Share

9. Sekamar Bertiga

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-16 21:19:35
Terdengar bunyi ketukan pintu. Dengan jarak kamar mandi dan pintu kamar yang berdekatan, Lyra mendengar samar Max berbincang dengan seseorang.

Sesaat kemudian, Lyra ditemani oleh kesunyian.

Max pergi bersama pria yang berbicara dengannya. Lyra pun bisa bernapas lega.

Badan Lyra merosot ke bawah sambil memeluk diri sendiri. Kedua tangannya masih gemetaran membayangkan akan memberikan kesuciannya kepada sang suami. Menolak pun Lyra tak akan kuasa apabila Max memaksa.

“Lyra Bell!”

Lyra terkesiap mendengar suara pria memanggil dirinya dari luar. Namun, setelah mengenali suara itu, Lyra langsung berdiri dan membuka pintu.

Tubuh jangkung berdiri di depan pintu. Sekali lagi, jantung Lyra harus merasakan tekanan oleh keterkejutan karena dirinya hampir menabrak pria itu.

“John … Foster … apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau bisa masuk?”

Tak menjawab pertanyaan Lyra, John justru balik bertanya, “Bukankah aku yang seharusnya ada di sini bersamamu?”

Lyra menggeleng pelan. “Lalu
VERARI

Apa yang akan kalian lakukan kalau jadi Lyra? A. Membuat Max jatuh cinta dan melupakan Sasha B. Kabur dengan John

| 27
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Wiwin Dwi Messiana
kabur dong ah bersama john
goodnovel comment avatar
Tatti Hadinoto
Pilih Jhon yang Ganteng...
goodnovel comment avatar
Micca Kinta
Lari dn sembunyikan diri. Sementara John harus aksi tk ada kna mengena dgn kehilangan Lyra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   10. Rencana Lain

    “Kau selalu berdiri menghalangi pintu, Lyra Bell.” Lyra Bell tersentak begitu mendengar suara datar John Foster. Dia baru sadar bahwa dirinya berdiri di sela pintu, menghalangi John yang akan keluar. Pipi Lyra bersemu merah oleh pikirannya sendiri. Baru saja, Lyra berpikir bahwa John akan melakukan sesuatu padanya. Setiap kali John menatapnya secara intens, Lyra merasa John akan menciumnya. Nyatanya, Lyra lagi-lagi keliru. Lyra sangat malu dan ingin menyembunyikan diri di dasar bumi. Namun, Lyra enggan mengakui. “K-kau bisa mengatakan padaku. Tidak perlu menarik-narikku!” Lagi pula, kenapa John memutar tubuhnya hingga berpindah di dekat pintu? ‘Apa dia sengaja ingin membuatku malu?’ batin Lyra kesal. Lyra mengikuti John yang dengan cepat keluar dari kamar mandi, kemudian duduk di tepi ranjang pengantin. John mengambil segenggam kelopak bunga mawar merah yang ditata membentuk hati di tengah ranjang. Lalu membuka tangan dan merenggangkan jari-jarinya hingga segenggam ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   11. Rahasia Suami

    “John … Lyra … kenapa kalian berdua datang bersama-sama?“ Yasmin, ibu John terkejut melihat putra bungsunya muncul di ruang tamu bersama dengan sang menantu. “Di mana Max, Lyra? Kenapa kau tidak bersamanya? Dan kenapa kau malah pulang ke rumah?”Sebelum keluar dari mobil tadi, John sudah memberi tahu Lyra apa yang harus dilakukannya. Namun, setelah menghadapi mertua yang baru beberapa kali dijumpai, Lyra merasa gugup.Lyra menunduk dengan bibir bergetar karena kesulitan bicara. “M-Max … pergi meninggalkan aku ….”“Max pergi ke mana? Kenapa tidak mengajakmu ikut?” Yasmin beralih kepada John. “Lalu kau … ke mana saja beberapa hari ini? Papa hanya menugaskan kau ke luar kota selama tiga hari. Harusnya kau membantu pernikahan kakakmu!”Dari cara bicara Yasmin, Lyra sedikit tahu bahwa John tidak begitu dispesialkan seperti Max. Yasmin selalu bersikap dan bicara lembut kepada Max, sementara kepada John, wanita paruh baya itu terlihat sinis dan terkesan acuh tak acuh.“Aku langsung datang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   12. Pria Licik

