya tak dipercaya. Kata-kata Lyra yang menyuruh dirinya untuk bersama Ivanna, seakan menyatakan ketidakpercayaan yang serupa. John yang telah berjuang dan melakukan apa pun demi bisa menyanding Lyra, takut kehilangan rasa cinta dari sang istri. Dia sampai lupa bahwa Ivanna masih mengamati. Ketika merasakan tubuhnya menempel pada istrinya, John kembali merasakan gelenyar gairah yang sempat terjeda. Tanpa menghiraukan Ivanna, John mencium pipi Lyra bertubi-tubi. “Berjanjilah kau tidak akan menyuruhku dekat-dekat dengan wanita lain! Aku lebih suka kau marah jika aku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

254. Pasangan Sempurna

“Kau selalu begini, John! Lain kali, kau tinggal di rumah saja! Pekerjaanku masih banyak ….” Meskipun Lyra menolak, tapi pipinya bersemu kemerahan. Menunjukkan keinginan yang berbeda. John tahu jika Lyra hanya jual mahal dan tak mau terlihat murahan. Dengan gerakan tergesa, John menurunkan resleting tanpa melepas celana. Dalaman abu-abu tua itu tampak penuh dan sangat menggoda. Sadar jika istrinya tak berkedip melihat miliknya, John tersenyum samar. Lalu membelai belakang kepala Lyra sambil memajukan perlahan. “Aku tahu, kau juga menginginkannya ….” Lyra akhirnya menyerah … “Kau sudah mengunci pintu?” “Hem ….” Lyra dan John sudah tak mengingat kedatangan Ivanna Parker. Tak memedulikan panggilan telepon Asher dan hanya mencurahkan cinta yang menggebu-gebu di ruangan itu. *** “Kau sangat menjijikkan, Lyra Bell …,” geram Ivanna lirih. Kemarahan hebat yang dirasakan Ivanna, lama-lama berubah menjadi kesedihan yang mendalam. Mengapa dirinya sangat menginginkan John hingga merus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

255. Terakhir

“Hentikan … katamu hanya sekali, bukan?” Lyra mendorong pelan kepala John yang enggan menjauh dari bahunya.“Sekali lagi … boleh?” tawar John dengan suara berat.“Tidak! Kau sendiri yang menjadikanku pemimpin walaupun hanya sementara! Aku harus bertanggung jawab pada pekerjaanku!” tegas Lyra.John mendengus. Seketika John mengutuk diri sendiri karena menuruti Asher yang menyuruh dirinya menjadikan Lyra sebagai presiden direktur sementara.Lalu, John seolah tersadar dan langsung duduk tegak. Mengingatkan diri sendiri selagi menggelengkan kepala agar tidak kurang ajar dan berpikir buruk tentang Asher.“Kenapa? Kau pusing?”“Tidak. Lanjutkan pekerjaan terakhirmu, Sayang. Aku akan ke toilet dulu.”“Pekerjaan … terakhir? Apa maksudnya John?”John tak menjawab. Dia bergegas ke toilet untuk merapikan diri.“Apa John akan kembali bekerja?” gumam Lyra.John sudah tahu mengenai keburukan Ivanna. Lyra tak khawatir apabila Ivanna akan kembali merayu sang suami.Ketegasan John seharusnya sudah mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

256. Perlu Diperbaiki

Max sebelumnya ragu karena tak punya bukti bahwa John bekerja sama dengan Sasha. Sadar jika dirinya memendam amarah karena tak mendapatkan keinginannya, Max langsung mencurigai John. Selama menyelidiki tentang putusnya hubungan dengan Lyra, Max tak menemukan kejanggalan, kecuali sosok Brent yang tiba-tiba berpihak kepada John. Namun, itu belum cukup bisa dijadikan bukti kuat atas keterlibatan John dalam masalah tersebut. Brent mungkin hanya kasihan kepada Lyra, pikir Max waktu itu, setelah amarahnya mereda. John dan Sasha pun seperti dua orang asing yang tak saling mengenal. Bahkan, ketika masih bekerja di perusahaan Foster, mereka tak pernah bertegur sapa. ‘Kau benar-benar licik, John!’ Max mengepalkan tangan di dalam saku celana hingga kuku-kuku pendeknya menusuk telapak tangannya sendiri. Kata-kata Lyra barusan sontak meyakinkan Max. Kecurigaan yang diabaikan Max, ternyata benar adanya. Max sangat kecewa kepada John. Adik kecilnya tega merusak hubungannya dengan Lyra, hanya k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

