Share

4. Perubahan

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-05-13 12:59:38

Lyra tahu bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengetahui tentang perjanjian yang baru saja mereka buat. Dengan suara rendah, ia berkata, "John, pastikan tidak ada yang mengetahui tentang perjanjian ini. Ini rahasia kita."

John duduk dan menyilangkan kedua tangannya di dada, kemudian mengangguk pelan, tatapan matanya tidak berpaling dari wajah Lyra. "Aku mengerti, Lyra." jawabnya dengan suara yang dalam dan tenang. Ada kejujuran dalam suaranya yang membuat Lyra merasa lebih tenang.

Saat Lyra menatap John, hatinya berdebar kencang. Memang benar apa yang orang katakan, anak kedua dari keluarga Foster ini sangat tampan. Bahkan ketampanan Max, kakaknya, belum sebanding dengan ketampanan yang dimiliki oleh John. Mata birunya yang tajam dan rahangnya yang tegas membuat Lyra hampir lupa siapa sebenarnya John Foster.

Namun, Lyra segera mengusir pikiran itu. Keluarga Foster memang terkenal licik dan manipulatif. Max adalah buktinya, dan Lyra yakin John tidak jauh berbeda. Ia menegaskan dalam hati bahwa John pasti hanya menginginkan keuntungan dari dirinya saja, sama seperti Max.

Kemudian Lyra berdiri, mencoba untuk mengakhiri pertemuan itu secepat mungkin. "Aku harus pergi sekarang," katanya sambil mengangkat tasnya.

John bangkit dan menawarkan, "Biar aku yang mengantarmu, Lyra."

Lyra menggeleng pelan. "Terima kasih, tapi aku sudah diantar oleh supir," jawabnya dengan tegas. Ia tidak ingin memberikan kesempatan lebih banyak bagi John untuk mendekatinya.

John tersenyum tipis dan mengangguk. "Baiklah, kalau begitu." Mereka berjalan keluar dari restoran bersama, namun mengambil arah yang berbeda saat di luar. Lyra masuk ke mobil yang sudah menunggunya, sementara John berjalan menuju mobilnya sendiri.

Sesampainya di rumah, Lyra merasa sedikit lega bisa melepaskan diri dari pertemuan itu. Namun, pikirannya masih terbayang oleh tatapan John yang begitu mendalam dan penuh arti. Ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri, berusaha mengusir bayangan itu.

Sementara itu, John tiba di rumah keluarga Foster. Ia melihat Max berdiri di ambang pintu ruang kerja sang Ayah. John mendekat dan berdiri di belakangnya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Dari dalam ruangan, terdengar suara ayah mereka yang sedang berbicara dengan pengacara perusahaan dan juga asisten sang Ayah.

“Tuan Isaac Bell, ayah Thomas, merupakan orang yang mendirikan Foster Corp dan banyak membantu ayahku di saat kesulitan ekonomi dulu. Aku sudah berjanji kepada mendiang ayahku, Lyra harus menjadi istri dari pemimpin perusahaan Keluarga Foster, entah itu Max ataupun John. Jika dia sudah menjadi bagian dari keluargaku, aku baru bisa pensiun dengan tenang,” tutur Peter tanpa keraguan.

Tubuh Max bergetar mendengar ucapan Peter. Jika bukan dirinya yang menikah dengan Lyra, apakah posisinya akan digantikan oleh John?

“Tidak mungkin …,” gumam Max dengan tampang tidak percaya. “Itu tidak boleh terjadi ….”

"Max—" John memanggil Max dengan suara rendah.

Max tersentak kaget mendengar suara John di belakangnya. Tanpa sengaja, ia membuka pintu ruangan ayah mereka, menyebabkan sang ayah keluar dengan wajah penuh tanda tanya. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya sang ayah dengan nada curiga.

Max tidak berkata apa-apa dan dengan cepat mengajak sang ayah masuk kembali ke ruangannya. John hanya bisa menatap punggung mereka yang menghilang di balik pintu, kemudian John pun pergi dari sana dan berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua.