    John berdiri sambil menyandarkan lengan di kusen pintu. Kedua tangannya terlipat di depan dada seolah sedang memergoki Lyra melakukan sesuatu yang buruk. “Kau mengejutkanku, John!” Lyra mengurut dadanya yang berdebar kencang. Kemudian memasukkan lagi kotak milik Max ke dalam lemari. John tersenyum miring dan terkesan santai. Membuat Lyra semakin meradang. John tampak sedang bermain-main dengan perjanjian mereka. Sementara itu, Lyra sudah tak bisa menunggu lama agar bisa terbebas dari Max Foster. “Aktingmu cukup mengesankan, Lyra Bell. Kau tidak benar-benar menangis karena ditinggalkan kakakku di malam pertama kalian, bukan?” John melihat Lyra buru-buru mengunci pintu lemari dengan tatapan curiga. Dia memicingkan mata dengan satu sudut mulut sedikit terangkat, seakan tahu apa yang sedang Lyra sembunyikan. Lyra mencebik. “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Semua rencanamu tidak ada yang berhasil. Lebih baik kau memikirkan itu daripada mengomentariku.” Mendadak, Lyra teringat pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   13. Membalik Keadaan

    “Apa maksudmu itu, Max?” Peter mengerutkan dahi, tanda dirinya bingung dengan keadaan saat ini. “Aku mendengar dari pihak hotel bahwa seorang pria datang ke kamarku, lalu menyeret istriku keluar secara paksa.” Max berdecak-decak dengan tatapan meremehkan ke arah John. “Tidak kusangka, kau begitu berani mendekati istriku, John.” Lyra marah, gugup, sekaligus cemas karena semua tak berjalan sesuai rencana. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Max begitu mudah membalik keadaan dengan tuduhan itu. “Apa yang kau katakan tidak—” Melihat tatapan John, Lyra berhenti bicara. Sama seperti sebelumnya, John Foster masih tampak tenang dan tak menunjukkan sedikit pun kekhawatiran. Namun, wajah John Foster berubah menegang begitu Max memutar rekaman suara dari beberapa saksi palsu di hotel. Beberapa pekerja di hotel memberikan keterangan yang serupa dengan semua yang Max katakan. ‘Max Foster … kau benar-benar pria tidak tahu malu!’ jerit Lyra dalam hati. Lyra pun menjadi semakin cemas karena buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   14. Butuh Pertolonganmu

    “Kau yang membuatku pulang malam ini, Lyra, dan sekarang kau harus melayaniku. Lagi pula, ini masih malam pertama kita,” tegas Max. Lyra mempertahankan posisinya sekuat tenaga kala Max berusaha menarik dirinya ke arah ranjang. Penolakan tegas Lyra tersebut justru membuat Max terpancing amarah dan semakin menginginkan pelayanan sang istri. “Aku belum siap, Max! Beri aku waktu—” Tentu saja, Max tak menuruti permintaan Lyra. Dengan satu kali tarikan penuh tenaga, Max berhasil menjatuhkan Lyra tepat di atas ranjang. Dalam sekejap, Max telah berada di atas tubuh Lyra. Dapat tercium aroma sabun menguar dari kulit lembap pria itu, yang tak lagi berjarak dengannya. Max mulai memberikan kecupan di leher Lyra tanpa jeda. Lyra menggeram sambil berusaha menghindar, tetapi dia tak dapat melarikan diri dari sang suami. “Rupanya kau memiliki tubuh yang indah, Lyra. Kenapa kau berusaha menyembunyikan ini dari suamimu?” Suara serak dan bergairah Max Foster membuat Lyra takut bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   15. Kamar Hangat Adik Ipar

