Share

371. Hari Istimewa

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-12-18 22:06:40
“Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie.

Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama.

“Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.”

Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas.

Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel
VERARI

Halo semua, terima kasih sudah membaca kisah ini sampai selesai. Maafkan V kalau ada typo atau ada cerita yang kurang berkenan. Menulis novel ini sesungguhnya cukup sulit karena ada masanya ketika harus menahan sakit agak lama, dan V nggak mau membuat para pembaca menunggu update bab baru. Untuk tokoh sampingan, termasuk Jolie tidak akan diceritakan di sini, mungkin suatu saat nanti di judul yang berbeda. Sekali lagi, terima kasih banyak untuk dukungannya 🙏🏻 Silakan mampir ke novel baru V dengan judul, "Tawanan Hasrat sang Penguasa." Love, VERARI

| 5
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
elisah fitriyani
ditunggu kelanjutan kisah jolie, claus, collin dan duke ya kak. makasih juga untuk karya2nya
goodnovel comment avatar
Eyja Suhaiza
da tamat sis.. tak puas lagi baca.. Ada lanjutan kisah anak2 tak sis..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   1. Pengkhianat

    “Hentikan, Sayang … kita masih di kantor,” rengek suara wanita dengan manja. “Bagaimana bisa aku sabar kalau kau terus menggodaku dengan tubuh seksi ini, Sasha?” Lyra menangkup mulutnya begitu melihat pemandangan dari sela pintu. Seorang pria sedang memangku wanita sambil bermesraan di kursi kebesarannya. Tangan pria itu menelusup di balik baju dan rok wanita berpenampilan seksi. Mereka bahkan tak sadar atau tak peduli jika pintu tak terkunci. Pria itu adalah Max Foster, orang yang belum lama ini menjabat sebagai presiden direktur Foster Corp, serta pria yang baru seminggu lalu bertunangan dengan Lyra Bell. Melihat pemandangan tak senonoh calon suaminya dengan wanita lain, Lyra mengepalkan tangannya, perasaan cemburu begitu membakar hatinya. Lyra awalnya ingin melabrak dua orang di dalam sana, akan tetapi air mata yang sedari tadi dibendung pun luruh juga, sehingga Lyra memilih untuk pergi dan menenangkan perasaannya. Karena tidak fokus berjalan, tiba-tiba saja ia menabrak seora

    Last Updated : 2024-03-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   2. Tawaran

    Lyra mendorong tubuh John menjauh. “Apa kau kehilangan akal sehatmu?! Bagaimana mungkin kau, calon adik iparku, malah menggantikan Max menikahiku!?” Dorongan Lyra hanya membuat John menegakkan tubuhnya. Dia menatap datar wanita itu dan berkata, “Pikirkan baik-baik, Lyra. Menikah denganku adalah satu-satunya cara supaya kau bisa terlepas dari seorang pria yang tidak mencintaimu sama sekali.” Pelipis Lyra berkedut. "Lalu, apa bedanya denganmu, John Foster?" Kali ini, John terdiam. Dia mengangkat dagu Lyra, agar bisa menyejajarkan pandangan dengannya. “Paling tidak, aku tidak akan menelantarkan maupun menduakanmu, Nona Bell. Kalau memang setelah beberapa waktu kau ingin pergi, aku bahkan bersedia untuk melepaskanmu dan memberikanmu kebebasan,” ujar pria itu dengan wajah serius, membuat Lyra mengerutkan kening. Hal itu membuat John tersenyum miring. “Lagi pula, selain diriku yang memiliki darah keturunan Foster, kau tidak bisa menikah dengan pria lain, bukankah demikian?” Ucapan John

    Last Updated : 2024-03-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   3. Kesepakatan

    Lyra menatap jam di pergelangan tangannya berulang-ulang. John terlambat lima menit dari janji pertemuan mereka di kafe depan gedung kantor Foster Corp.Gendang telinganya tiba-tiba terganggu oleh suara pengunjung lain yang menjadi semakin gaduh. Beberapa wanita tampak terpesona ketika melihat pria yang baru saja memasuki pintu.Lyra mengalihkan pandangan ke arah pria itu. Rupanya, John adalah pria yang diperbincangkan para pengunjung kafe.Pikiran Lyra teralihkan oleh penampilan John. Alis hitam tebal, hidung tinggi mancung, bibir tipis menggoda, dan rahang tegas mempesona. Keseluruhan wajah pria itu tidak kalah menawan dibandingkan artis-artis internasional yang memiliki fans jutaan.Sayang, reputasinya yang buruk membuat banyak wanita cenderung menghindarinya.“Halo, Nona Bell,” panggil John seiring dirinya duduk di hadapan Lyra.Sosok John yang kini duduk di hadapannya, tak seperti John Foster yang banyak dibicarakan orang-orang. Mereka mengatakan bahwa John hanyalah putra pecunda

    Last Updated : 2024-03-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   4. Perubahan

    Lyra tahu bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengetahui tentang perjanjian yang baru saja mereka buat. Dengan suara rendah, ia berkata, "John, pastikan tidak ada yang mengetahui tentang perjanjian ini. Ini rahasia kita." John duduk dan menyilangkan kedua tangannya di dada, kemudian mengangguk pelan, tatapan matanya tidak berpaling dari wajah Lyra. "Aku mengerti, Lyra." jawabnya dengan suara yang dalam dan tenang. Ada kejujuran dalam suaranya yang membuat Lyra merasa lebih tenang. Saat Lyra menatap John, hatinya berdebar kencang. Memang benar apa yang orang katakan, anak kedua dari keluarga Foster ini sangat tampan. Bahkan ketampanan Max, kakaknya, belum sebanding dengan ketampanan yang dimiliki oleh John. Mata birunya yang tajam dan rahangnya yang tegas membuat Lyra hampir lupa siapa sebenarnya John Foster. Namun, Lyra segera mengusir pikiran itu. Keluarga Foster memang terkenal licik dan manipulatif. Max adalah buktinya, dan Lyra yakin John tidak jauh berbeda. Ia menegaskan dal