“Aku baru saja pulang dan ingin membicarakan dana yang harus segera dikirimkan untuk perusahan Tuan Bell.” ujar Max seraya memberikan keyakinan penuh kepada sang Ayah.

“Duduklah,” titah Peter seraya duduk.

Max masih sangat terkejut, tetapi dia dapat menyembunyikannya dengan baik. Apabila yang baru saja didengarnya merupakan sebuah kebenaran, Max harus menikahi Lyra apa pun yang terjadi!

Max lantas mengeluarkan map berisi pengajuan dana oleh perusahaan keluarga Bell. Tadinya, dia ingin mengajukan pembatalan aliran dana itu. Tetapi, tidak untuk sekarang ….

“Menurutku, dana yang kita berikan untuk perusahaan Keluarga Bell tidak cukup untuk mengatasi kesulitan mereka, Pa. Bagaimana jika kita menambahkan dana yang lebih besar agar perusahaan mereka bisa berjaya lagi? Lagi pula, Lyra sebentar lagi akan menjadi istriku. Aku tidak mau membuat istriku kesulitan dan banyak pikiran karena masalah keuangan keluarganya.”

Peter tersenyum puas. Dia pikir, putra sulungnya itu akan mencoba menolak pernikahan bisnis tersebut lagi hanya demi wanita yang bersenang-senang dengannya untuk sementara. Tampaknya, Max telah membuat pilihan benar sekarang.

“Kau benar. Aku juga berencana melakukan yang kau katakan itu.”

Max tersenyum paksa. Setelah berbincang sesaat, dia keluar dari ruangan itu sambil meremas map di tangannya.

Langkah Max terhenti tatkala pria itu telah mencapai pintu oleh teguran sang ayah, “Max, meskipun hanya pernikahan bisnis, kau tidak seharusnya mengabaikan Lyra. Singkirkan wanita gelapmu dan mulailah berkencan dengan Lyra.”

Menyingkirkan Sasha?

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kasmin U Bobihu
semskin memanas hubungan antara kaka adik
goodnovel comment avatar
Micca Kinta
semakin menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   5. Lamaran

    Seperti yang diperintahkan sang ayah, Max Foster segera mengunjungi kediaman Bell setelah mengurus dana yang telah dia persiapkan. Kedatangan Max disambut baik oleh kedua orang tua Lyra. Terlebih lagi, di saat Max tanpa basa-basi mengulurkan cek dengan nominal fantastis untuk Thomas Bell. Ayah Lyra itu tersenyum lebar sambil menepuk pundak calon menantunya. “Kau bahkan belum duduk, Max. Kenapa kau sudah membicarakan masalah uang?” Max tersenyum sinis sekilas. Baginya, Thomas Bell hanya seperti pria tua penjilat yang tak pantas menjadi ayah mertua. “Aku ingin segera menemui Lyra dan mengajaknya kencan. Karena kesibukanku, aku belum mengenalnya lebih dekat.” “Aku akan menyuruh Lyra untuk bersiap-siap sekarang.” Beth, ibu Lyra segera berlari masuk ke dalam menuju kamar putrinya. Lyra yang baru saja selesai membaca kontrak pernikahan dengan John untuk yang ketiga kalinya, terkejut oleh Beth yang tanpa mengetuk pintu langsung membuka pintu kamar. Dia bergegas menyembunyikan map kontra

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   6. Pernikahan

    Keesokan paginya di kediaman Keluarga Bell … Lyra mendapat kejutan kecil dari pria yang masih berstatus menjadi calon suaminya. Sebuah ketukan samar di pintu kamar menyadarkan Lyra. Dia gegas membuka pintu dan kemudian disambut oleh para pelayan yang masing-masing membawa satu kotak hadiah merah muda di tangan mereka. “Nona, Tuan Max Foster baru saja mengirim semua hadiah ini untuk Anda,” tutur salah satu pelayan dengan sopan. Lyra mengangkat satu alis keheranan. Kendati demikian, dia tak menolak ketika para pelayan memasukkan banyak hadiah dari pria yang sebentar lagi mungkin saja akan berstatus sebagai mantan tunangan. Benar. Meski Lyra ingin menghindari perdebatan dengan keluarga karena keputusan egoisnya, dia tetap akan menerima perjanjian dengan John Foster untuk menikah dengannya. Oleh karena itu, Lyra akan segera mengatakan rencana pembatalan pernikahan dengan Max Foster kepada orang tuanya. Setelah para pelayan keluar dari kamar, Lyra segera bersiap menemui Thomas, Ayahnya