257. Fasilitas untuk Calon Menantu

Lyra tak kuasa menahan tawa. Dia terkekeh-kekeh, sementara Asher dan John malah bingung dengan reaksinya. “Kau ini ada-ada saja! Kita memang sepakat mendekatkan atau bisa kau sebut menjodohkan anak-anak kita kelak. Tapi, kalaupun aku sedang mengandung, belum berarti aku akan melahirkan anak perempuan!” Lyra sepatutnya berterima kasih kepada Asher. Sejak kemarin, dia pusing memikirkan kecelakaan di proyek. Pertanyaan Asher tentang menantunya membuat Lyra tertawa lepas. Setelah melihat istrinya tertawa, John ikut tersenyum senang. Lalu mengusap lembut puncak kepala Lyra. “Kau sangat cantik kalau sedang tertawa begini,” puji John mesra. “Ough ….” Asher mengerang sambil mendongak dan mengusap kasar wajahnya. Asher Smith tak tahan melihat kemesraan di depannya. Maksudnya, dia senang oleh kebahagiaan John, tapi tidak perlu dipamerkan di depan matanya! “Kami sedang berusaha.” Lyra menatap John sarat makna. Mereka kembali tersenyum penuh kebahagiaan. Sebelum Asher datang pun, mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

258. John Sakit?

“Itu hal yang bagus! Mama harap, kalian lekas memberikan kami cucu.”“Kami juga berharap yang sama, Mama,” balas John halus.“Kami juga akan kembali ke rumah sampai minggu depan.” Thomas mengalihkan perhatian kepada sang istri. “Haruskah kita menginap di sini lagi ketika Lyra sudah mengandung?”Beth menerka-nerka maksud suaminya. Dia segera menyadari dengan cepat.“Ide bagus! Mereka tidak akan leluasa jika kita selalu mengganggu.”“Mama! Jangan berkata begitu! Rumah ini sangat besar. Aku bahkan perlu berjalan jauh ke kamar Mama. Tinggallah di sini …,” pinta Lyra.Setiap hari, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Lyra pasti akan kesepian jika harus melewatkan makan malam tanpa orang tuanya.“Mama dan Papa juga ingin tidur di rumah. Kami akan bolak-balik menginap di sini jika kau kesepian.” Beth tampaknya tahu isi pikiran putrinya.Bibir Lyra mengerucut. Membuat John ikut bersedih.“Papa dan Mama pasti merindukan rumah mereka, Sayang. Lagi pula, kita tinggal satu kota. Kita juga bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

259. Kesenangan John

John juga merasa ada yang aneh dengan perubahan suasana hatinya. Mulanya, John mengira jika dirinya tak berdaya karena tak bisa melindungi Lyra. Sehingga Lyra lebih mengandalkan Asher dan Dom ketimbang dirinya.Namun, kian hari, perasaan John jadi semakin tak menentu. Sedikit hal yang mencurigakan dapat membuatnya merasa sangat curiga.John menatap sang istri yang sudah terlelap setelah percintaan panas. Mengusap lembut pipi Lyra sambil tersenyum gemas.Bibir Lyra sedikit bergerak. John langsung menghentikan gerakan agar tak membangunkan Lyra.“Maaf, kau pasti sangat lelah.”Setelah merengek karena Lyra mencari Dom tadi, John langsung menerkam Lyra layaknya binatang buas. Melakukan hubungan badan selama berjam-jam dan hanya menjeda beberapa saat.John menghela napas panjang selagi bangun dari ranjang. Dia merasa ingin menikmati makanan segar sambil menghirup udara malam.Setelah meninggalkan pesan di ponsel sang istri yang dibiarkan terus menyala, John keluar dari kamar. Dia disambut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
38
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status