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   5. Lamaran

    Seperti yang diperintahkan sang ayah, Max Foster segera mengunjungi kediaman Bell setelah mengurus dana yang telah dia persiapkan. Kedatangan Max disambut baik oleh kedua orang tua Lyra. Terlebih lagi, di saat Max tanpa basa-basi mengulurkan cek dengan nominal fantastis untuk Thomas Bell. Ayah Lyra itu tersenyum lebar sambil menepuk pundak calon menantunya. “Kau bahkan belum duduk, Max. Kenapa kau sudah membicarakan masalah uang?” Max tersenyum sinis sekilas. Baginya, Thomas Bell hanya seperti pria tua penjilat yang tak pantas menjadi ayah mertua. “Aku ingin segera menemui Lyra dan mengajaknya kencan. Karena kesibukanku, aku belum mengenalnya lebih dekat.” “Aku akan menyuruh Lyra untuk bersiap-siap sekarang.” Beth, ibu Lyra segera berlari masuk ke dalam menuju kamar putrinya. Lyra yang baru saja selesai membaca kontrak pernikahan dengan John untuk yang ketiga kalinya, terkejut oleh Beth yang tanpa mengetuk pintu langsung membuka pintu kamar. Dia bergegas menyembunyikan map kontra

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   6. Pernikahan

    Keesokan paginya di kediaman Keluarga Bell … Lyra mendapat kejutan kecil dari pria yang masih berstatus menjadi calon suaminya. Sebuah ketukan samar di pintu kamar menyadarkan Lyra. Dia gegas membuka pintu dan kemudian disambut oleh para pelayan yang masing-masing membawa satu kotak hadiah merah muda di tangan mereka. “Nona, Tuan Max Foster baru saja mengirim semua hadiah ini untuk Anda,” tutur salah satu pelayan dengan sopan. Lyra mengangkat satu alis keheranan. Kendati demikian, dia tak menolak ketika para pelayan memasukkan banyak hadiah dari pria yang sebentar lagi mungkin saja akan berstatus sebagai mantan tunangan. Benar. Meski Lyra ingin menghindari perdebatan dengan keluarga karena keputusan egoisnya, dia tetap akan menerima perjanjian dengan John Foster untuk menikah dengannya. Oleh karena itu, Lyra akan segera mengatakan rencana pembatalan pernikahan dengan Max Foster kepada orang tuanya. Setelah para pelayan keluar dari kamar, Lyra segera bersiap menemui Thomas, Ayahnya

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   7. Gagal

    Satu minggu telah berlalu. Pernikahan Lyra dan Max akan dilangsungkan hari ini. Sementara itu, John tak menghubungi Lyra lagi sejak hari itu. Bagai ditelan bumi, John tak tampak di mana pun juga. Bahkan, ketika makan malam bersama dengan kedua keluarga, pria itu tak tampak batang hidungnya. Keluarga Foster tak begitu memedulikan keberadaan anak bungsunya. Lyra juga tak mungkin tiba-tiba menanyakan John Foster dan merusak suasana. Lyra sempat menghubungi John beberapa kali. Akan tetapi, nomor John tak bisa dihubungi dan di luar jangkauan. Awalnya, Lyra berpikir bahwa John sedang mempersiapkan rencana untuk membatalkan pernikahan dirinya dan Max. Sekarang, Lyra justru berpikir sebaliknya. ‘Apakah John membatalkan kerjasama sepihak tanpa memberi tahu aku lebih dulu?’ “Silakan berputar, Nona.” Suara pelayan menyadarkan Lyra. Degupan dalam dada Lyra menggema begitu kencang tatkala dua orang pelayan membantu dirinya mengenakan gaun pengantin. Tinggal beberapa menit lagi, dirinya akan

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   8. Malam Pertama

    Lyra tak bisa menyembunyikan ekspresi kecewa dan dikhianati ketika matanya dan John saling bertemu untuk sesaat. Dia telah resmi menikah dengan Max. Percuma John baru muncul ketika semua sudah terlambat. ‘Apakah sebenarnya semua ini rencana Max? Dia hanya menggunakan John untuk mempermainkanku? Lalu kenapa Max harus repot-repot menyetujui pernikahan kami jika dia memang tidak pernah menyukaiku sejak awal, dan bahkan telah memiliki kekasih?’ Lyra mau tak mau berprasangka buruk kepada John. Akan tetapi, manik kecokelatan itu menangkap sesuatu yang tak biasa dari wajah adik iparnya. Dia mengerutkan kening sambil memicingkan mata untuk mempertajam pengelihatan. Dan benar yang dilihat Lyra … setitik darah tampak mengering di sudut mulut John. Meski tak begitu kentara, Lyra juga melihat lebam di pipi pria itu. “Kau tidak mendengarku bicara!?” Bentakan Max membuat Lyra tersadar. Lyra spontan menoleh ke samping. Mendapati sang suami terlihat sangat kesal dan tak menyenangkan untuk dipa

    Last Updated : 2024-05-15

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status