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   7. Gagal

    Satu minggu telah berlalu. Pernikahan Lyra dan Max akan dilangsungkan hari ini. Sementara itu, John tak menghubungi Lyra lagi sejak hari itu. Bagai ditelan bumi, John tak tampak di mana pun juga. Bahkan, ketika makan malam bersama dengan kedua keluarga, pria itu tak tampak batang hidungnya. Keluarga Foster tak begitu memedulikan keberadaan anak bungsunya. Lyra juga tak mungkin tiba-tiba menanyakan John Foster dan merusak suasana. Lyra sempat menghubungi John beberapa kali. Akan tetapi, nomor John tak bisa dihubungi dan di luar jangkauan. Awalnya, Lyra berpikir bahwa John sedang mempersiapkan rencana untuk membatalkan pernikahan dirinya dan Max. Sekarang, Lyra justru berpikir sebaliknya. ‘Apakah John membatalkan kerjasama sepihak tanpa memberi tahu aku lebih dulu?’ “Silakan berputar, Nona.” Suara pelayan menyadarkan Lyra. Degupan dalam dada Lyra menggema begitu kencang tatkala dua orang pelayan membantu dirinya mengenakan gaun pengantin. Tinggal beberapa menit lagi, dirinya akan

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   8. Malam Pertama

    Lyra tak bisa menyembunyikan ekspresi kecewa dan dikhianati ketika matanya dan John saling bertemu untuk sesaat. Dia telah resmi menikah dengan Max. Percuma John baru muncul ketika semua sudah terlambat. ‘Apakah sebenarnya semua ini rencana Max? Dia hanya menggunakan John untuk mempermainkanku? Lalu kenapa Max harus repot-repot menyetujui pernikahan kami jika dia memang tidak pernah menyukaiku sejak awal, dan bahkan telah memiliki kekasih?’ Lyra mau tak mau berprasangka buruk kepada John. Akan tetapi, manik kecokelatan itu menangkap sesuatu yang tak biasa dari wajah adik iparnya. Dia mengerutkan kening sambil memicingkan mata untuk mempertajam pengelihatan. Dan benar yang dilihat Lyra … setitik darah tampak mengering di sudut mulut John. Meski tak begitu kentara, Lyra juga melihat lebam di pipi pria itu. “Kau tidak mendengarku bicara!?” Bentakan Max membuat Lyra tersadar. Lyra spontan menoleh ke samping. Mendapati sang suami terlihat sangat kesal dan tak menyenangkan untuk dipa

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   9. Sekamar Bertiga

    Terdengar bunyi ketukan pintu. Dengan jarak kamar mandi dan pintu kamar yang berdekatan, Lyra mendengar samar Max berbincang dengan seseorang. Sesaat kemudian, Lyra ditemani oleh kesunyian. Max pergi bersama pria yang berbicara dengannya. Lyra pun bisa bernapas lega. Badan Lyra merosot ke bawah sambil memeluk diri sendiri. Kedua tangannya masih gemetaran membayangkan akan memberikan kesuciannya kepada sang suami. Menolak pun Lyra tak akan kuasa apabila Max memaksa. “Lyra Bell!” Lyra terkesiap mendengar suara pria memanggil dirinya dari luar. Namun, setelah mengenali suara itu, Lyra langsung berdiri dan membuka pintu. Tubuh jangkung berdiri di depan pintu. Sekali lagi, jantung Lyra harus merasakan tekanan oleh keterkejutan karena dirinya hampir menabrak pria itu. “John … Foster … apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau bisa masuk?” Tak menjawab pertanyaan Lyra, John justru balik bertanya, “Bukankah aku yang seharusnya ada di sini bersamamu?” Lyra menggeleng pelan. “Lalu

