Share

267. Tak Bisa Mengelak

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-16 15:42:40
“Pft!” Kat hampir meledakkan tawa. Dia berusaha tetap tenang, tapi akhirnya tak bisa menahannya. “Ha ha ha!”

Alaric semakin pusing dengan situasi yang terjadi. Ivanna sedang menangis selagi mengungkap nasib buruknya, tetapi Kat justru tak bisa berhenti tertawa.

“Nyonya, tolong berhenti tertawa! Apa kejadian buruk yang dialami putri saya sangat lucu?!”

Alaric sangat tersinggung oleh reaksi Kat. Kerja sama bisnis apa pun, tak sebanding dengan kasih sayangnya kepada Ivanna.

Dia tak terima ada orang yang mentertawakan kemalangan putrinya. Apalagi, putri kesayangan Alaric yang selalu ceria dan tegar dalam menghadapi situasi, saat ini sedang menangis terisak-isak.

Alaric menepuk lembut punggung Ivanna. “Iva, ceritakan secara rinci, apa yang sudah John lakukan padamu? Papa mengenal John. Dia tidak mungkin berbuat jahat padamu.”

Apakah John ingin balas dendam atas perbuatan Ivanna? Hanya itu satu-satunya yang bisa dipikirkan Alaric.

Namun, sebelum Ivanna menjawab, Kat bertepuk tangan s
VERARI

FYI, karakter Asher Smith awal mulanya adalah perpaduan antara Kat (Zero) dan Billy Volker.

| 3
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenlui Lui
wkwkwk abislah ivana.suka bab ini.Tq ya V
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   268. Aku Tidak Gila!

    “Ivanna ….” Suara Alaric terdengar begitu rendah dan kecewa. “Kenapa kau menghancurkan hidupmu hanya demi seorang pria?”Ivanna menggeleng pelan sambil menekuk wajahnya. Marah, malu, dan sedih bercampur jadi satu.Alaric juga sampai hampir menangis hingga matanya memerah. Membayangkan nasib putrinya hancur karena kesalahan mereka.Benar. Bukan hanya Ivanna yang bersalah. Dirinya pun sering membujuk Ivanna agar bisa lebih dekat dengan John dahulu.“Maaf, ini semua salah Papa.”Sasha memutar bola mata malas. Ivanna sudah melakukan perbuatan memalukan dan sang ayah masih terus membela dan menyayanginya. Jika itu dirinya, Sasha yakin, Alaric pasti akan langsung memukul dan membuangnya.Sementara itu, Kat juga menikmati adegan ayah dan anak yang sedang meratapi nasib. Bibirnya sedikit melengkung membentuk senyuman.Alaric menyadari itu!‘Dia dan Asher sama-sama iblis! Tersenyum atas penderitaan orang lain h

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   269. Berita Membahagiakan

    “Aku akan membantumu menenangkan putri kesayanganmu.” Kat mengangguk pada pengawal. “Panggil dokter Frank.”Frank, dokter pribadi keluarga Balacosa, suami kedua Kat, muncul ke ruangan itu. Meski penampilannya rapi, Frank sangat suka bereksperimen dengan hal-hal aneh dan keji.“Dia adalah dokter yang sangat jenius dan kompeten.” Kat memperkenalkan rekannya.Jika tak benar-benar mengenal Frank, orang-orang akan tertipu dengan sosoknya yang terlihat cerdas dan berwibawa. Frank memang jenius, tetapi agak bermasalah dengan ‘ambisi kecilnya.’“Kau terlalu memujiku, Kat.” Setelah melihat kondisi Sasha, Frank tersenyum samar. ‘Tikus baruku cukup cantik,’ batinnya.“Namun, saya memang ahli bedah terbaik dan memiliki beberapa spesialisasi lain, termasuk kejiwaan, Tuan. Saya akan membantu putri Anda sampai bisa kembali seperti sediakala … jika Anda berkenan.”‘Dia akan jadi tikus yang akan selalu mematuhi kami,’ lanjut Frank dalam hati.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   270. Kantin!

    “Tidak! Kenapa aku harus jijik?!”John tak punya waktu untuk berdebat. Perutnya bergejolak seperti diaduk-aduk dan masih akan memuntahkan cairan.Setelah John merasa lebih baik, mereka segera menghubungi Asher agar menunda keberangkatan ke tempat selanjutnya. Kemudian, mereka menuju rumah sakit untuk memeriksakan kepala John.Dalam perjalanan menuju rumah sakit, John terus menyandarkan kepala di bahu Lyra dengan manja. Posisi itu membuat John nyaman dan tak lagi mual.Di lain sisi, Lyra berusaha menyembunyikan kegelisahan. Takut jika kepala John gegar otak atau lebih parah dari itu, mengingat kelabilan John akhir-akhir ini.“Kau akan baik-baik saja, Sayang. Aku yakin, kau tidak sakit apa-apa.” Lyra mencoba menenangkan John, yang sebenarnya sedang menenangkan diri sendiri.“Hem …,” jawaban John terdengar lirih dan lemas. “Tapi, aku tiba-tiba tidak ingin diperiksa, Sayang. Sekarang kepalaku sudah tidak pusing lagi.”“Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   271. Tak Mau Mengalah

    John berjalan cepat menuju ke arah luar rumah sakit. Lyra segera menyusulnya.“Sayang, aku sangat mengkhawatirkanmu. Kau tiba-tiba muntah dan terus mengeluh pusing. Penyakit lambung juga bisa sangat berbahaya. Kita periksa dulu, ya …,” bujuk Lyra sambil mengguncang pelan lengan John.“Jika lambungmu sakit, kau tidak boleh makan sembarangan. Ayolah, John, mari periksakan dulu kesehatanmu …,” pinta Lyra.John menggertakkan gigi. Dia memang sangat mencintai Lyra, tapi tak pernah menyangka akan jengkel dengannya.“Kau sendiri saja yang periksa,” balas John dingin.“Apa kau marah? Ini semua demi kau sendiri, John!” Lyra juga ikut terpancing emosi.John mendadak berhenti. Kemudian menghadap Lyra sambil sedikit menunduk dan mendekatkan wajah mereka.Dengan intonasi menekan dan geram, John berkata perlahan, “Aku lapar dan ingin makan di kantin, Lyra ….”Lyra menyibak rambut ke belakang dengan frustasi. Jengkel karena Jo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   272. Harus Makan Itu!