    Kamar hangat si adik ipar berbeda dari kamar sang suami. Lyra pun merasa nyaman berada di tempat itu. Namun, John tiba-tiba mengucapkan sesuatu yang membuat rongga dadanya terasa panas. Lyra hampir salah paham dengan kata-kata dan cara bicara John yang serius dan diliputi amarah, seakan-akan pria itu menginginkan dirinya. Tetapi, John tiba-tiba tersenyum miring seolah yang dikatakannya hanya gurauan semata. “Kau akan jadi istriku, Lyra Bell, tentu saja aku tidak akan membiarkan seorang pria menyentuhmu, bukan? Jangan berpikir yang tidak-tidak,” ungkap John seolah tahu apa yang sedang Lyra pikirkan. “Aku tidak berpikir apa-apa,” sanggah Lyra dengan cepat meski rona merah muda di pipinya menunjukkan hal yang sebaliknya. Di samping itu, Lyra masih takut oleh kejadian yang barusan. Gemetar di tubuhnya masih belum mereda, bahkan tangannya pun terasa dingin setelah terlepas dari tubuh hangat John yang menggendongnya. Lyra menunduk sambil membayangkan nasibnya apabila John tidak memberik

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   16. Perasaan Asing

    “Yang aku maksud bukan takut tidur sendirian, John Foster!” Lyra ternganga tak percaya. John selalu saja bersikap seperti sedang menggoda dirinya, tetapi dengan wajah yang serius sehingga Lyra tak bisa menganggap kata-katanya sebagai lelucon.Lalu apa yang maksud dengan ‘melakukannya setiap hari?’“Kita tidak akan melakukan apa pun, bahkan setelah kita menikah nanti. Apa kau tidak ingat dengan isi perjanjian kita? Tidak ada sentuhan fisik, John,” imbuh Lyra.Sebagai ganti ambisi besar John yang menginginkan sebagian saham di perusahaan keluarga Lyra dan menguasai Foster Corp, Lyra menambahkan bahwa dirinya ingin tetap menjaga kesucian selama kontrak pernikahan satu tahun, atau setelah John mendapatkan semua yang dia inginkan.Lagi pula, setelah berpisah nanti, mereka akan menemukan kehidupan sendiri bersama dengan pasangan masing-masing. Tentunya, Lyra tak mau menyerahkan dirinya jika hanya menikah untuk sementara.Lyra pun tak merasa dirugikan oleh permintaan John tersebut. Sebab, Jo

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   17. Cucu Pertama

    ‘Apa John bermimpi buruk sehingga membuatnya marah?’Lyra bingung dengan sikap John yang terang-terangan menunjukkan raut wajah kesal. Biasanya, John pandai menyembunyikan ekspresi sehingga Lyra tak tahu apa yang sedang dia pikirkan.‘Ya, dia pasti baru saja mimpi buruk.’ Lyra meyakinkan diri bahwa bukan dia yang membuat sikap John berubah.“Aku akan keluar sekarang. Tidak perlu kesal begitu,” ucap Lyra dengan suara serak, khas orang yang baru bangun tidur.John membuang napas kasar, kemudian membalas, “Aku tidak kesal. Kau harus segera keluar dari sini dan kembali ke kamarmu. Para pelayan sudah bangun dan kita akan mendapat masalah besar jika mereka melihatmu keluar dari kamarku.”Lyra merenggangkan otot hingga gaun tidurnya tersingkap ke atas. John yang sedang menatap dirinya langsung memalingkan wajah.Lyra pun tersadar bahwa roknya naik ke atas hingga menampilkan paha putih dan mulusnya. Dia buru-buru membenarkannya dan segera bangun untuk kembali ke kamar sang suami.“Terima kasih

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status