    Last Updated : 2024-05-16
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   10. Rencana Lain

    “Kau selalu berdiri menghalangi pintu, Lyra Bell.” Lyra Bell tersentak begitu mendengar suara datar John Foster. Dia baru sadar bahwa dirinya berdiri di sela pintu, menghalangi John yang akan keluar. Pipi Lyra bersemu merah oleh pikirannya sendiri. Baru saja, Lyra berpikir bahwa John akan melakukan sesuatu padanya. Setiap kali John menatapnya secara intens, Lyra merasa John akan menciumnya. Nyatanya, Lyra lagi-lagi keliru. Lyra sangat malu dan ingin menyembunyikan diri di dasar bumi. Namun, Lyra enggan mengakui. “K-kau bisa mengatakan padaku. Tidak perlu menarik-narikku!” Lagi pula, kenapa John memutar tubuhnya hingga berpindah di dekat pintu? ‘Apa dia sengaja ingin membuatku malu?’ batin Lyra kesal. Lyra mengikuti John yang dengan cepat keluar dari kamar mandi, kemudian duduk di tepi ranjang pengantin. John mengambil segenggam kelopak bunga mawar merah yang ditata membentuk hati di tengah ranjang. Lalu membuka tangan dan merenggangkan jari-jarinya hingga segenggam ke

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   11. Rahasia Suami

    “John … Lyra … kenapa kalian berdua datang bersama-sama?“ Yasmin, ibu John terkejut melihat putra bungsunya muncul di ruang tamu bersama dengan sang menantu. “Di mana Max, Lyra? Kenapa kau tidak bersamanya? Dan kenapa kau malah pulang ke rumah?”Sebelum keluar dari mobil tadi, John sudah memberi tahu Lyra apa yang harus dilakukannya. Namun, setelah menghadapi mertua yang baru beberapa kali dijumpai, Lyra merasa gugup.Lyra menunduk dengan bibir bergetar karena kesulitan bicara. “M-Max … pergi meninggalkan aku ….”“Max pergi ke mana? Kenapa tidak mengajakmu ikut?” Yasmin beralih kepada John. “Lalu kau … ke mana saja beberapa hari ini? Papa hanya menugaskan kau ke luar kota selama tiga hari. Harusnya kau membantu pernikahan kakakmu!”Dari cara bicara Yasmin, Lyra sedikit tahu bahwa John tidak begitu dispesialkan seperti Max. Yasmin selalu bersikap dan bicara lembut kepada Max, sementara kepada John, wanita paruh baya itu terlihat sinis dan terkesan acuh tak acuh.“Aku langsung datang me

    Last Updated : 2024-05-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   12. Pria Licik

    John berdiri sambil menyandarkan lengan di kusen pintu. Kedua tangannya terlipat di depan dada seolah sedang memergoki Lyra melakukan sesuatu yang buruk. “Kau mengejutkanku, John!” Lyra mengurut dadanya yang berdebar kencang. Kemudian memasukkan lagi kotak milik Max ke dalam lemari. John tersenyum miring dan terkesan santai. Membuat Lyra semakin meradang. John tampak sedang bermain-main dengan perjanjian mereka. Sementara itu, Lyra sudah tak bisa menunggu lama agar bisa terbebas dari Max Foster. “Aktingmu cukup mengesankan, Lyra Bell. Kau tidak benar-benar menangis karena ditinggalkan kakakku di malam pertama kalian, bukan?” John melihat Lyra buru-buru mengunci pintu lemari dengan tatapan curiga. Dia memicingkan mata dengan satu sudut mulut sedikit terangkat, seakan tahu apa yang sedang Lyra sembunyikan. Lyra mencebik. “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Semua rencanamu tidak ada yang berhasil. Lebih baik kau memikirkan itu daripada mengomentariku.” Mendadak, Lyra teringat pe

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status