    John segera menepis pikiran konyol itu. Dia sangat mencintai Lyra. Mustahil dirinya jenuh pada sang istri. Terlebih lagi, mereka baru menikah hampir dua bulan. ‘Mana mungkin aku jenuh pada Lyra hanya dalam waktu singkat?! Konyol!’ “Tuan, adakah yang ingin Anda pesan?” Si pegawai kantin membuyarkan pikiran John. Benar, dia sedang marah karena kantin seenaknya menutup pesanan menu makan siang. John lantas kembali fokus pada tujuan. “Nona, aku pembeli di sini! Kau seharusnya menyediakan semua yang dibutuhkan para pembeli!” John mendesak pegawai kantin agar mau menyediakan menu yang dikehendakinya. Wanita yang bekerja di kantin itu tampak kesal. Tak pernah dirinya menemukan pembeli yang keras kepala, bahkan setelah dijelaskan bahwa menu siang sudah habis. “Tuan, saya mohon maaf sekali lagi. Semua makanan yang tersedia di kantin rumah sakit ini selalu dipesan dari pihak ketiga. Kami tidak memasak secara langsung,” jawab si pegawai, menahan diri agar tetap terlihat sopan. Jo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   273. Akhirnya

    Aiden mempersilakan mereka menunggu. Kemudian, dia meninggalkan ruangan bersama Dom.Melihat suaminya tersenyum, Lyra justru gelisah. Kepala John baik-baik saja, tetapi perilakunya sangat aneh. Lyra seperti tak mengenal suaminya sendiri.“Aku tidak mengerti, John … kenapa kau sangat ngotot ingin makan hidangan tertentu? Kau biasanya tidak begini …. Kau bukan pemilih makanan!”“Karena kau, Lyra. Jika kau membiarkanku pergi ke kantin sejak tadi, aku tidak perlu repot-repot menunggu seperti sekarang!”Jawaban John sedikit melenceng dari pertanyaan. Lyra jadi berpikir bila John hanya ingin mencari-cari alasan untuk menyalahkan dirinya.“Terserah kau saja ….”Mereka diam dengan suasana canggung. Hanya terdengar bunyi detak jam dinding di ruangan itu.Setelah keinginannya akan terkabul, rasa sesal mulai merasuk dalam hati John Foster. Sikapnya kepada Lyra sangat buruk hingga dirinya begitu menyesal.Di lain pihak, Lyra juga merasa bersalah. Mungkin, dia terlalu berlebihan memaksa John, sampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   274. Tidak Suka

    Bill Davidson terperangah bukan main. Tak ada angin dan tak ada hujan, Asher tiba-tiba memecat dirinya?Benak Bill otomatis mengira bahwa Asher sedang mempermasalahkan kejadian buruk di proyek apartemen. Namun, dia tak banyak ikut campur ketika Ivanna Parker menyuruh orang untuk mengganti bahan bangunan.Bill sedikit terlibat dalam kecelakaan tersebut, tapi dia tak mau mengaku. Bahkan, dia sampai berbohong pada diri sendiri bahwa dirinya tak bersalah. Oleh karena itu, sikap Bill tak menunjukkan penyesalan.“Apa?! Kenapa?! Tuan, mungkin ada kesalahan informasi yang Anda dapatkan! Proyek apartemen itu memang saya yang mengajukan. Tapi, Tuan Quinn yang memohon saya untuk–”Decakan dan kening berkerut Asher menghentikan ucapan Bill. Semua yang mengenal Asher tahu, bahwa pria itu tak suka kepada orang yang bicara terlalu banyak tanpa diminta.“Kau ingin tahu alasanku memecatmu?”Bill menjawab dengan anggukan. Dia tak berani bicara lagi.“Aku tidak suka padamu,” ujar Asher santai.“A-apa?!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   275. Ingin …

    “Yang kedua, kau berpihak kepada Ivanna Parker yang berusaha memisahkan John dan Lyra. Apa kau tahu kesalahan yang paling besar itu?”Debaran jantung Bill Davidson melonjak begitu cepat. Dia tampaknya meremehkan Asher yang seperti tak memedulikan apa pun. Namun, ternyata Asher mengetahui lebih banyak yang Bill perkirakan.“Jika sampai mereka berpisah, menantuku tidak akan lahir ke dunia! Kau ikut melenyapkan calon menantuku! Sudah untung aku tidak memenjarakanmu!”Bill malah menatap heran Asher Smith. Bukankah dengan John menikahi Ivanna juga bisa menghadirkan calon menantu yang lebih berkualitas?Asher menggebrak meja dengan kepalan tangan. Dia jadi mengingat lagi sedang menunggu informasi keberangkatan Lyra dan John.Di lain sisi, Bill tak bisa lagi berkata-kata. Jika memang Asher sudah memilih Lyra untuk melahirkan calon menantu, Bill tak punya kesempatan lagi untuk menyanggah alasan Asher.Dia yang salah. Sebab, Asher Smith selalu benar!Bingung, cemas, takut …. Bill merasa tak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status